Pertemuan 12
Pertemuan 12
*
*
*
Mark-up pricing didefinisikan sebagai penentuan harga
dalam praktek dengan menambahkan sesuatu jumlah
(persentase) tertentu pada biaya langsung yang dikeluarkan
oleh perusahaan atau biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk
menghasilkan output tersebut sehingga didapat bahwa:
P = AVC + X% (AVC)
dimana P = harga yang ditetapkan
AVC = biaya rata-rata variabel
X% = besarnya persentase tertentu--> Mark-up.
*
1. Harga posisi pasar (Price Positioning)
* Harga sesuatu barang relatip terhadap harga barang yang lain (yang bersaing
khususnya) harus ditetapkan di atas atau di bawah tergantung pada ada tidaknya
sesuatu hal yang diinginkan (menarik) oleh konsumen pada umumnya.
* Jumlah maksimum yang mau konsumen membayarnya untuk sesuatu produk dikenal
sebagai "Reservation price" bagi konsumen.
* Pembeli harga mau membayar harga untuk sesuatu barang hanya bila "harga
cadangan" lebih besar daripada harga yang diminta oleh penjual
2. Strategi Harga untuk Product-line (Product-line Price Strategy)
* Perbedaan harga diantara banyak barang tersebut menunjukkan tempat
dimana seluruh barang tersebut berada.
* Product-line perusahaan harus memperhatikan keterkaitan permintaan akan
barang-barang tersebut
* product-line sebaiknya ada sesuatu barang yang merupakan barang "flag
ship" bagi perusahaan tersebut.
3. Harga dan Kualitas (Pricing to Infer Quality)
* biaya riset (research-cost) termasuk uang dan waktu.
* Veblen Effect diartikan sebagai tendensi seseorang untuk membeli
sesuatu barang pada saat harga tinggi karena adanya
"demonstration effect" dimana membeli sesuatu barang pada harga
tinggi dianggap kaya, berselera tinggi dan gensi.
* Ini dikenal juga sebagai "Conspicu ous consumption" karena
konsumen mungkin ingin menarik perhatian orang lain dengan
membeli sesuatu barang yang mahal harganya.
4. Harga sekelompok Barang (Pricing Product Bundles)
Beli ANU dapat ANUNYA gratis !.
Penentuan harga untuk sesuatu barang yang demikian dikenal dengan
PRICING PRODUCT BUNDLES yang telah diuji oleh Stigler, Adams &
Yellen serta Schmalensee dimana perusahaan menginginkan sejumlah
keuntungan dengan menjual secara paket (satu bundel) untuk merampas
sejumlah tertentu dari Consumer Surplus yang dimiliki oleh konsumen yang
potensial.
5. Harga Promosi (Promotional Pricing)
Ada beberapa alasan kenapa perusahaan tersebut melakukan hal yang demikian, antara
lain:
* perusahaan mungkin mempunyai kelebihan cadangan atau istilah yang lazim "cuci
gudang"
* pemasok barang ke perusahaan mungkin telah menyediakan ha.rang yang memang
untuk di"obralkan"kan dengan tujuan memperluas pangsa pasar.
* memperluas jaringan distribusi
* mengurangi hilangnya pangsa pasar kalau perusahaan lainjuga meng"obral"
barangnya.
* menarik pembeli
* mempertahankan konsumen dengan kebenaran perusahaan tersebut menjual
harga murah.
Ada beberapa kerugian juga dengan di"obralkan"nya barang tersebut, antara lain:
* hasil penjualan dan keuntungan mungkin berkurang jika permintaannya ineJ.astis.
* pembeli mungkin menunggu sampai barang tersebut di"obral" daripada harus
membeli saat ini dengan harga yang relatip mahal.
* mungkin merusak citra produk yang dijual sehingga akan menurunkan jumlah barang
yang diminta pada saat dijual pada harga biasa.
Tujuan penentuan harga relatip mahal adalah
untuk mendapatkan keuntungan sebanyak
mungkin dari produk baru tersebut.