Anda di halaman 1dari 18

I.

Pendahuluan

II. Perubahan dari batu ke tanah

III. Penyerapan hara dari tanah ke tanaman

Tanah Tropika
IV. Pembentukan, agihan, dan klasifikasi tanah tropika
V. Karakteristik (sifat) tanah tropika
VI. Pengelolaan tanah tropika

VII. Batuan dan mineral (bahan geologi) sebagai amelioran


(amadment)

VIII. Unsur hara

IX. Batuan dan mineral (bahan geologi) sumber Nitrogen, Fosfor,


dan Kalium
 Pembentukan, agihan, dan klasifikasi tanah
tropika
 Karakteristik (sifat) tanah tropika
 Pengelolaan tanah tropika
Pengertian.
Tanah tropika adalah tanah-tanah yang terbentuk di daerah tropika.
Daerah topika yaitu wilayah yang dibatasi oleh garis lintang antara 23,5 oLU dan
23,5 oLS.

Yang termasuk dalam tanah tropika adalah:


Alfisols, Ultisols, Inceptisol, dan oksisols (menurut frekwensi sebaran)
Oksisols, Ultisols, Inceptisol, dan Alfisols (menurut luasannya)
Oksisols, Ultisols, dan Alfisol ( disebut juga tanah masam = tanah berpelapukan
lanjut = tanah merah).

Pembentukan
Proses pembentukan dikembangkan dari keadaan CH tahunan > penguapan air
tahunan (surplus air).
Wilayah tropika

cancer

capricon
Peta Sebaran wilayah tropika

CH tahunan:
[Kering (arid)] [lembab (humid)] [basah (wet)]

Aridisol Alfisols, Vertisols Oksisols,


Ultisols,
Alfisols,
Inceptisols
Bahan induk dan umur.
Semua batuan dengan umur tersier atau lebih tua.
1. Wilayah perisai benua Precambrian (A. Selatan, afrika khatulistiwa, India (tengah
dan tenggara).
2. Busur lipatan Alpin muda. Peg. Andes khatulistiwa, Amerika tengah, bagian
utama Asia tenggara
3. Dataran aluvial tropis, cekungan endapan, dan dataran pantai

Iklim .
CH tahuan < 500 mm = kering
500-1000 mm = lembab (surplus air dan ada beberapa yang
defisit air)
> 1000 mm = basah (surplus air)

Relief (topografi)
Datar, agak datar, berombak, bergelombang, berbukit, dan bergunung

Vegetasi:
Tanaman semusim – pohon (hutan hujan tropis).
1. memasuk-campurkan bahan organik ke dalam tanah
mineral lewat permukaan tanah  pembentukan horison A
2. Eluviasi klei, Fe, Al  pemb. Hor E (Albik dan Spodik)
3. Illuviasi klei, Fe, Al, dan humus yang dialih tempatkan dari horison A dan E  horison B
4. Pelindian (leaching) garam terlarutkan dan min. silikat melonggok sebagai R2O3
(sequioksida) secara residual pembentukan horison oksik
5. Alih tempat cacak (vertical) melonggokan garam dan membentuk horison salik, kalsik
(garam Ca, dan atau Mg Karbonat), atau natrik (garam Na)
6. Gleysasi, pembentukan horison glei (Otogley=drainasi buruk,
stagnogley=penggenangan, hidrogley=air tanah dangkal)
7. Pedoturbasi, membaurkan horison, penghambatan horison
(a). selt churning – kembang kerut
(b). kerja tumbuhan – tumbuhan tumbang (Jw : dungkar, rungkat)
(c). Kerja hewan – terowongan, sarang
8. Suhu beku (ada air tetapi tidak aktif) dan kekeringan (tak ada air)

[ butir 1-6 ] – penggerak horisonisasi


[ butit 7-8 ] – penggerak haploidisasi
1. Amerika Selatan
2. Amerika tengah dan Caribia
3. Afrika
4. Sub-benua India
5. Asia tenggara = (PNG + Indonesia)
6. Australia
Tropika Sub-tropika

> 1000 mm 500-1000 mm >1000 mm 500-1000 mm

Oksisols Alfisol Oksisol Mollisols


Amerika Ultisols Inceptisols Ultisol Aridisols
selatan Inceptisols Mollisol Inceptisol Entisol
Entisols Oksisols Alfisol
Alfisols Entisols Entisol
Inceptisols Inceptisols Spodosols Mollisols
Amerika Ultisols Mollisols Entisols Alfisols
tengah Alfisols Alfisols Histosol Vertisols
Vertisols Vertisols alfisol
Peta Sebaran wilayah tropika

CH tahunan:
[Kering (arid)] [lembab (humid)] [basah (wet)]

Aridisol Alfisols, Vertisols Oksisols,


Ultisols,
Alfisols,
inceptisols
Tropika Sub-tropika

> 1000 mm 500-1000 mm >1000 mm 500-1000 mm

Sub-benua Alfisols Vertisols Inceptisol Vertisols


India Ultisols Alfisol Alfisol Alfisol
Vertisols Inceptisol
Oksisols Alfisols Alfisols Alfisols
Amerika Ultisol Inceptisols Inceptisols Vertisols
tengah Alfisols Vertisols Entisols
Entisols Oksisols Oksisols
Inceptisols Aridisols
Asia Ultisols Vertisols - -
tenggara Inceptisols Incetisols
Histosols
Oksisols
Entisols
Australia Al;fisols Alfisols Ultisol Vertisols
Ultisols Entisols Spodosol Alfisols
Entisols Vertisols alfisol entisols
Inceptisols Inceptisols
spodosol aridisol
1. Kemasaman tinggi (pH rendah)
2. Kandungan Al-dd dan Kej. Al tinggi
3. KPK rendah dan KPK tergantung pH
4. Kahat (deficient) hara N, P, K, Ca, Mg.
Karak. Kimia
5. Kejenuhan basa rendah
6. Penyematan P tinggi
7. Kandungan Humus (BOT) rendah
8. Ketersediaan Mn tinggi

9. Biomasa mikroba rendah


10. Nitrifikasi dan penambatan N tinggi
11. populasi Mikhoriza tinggi
Karak. Hayati
12. populasi cacing tanah tinggi

13. Warna merah atau Kuning


14. Kepekaan terhadap erosi tinggi
15. kec. Infiltasi rendah
16. permeabilitas lambat-sedang Karak. Fisik(a)
17. Kapasitas memegang air rendah-sedang
18. kepekaan terhadap pemedatan tinggi
1. Teknologi masukan tinggi
(HEISA = high external input of sustain-
able agriculture)

2. Teknologi masukan rendah


(LEISA = low external input of sustainable agriculture)

Komponen kedua teknologi pengelolaan


a. Ameliorasi  Pengapuran
b. Pemupukan
c. Penggunaan tanaman (perlu hara tinggi
dan rendah (toleran)
Pengapuran (liming)
 NP bahan kapur
 Kemasaman tanah Al-dd (me/100g)
H-dd (me/100g)

1 me Al = 1 me Ca = 20 mg Ca = 50 mg CaCO3
Berapa bagian Kemasaman yang akan diturunkan
tergantung kebutuhan tanaman

1me Al/100g  2,2 x 10 x 106 x 50 mg CaCO3 = 1.100 kg CaCO3


Pupuk P
Ca3(PO4)2 (triklasium fosfat = Batuan fosfat), sangat tidak larut
dalam air, tetapi agak larut dalam asam lemah

Ca2(PO4)2 (bicalsium fosfat=fertipos = kulmapos), tidak larut


dalam air, tetapi larut dalam asam lemah

Ca(H2PO4)2 (superfosfat) larut air

KH2PO4

Pupuk N
Pupuk K, Ca, Mg.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai