Rangsang meningeal
Saraf kranialis
Motorik
sensorik
PEMERIKSAAN TINGKAT KESADARAN
Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal.
Apatis, sikapnya acuh tak acuh.
Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),
berhalusinasi,
Somnolen (Obtudansio, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon
psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat
pulih bila dirangsang.
Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi
ada respon terhadap nyeri.
Coma (comatose), yaitu tidak ada respon terhadap rangsangan
apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin
juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
PEMERIKSAAN KESADARAN SECARA
KUANTITATIF
Compos Mentis (GCS: 15-14)
Apatis (GCS: 13-12)
Somnolen (11-10)
Delirium (GCS: 9-7)
Sporo coma (GCS: 6-4)
Coma (GCS: 3)
RANGSANG MENINGEAL
Tanda-tanda meningeal timbul karena tertariknya radiks-radiks saraf
tepi yang hipersensitif karena adanya perangsangan atau
peradangan pada selaput otak meninges (meningitis) akibat infeksi,
kimiawi maupun karsinomatosis. Perangsangan meningeal bisa terjadi
juga akibat perdarahan subarachnoid.
RANGSANG MENINGEAL
1. Kaku kuduk
Interpretasi:
Normal
Menyempit
Gangguan lapang pandang menjadi petunjuk lokasi lesi
Lesi di chiasma akibat dari fraktur sela, tumor gld pituitari, aneurysma a.
carotis int
Lesi pada radiatio optika bisa disebabkan krn lesi di lob. parietalis,
temporalis, oksipitalis.
Papil edema terjadi krn n. optikus diselimuti duramater, shg peningkatan TIK
disalurkan juga ke n. optikus.
Trias TIK (SOP) : nyeri kepala, muntah, papil edema
TES FUNDUSKOPI
Gambaran retina
Normal:
• Latar belakang: merah keoranye-
oranyean
• Papil nervi optisi: lebih muda
• Pembuluh darah berpangkal pada
pusat papil memancarkan cabang-
cabangnya ke seluruh retina
• Arteri berwarna jernih dan vena
merah tua
• Reflek sinar hanya tampak pada
arteri
• Vena berukuran lebih besar dan
tampak berkelok-kelok dibanding
arteri
GAMBARAN NERVI OPTISI
Normal: bentuk lonjong, warna jingga muda, bagian temporal sedikit
pucat, batas tegas, bagian nasal agak kabur, fisiologik cupping,
vena:arteri 3:2
PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS N III,
IV, VI
Saraf Kranial III (okulomotorius), IV (troklearis), dan VI (abdurens)
Mempersarafi otot2 penggerak bola mata
N. okulomotorius :
- m. rektus medialis
- m. rektus superior
- m. rektus inferior
- m. obliqus inferior
- m. konstriktor pupil
N. trokhlearis : m. obliqus superior
N. abdusen : m. rektus lateralis.
a) Fungsi dan reaksi pupil : meliputi ukuran pupil, (miosis diameter pupil <2 mm, midriasis
>5 mm), isokor/anisokor, refleks cahaya direk/indirek
b) Gerakan bola mata
PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS N V
a) Fungsi motorik: menggigit gigi
lalu palpasi m. masseter dan
m.temporalis
b) Fungsi sensorik
c) Refleks trigeminal
FUNGSI MOTORIK N. TRIGEMINUS
Ps/ menggigit giginya sekuat-kuatnya, palpasi m.maseter &
temporalis
Ps/ membuka mulutnya,perhatikan deviasi rahang bawah(
m.pterigoideus lateralis)
Kayu tong spatel digigit bergantian, bandingkan bekas gigitan(
M.Pterigoideus Medialis)
FUNGSI SENSORIK N. TRIGEMINUS
Interpretasi:
Normal: gangguan
sensibilitas (-)
Kelainan:
• Analgesi
• Termanesti
• anestesi
REFLEK TRIGEMINAL
Pemeriksaan :
Reflek Kornea
Reflek Masseter
PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS N. VII
Fungsi :
ekspresi wajah
sekresi galndula lakrimalis, gld sublingualis, gld
submandibularis
pengecapan 2/3 depan lidah
mengurangi getaran stapes
PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS N. VII
Inspeksi otot wajah dalam keadaan istirahat
Inspeksi otot wajah dalam keadaan digerakkan
KELAINAN
Lesi infra nuklear (LMN)
- biasanya komplit, mengenai semua otot wajah, hiperakusis, sekresi air mata
dan liur ↓
- contoh umum Bell’s palsy.
> tjd pembengkakan saraf.
> dapat sembuh sempurna dalam bbrp minggu.
> bbrp mengalami “crocodile tears”
- Ramsay Hunt syndrome krn Herpes Zoster otikus
tjd paralisis otot wajah, rash di meatus akustikus eksternus, nyeri.
Lesi nuklear
topis lesi di pons, sering krn trombosis, perdarahan, tumor, peradangan
(polioensefalitis)
sering menyebabkan hemiparesis alternan.
Lesi supra nuklear (UMN)
sering pada stroke
otot dahi tidak paralisis, krn inervasi bilateral
PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS N.VIII
Terdiri dari n. vestibularis & n. koklearis
Sistem vestibularis tdd : labirin, n. vestibularis, jaras vest. sentral.
Refl. Vestibulo okularis mempertahankan mata pd obyek tertentu
Gangguan menyebabkan :
- vertigo
- nistagmus
- hilang keseimbangan
Sistem auditorius tdd telinga luar, tengah, dalam
Telinga dalam tdd koklea (tdp organ korti) dan n. akustikus (koklearis) serta
jaras2.
Gangguan pendengaran (tuli)
Tuli konduksi
- kelainan pd. telinga luar & tengah
- et. serumen, otitis media, otosclerosis
Tuli persepsi = sensorineural deafness
- kelainan pd. telinga dalam
- et. Ketulian pd lansia, occupational deafness, ototoxic deafness, infectious
deafness (mumps, rubela), acoustic neurinoma
TES PENDENGARAN GARPUTALA
TES RINNE
TES WEBER
TES SCHWABACH
PEMERIKSAAN N.VESTIBULARIS
Pemeriksaan keseimbangan :
Uji romberg
Jalan ditempat dengan mata tertutup
Mengerak-gerakkan kedua anggota bagian atas, keatas, kebawah dengan mata
tertutup
Interpretasi :
Romberg +
Jalan berubah arah kesisi labirin yg rusak
Deviasi kearah labirin yg rusak
PEMERIKSAAN N. GLOSSOFARINGEUS (IX)
Fungsi :
Menelan
Sekresi liur gld. parotis
Pengecapan 1/3 belakang lidah
Aff. Reflek muntah
Aff. Baroreseptor pada sinus karotikus
Aff. Kemoreseptor pada glomus karotikus.
Jarang lesi hanya terjadi pada n. IX, seringkali bersamaan dg n. X dan n. XI
Penyebab lesi :
Fungsi :
Menelan otot2 faring & palatum mole
Bersuara konstriktor faring, pita suara
Sensoris kulit telinga bag. posterior, meatus akustikus ekst.
Sensasi dari faring & laring
Aff. refl. batuk
Cardiac depresor, bronchoconstrictor,motilitas & sekresi GI
Baroreseptor dan kemoreseptor pada bulbus dan sinus aorta
Lesi n. vagus :
Intra kranial : tumor, hematom, trombosis,
Perifer : neuritis, tumor, penyakit kelenjar, trauma.
Interpretasi :
Normal
Ggn fonasi suara “sangau”
2.Pemeriksaan fungsi parasimpatis
Inspeksi sekresi kelenjar ludah
Interpretasi :
Normal
Kelainan : sekresi kelenjar ludah –
Trauma kepala
Amiotropik lateral sclerosis
Tumor pd foramen magnum
PEMERIKSAAN N. ACCESORIUS (XI)
1.Pemeriksaan Fungsi M.Sterno Kleidomastodius
– Pasien memutar kepala ke sisi yg sehat.
Pemeriksa meraba M.sterno kleidomastoideus sisi kontralateral.
