Anda di halaman 1dari 25

ASKEPMULTIPLE

VEHICLE ACCIDENT &


AMBULANCE SERVICE

BY. KELOMPOK 2
MULTIPLE VEHICLE
ACCIDENT

Menurut Pasal 1 angka 24 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ), kecelakaan lalu lintas
adalah suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak
disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna
jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau
kerugian harta benda
PENYEBAB

Faktor manusia

Faktor kendaraan

Faktor jalan

Faktor cuaca
Keselamatan Berkendara (Safety riding)

Safety riding adalah perilaku mengemudi yang aman yang bisa


membantu untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Konsep safety riding kemudian dikembangkan menjadi


defensive driving, merupakan pengembangan lebih lanjut dari
safety riding yang sudah ada dimana kunci utama prinsip
defensive driving tersebut, yaitu:

Kewaspadaan Kesadaran Sikap dan


(Alertness), (Awareness) mental (Attitude)
Dalam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
masyarakat awam sebaiknya dapat melakukan:

Mengaktifkan sistem pertolongan


(call for help)

PERTOLONGAN
PERTAMA PADA
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
KECELAKAAN
(P3K) dengan Bantuan Hidup Dasar
LALU LINTAS

Bila perlu, melakukan evakuasi dan transpor


tasi dengan benar
Mengaktifkan sistem pertolongan (call for help)
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) dengan Bantuan Hidup Dasar
1. Pastikan 3A
2. Nilai respon pasien apakah pasien benar-benar tidak sadar atau hanya tidur saja.

3. Lakukan cek nafas dan nadi pada korban. Jika tiadak ada nafas: beri nafas buatan, jika tidak teraba nadi: Resusitasi
4. Jaga suhu tubuh korban, hubungi keluarga/rekan terdekat
5. Cari titik luka/cedera yang terjadi pada korban
6. Bebat korban dengan kain jika mengalami perdarahan/patah tulang
Bila perlu, melakukan evakuasi dan transportasi dengan benar
Teknik melepas helm untuk dugaan cedera tulang leher
Cara mengeluarkan korban yang terperangkap di mobil
118 “Star of Life”
Lambang dari 6 simbol adalah menggambarkan 6 poin fungsi dari emergency medical services:
Ambulance
service
Ambulance service merupakan
pelayanan akomodasi yang
disediakan oleh rumah sakit atau
otoritas pelayanan kesehatan untuk
melakukan pertolongan pertama
atau rujukan kepada klien.
Urutan Prioritas Pengguna Jalan

Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
Lampu isyarat warna
biru dan sirine
kendaraan bermotor
Sirine petugas Kepolisian Negara
Republik Indonesia
Jenis Sirine: Menurut Undang Lampu isyarat warna
-Undang Republik Indonesia merah dan sirine
Nomor 22 Tahun 2009 Pasal kendaraan bermotor tahanan,
59 Tentang Lalu Lintas dan pengawalan Tentara Nasional
Angkutan Jalan Indonesia, pemadam
kebakaran, ambulans,
palangmerah, rescue, dan
jenazah
Lampu isyarat terdiri atas warna: Lampu isyarat warna
•Merah kuning tanpa sirine
•Biru
kendaraan bermotor patrol
•Kuning
jalan tol, pengawasan sarana
dan prasarana lalu lintas dan
angkutan jalan, perawatan, dan
pembersihan umum, menderek
kendaraan, dan angkutan
barang khusus
Ambulan darat
Jenis Ambulan air
1. Ambulan transport
2. Ambulan gawat darurat/medical emergency
3. Ambulance Rumah Sakit Lapangan
Ambulance 4. Kereta jenazah/ambulan jenazah

Ambulan udara
Tenaga medis (dokter umum yang sudah
tersertifikasi pelatihan gawat darurat dan/
atau berpengalaman dalam menangani
pasien dengan kondisi kritis);

Standar Petugas
Tenaga keperawatan dengan sertifikasi
Kesehatan di pelayanan gawat darurat dan/atau
berpengalaman dalam menangani pasien
Ambulance kritis;

Tenaga kesehatan dengan kualifikasi


tertentu (misal ahli anestesi) penting dalam
melakukan transfer pasien;
Standar Ambulance

EXTERIOR & INTERIOR

1. LED Flash Light Bar Oval, 12 VDC, 18 9. Sumber listrik DC 3 outlet


Watt, lifetime 10.000 hrs 10. Gantungan Infus, stainless steel 2
2. Multi Sound Sirene System, 12 VDC, ampul dilengkapi dengan straps/pengikat
100 Watt botol infus
3. Logo & lettering standard, reflektif 11. Lampu periksa pasien, model geser
sticker (sliding)
4. Kaca film 60% & 80% (Std) 12. Lampu Sorot kabin belakang
5. Modifikasi lantai, plywood dilapis vinyl, 13. Pelindung Bumper belakang dari
hospital grade benturan Stretcher, berupa plat atau
6. Paramedic Seat (Jok dokter) hambalan dari stainless steel
7. Attendant Seats (Jok pengantar/para 14. Pemadam kebakaran, kap. 1 kg
medic) model box dengan ruang lengkap dengan bracket
untuk menyimpan peralatan 15. Landasan/Base Stretcher dengan
8. Lemari peralatan medis, plywood di ruang tempat scoop stretcher, dilapis
polyurethan dengan lapis acrylic dan vinyl hospital grade dan dilengkapi
pengaman stainless steel lengkap dengan reel,stopper serta pengunci
dengan wastafel Stretcher yang terbuat dari Stainless Steel
Standar Ambulance

PERALATAN MEDIK PERALATAN PETUGAS/PARAMEDIK

1. Automatic Ambulance Stretcher, Roll 1. PPE : Google, Handscund, Masker,


In Cot dengan spesifikasi Rain Clouth for Adult
2. Fixed Central Oxygen Delivery 2. Rescue Tools : KED & Spalk 3 sizes
System 3. Kantong Jenazah, nylon material
3. Portable Oxygen Therapy (2 set)
4. Scoop Stretcher, Aluminium structure 4. Alat Komunikasi, VHF Frequensi with
complete with 3 pcs safety belt metal 128 channel, channel
buckle space 12,5/20/25 kHz, battery lithium
5. Neck Collar (S,M,L)
6. Long Spinal Board, Plywood with
acrylic finishing
7. Emergency Kit (Softcase)
8. Wall Anaeroid Sphygmomanometer
(Hanging Blood Pressure)
9. Transport Incubator, Manual
Temperature Control Adjustable
Persyaratan Umum Ambulance
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 882 Tahun 2009, Persyaratan Umum Ambulan:
1. Kendaraan roda empat/lebih dengan suspense lunak
2. Jenis mobil yang digunakan dapat berupa jenis 4x2 maupun jenis 4x4 dengan pilihan single cabin agar dapat mudah di modifikasi
3. Warna kendaraan putih atau kuning muda dengan pengenal khusus yang memantulkan cahaya
4. Tulisan AMBULANS terbalik yang memantulkan cahaya hanya pada bagian depan
5. Sedangkan disamping belakang kiri dan kanan terdiri dari: logo rumah sakit dan nama rumah sakit serta lambang emergency inte
rnasional (untuk ambulans gawat darurat)
6. Palang berwarna hijau di pintu kanan dan kiri
7. Tulisan sponsor hanya boleh diletakkan di samping belakang kiri dan kanan dengan ukuran maksimal 10x50 cm
8. Pintu belakang tidak menggangu keluar masuknya stretcher
9. Lampu rotator warna biru terletak di tengah depan atap kendaraan
10. Dinding dan lantai kendaraan tidak membentuk sudut dengan lantai landau
11. Ruang dalam kendaraan cukup luas untuk bekerja dan infuse dapat menetes dengan baik
12. Tempat duduk bagi petugas/pendamping di ruang penderita dapat dibuka/dilipat
13. Ruang penderita mempunyai akses dengan tempat pengemudi
14. Gantungan infus 2 buah terletak sekurang-kurangnya 90 cm diatas tempat penderita
15. Tempat disaster kit pada ambulan gawat darurat
16. Terdapat peta setempat di setiap jenis ambulan darat
Tujuan penggunaan ambulans

