Anda di halaman 1dari 5

2.

Pelaksanaan Merancang Pementasan Teaeter

Pelaksanaan merupakan tahap kedua dalam prosedur merancang oementasan. Pelaksanaan pementasan teater
mengandung pengertian sebagai suatu tindakan yang dilakukan seorang Pimpiman Produksi dalam upaya menyukseskan
pementasan dengan pemanfaatan potensi yang ada dan memberdayakan peluang yang memungkinkan.
Memanfaatkan potensi yang ada mengandung pengertian berupa dukungan moral, keuangan, guru, dan fasilitas
sarana prasarana yang dimiliki sekolah termasuk partisipasi dari orang tua siswa harus benar benar dijadikan sumber penting
yang dapat menunjang keberhasilan pementasan. Tujuan pelaksanaan adalah sebagai tolak ukur dari awal suatu keberhasilan
pelaksanaan dalam pencapaian tujuan pementasan melalui serangkaian tindakan yang telah dan tengah dilakukan panitia
pementasan. Tujuan kegiatan pelaksanaan juga sebagai evaluasi awal sebelum pementasan sesungguhnya terhadap hal hal
yang akan dilakukan, hal hal yang tidak pantas dikerjakan dan hal hal yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
ada.

3. Menyiapkan Materi Pementasan

a. Menyiapkan Materi Teater

Menyiapkan materi teater berarti segala hal persiapan yang dilakukan oleh penanggung jawab materi seni, yakni
sutradara, pemain dan pendukung artistik pementasan dengan tujuan menciptakan pementasan teater yang bermutu hingga
mendatangkan tanggapan positif dari penontonya. Rencana dan persiapan materi seni yang dikomandani sutradara, dituang
dalam bentuk konsep garap untuk dijalankan, dihargai, dan disetiai oleh beberapa awak pendukung pementasan melalui
proses produksi teater.
b. Menyiapkan Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana dalam merancang pementasan teater merupakan salah satu faktor penunjang
keberhasilan pementasan. Sarana prasarana ini meliputi pengadaan barang dan alat guna kebutuhan pementasan,
diantaranya; tempat dan gedung pementasan, setpanggung, lampu, kostum, peralatan pemain(golok, tombak,
tapeng, gada, sampur, gondewa, panah, bakul, alat tenun, kursi singgasana, bale-bale, pohon-pohonan,dll.)

Tata pentas adalah pementasan seni visual yang membantu menjelaskan suatu adegan da babak dalam
membangun laku dramatic tokoh cerita diatas panggung. Kegiatan para penata pentas dalam kreativitas seni,
meliputi kegiatan penataan, sebagai berikut.

- Tata panggung, sebagai setting dan dekorasi panggung pementasan mengungkapkan; tempat, waktu dan
kejadian peristiwa pementasan, biasanya dilakukan perubahan tata panggung setiap pergantian babak
dalam cerita.
- Tata lampu disebut juga tata cahaya dan efek pencahayaan berfungsi sebagai alat perancang juga memberi
efek suasana adegan dan membangun atmosfir pementasan.
- Tata rias dan busana, sebagai penguat, memperjelas karakter tokoh, baik secara fisikal, psikis, moral atau
status sosial.
- Tata property, peralatan-peralatan pentas bersifat seperti tas, topi, cangklong, tongkat, gelas, piring dll.
- Tata Musik, sebagai pengisi dan pembangun suasana pementasan melalui gending, musik, suara atau bunyi
dan effek audio.
- Tata Multimedia, sebagaia pemanfaatan teknologi, seperti LCD, OHP.
- Sound/Enggering, sebagai kelengkapan pementasan guna membantu mengeraskan dan mengharmoniskan
suara.
Unsur pementasan teater berikutnya adalah tempat pementasan berfungsi sebagai penunjuk ruang, waktu
dan kejadian peristiwa pementasan, baik dalam suatu adegan atau babak pementasan.