Interpretasi :
Normal : Kontraksi +
Kelainan : Kontkaksi -
2. Pemeriksaan Fungsi M.Trapezius
A.Saat Istirahat
B.Saat bahu digerakkan
Interpretasi :
Normal : simetris
Kelainan :
Asimetris
kelemahan pd
bahu yg sakit
PEMERIKSAAN N. HIPOGLOSSUS
Mempersarafi otot2 lidah : stiloglosus, hioglosus, genioglosus
Lesi unilateral disartria
Lesi bilateral disartria dan disfagia
Lesi unilateral; supraneklear kelemahan, et: trombosis, hematom, tumor, Multiple
Sclerotic
Lesi bilateral, nuklear kelemahan dan atrofi, et : paralisis bulber, Amiotropik Lateral
Sclerotic, siringobulbi, poliomielitis
PEMERIKSAAN N. XII
Inspeksi lidah saat istirahat
Inspeksi lidah saat dijulurkan
Interpretasi :
Normal : Deviasi –
Kelainan : Deviasi +
MOTORIK
Postur, gaya berjalan
Trofi otot
Gerakan abnormal?
Warna kulit
Tonus otot
KEKUATAN OTOT
0 : Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot, lumpuh total.
1 : Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan
gerakan pada persendiaan yang harus digerakkan
oleh
otot tersebut.
2 : Didapatkan gerakan,tetapi gerakan ini tidak mampu
melawan gaya berat ( gravitasi ).
3 : Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat.
4 : Disamping dapat melawan gaya berat ia dapat pula
mengatasi sedikit tahanan yang diberikan.
5 : Tidak ada kelumpuhan ( normal ).
REFLEKS FISIOLOGIS (TENDON /
PERIOSTEUM) • Refleks biseps
Refleks biseps ( B P R )
Stimulus : ketokan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon
m. biseps brachii, posisi lengan setengah ditekuk pada sendi siku.
Respons : fleksi lengan pada sendi siku
Afferent : n. musculucutaneus ( c 5-6 )
Efferenst : idem • Refleks triseps
Refleks triceps ( T P R ) :
Stimulus : ketukan pada tendon otot triseps brachii, posisi lengan fleksi
pada sendi siku dan sedikit pronasi
Respons : extensi lengan bawah disendi siku
Afferent : n. radialis ( C 6-7-8 )
Efferenst : idem
REFLEKS FISIOLOGIS
• Refleks patella
Refleks patella ( K P R ) :
Stimulus : ketukan pada tendon patella
Respons : ekstensi tungkai bawah karena kontraksi
m. quadriceps Femoris.
Efferent: n. femoralis ( L 2-3-4 )
Afferent : idem
Refleks Gordon
• Refleks Chaddock
Refleks gonda
PEMERIKSAAN SENSORIK
Sensasi nyeri
Suhu
Sentuhan ringan
Vibrasi/getaran
Nomenklatur untuk pemeriksaan sensorik.
Rasa eksteroseptif.
Hilangnya rasa raba : ANESTESIA.
Berkurangnya rasa raba : HIPESTESIA.
Berlebihnya rasa raba : HIPERTESIA.
Rasa Nyeri.
Hilangnya rasa nyeri : ANALGESIA.
Berkurangnya rasa nyeri : HIPALGESIA.
Berlebihnya rasa nyeri : HIPERGESIA.
62
Nomenklatur untuk pemeriksaan sensorik.
Rasa suhu.
Hilangnya rasa suhu : THERMOANESTHESIA.
Berkurangnya rasa suhu : THERMOHIPESTHESIA.
Berlebihnya rasa suhu : THERMOHIPERESTHESIA.
63
Rasa PROPIOSEPTIF = RASA RABA DALAM.
a. rasa gerak : KINESTHESIA.
b. rasa sikap : STATESTESIA.
c. rasa getar : PALESTHESIA.
d. rasa tekan : BARESTHESIA.
Rasa DISKRIMINATIF.
Mengenal diskriminasi 2 titik : DISKRIMINASI SPASIAL.
64
PEMERIKSAAN FISIK PADA PASIEN KOMA
POLA PERNAFASAN
UKURAN PUPIL
TERIMA KASIH