Pengangkatan penderi
Sebagai kendaraan ta gawat darurat yang
transport rujukan sudah distabilkan dari l
okasi kejadian ke temp
at tindakan definitif ata
u ke rumah sakit

Pertolongan penderita
gawat darurat pra-rumah
sakit
Kecepatan Ambulance
Berdasarkan hasil penelitian “Parameter Teknis Cardio-Pulmonary Resuscitation (CPR) dengan Travelling Time 20,40, dan 60
Km/Jam” (Apriyanto Yogo, dkk) didapatkan :

Pada kecepatan ambulans 60


km/jam hanya parameter titik
Pada kecepatan ambulans tumpu kompresi yang
20 km/jam menunjukkan menunjukkan mayoritas
TV dan titik tumpu efektif (57%), sedangkan
kompresi dari 7 tim respon 86% parameter teknis ke
den masing-masing 100% dalaman kompresi tidak
efektif, sedangkan efektif
terhadap ritme kompresi
dan ke dalaman kompresi Pada kecepatan ambulans
masing masing sebanyak 40 km/jam masing-masing
57% efektif. 86% efektif dan ritme
kompresi dan ke dalaman
kompresi masing-masing 5
7% efektif.
Pemeriksaan Ambulance
a) Cek kilometer awal sebelum kendaraan ambulan dipakai
b) Pada awal shift, cek bahan bakar (bensin/solar), oli, air accu, air radiator, air wiper, lampu mobil, sirine,
pengeras suara, tekanan udara pada ban , AC, klakson, rem
c) Jumlah oksigen yang tersisaa dalam tabung
d) Peralatan perawatan pasien
e) Tandu dan semua peralatan berada pada tempatnya. Lakukan sapuan dengan menggunaan kain basa
h dan detergen secara menyeluruh di seluruh permukaan tandu.
f) Periksa sambungan radio komunikasi untuk mempermudah alur komunikasi
g) Cek secara berkala oli, filter, ban accu dan busi
h) Pada awal dan akhir shift bagian luar ambulan harus dibersihkan, hal ini untuk menghilangkan kotoran
yang menempel pada body mobil sehingga tidak mengganggu tanda-tanda pasif ambulan (lambing,
tulisan, gambar dll) yang terpampang pada badan ambulan.
i) Untuk control infeksi, bagian dalam ambulan harus dijaga kebersihannya
j) Semua permukaan harus dibersihkan secara menyeluruh seminggu sekali termasuk dalam lemari.
k) Bagian dalam dibersihkan sesuai yang diperlukan di antara masa pngangkutan pasien.
l) Ganti sarung bantal setiap pengangkutan.
LANGKAH SEBELUM TRANSPOR
PASIEN

1. Lakukan pemeriksaan menyeluruh.


2. Amankan posisi tandu di dalam ambulans
3. Posisikan dan amankan pasien.
4. Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu
5. Persiapkan jika timbul komplikasi pernafasan dan jantung
6. Melonggarkan pakaian yang ketat.
7. Periksa perbannya.
8. Periksa bidainya.
9. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani
pasien
10.Naikkan barang-barang pribadi.
11.Tenangkan pasien.
Transportasi Pasien Kritis
Pedoman yang sudah tersedia dan prinsip-prinsip utama dalam melakukan transport pasien kritis meliputi 5P:

Properties

Planning (Perencanaan)
Procedures

Personnel Passage
Thank you

Anda mungkin juga menyukai