Anda di halaman 1dari 36

KEMAMPUKERASAN

(HARDENABILITY)
Myrna Ariati
Wahyuaji NP

Departemen Metalurgi & Material


Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Hardenability

Sifat yang menentukan kedalaman dan distribusi


kekerasan yang ditimbulkan pada proses quenching
dari austenit.

• Ditentukan oleh berbagai faktor:


– Komposisi kimia
– Ukuran butir austenit
- Struktur baja sebelum quenching

• Menentukan hardenability dengan :


– Pengujian Jominy
– Pengujian Grossman
Metode Jominy
JOMINY TEST

Panjang 100 mm
Diameter 25,4 mm
Metode Jominy

• Batang diameter 1 in
• Letakkan pada standar sampel Jominy dengan bagian
ujungnya didinginkan dengan air
• Setelah pendinginan, sampel di amplas rata pada satu
sisi, dan diukur kekerasan sepanjang batang sampel.
• Sampel dipotong untuk dianalisa struktur mikronya
• Hubungkan struktur mikro dengan kekerasan.
– Didapat bahwa laju pendinginan mempengaruhi sifat
mekanisnya.
– Dapat dibuat diagram CCT dengan mengetahui
jumlah struktur mikro dan kekerasannya.
CCT dari
Jominy
Faktor-faktor yang mempengaruhi
hardenability

• %C : %C naik, hardenability naik dan kekerasan naik


• Jumlah paduan: Jumlah paduan naik, hardenability
naik;
– Prosentase martensit tinggi pada laju pendinginan
rendah
– Jika martensit tidak terbentuk, dapat membentuk
struktur Bainit.
– misal 4140 & 4340 memiliki martensit dan
bainit,sedalam 1-2 in.
– 1040 memiliki struktur ferrite + bainite
• Ukuran butir austenit: makin besar ukuran butir
hardenability akan meningkat
• “H” Steels (i.e., 4140H)
– H steels - guaranteed restricted hardenability band
Hardenability of 6 steels
JOMINY HARDENABILITY
 Jo = 60 x C + 20 HRC (C<0,6)
 J6-80 = 95C - 0,0028s2C + 20Cr + 38Mo +14 Mn + 6Ni + 6Si +
39V + 96P - 0,8K - 12s + 0,9s - 13 HRC
 Jo-40(CHS) = 74C + 14Cr + 5,4Ni + 29Mo + 16Mn - 16,8s +
1,386s + 7 HRC
 Jo-40(HS) = 102C + 22Cr + 7 Ni + 21Mn - 15,47s + 33 Mo +
1.102s - 16 HRC

 J = Jominy Hardness, HRC


 s= Jominy distance
 K = Ukuran butir ASTM
Plot Jominy
Test
Metode Grossman
Istilah

• H = quench severity factor (oli 0.2 – air garam


5.0)
• Do (D, Dc) = Diameter batang kritis dimana
menghasilkan 50% martensite pada bagian
tengah pada H yang diketahui
• Di = Diameter ideal dimana terdapat 50%
martensite pada bagian tengah dengan H = ~
(ideal quench)
• Hubungan antara Do, Di, dan severity of
quench (H)
Metode Grossman

• Melakukan suatu seri pengerasan baja silinder


dengan diameter 0.5-2.5 in.
• Setiap batang dengan diameter berbeda diquench
dalam media quench (diketahui nilai H)
• Tentukan batang dengan 50% martensite di bagian
tengah.
• Tentukan diameter kritis Do (in inches) yaitu batang
dengan 50% martensite di bagian tengah
• Dimana batang tak dapat terkeraskan hingga bagian
tengah untuk batang dengan diameter > Do
Ideal critical diameter (Di)

• Diameter kritis ideal (Di)


– Tidak tergantung keragaman laju pendinginan
– Diameter batang dengan 50% martensit pada
bagian tengah dengan quench ideal.
• Ideal quench: Panas hilang sesegera mungkin begitu
batang kontak dengan media quench.
• Sebagai contoh; mengasumsikan permukaan langsung
mempunyai temperatur T sama dengan media quench
dan didiamkan disana.
• H = Koefisien heat transfer / Konduktifitas thermal
Faktor yang mempengaruhi Di

• Untuk besar butir konstan


– Di bertambah dengan bertambahnya %C
– (contoh, hardenability tinggi dengan pertambahan %C)

• Untuk Carbon konstan


- Di bertambah dengan bertambahnya besar butir (no butir
ASTM semakin kecil). Lihat Gambar 4-4
Gambar 4-4 Pengaruh
besar butir dan % C
pada Di
Pengaruh ukuran butir austenit terhadap
hardenability

• Semakin banyak batas butir austenit semakin


mudah untuk pearlit untuk terbentuk dibandingkan
martensit
• Lebih kecil ukuran butir austenit, semakin rendah
hardenability bahan
• Semakin besar ukuran butir austenit, semakin besar
hardenability.
Contoh

Diketahui Di = 2.2 in.


Berapakah diameter aktual Do jika baja dilaku panas celup
oli dengan agitasi moderat..?

Langkah – langkah :
• Tentukan H: Table 4-4
• Tentukan Do : Figure 4-3

Jawab :
Calculation of Di ASTM standard A255
H = 0.4
Do = 0.9 in.
Tabel 4-4. Faktor “H” untuk
berbagai media quench.
Pengaruh Di dan H terhadap Do
Pengaruh komposisi paduan terhadap
hardenability

• Dengan bertambahnya %C hardenability meningkat


• Secara umum penambahan paduan akan menambah
hardenability
• Kecuali
– S (Karena membentuk MnS)
– Co (karena menambah laju pengintian dan
pertumbuhan pearlite)
– Ti (Karena bereaksi dengan C membentuk TiC)
• Gambar 4-5. menunjukkan pengaruh dari setiap
penambahan paduan.
Contoh

Hitung hardenability dari baja 8630


(0.3%C, 0.3%Si, 0.7%Mn, 0.5%Cr, 0.6%Ni,0.2%Mo)
dengan besar butir ASTM 7

• Hitung diameter dasar Di (Figure 4-4)


• Hitung faktor pengali dari setiap unsur (Figure 4-5)
• Diameter kritis didapat dengan mengalikan diameter
dasar Do dengan faktor pengali.
Gambar
4-4.
Gambar 4-5. Faktor Pengali Tiap Unsur Paduan
Perhitungan
Contoh 2

Paduan 8740 (C 0.40, Ni 0.55, Cr 0.5, Mo 0.25)


ukuran butir 7.

• Tentukan Di Gambar 4-4


• Cari faktor pengali, gambar 4-5
• Asumsikan Si = 1.2, Mn = 0.7
Perhitungan

Anda mungkin juga menyukai