Anda di halaman 1dari 76

Neuro Emergensi

Penurunan kesadaran?
Tidur?

Pendekatan gangguan kesadaran

Kondisi-kondisi yang menyertai


Bersamaan….

Penilaian DAN Pengobatan

cegah cedera sekunder


Pemeriksaan Awal

• Mengetahui tingkat kesadaran dan fungsi


otak sehingga perkembangan pasien dapat
dipantau
• Mengetahui lokasi lesi dan menajamkan
differential diagnosis
Management

• Darimana kita mulai?


Management

• Primary survey
• Resusitasi
• Secondary survey
• Terapi definitif
Management

Primary survey
ABCDE
A: Airway and C spine control
B: Breathing
C: Circulation and hemorrhage control
D: Disability and brief neurologic assessment
E: Exposure
Primary survey Airway
Penilaian cepat
 Look
 Listen
 Feel
• Kerusakan otak terjadi
dalam 5 menit
• Simple maneuvers
– Jaw thrust
– Chin lift
– Head tilt
• Oropharyngeal airway
• Endotracheal
intubation

• Jaga cervical spine!


Jika korban muntah

• Buka mulut, bersihkan sekedarnya agar


jalan nafas cukup bebas
• Jika muntah lagi, baringkan miring
Finger sweep
Membersihkan benda asing padat dalam jalan napas
menggunakan alat penjepit (Magill Forcep)
Jika muntah lagi, baringkan miring (Logroll)

Pasien TIK tinggi sering muntah

Posisi baring miring


perhatikan cedera leher
Manual Airway Management Maneuvers

• Head tilt
• Chin lift
• Neck lift
• Jaw thrust
Membebaskan jalan nafas ( manual )

head tilt chin lift

Head-tilt, juga untuk pasien trauma


Chin lift, juga untuk pasien trauma
Neck lift, tidak boleh dilakukan
neck lift x sama sekali.
JAW THRUST
BREATHING

Look - listen - feel


BREATHING

O2

Mulut - mulut Mulut - Masker


Yakinkan jalan nafas bebas dan
secepat mungkin berikan
tambahan Oksigen
Nafas buatan
Breathing
– Adequat airway BELUM
TENTU ventilasi adequat
– Beri 100% oxygen
– Positive pressure
ventilation jika nafas tidak
adekuat

– Pikirkan:
• Tension pneumothorak
• Open pneumothorak
• Kontusio paru
• hemothorax
Circulation
• 3 Komponen
– Pompa
– Pipa
– Darah
• Cek nadi, tekanan darah
– Nadi Radial : SBP > 80 mm Hg
– Nadi Femoral : SBP > 70 mm Hg
– Nadi Carotid : SBP > 60 mm Hg
CIRCULATION/DENYUT JANTUNG

Meraba denyut nadi


Disability Exam
• Defisit neurologis secara
umum
– Derajat kesadaran
• Alert
• Responds to Voice

• Responds to Pain
• Responds to nothing
(Unresponsive)
– Reflek pupil
– Gerakan ekstremitas
Exposure

• Buka pakaian pasien


• Cari trauma di tempat
lain
Resusitasi

• Oksigen
– meningkatkan P02
• Cairan Intravena
– 2 jalur infus perifer
– Kristaloid
(NaCl 0,9% atau RL)
• Nilai ulang tanda vital
• Laboratorium
• Neuro Imaging
Secondary Survey

• Pemeriksaan menyeluruh dari kepala sampai


ujung kaki
• Pemeriksaan Neurologis yang lengkap
– GCS
– Fungsi batang otak
– Nervi Kranialis
– Sistem Motorik
– Sistem Sensorik
– Sistem Otonom
– Fungsi luhur
GLASGOW COMA SCALE

• Eyes
• Motor
• Verbal
Cara perangsangan, dikutip dari Lindsay KW, Bone I, Callander R
Eyes

• 4 = Spontan
• 3 = Terhadap perintah
• 2 = Terhadap rangsang nyeri
• 1 = Tidak ada respon
Respon membuka mata, dikutip dari Lindsay KW, Bone I, Callander R
Motor
• 6 = Sesuai perintah
• 5 = Dapat melokalisasi nyeri
• 4 = Fleksi terhadap nyeri (withdrawal)
• 3 = Fleksi abnormal (dekortikasi)
• 2 = Ekstensi abnormal (deserebrasi)
• 1 = Tidak ada respon
Verbal

• 5 = Orientasi baik
• 4 = Kalimat
• 3 = Kata
• 2 = Suara
• 1 = Tidak ada respon
• T = intubasi
Komponen Kesadaran

Arousal/ alertness: RAS

Cognition: cerebral hemisfer


Penyebab…

• Koma karena gangguan pada


reticular activating system =
STRUCTURAL COMA.
• Koma karena gangguan menyeluruh
pada kortek (+/- batang otak)
= METABOLIC COMA.
Structural coma more urgent than metabolic
pernafasan
Brain injury

