Definisi ◦ Heparin sebagai obat antikoagulan ◦ Fungsi: a. Meningkatkan efek antitrombin III dan menginaktivasi trombin, faktor koagulan IX, X, XI, XII dan plasmin. b. Mencegah konversi fibrinogen menjadi Fibrin c. Menstimulasi pembebasan lipase lipoprotein Klasifikasi Berdasarkan struktur kimia dan berat molekul: a. Unfractioned Heparin (UHF) Berat molekul: 3000-30000d Diberikan: IV atau subkutan Kenapa? Tidak diabsorpsi baik oleh saluran cerna serta banyak dihancurkan oleh heparinase, suatu enzim dihepar
b. Low Molecule Weight Heparin (LMWH)
Derivat dari UHF Berat molekul: 2000-9000d Keuntungan: penggunaan subkutan dengan dosis berdasarkan BB tanpa pemantauan ketat laboratorium Kontraindikasi: pasien obesitas, BB kurang dari 50 kg, penyakit ginjal berat. Faktor resiko ◦ Faktor PASIEN ◦ Faktor MEDIKAL/SURGIKAL a. Usia > 40 tahun a. Tindakan bedah mayor b. Immobilisasi b. Malignant (khususnya pelvik, abdominal, metastasis) c. Obesitas c. Infark Miokard d. Riw. Menderita DVT/ PE d. Stroke e. Kehamilan e. Gagal nafas akut f. Masa nifas f. Gagal jantung kongestif g. Terapi estrogen dosis tinggi g. IBD h. Sindroma nefrotik i. Penggunaan pacemaker j. Fraktur pelvik, ekstremitas bawah KOMPLIKASI ◦ Komplikasi utama pemberian heparin adalah perdarahan. ◦ Penelitian-penelitian akhir ini pada pasien tromboemboli vena yang mendapat heparin intravena terjadi perdarahan kurang dari 3%. Pada perdarahan ringan akibat heparin, cukup diatasi dengan menghentikan pemberian heparin. Tetapi bila perdarahan cukup berat perlu dihentikan secara cepat dan tepat dengan pemberian protamin yang diberikan melalui infus intravena Dosis penggunaan heparin ◦ Sasaran terapi UFH yang harus dicapai adalah APTT 1,5 - 2,5 kali lipat, yang biasanya dicapai dengan dosis heparin ≥ 30.000 U/hari atau >1250 U/jam. ◦ Metode yang sering dipakai adalah bolus intravena inisial diikuti dengan infus heparin kontinu. ◦ Normogram Cruikshank untuk dosis terapi heparin, yaitu dengan bolus UFH inisial 5000U diikuti dengan 1280 U/jam. Pada penelitian Cruikshank tersebut nilai sasaran APTT tercapai dalam 24-48 jam. ◦ Dosis heparin dititrasi menurut nilai APTT selanjutnya. Heparin dihentikan setelah international normalized ratio (INR) dalam rentang terapetik, dan warfarin kemudian dapat dimulai. Evaluasi penggunaan Heparin ◦ Pada pemberian heparin standar, monitoring pemeriksaan laboratorium yang secara rutin dilakukan antara lain : trombosit, plasma prothrombin time, INR , activated partial thromboplastin time, thrombine time, Fibrinogen plasma, dan kadar D-Dimer. ◦ Dalam hal ini, tes APTT paling banyak dilakukan. ◦ APTT dipantau sekitar 6 jam setelah bolus suntikan heparin, dan terus dipantau sedikitnya setiap hari ◦ Pemanjangan tersebut masih dapat dikatakan dalam batas aman untuk tidak terjadi perdarahan jika International Normalized Ratio (INR) kurang dari 2. PROTAMIN SULFATE
◦ Diindikasikan sebagai antidotum dari heparin
◦ Perdarahan parah setelah bebrapa menit inj hepari 1-1.5mg setiap pemberian 100 unit heparin ◦ Perdarahan setelah 30 menit pemberian heparin 0,5 mg setiap pemberian 100mg heparin ◦ Perdarahan lebih dari 2 jam 0,25-0,375 mg setiap 100 unit heparin
◦ Diberikan dalam intravena selama 6-8jam atau durasi absopsi heparin yg telah diperkirakan TERIMAKASIH