C. Tempat dan panggung pementasan dapat dilakukan didalam (Indoor) dan di luar gedung pementasan
(Outdoor)
Jenis panggung pada dasarnya dapat dibedakan antara lain:
- Panggung arena, panggung yang dapat dilihat dari semua arah penonton, biasanya pementasan teater
tradisional.
- Panggung proscenium, atau disebut panggung di dalam gedung, yakni penonton hanya dapat menikmati dari
arah depan (adanya jarak penonton dan tontonan) biasanya pementasan teater modern.
- Panggung campuran merupakan bentuk bentuk panggung antara perpaduan panggung arena dan panggung
proscenium, misalnya; Panggung bentuk L,U,I, Segi enam atau setengah lingkaran. Biasanya panggung
semacam ini dipergunakan dalam kepentingan showbiz, catwork (modeling).
D. Menyiapkan Kemitraan

Kemitraan adalah jalinan hubungan, kerja sama yang dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi untuk
bersama-sama mengikat diri dalam suatu kerja atau kegiatan. Modal kemitraan adalah kejujuran dan saling percaya.
Persiapan untuk menjalin kerjasama atau kemitraan dalam pementasan teater adalah kerjasama maksud dan tujuan
panitia pementasan terhadap calon yang akan diajak bermitra. Kejelasan maksud dan tujuan pementasan teater
dituangkan dalam bentuk pengajuan atau permohonan kerjasama yang disebut dengan proposal pementasan yang
disusun pimpinan produksi beserta staf produksi.
Sebagai contoh, dalam melakukan kemitraan terutama menjalin kerjasama dengan pihak
sponsor, berikut ini ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan yang disertai dengan beberapa
penawaran alternative ruang iklan serta panduan di dalam menyusun acara atau booklet dan leaflet

E. Menyiapkan Publikasi

Publikasi merupakan upaya sosialisasi atau informasi kepada penonton yang dilakukan
panitia non artistikmengenai pementasan teater dan kapan waktu pementasan teater
diselenggarakan atau dipentaskan.
Lain halnya dengan kegiatan publikasi teater perkotaan atau non tradisional dapat dilakukan
dengan berbagai teknik informasi, antara lain media elektronik, seperti televise, bioskop, radio, mass
media, seperti koran, majalah, jurnal, poster, pamlet atau flayer, spanduk, baligo atau banner.

F. Menyiapkan Penonton

Penonton merupakan salah satu prasyarat di dalam pementasan, termasuk di dalamnya


pementasan teater. Pementasan tanpa penonton, peristiwa pementasan tidak akan terjadi. Oleh
karena itu, unsur penonton di dalam seni pertunjukan perlu mendapat perhatian. Perhatian disini
bersifat saling membutuhkan. Pementasan tanpa kritikan adalah pementasan yang tidak membangun
penonton untuk aktif di dalamnya.
Upaya-upaya dalam mempersiapkan penonton pada teater tradisional sangatlah berbeda
dengan penjaringan penonton teater non tradisional. Perbedaan yang nampak, yaitu teater
tradisional undangannya bersifat lisan dari mulut ke mulut. Oleh karena itu teater tradisional dalam
kaitan penonton cenderung tidak mengenal undangan atau selebaran cetak. Datang bersifat spontan
dan bersifat fanatic. Artinya, bahwa setiap kelompok seni, termasuk grup pementasan teater
tradisional memiliki penonton yang fanatik tetap dan cenderung yang memiliki keterlibatan batin
dengan penontonya.

Penonton teater tradisional, baik rakyat maupun istana dapat dikemukakan sebagai berikut,
yakni:

- Penonton diundang oleh yang mengadakan acara atau keluarga dan tamu undangan istana.
- Penonton fanatisme kelompok teater tradisional, biasanya terjadi pada kelompok atau grup
teater tradisional.
- Penonton spontan, biasanya para pedagang dan masyarakat sekitar yang sengaja
membutuhkan jasa hiburan secara gratis dan peluang usaha.

Anda mungkin juga menyukai