Impaired functions
Of RAS and
Cerebral hemispheres

Neural control is lost

Irregular respiratory patterns


Area Kerusakan Otak dan Pola Nafas
Diencephalon: cheyne-stokes respiration

Midbrain: neurogenic hyperventilation


(>40/min)

Pons: apneustic

Medulla: ataxic/apne
Reflek Pupil
Unilateral, dilatasi (4mm), fixed dan nonreaktif:
uncal herniation, brainstem compression, pe ICP,
tentorial herniation, EDH, SAH

Bilateral, dilatasi (4mm), fixed dan nonreaktif: kerusakan


midbrain, hipoksia

Bilateral, ukuran sedang (2mm), fixed dan nonreaktif:


gangguan midbrain karena edema, hemoragik, infark,
laserasi, contusio

Bilateral, pinpoint (<1mm), dan sering nonreaktif:


lesi pons
Nerve Cranialis
Nerve Cranialis
I Nervus Olfaktorius
• Anosmia
– Penyakit di mukosa nasalis
– Trauma kepala
– Kompresi oleh lobus frontal akibat tumor mis
meningioma olfactory groove
II Nervus Optikus
• Visus
• Lapang pandang
• Warna
• Papil
Visus
• Kelainan di mata
– Myopia  pinhole
– Astigmatisme
• Kelainan di saraf
– Optik neuritis/papilitis
– Papiledema  tidak menyebabkan gangguan
visus sampai terjadi atrofi papil
– Optik atrofi
Lapang Pandang
–A. Anopia

–B. Hemianopia bitemporal


B A
D
–C. Hemianopia homonim
C

E
–D. Quadrantopia

–E. Hemianopia homonim


Warna
• Ischihara
• Benda-benda di sekitar
Pupils
Reflek pupil
• afferent : nervus optikus
• efferent : parasimpatik N III ke 2 sisi
Reflek akomodasi
• afferent : area di lobus frontal
• efferent : parasimpatik N III ke 2 sisi
N. III, IV, VI
Nerves Muscle Action Action
primary secondary
oculomotor Superior rectus Moves ye up Adduct,rotates
Inferior rectus Moves eye inward
Medial rectus down Adduct,rotates
Inferior oblique Abduct outward
Moves eye up None
Abducts,rotates
outward
trochlear
Superior moves eye Abducts,rotates
oblique down inward

abdusens none
Lateral rectus Moves eye out
V N. Trigeminus
VII N. Fasialis

–Tell Ziggy Bob Marley Called


VIII N Vestibulocochlearis
Pendengaran
• Lakukan tes secara kasar dahulu dengan menyuruh pasien
mendengarkan bisikan pada jarak tertentu atau gosokan
ibu jari dan telunjuk. Bila terdapat perbedaan gunakan
tes Rinne, Weber, Schwabach, audiogram
• Gunakan garputala berfrekuensi 128, 256, 512 Hz
– Tes Rinne : membandingkan konduksi tulang dan udara
• + bila konduksi udara lebih baik daripada tulang
• - bila konduksi tulang lebih baik dari pada udara
– Tes Weber : lateralisasi suara ke arah telinga yang lebih keras
Penilaian:
Tuli perseptif : Rinne +, lateralisasi ke telinga sehat
Tuli konduktif : Rinne -, lateralisasi ke telinga sakit
IX N. Glosofaringeus
X N. Vagus
XI N. Asesorius
XII N. Hipoglosus
PEMERIKSAAN MOTORIK
Pemeriksaan Motorik
• Kekuatan
0: tidak ada aktivitas
1: tidak ada gerakan, namun ada kontraksi otot
2: gerakan tanpa bisa melawan gravitasi
3: gerakan dapat melawan gravitasi
4: gerakan dapat melawan tahanan ringan
5: normal
• Tonus
– Hipotonus
– Eutonus
– Hipertonus
• Spastis
• Rigid
• Trofi
– Atrofi
– Eutrofi
– Hipertrofi
Pemeriksaan motorik

• Koordinasi
• Gait
• Abnormalitas gerakan
Pemeriksaan Motorik
5 pattern kelemahan otot

1. Upper motor neuron


2. Lower motor neuron
3. Neuromuscular junction
• Fatigue weakness
• Tonus normal
• Reflek fisiologis normal
4. Otot
• Tonus turun, reflek fisiologis menurun atau hilang
5. Kelemahan fungsional
• Tonus normal
• Reflek fisiologis normal
Pemeriksaan Motorik
• Setiap paresis(kelumpuhan) harus ditentukan:
– UPPER MOTOR NEURON (UMN)
• Korteks, subkorteks, batang otak, medula spinalis
• Tanda:
– Kelemahan jenis piramidal (ekstensor di lengan, fleksor di tungkai)
– Tonus ↑↑
– Reflek fisiologis +++ (↑)
– Reflek patologis +
– LOWER MOTOR NEURON (LMN)
• Cornu anterior, radiks, pleksus, saraf
• Tanda:
– Fasikulasi
– Tonus menurun
– Reflek fisiologis menurun atau –
– Reflkek patologis -
• Pemeriksaan Sensorik
• Pemeriksaan Otonom
• Pemeriksaan Fungsi Luhur
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai