Anda di halaman 1dari 24

Blefaritis

Preseptor : dr. M. Hidayat, Sp. M (K)

Roji Dhia Nurman (1840312666)


Nindya Rahmadita (151031080)
Primadia Lira Marisa (1510311130)

Bagian Ilmu Kesehatan Mata


RSUP DR. M. Djamil Padang
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2019
BAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang

Penyakit pada tepi kelopak mata sering terjadi terutama dengan diagnosis Blefaritis

Blefaritis adalah inflamasi kronis yang mengenai tepi kelopak mata dan bisa
menyebabkan iritasi kronik pada mata
Staphyloc
occal

Anterior
Klasifikasi Blef Seborroic
Klasifikasi Blefarit aritis secarakli
is secara anatomi nis
Disfungsi
kelenjar m
Posterior eibom

kombinasi
Latar Belakang

Blefaritis sering menyebabkan inflamasi pada permukaan bola m


ata, termasuk konjungtivitis, penurunan produksi air mata, dan ke
ratitis
Blefaritis juga bias menyebabkan perburukan pada kondisi mata yang
kering atau alergi. Blefaritis bersifat kronis, tidak pastinya etiologi dan
bias muncul berbarengan dengan penyakit pada permukaan bola mat
a menyebabkan blefaritis sulit untuk ditangani
Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang
glaukoma meliputi definisi, epidemiologi,
factor resiko, klasifikasi, patofisiologi
dan patogenesis, manifestasi klinis,
diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana, kom
plikasi dan prognosis.

Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui
tentang blefaritis meliputi definisi, epidemiologi,
factor resiko, klasifikasi, patofisiologi dan pathogenesis, ma
nifestasi klinis, diagnosis, diagnosis banding,
tatalaksana, komplikasi, dan prognosis.
BAB 2
Tinjauan Pustaka
Definisi

Blefaritis adalah inflamasi kronis yang mengenai tepi


kelopak mata dan biasa menyebabkan iritasi kronik pada
mata
Anatomi palpebra

Anatomi pembuluh
Name Here
darah palpebra
Programmer
Persarafan pada
kelopak mata
Anatomi margo
palpebra
Epidemiologi

Amerika Serikat,
5% kasus datang dengan gejala
>40% kasus layanan primer mata

• Blefaritis anterior lebih sering terjadi pada wanita muda


• Blefaritis kronis biasanya terjadi pada wanita kulit putih
dengan rosacea, usia 30–50 tahun.
Klasifikasi dan Manifestasi Klinis
Blefaritis anterior
Terdapat dua jenis utama yaitu stafilokokkal dan
seboroik. Stafilokokkal dapat disebabkan oleh infeksi
Staphylococcus aureus (sering bersifat ulseratif) dan
stafilokokkus epidermidis. Blefaritis seboroik (tipe non
ulceratif) biasanya berhubungan dengan adanya
Pityrosporum ovale

Blefaritis posterior
Inflamasi pada kelopak mata yang terjadi sebagai akibat
dari disfungsi kelenjar meibom.
Blefaritis bakterial
Blefaritis superficial : biasanya disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus. Blefaritis Staphylococcus
ditandai dengan adanya sisik, krusta dan eritema
pada tepi kelopak mata dan collarette formation
pada dasar bulu mata

Blefaritis seboroik
peradangan menahun yang sukar penangannya.
Gejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar
meibom, air mata berbusa pada kantus lateral,
hyperemia, hipertrofi papil pada konjungtiva.
Blefaritis angularis
infeksi Staphylococcus pada tepi kelopak di sudut
kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang
mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan
internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan
pada fungsi puntum lakrimal.
Blefaritis Virus
• Herpes zoster : Akan terlihat gejala-gejala
herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas.
Gejala tidak akan melampaui garis median kepala
dengan tanda-tanda yang terlihat pada mata adalah
rasa sakit pada daerah yang terkena disertai dengan
demam.
• Herpes simpleks : Dikenal bentuk blefaritis
simpleks yang merupakan radang tepi kelopak ringan
dengan terbentuknya krusta kuning basah pada tepi
bulu mata, yang mengakibatkan kedua kelopak
lengket.
Diagnosis

Diagnosis blefaritis biasanya didasarkan pada :


• anamnesis pasien
• temuan karakteristik biomikroskopik slit-lamp
• pengujian tambahan seperti pengambilan kultur mikrobiologis
kelopak mata dan konjungtiva, pencitraan kelenjar meibom, dan
pengambilan bulu mata untuk diperiksa dengan mikroskop cahaya
untuk identifikasi/ konfirmasi adanya Demodex mungkin dapat
membantu.
Diagnosis Banding

1 Dermatitis kontak alergi

2 Hordeolum

3 Kalazion
Tatalaksana

1 Membersihkan
kelopak mata
2 Antibiotik

3 Steroid
Komplikasi

Konjungtivitis

Trikiasis

Entropion atau ektropion


Prognosis

Prognosis quo ad vitam : bonam


Prognosis quo ad sanationam : bonam
Prognosis quo ad funstionam : bonam
BAB 3
Kesimpulan
Kesimpulan
• Blefaritis adalah inflamasi kronis yang mengenai tepi kelopak mata dan biasa
menyebabkan iritasi kronik pada mata dengan gejala kemerahan, edema, dan
pembentukan skuama serta krusta
• Diagnosis dari blefaritis didapatkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Gejala yang timbul pada blefaritis seperti kemerahan
iritasi, rasa terbakar, gatal.
• Tatalaksana pada blefaritis biasanya dilakukan dengan menjaga kebersihan
kelopak mata, pemberian antibiotik dan steroid. Membersikan kelopak mata dapat
dilakukan dengan kompres panas, eyelid scrubs dan eyelid massage.
• Pemberiana antibiotik pada blefaritis dapat dilakukan pada kasus blefaritis yang
disebabkan ole bakteri dan pemberian steroid dilakukan untuk mengatasi
inflamasi yang terjadi.
•Blefaritis yang ditatalaksana dengan baik memiliki prognosis baik.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai