Anda di halaman 1dari 37

Penggunaan Sistem Manajemen

Biaya untuk Efisiensi

Ikawaty Lewu (041913143006)


Yenny Putri Indahsari (041913143003)

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Activity Based Management (ABM)

• Activity-based management (ABM) adalah pendekatan untuk seluruh sistem yang terintegrasi
dan berfokus pada perhatian manajemen atas berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan
nilai bagi pelanggan dan laba yang dihasilkan dari penyediaan value tersebut.
• ABC adalah sumber utama informasi manajemen berbasis aktivitas.
Perbedaan ABC dengan ABM
ABC ABM

Berfokus pada pemahaman biaya dan driver Berusaha untuk mengubahnya

Memberikan informasi tentang proses Menemukan cara untuk meningkatkannya

Terpusat pada biaya Terletak pada pusat proses manajemen

Hasil analisis statis dari organisasi Tertanam dalam dinamika perubahan

Didominasi sejarah dan berfokus pada Mencari kedepan, mencari cara untuk menghidari
pengendalian biaya yang ada biaya yang tidak perlu dan menempatkan sumber
daya yang ada untuk penggunaan maksimum
Melaporkan hasil operasional dan taktis internal Strategik, berfokus pada pemahaman elemen
kunci dari nilai perspektif pelanggan
Merupakan sumber data penjelas Memberikan informasi yang bisa ditindaklanjuti
Tujuan Utama ABM

1. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan informasi biaya yang


lebih akurat,
2. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya program-program
pengurangan biaya.
Manfaat ABM

 Identifikasi biaya yang berlebihan


 Analisis biaya value-added dan non-value added
 Perhitungan biaya kualitas berdasarkan unsur/elemen
 Identifikasi kegiatan yang berfokus pada pelanggan
 Analisis kompleksitas biaya
 Identifikasi biaya proses dan dukungan analisis proses
 Pengukuran dampak upaya reengineering
 Pemahaman yang lebih baik tentang cost drivers
 Evaluasi investasi fleksibilitas manufaktur
 Penganggaran berbasis aktivitas (Activity-Based Budgeting).
Analisis Nilai Proses

Dimensi Biaya

Dimensi Proses
Analisis Aktivitas

Gambar 3: Model 2 Dimensi ABM (Hansen Mowen, 2012)


Pengukuran Kinerja Aktivitas

Efisiensi

Kualitas

Waktu
Cost Of Quality
• Dalam usaha untuk mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan mutu
dari suatu produk.
• Biaya mutu harus dikendalikan dengan tepat oleh suatu perusahaan, karena:
a. Dengan meningkatnya biaya mutu maka hasil produksi akan semakin
rumit.
b. Meningkatnya kesadaran akan biaya daur hidup produk termasuk di
dalamnya biaya pemeliharaan, tenaga kerja dan suku cadang.
c. Adanya kebutuhan akan insinyur dan pengelola mutu yang secara efektif da
pat membeberkan biaya produksi dalam bahasa manajemen umum yaitu ua
ng.
COQ dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis biaya, yaitu:

1) Biaya pencegahan (Prevention Cost)

2) Biaya penilaian (Apprasial Cost)

3) Biaya kegagalan internal (Internal Failure Cost)

4) Biaya kegagalan eksternal (External Failure Cost)


Just In Time (JIT)

• Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen
fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya
hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat
dibutuhkan oleh konsumen.
• Konsep just in time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang digunakan untuk aktivitas
produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh
proses produksi , sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan
barang / penyimpanan barang / stocking cost.
Tujuan JIT
1. Untuk mengurangi waktu set-up dan ukuran.
2. Untuk mencapai tujuan 'nol produk cacat' di bidang manufaktur.
3. Untuk fokus pada perbaikan terus-menerus.
4. Untuk berkonsentrasi pada yang melibatkan dan menggunakan pengetahuan tenaga kerja untuk
tingkat yang lebih besar.
5. Tata Letak peralatan sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan jarak perjalanan antara
persediaan dan mesin.
6. Untuk mengurangi persediaan dan dengan demikian menghemat pada persediaan biaya angkut
persediaan.
7. Untuk menghilangkan limbah (seperti waktu lama set-up, aliran material, scrap, kerusakan mesin,
saham yang lebih tinggi, pengerjaan ulang, pemeriksaan dll).
8. Untuk mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan limbah dan memecahkan melalui
keterlibatan karyawan total.
9. Untuk menghubungkan para pekerja menjadi multi-fungsi untuk mempertahankan dan
memungkinkan mereka untuk menjalankan beberapa mesin pada satu waktu.
Kelebihan JIT

1. Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat tempat penyimpanan
dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan biaya asuransi.
2. Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya memerlukan modal
kerja yang rendah.
3. Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya pemborosan akibat produk yang
ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak atau usang akan menjadi semakin rendah.
4. Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat perubahan mendadak dalam
permintaan.
5. Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok oleh Supplier (Pemas
ok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan pengerjaan ulang.
Kekurangan JIT

1. Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan atau “Zero Tolerance for
mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk melakukan perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-
bahan produksi ataupun produk jadi yang mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat
persediaan bahan-bahan produksi dan produk jadi yang sangat minimum.
2. Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam kualitas maupun ketepatan
pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup perusahaan manufakturing yang bersangkutan.
Keterlambatan pengiriman oleh satu pemasok akan mengakibatkan terhambatnya semua jadwal
produksi yang telah direncanakan.
3. Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi yang tinggi.
4. Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk memenuhi permintaan yang
mendadak tinggi karena pada kenyataannya tidak ada produk jadi yang lebih.
Lean Production and Accounting

• Lean production/Lean manufacturing praktik produksi yang mempertimbangkan


segala pengeluaran sumber daya yang ada untuk mendapatkan nilai ekonomis
terhadap pelanggan tanpa adanya pemborosan, dan pemborosan inilah yang
menjadi target untuk dikurangi. Lean selalu melihat nilai produk dari sudut
pandang pelanggan, dimana nilai sebuah produk didefinisikan sebagai sesuatu
yang mau dibayar oleh pelanggan.
• Lean Accounting adalah konsep yang dirancang untuk lebih mencerminkan
kinerja keuangan perusahaan yang telah menerapkan proses Lean
Manufacturing.
KAIZEN
BENCHMARKING

• Pendekatan lain untuk penetapan standar yang digunakan untuk


mengidentifikasi berbagai peluang perbaikan aktivitas.
• Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen
atau umumnya manajemen strategis, dimana suatu unit/bagian/organisasi
mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan
serupa unit/bagian/organisasi lain yang sejenis baik secara internal maupun
eksternal.
COLORSCOPE, INC.
1 Maret 1976

• Colorscope, Inc. Didirikan

Tahun 1988

• R.R Donneley & Sons Co. Ingin mengakuisisi

Tahun 1990

• Terjadi perubahan teknologi pada industri desktop publishing

Mei 1994

• Grup internal mengumumkan menjual produksi desain grafis dan peralatannya


menggantikan Colorscope, yang menyebabkan Colorscope kehilangan pelanggan
utamanya (yang mencakup 80% dari keseluruhan bisnisnya)
• Cha membangun ulang bisnis dan mengevaluasi perusahaannya di segmen pre-
press, kebijakan dan operasi
Proses Produksi Pre-press
Kompetitor untuk Colorscope datang
dari tiga jenis pesaing:

1. Perusahaan percetakan dengan karyawan penjualan yang professional yang


mendorong harga bundled, jasa pre press yang terintegrasi dengan
percetakan dalam satu paket. Seperti perusahaan R.R.Donnelley & Sons Co
dan Quad Graphis.
2. Pre press house yang terintegrasi nasional atau “trade shop” merupakan
pre press house yang bernilai jutaan dollar yang mempunyai jaringan
penjualan nasional dengan jasa profesional dan beberapa pabrik di seluruh
Amerika. Seperti American Color dan Wace/Techtron.
3. Perusahaan mandiri yang bersaing dengan afiliasi lepas kepada agensi
percetakan atau agensi periklanan lainnya atau mendirikan toko di samping
klien utama untuk menghalangi pesaing lainnya.
Alur Kerja Organisasi
di Colorscope
Masa Depan
• Cha menyadari bahwa Colorscope perlu melakukan
kapitalisasi atas aset dan karyawannya.
• Diperlukan adanya strategi jangka pendek untuk
meningkatkan pemasaran utamanya pada bulan-
bulan tertentu dimana pesanan untu pre-press
meningkat.
• Meminimalkan rework karena adanya perubahan
spesifikasi dan rework yang disebabkan oleh
kesalahan proses.
• Penentuan harga produk yang berkaitan dengan
efek tertentu atau pesanan khusus.
Analisa Kasus
• Colorscope menolak untuk mengikuti trend business yaitu dengan tetap melayani
pesanan dalam jumlah yang besar (high-margin client) dan harga yang lebih tinggi.
• Perkembangan teknologi dan perubahan yang cepat memaksa terjadinya perubahan
yang signifikan pada Colorscope yang berpengaruh pada harga. (exhibit 1)
• Colorscope dalam proses produksinya menghabiskan banyak waktu dalam pre-press
production (Exhibit 2).
• Pada Proses Proofing banyak waktu yang terbuang karena adanya rework yang
disebabkan karena pelanggan mengubah spesifikasi pesanan.
• Persaingan yang intens (exhibit 3) dalam usaha pre-press
• Dulunya konsumen secara konsisten mampu dan akan membayar untuk sebuah
kualitas terbailk namun sekarang konsumen lebih mengutamakan pada penawaran
harga (exhibit 5)
Pembahasan

1. Bagaimana cara Colorscope meningkatkan operasionalnya ?


2. Bagaimana mengubah strategi harganya ?
3. Apakah sistem akuntansi dan sistem pengendalian yang harus digunakan
Colorscope ?
THANK YOU
LAMPIRAN
Bagaimana cara Colorscope meningkatkan
operasionalnya ?
Bagaimana mengubah strategi harganya ?
Apakah sistem akuntansi dan sistem pengendalian
yang harus digunakan Colorscope ?

Anda mungkin juga menyukai