Anda di halaman 1dari 42

 

ASNIL FAUZI
 Prinsip Dasar K3
 Definisi K3
 Peraturan Perundang-Undangan K3
 Name : Asnil Fauzi
 Status : Married (M4)
 Address : Perumahan KDA Cluster Elang 5 No. 8
Batam Center - Kota Batam
 Phone No. : +62 811 770 1204
 Competence
o Certified Trainer & Assessor (BNSP)
o Auditor OHSAS 18001 (IRCA Certified No. 01197815)
o Provisional Auditor ISO 14001 (IRCA Certified No. 01197815)
o Provisional Auditor ISO 9001
o Senior Incident Investigator
o Fire Safety Expert (AK3 Spesialis Kebakaran)
o General Safety Expert (AK3 Umum)
o SMK3 Auditor (Indonesia Manpower Dept Certified)
o Scafolder Level 1 (Australia Standard Certification)
o First Aider (AREMT Certified No. 610424)
 Education : Environmental Engineer (2000 – 2005)
 Job Experience
o 2015 – 2019 : CATERPILLAR as EHS & Security Manager
o 2015 – 2015 : EATON Corporation as EHS Manager
o 2007 – 2015 : AKER SOLUTIONS as HSE Manager
o 2006 – 2007 : PT. ASL Shipyard Indonesia as Safety Inspectot
o 2005 – 2006 : PT. Waskita Karya as Safety Engineer
o 2003 – 2004 : CV. Bimigade Consultant as Surveyor
 
Offshore Technology Institute (OTI)
Adalah sumber bahaya potensial yang dapat
menyebabkan kerusakan (harm).

Hazard dapat berupa bahan-bahan kimia,


bagian-bagian mesin, bentuk energi, metode
kerja atau situasi kerja.
RISK
RISK
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari sumber
bahaya (hazard) tertentu yang terjadi

The chance of loss or gain


Untuk menentukan resiko membutuhkan
perhitungan antara konsekuensi/ dampak yang
mungkin timbul dan probabilitas, yang biasanya
disebut sebagai tingkat resiko (level of risk).
Adalah kerusakan atau bentuk kerugian berupa
kematian, cidera, sakit fisik atau mental,
kerusakan properti, kerugian produksi,
kerusakan lingkungan atau kombinasi dari
kerugian-kerugian tadi.
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman atau
selamat.
Aman (safe) adalah suatu
kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya
telah dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai, dan
ini adalah lawan dari
bahaya (danger).
Keselamatan (Safety)

1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan


(control of accident loss)

2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan


menghilangkan (mengontrol) resiko yang
tidak bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks)
Kesehatan (Health)

Derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi


individu (the degree of physiological and
psychological well being of the individual)
Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan tenaga kerja dan manusia pada umumnya,
baik jasmani maupun rohani, hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil, makmur dan sejahtera;

Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran,
penyakit, dll
(ref. ACCIDENT PREVENTION)
Tujuan
TUJUAN UNDANG-
• Mencegah terjadinya UNDANG No. 1/1970
kecelakaan • Agar setiap TK dan orang
lain yg berada di tempat
• Mencegah agar kecelakaan kerja terjamin
yang serupa tidak terulang keselamatannya
kembali (repeated accident) • Agar proses produksi
tetap berjalan dg lancar
• Menjamin pekerja dapat • Agar setiap TK dpt
mengembangkan potensinya meingkatkan produksi
sesuai harkat dan martabatnya kerjanya dan
meningkatkan
sbg manusia produktivitas perusahaan
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances  Flammable • Ergonomics
 Explosive Accidental • Psychosocial
 Combustible release
 Corrosive
2. Konsekuensi  Minor 2. Konsekuensi
• Accident  Injuries  Mayor • Terpapar  kontak  penyakit
 Fatal mendadak, menahun, kanker dan
 Assets  Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd
3. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Process • Titik berat pd
• Exposure • Sepertinya kurang
• Equipment, facilities, kerusakan asset,
• Work hours urgent (laten)
tools fatality
• PPE • Prinsip pendekatan
• Working practices • Sepertinya urgen
• Pendidikan o Pengkajian
• Guarding (bahaya mendadak)
• Karir jab. Sesuai kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
pendidikan o Utk memperkecil
• Karir lapangan + o Pengkajian resiko
kepaparan
pelatihan o Utk memperkecil
resiko
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada
saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident.
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan berakibat cedera pada
manusia, kerusakan barang,
gangguan terhadap pekerjaan
dan pencemaran lingkungan.
 Poor Management Safety Policy & Decisions
 Personal Factors Basic Causes
 Environmental Factors

Unsafe
Unsafe Act Indirect Causes Condition

Unplanned release of
Energy and/or
Hazardous material ACCIDENT
• Personal Injury
• Property Damage
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material

$5 $50
Terlambat dan ganguan produksi
HINGGA • Biaya legal hukum
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: • Pengeluaran biaya untuk penyediaan
KERUSAKAN PROPERTI fasilitas dan peralatan gawat darurat
(BIAYA YANG TAK • Sewa peralatan
DIASURANSIKAN) • Waktu untuk penyelidikan

• Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang


$1 HINGGA $3 • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau
BIAYA LAIN YANG biaya melatih
TAK DIASURANSIKAN • Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik
Kematian/ Kec.Serius (LTI, RWC)
Data dilaporkan dan
tercatat Kecelakaan Ringan
Kerusakan Properti

Nyaris Celaka

• Perbuatan &
Kondisi Tidak
Aman
• Bahaya
Logika Kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan mata rantai sebab-akibat
(Domino Squen)

LACK OF BASIC
CONTROL CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE
CAUSES LOSSES
PERKEMBANGAN

1949 : Gordon
1967 : Haddon
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German
( FRANK BIRD JR, 1970 )

Lack of SYMPTOM
Control
ORIGIN CONTACT Loss

LACK OF BASIC IMMEDIATED INCIDENT /


INJURY /
ACCIDEN
CONTROL CAUSES CAUSES DAMAGE
( ILCI model - Bird & German, 1985 )

Lack of Basic Immediate


Control Causes Causes
Incident Loss

Inadequate Personal Substandard


Contact
Program Factors Acts People
With Energy Property
Inadequate Substandard or
Job Factors Conditions
Process
Standard Substance
(Profit)
Inadequate
Compliance
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB INSIDEN
KONTROL KERUGIAN
DASAR LANGSUNG (Kontak)

PROGRAM
FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN> KECELAKAAN
TAK SESUAI
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
ATAU
& DENGAN
STANDAR
FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
TAK SESUAI
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
BAHAN/ ZAT
KEPATUHAN DIHARAPKAN
PELAKSANAAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

KERUGIAN
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
KONTROL DASAR LANGSUNG INSIDEN KERUGIAN

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
INSIDEN


 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk
 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
KONTROL DASAR LANGSUNG INSIDEN KERUGIAN

 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


 GAGAL MEMPERINGATKAN  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN
 PERALATAN RUSAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN  RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG
SEBAB LANGSUNG

 PAKAI ALAT RUSAK  BAHAYA KEBAKARAN


 PAKAI APD TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PEMUATAN TIDAK LAYAK
 KEBISINGAN
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK  TERPAPAR RADIASI
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN  VENTILASI TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT
 LINGKUNGAN TIDAK AMAN
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 KEMAMPUAN FISIK ATAU  PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN


PHISIOLOGI TIDAK LAYAK  ENGINEERING
 PENGADAAN (PURCHASING)
SEBAB DASAR

 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK


LAYAK  KURANG PERALATAN
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI  MAINTENANCE
 STRESS MENTAL  STANDAR KERJA
 KURANG PENGETAHUAN  SALAH PAKAI/SALAH
 KURANG KEAHLIAN MENGGUNAKAN
 MOTIVASI TIDAK LAYAK
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
KONTROL DASAR LANGSUNG INSIDEN KERUGIAN
LACK OF CONTROL

 PROGRAM TIDAK SESUAI


 STANDARD TIDAK SESUAI
 KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
 https://www.youtube.com/watch?v=rwUZCdXiWl8
 https://www.youtube.com/watch?v=K_25bzmxRc0
1. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
a. Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu pengetahuan,
tehnik & teknologi
b. Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
c. Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3

2. STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan pelak K3

3. INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja
masih memenuhi ketentuan & persyaratan K3
4. RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS & STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan bid K3 sesuai
perkemb ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi

5. PENDIDIKAN & LATIHAN


• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & ketrampilan K3 bagi
TK

6. PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan melalui penerapan
& pemaksaan melalui sanksi-sanksi

7. ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan pencegahan kec dgn pembayaran
premi yg lebih rendah terhdp peusahaan yang memenuhi syarat K3

8. PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat kerja dlm upaya memenuhi
syarat-syarat K3 di tempat kerja
1. PERSONIL : 2. ALAT / MESIN:
UU dan Per.Uap; UU dan Per.Uap;
Per.Menaker No.01/1976; Per.Menaker No.01/1978;
Per.Menaker No.01/1979; Per.Menaker No.04/1980;
Per.Menaker No.02/1982; Per.Menaker No.01/1982;
Per.Menaker No.01/1988; Per.Menaker No.02/1983;
Per.Menaker No.01/1989; Per.Menaker No.03/1985;
Per.Menaker No.02/1992; Per.Menaker No.04/1985;
Kep.Menakertrans No.186/1999; Per.Menaker No.05/1985;
Kep.Menakertrans No.187/1999. Per.Menaker No.02/1989;
Per.Menaker No.04/1998;
3. SISTEM : Per.Menakertrans No.03/1999;
Per.Menaker No.01/1980; Kep.Menakertrans No.51/1999;
Per.Menaker No.02/1980; SE Menakertrans No.01/1997;
Per.Menaker No.01/1981; SE Menakertrans No.01/1979.
Per.Menaker No.03/1982;
Per.Menaker No.05/1996; 4. KELEMBAGAAN K3
Per.Menaker No.03/1998; Kep.Menaker No.155/1984;
Per.Menaker No.11/2005; Per.Menaker No.04/1987;
Kep.Menaker No.68/2004. Per.Menaker No.04/1995
 Dewan K3 Nasiomal (DK3N)
 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
 Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (A2K3)
 Asosiasi Ahli K3 Konstruksi (A2K4)
 Asosiasi Ahli K3 Kimia
 Ikatan Ahli Keselamatan Kerja (IAKI)
 Asosiasi Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Asosiasi Perusahaan Inspeksi Teknik Indonesia (APITINDO)
 Lembaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja Indonesia (LK3I)
 Himpunan Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKASI)
 Ikatan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (IDKI)
 Persatuan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI)
 Konsil Nasional K3 Indonesia (KNKI)
 Ahli K3 Umum
 Ahli K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
 Ahli K3 Pesawat Angkat (Crane)
 Ahli K3 Konstruksi
 Ahli K3 Kimia
 Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran
 Ahli Radiografi
 Inspektur Las (WI)
 Operator Pesawat Uap/Crane/Forklift/Lift
 Petugas Kebakaran
 Petugas K3 Kimia
SMK3-Permenaker No.05/1996
1996
Fihak III PJK3-Permenaker No.04/1995
1994
Ahli K3-Permenaker
K3 No.02/1992
1992
PJIT Uap-Kepmenaker No.1261/1988
1988
P2K3-Permenaker No.04/1987
1987
UU No.1/1970
1970

Proses transformasi dari


Era VR 1910 rawing ke steering
Privatisasi inspeksi K3
Stakeholder K3
Era Undang-undang Keselamatan Kerja No.1 tahun 1970
MENAKER

DIREKTUR

PEG. AHLI
PENGA PANITIA DOKTER P2K3
K3
WAS BANDING PRSH

DEP/DINAS LUAR - POLI PRSH PRSH


DEPNAKER - JASA KESEH

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
UU No. 1 / 1970 :
• memeriksa kesehatan badan, kondisi mental,
kemampuan fisik TK baru;
• pemeriksaan kesehatan berkala;
• menunjukan dan menjelaskan :
FORMAL - sumber bahaya
- alat pengamanan dan APD
- cara dan sikap kerja yang aman
• mempekerjakan TK setelah paham
• pembinaan K3
• memenuhi dan mentaati syarat K3
• laporan kecelakaan
• memasang UUKK dan poster
• menyediakan APD
• membentuk P2K3
• menerapkan SMK3
 

Anda mungkin juga menyukai