Anda di halaman 1dari 29

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI

EKSLUSIF DENGAN FREKUENSI


KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI UPT
PUSKESMAS SUKMAJAYA
Laporan Mini Project
dr. Haura Hanifah
Pendamping: dr. Ni Luh Putu Agustin
LATAR BELAKANG
Kematian 4 dari 15 juta

balita di negara
ISPA penyebab utama kematian
berkembang
balita

Di Kota Depok, ISPA penyebab 63% balita berobat ke


utama kunjungan pasien ke sarana Puskesmas karena
kesehatan ISPA
Di Puskesmas Sukmajaya, ISPA masih
menduduki posisi pertama sebagai Tahun 2019:
keluhan pasien berobat
3405 kasus

24 balita/hari
Faktor yang mempengaruhi ISPA pada balita Status gizi, pemberian
ASI eksklusif, BBLR,

Masih rendahnya cakupan ASI eksklusif


lingkungan yang
kurang sehat

ASI eksklusif sebagai protektor bayi serta balita dari ISPA

Dunia: 36%

Depok: 63,1%

Sukmajaya: 62,1%
• Apakah terdapat hubungan antara pemberian asi eksklusif dengan
Rumusan frekuensi kejadian ISPA pada balita di UPT Puskesmas Sukmajaya?
Masalah

• Terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan frekuensi


Hipotesis kejadian ISPA pada balita di UPT Puskesmas Sukmajaya
Penelitian

• Mengetahui adanya hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan


frekuensi kejadian ISPA pada balita di UPT Puskesmas Sukmajaya.
Tujuan Penelitian
MANFAAT PENELITIAN
• Menambah pengetahuan dan informasi
mengenai hubungan ASI eksklusif dengan
Bagi frekuensi kejadian ISPA bada balita sehingga
Puskesmas dapat mengembangkan program ASI esklusif
agar menjangkau seluruh warga wilayah kerja
UPT Puskesmas Sukmajaya

• Informasi dapat digunakan sebagai sumber


Bagi pengetahuan mengenai pentingnya ASI
Masyarakat esklusif untuk menurunkan kejadian ISPA dan
menurunkan angka terjadinya ISPA berulang
ISPA
Infeksi akut yang menyerang salah satu
bagian dan atau lebih dari saluran nafas
156 juta episode ISPA baru per tahun
mulai dari hidung (saluran atas) hingga
dimana 151 juta episode (96,7%) terjadi
alveoli (saluran bawah) termasuk
di negara berkembang.
jaringan adneksanya seperti sinus,
rongga telinga tengah dan pleura

Disebabkan oleh virus, bakteri, jamur.


Virus RSV, Bakteri Streptococcus
Pneumonia, Haemophilus Influenza
ISPA
Klasifikasi

Lokasi PPI Umur


2 bulan- 5 tahun:

ISPA bagian atas ISPA Pneumonia • Pneumonia berat


• Pneumonia
• Bukan Pneumonia
< 2 bulan:
ISPA bukan • Pneumonia berat
ISPA bagian bawah
pneumonia
• Bukan pneumonia
ISPA
Faktor Risiko

Faktor Faktor Faktor


Faktor lain
Individu Lingkungan Perilaku

Pemberian
Umur, BB, Praktek ASI,
Pencemaran
Status Gizi, penanganan pendidikan
udara dalam
Vit A, Status ISPA di orang tua,
rumah
Imunisasi keluarga kondisi sosial
ekonomi
ISPA
Manifestasi Klinis

• ISPA ringan
• ISPA sedang
• ISPA berat
ASI EKSKLUSIF

ASI eksklusif adalah pemberian ASI


ASI adalah cairan yang dikeluarkan
saja tanpa cairan atau makanan
oleh kelenjar payudara ibu, berupa Peraturan Pemerintah RI No 33
padat apapun kecuali vitamin,
makanan alamiah atau susu terbaik tahun 2012 tentang Pemberian ASI
mineral atau obat dalam bentuk
bernutrisi dan berenergi tinggi yang Eksklusif
tetes atau sirup pada bayi sampai
diproduksi sejak kehamilan.
usia 6 bulan.
ASI EKSKLUSIF

Kolostrum

KOMPOSISI ASI ASI Transisi/Peralihan

ASI Matang/Matur
ASI EKSKLUSIF
Manfaat bagi bayi Manfaat bagi Ibu

• Sebagai sumber gizi yang lengkap. • Mencegah perdarahan.


• Imunisasi awal yang berguna • Mempercepat pengecilan rahim
meningkatkan daya tahan tubuh bayi. setelah melahirkan.
• Meningkatkan kecerdasan otak serta • Mengurangi pengeroposan tulang.
emosional dan spiritual bayi. • Mengurangi risiko kanker payudara.
• Meningkatkan daya penglihatan dan • Mudah dan praktis serta hemat.
kepandaian bicara.
• Menunjang perkembangan motorik
sehingga bayi yang mengonsumsi
ASI secara eksklusif akan lebih cepat
berjalan.
METODE PENELITIAN

Desain Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian

• Survei potong lintang • Poli MTBS Puskesmas


analitik Sukmajaya & Posyandu di
• Data diperoleh dari wilayah kerja Puskesmas
kuesioner Sukmajaya
• Bulan Juli 2019
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Teknik Pengambilan
Populasi Penelitian Sampel Penelitian Besar Sampel
Sampel

• Seluruh balita yang • Seluruh balita yang • Total Sampling


berobat ke poli berobat ke poli
MTBS dan seluruh MTBS dan seluruh
balita yang datang balita yang datang
ke Posyandu di ke Posyandu di
Kecamatan Kecamatan
Sukmajaya. Sukmajaya pada
tanggal 16-31 Juli
2019.
KRITERIA PENELITIAN
• Balita berusia 12-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Kritera Inklusi
Sukmajaya
• Balita dengan ibu yang bersedia menjadi responden penelitian

• Balita dengan riwayat batuk lama > 14 hari

Kriteria Eksklusi • Balita dengan riwayat rhinitis alergi


VARIABEL PENELITIAN
Variabel Skala Keterangan

Asi Eksklusif Kategorikal 0: ASI Eksklusif

Pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apa 1: Tidak ASI Eksklusif

pun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes

atau sirup pada bayi sampai usia 6 bulan.

Frekuensi ISPA Kategorikal 0 : Jarang

Frekuensi ISPA adalah seberapa sering anak mengalami 1 : Sering

ISPA dalam rentang satu tahun. Penilaian menggunakan

kuesioner yang ditanyakan pada orang tua.

Frekuensi ISPA dibagi menjadi 2 :

Jarang : <5 x/tahun

Sering : ≥5x/tahun
Etika Penelitian

• Informed consent

Alat Pengumpulan Data

• Kuesioner tertutup yang disusun berdasarkan kuesioner tervalidasi yang


digunakan pada penelitian sebelumnya

Prosedur dan Analisis Data

• SPSS 20
• Uji Chi-Square
• Nilai p <0,05 dinyatakan bermakna secara statistik
ALUR PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Frekuensi (n) Presentase (%)
Usia (bulan)
12-24 33 34
25-36 20 21
37-48 25 26
49-60 19 19
Jenis Kelamin
Laki-laki 43 44
Perempuan 54 56
Pemberian ASI Eksklusif
Ya 33 34
Tidak 64 66

Frekuensi ISPA
Jarang (<5 kali/tahun) 75 77
Sering ( 5 kali/tahun) 22 23

Total 97 100
DISTRIBUSI KARAKTERISTIK SUBJEK PENELITIAN TERHADAP
FREKUENSI KEJADIAN ISPA

Karakteristik Frekuensi ISPA


Sering (≥ 5kali/tahun) Jarang (<5 kali/tahun)
n % n %
Usia (bulan)
12-24 10 45 23 31
25-36 3 14 17 23
37-48 5 23 20 27
49-60 4 18 15 20
Jenis Kelamin
Laki-laki 7 32 36 48
Perempuan 15 68 39 52
Pemberian ASI
Eksklusif
Ya 3 14 30 40
Tidak 19 86 45 60
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA
PADA BALITA DI UPT PUSKESMAS SUKMAJAYA

Frekuensi ISPA Odds Nilai

Sering Jarang Ratio P

N % N %

Tidak diberikan ASI eksklusif 19 86 45 60 4,22 0,022

Diberikan ASI eksklusif 3 14 30 40

Total 22 100 75 100


PEMBAHASAN
ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang mampu melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, jamur

ASI dapat memberikan efek jangka panjang pada anak bahkan setelah anak
sudah tidak mengonsumsi ASI

Presentase balita yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar 34%, jauh lebih kecil
dari cakupan di Kota Depok

Alasan utama: Air susu yang keluar sedikit, ibu bekerja, bayi terlihat haus
PEMBAHASAN
Terdapat hubungan signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan frekuensi
kejadian ISPA dalam 1 tahun terakhir pada balita (nilai P 0,022; OR 4,2)

Balita yang tidak memperoleh ASI eksklusif 4,2 kali lebih berisiko untuk
mengalami episode ISPA lebih sering dalam satu tahun

Sejalan dengan penelitian Sugihartono dan Nurjazuli (2012), balita yang


mendapatkan ASI <6 bulan 8,9 kali lebih berisiko menderita ISPA

Sesuai juga dengan Penelitian oleh Rosalina (2018), balita dengan ISPA
kemungkinan besar 13,8 kali tidak mendapat ASI eksklusif
PEMBAHASAN
Studi kohort di Belanda: terdapat hubungan signifikan pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan dengan risiko ISPA pada anak usia 1-4 tahun

Bayi yang tidak menerima ASI lebih mungkin mengalami episode ISPA yang lebih
lama

Penanganan untuk menurunkan frekuensi ISPA tidak hanya upaya kuratif namun
dengan meningkatkan upaya promotif dan preventif, termasuk upaya untuk
meningkatkan pemberian ASI eksklusif
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN

1.Balita yang tidak mendapatkan ASI


Dari 22 balita yang sering mengalami
eksklusif memiliki risiko lebih tinggi
ISPA dalam satu tahun terakhir di UPT
untuk mengalami episode ISPA lebih
Puskesmas Sukmajaya, sebagian besar
banyak dalam satu tahun di bandingkan
balita (86%) tidak mendapatkan ASI
dengan balita yang mendapatkan ASI
eksklusif.
eksklusif (OR 4,2, nilai p 0,022).
SARAN
1.Perlu ditingkatkan promosi kesehatan oleh petugas puskesmas dan
kader posyandu untuk dapat memberikan penyuluhan lebih intensif
kepada ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi mengenai pentingnya
pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan agar dapat menurunkan
tingkat kejadian ISPA pada anak di wilayah kerja Puskesmas Sukmajaya.

Untuk penelitian selanjutnya dapat digunakan jumlah sampel yang


lebih besar serta lokasi cakupan penelitian yang lebih luas sehingga
hasil yang didapat dapat lebih menggambarkan keadaan sebenarnya
pada masyarakat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai