Anda di halaman 1dari 37

PENGHIMPUNAN DAN

PENGELOLAAN DANA BANK


 Ruang lingkup produk liability
 Jenis-jenis produk liability
 Giro, deposito dan tabungan
 Penentuan suku bunga bank
 Manajemen likuiditas
 Alokasi dana dengan pendekatan “pool of funds”
 Alokasi dana dengan pendekatan “assets
allocation”
LAPORAN KEUANGAN BANK
(Bank Financial Statement)
Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank :

1. Neraca (Laporan Harta & Kewajiban – Balance Sheet) *


2. Laporan Laba/Rugi (Income Statement) *
3. Laporan Rasio Keuangan
4. Laporan Komitmen dan Kontijensi
5. Laporan Arus Kas (Cash Flow)
6. Laporan Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
7. Laporan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
8. Laporan Pencadangan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP).

*) Merupakan Laporan Pokok/Utama yang penting


Memahami Laporan Keuangan – Neraca Bank :

Laporan Posisi Keuangan/Neraca Bank


adalah “unique” dan relatif berbeda
dengan laporan keuangan/neraca
perusahaan pada umumnya.
Perbedaan tersebut terletak pada hal-hal
berikut:
1. Dalam struktur neraca bank, pada sisi Asset
tidak dijumpai perkiraan stock/Inventory/
Persediaan.
2. Perkiraan Surat Berharga memegang peranan
yang penting dan strategis.
3. Komponen Asset yang terbesar (seharusnya)
adalah : Piutang/Tagihan/Pinjaman/Kredit
yang diberikan (PYD)
4……
4. Pada sisi Kewajiban/Liabilities perkiraan dana
masyarakat/Pinjaman dari masyarakat (Giro,
Deposito, Tabungan) menempati porsi yang
cukup besar.
5. Leverage (perbandingan hutang dengan modal
disetor atau juga ekuitas) relatif sangat besar.
Ukuran keberhasilan suatu bank salah satunya
bila mana bank tersebut dapat menghimpun
dana masyarakat yang cukup besar.
6. Dalam Laporan Laba/Rugi tidak dijumpai
perkiraan penjualan dan HPP. Yang ada adalah
pendapatan bunga dan biaya bunga (bunga yang
dibayar).
Contoh Neraca Bank :

NERACA
PT. BANK XYZ
Posisi 31 Desember 2015

ASSET / AKTIVA LIABILITIES / PASIVA

1 Kas (Rp & Valas) Giro nasabah Dana


2 Giro pada Bank Indonesia GWM Deposito Masya-
3 Deposito, Giro pada bank lain Tabungan rakat
4 Surat berharga (wesel, pos, SBI) Pinjaman yang diterima Bank lain
5 Pinjaman/kredit yang diberikan
6 Investasi/penyertaan Ekuitas :
7 Fixed Asset Modal disetor
8 Asset Lain-Lain Cadangan-cadangan
Laba tahun berjalan
Laba ditahan

TOTAL ASSET TOTAL LIABILITIES


RUANG LINGKUP PRODUK LIABILITY
JENIS-JENIS PRODUK LIABILITY
I. Deposits (A)
Dana yang diproleh bank, yang bersumber dari produk
simpanan bank yaitu : Tabungan , Giro dan Deposito.
Produk simpanan bank yang terbagi menjadi 3 jenis
tersebut adalah bermaksud untuk menyesuaikan kepada
kebutuhan masyarakat, adapun perbedaannya secara
umum adalah cara penarikan dan waktu.
Berbeda dengan produk Giro dan Tabungan, produk
Deposito dalam hal ini tidak dapat ditarik sewaktu-waktu,
umumnya dapat di tarik setelah 1,3,6, atau 12 bulan masa
penempatan di bank.
Menurut fungsinya juga berbeda yakni :

1. Tabungan umumnya dipergunakan untuk transaksi rumah tangga


sehari-hari yang nilai transaksinya relatif kecil dibandingkan
dengan Giro dan Deposito. Penarikannya dapat dilakukan
sewaktu-waktu sesuai kebutuhan dan mengacu kepada peraturan
masing-masing bank yang bersangkutan.
2. Giro, menurut fungsinya sendiri adalah digunakan untuk
kebutuhan transaksi usaha/bisnis, cara penarikannya pun dapat
dilakukan sewaktu-waktu.
3. Deposito, produk ini umumnya digunakan untuk investasi jangka
pendek, karena menawarkan nilai bunga yang relatif lebih besar
dari produk simpanan Giro dan Tabungan.

Dalam pengelolaan dana simpanan masyarakat, bank juga wajib


berkerjasama dengan LPS (lembaga Penjamin Simpanan) tentang
besaran nilai simpanan yang dijamin LPS yaitu paling banyak sebesar
Rp 2.000.000.000 (dua milyar rupiah) per bank per nasabah, hal ini
dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak dari krisis keuangan
global.
II. Deposits (B)
Dana yang diterima oleh bank yang bersumber dari non
masyarakat (pemerintah atau lembaga lainnya) yang
pengelolaannya juga dapat di gunakan dalam bentuk
kredit. Contohnya seperti KLBI (kredit likuiditas Bank
Indonesia), kredit Holdings, Obligasi dan lain-lain.

III. Capital
Modal dari pemilik yang disertakan kedalam bank, yang
juga digunakan sebagai salah satu tolok ukur tingkat
kesehatan bank.
Dalam pengelolaan bisnis bank tidak terlepas dari peran
lembaga lain sebagai alat pemerintah yang bertanggung
jawab sebagai pengawas dan pelaksana Undang –undang.

Berikut adalah beberapa lembaga keuangan yang terkait


dengan industri perbankan :
• OJK (Otoritas Jasa Keuangan),
• LPS (lembaga Penjamin Simpanan),
• PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan)
• Lembaga Kliring (yang saat ini dilakukan oleh Bank
Indonesia) yang bertugas untuk mengatur tata cara dan
menyelenggarakan kliring atas cek dan surat-surat
beharga ( wesel, surat utang atau bentuk lain).
GIRO, DEPOSITO DAN TABUNGAN
REKENING GIRO/DEMAND DEPOSIT/CHECKING ACCOUNT
adalah simpanan dana masyarakat pada bank
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek/cheque (pasal 178
KUHD) atau dipindah bukukan dengan surat
perintah pemindah bukuan (SPPB-bilyet giro).
DEPOSITO BERJANGKA (TIME DEPOSIT)
Adalah simpanan dana masyarakat (pihak
ketiga) pada bank yang pencairannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu yang telah
ditetapkan /dipilih pada saat pembukaan (awal).
Sebagai bukti simpanan, kepada nasabah
pemilik dana diberikan bilyet deposito atas
nama nasabah yang bersangkutan (surat
berharga atas nama)
SERTIFIKAT DEPOSITO (CERTIFICATE OF DEPOSIT)

Adalah simpanan berjangka pada bank atas


unjuk/atas pembawa, dapat dipindahtangankan
/diperjualbelikan (surat berharga atas unjuk-
marketable-transferable)
Bunga dibayar dimuka pada saat pembukaan,
dihitung berdasarkan system discounted
(diskonto)
TABUNGAN (SAVING)
Adalah simpanan dana masyarakat pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan sesuai syarat yang telah
ditentukan bank dan tidak dapat ditarik dengan cek atau
bilyet giro.

Fitur Produk Tabungan adalah sbb :


1. Nasabah pemilik tabungan diberikan kartu ATM/Debit
Card (atas permintaan/optional) dan buku tabungan
(pass book) sebagai bukti kepemilikan.
2. Ketentuan: Tabungan hanya dapat dibuka untuk
nasabah perorangan (tidak dapat dibuka atas nama
perusahaan, badan hukum seperti : PT, Yayasan,
Koperasi, dsb.
PENENTUAN SUKU BUNGA BANK
Masing-masing bank memberikan tingkat suku
bunga yang berbeda, ada suku bunga yang tinggi
dan juga ada bank yang memberikan suku bunga
rendah.
Masing-masing bank memang diberikan
kebebasan dalam penetapan suku bunga
pinjaman asalkan tidak terlalu tinggi dan
menyalahi aturan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Bunga adalah salah satu bagian penting dari
perbankan untuk mendapatkkan keuntungan,
bunga tersebut merupakan imbalan atau jasa
yang diberikan nasabah atas pinjaman yang
diberikan oleh bank.

Perbankan di Indonesia memang sering


mendapatkan kucuran dana dari pemilik dana
besar yang menekan perusahaan perbankan
untuk memberikan bunga yang tinggi atas dana
yang didepositokannya.
Sudah tidak asing lagi bila di Indonesia memang
terjadi persaingan suku bunga, masing-masing bank
memberikan suku bunga yang berbeda, hal ini juga
termasuk trik untuk mendapatkan nasabah
sebanyak-banyaknya.
Nasabah cenderung akan memilih bank yang
memberikan suku bunga rendah untuk pinjaman
dan memilih suku bunga tinggi untuk deposito yang
mereka tanamkan di bank.
Bahkan suku bunga saat ini juga dipengaruhi oleh
lembaga keuangan yang memberikan layanan kredit
lunak dan bunga rendah kepada masyarakat.
Penentuan suku bunga yang terlalu tinggi bagi
perusahaan perbankan memang bukan cara
yang tepat.
Di satu sisi hal ini memang menguntungkan
pihak bank, namun di sisi lain tentu saja
nasabah yang akan dirugikan.
Semakin banyaknya pertumbuhan perusahaan
perbankan di Indonesia, hal ini juga menjadikan
suku bunga yang ditetapkan berubah-ubah.
Persaingan suku bunga seperti ini adalah fakta
perusahaan perbankan di Indonesia.
Komponen-komponen dalam menentukan bunga kredit
menurut Kasmir (2008: 40), yaitu:
1. Total biaya dana (cost of fund), merupakan total
bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh
dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro,
tabungan, maupun deposito.
Total biaya dana tergantung dari seberapa besar
bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana yang
diinginkan.
Semakin besar bunga yang dibebankan terhadap
bunga simpanan, semakin tinggi pula biaya dananya
demikian pula sebaliknya.
Total biaya dana ini harus dikurangi dengan cadangan
wajib atau reserve requirement (RR) yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
2. Biaya operasi, dalam melakukan setiap kegiatan bank
membutuhkan berbagai sarana dan prasarana, baik
berupa manusia maupun alat. Penggunaan sarana dan
prasarana ini memerlukan sejumlah biaya yang harus
ditanggung bank sebagai biaya operasi. Biaya operasi
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam
melaksanakan operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji
pegawai, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, dan
biaya-biaya lainnya.
3. Cadangan risiko kredit macet, merupakan cadangan
terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini
disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti
mengandung suatu risiko tidak terbayar. Risiko ini dapat
timbul baik dengan sengaja maupun tidak. Oleh karena
itu, pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap
bersiaga menghadapinya dengan cara membebankan
sejumlah presentase tertentu terhadap kredit yang
disalurkan.
4. Laba yang diinginkan, setiap kali melakukan transaksi,
bank selalu ingin memperoleh laba yang maksimal.
penentuan ini ditentukan oleh beberapa
pertimbangan penting, mengingat penentuan
besarnya laba sangat mempengaruhi besarnya bunga
kredit. Dalam hal ini biasanya bank disamping melihat
kondisi pesaing juga melihat kondisi nasabah apakah
nasabah utama atau bukan dan juga melihat sektor-
sektor yang dibiayai, misalnya jika proyek pemerintah
atau untuk pengusaha/rakyat kecil maka labanya pun
berbeda dengan yang komersil.
5. Pajak, merupakan kewajiban yang dibebankan
pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas
kredit kepada nasabahnya.
MANAJEMEN LIKUIDITAS
Tujuan Pengelolaan Dana Bank Umum adalah
mensinergikan dua kepentingan yang sangat
strategis/penting antara LIKUIDITAS dan RENTABILITAS
karena :
1. Bank sebagai usaha yang beroperasi berbasis
kepercayaan (trust base), berkewajiban menjaga
kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat
hanya dapat terjaga bila bank mampu memenuhi
setiap kewajibannya pada nasabah (utamanya
kewajiban jangka pendek) setiap jatuh tempo. Karena
itu bank wajib menjaga LIKUIDITASNYA
2. Bank sebagai kegiatan usaha komersil.
Bank harus mampu menghasilkan profit
untuk kelanjutan dan kontinuitas usahanya
(survival & growth).

Karena itu, isu pokok (crusial) dalam manajemen


dana bank adalah menjaga/memelihara
LIKUIDITAS (selalu likuid) di satu pihak dan harus
mampu menghasilkan keuntungan yang optimal
/profitable (RENTABILITAS yang tinggi) di pihak
lain.
Sumber Dana Bank
1. Sumber dana sendiri (internal)
• Modal disetor
• Agio saham
• Cadangan-cadangan
• Laba ditahan
2. Sumber dana pihak luar (eksternal)
• Pihak Kedua (call money, pinjaman antar
bank, BLBI).
• Pihak Ketiga/Dana Masyarakat (Giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan, deposit on call,
setoran jaminan, BG, LC, dll).
Situasi Keuangan Bank

 Untuk melakukan segala bentuk kegiatan perbankan, maka


sebuah bank dituntut untuk memiliki keuangan yang
memadai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Situasi keuangan bank yang stabil akan dapat membuat
bank tersebut melakukan berbagai perencanaan
pemasaran produk bank, dan sebaliknya apabila suatu bank
memiliki situasi keuangan yang kurang baik, maka akan
mengakibatkan adanya keterbatasan dalam pemasaran
produk bank sehingga tujuan dari bank itu sendiri sulit
untuk dicapai.
 Dengan kondisi keuangan yang memadai dan baik maka
bank dapat menentukan sendiri arah dari kebijakan dan
sasaran serta tujuan dari bank itu sendiri.
 Disamping itu bank juga harus mempunyai sumber dana
untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Oleh karena itu manajemen bank dituntut untuk
dapat mengelola dana perbankan secara
profesional dan baik, dimana manajemen dapat
menggunakan cara penempatan (alokasi) dana
bank dengan mempertimbangkan sumber dana
yang diperolehnya terdiri atas 2 (dua)
pendekatan, yang mana kedua pendekatan
tersebut masih banyak dipergunakan atau dipilih
oleh manajemen bank, yaitu :
1. Pool of Fund Approach
2. Asset Allocation Approach
ALOKASI DANA DENGAN PENDEKATAN
POOL OF FUNDS
POOL OF FUNDS APPROACH
Pool of fund approach adalah penempatan dana
bank dengan tidak memperhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan sumber-sumber dana seperti
sifat dana, jangka waktu dan tingkat harga
perolehan sumber dana tersebut.
Asumsi:
a. Semua kewajiban bank yang berasal dari sumber
digabung secara bersama-sama diperlakukan sebagai
sumber dana tunggal tanpa mengenal dan
membedakan sumber-sumbernya dan bentuk dana
secara individual.
b. Dana yang bersumber dari giro, deposito, tabungan,
sertifikat deposito, dan modal dan juga jangka waktu
dan karakteristik masing-masing sumber dana sudah
tidak dapat diidentifikasi dan diabaikan.
c. Dana dialokasikan berdasar prioritas penggunaan
sesuai dengan kebijakan dan strategi manajemen bank
di samping harus mematuhi ketentuan yang ditetapkan
bank sentral.
POOL OF FUNDS APPROACH

Kelebihan :
Perhitungan biaya dana relatif sederhana dan
pengelolaannya tidak kompleks.

Kekurangan :
Sulit memprediksi kebutuhan standar likuiditas
ALOKASI DANA DENGAN PENDEKATAN
ASSET ALLOCATION
Asset allocation approach adalah penempatan
dana ke berbagai aktiva dengan mencocokkan
masing-masing sumber dana terhadap jenis
alokasi dana yang sesuai dengan sifat dana,
jangka waktu dan tingkat harga perolehan
sumber dana tersebut.
• Merupakan koreksi dari pendekatan pool of funds.
• Konsep ini sering disebut conversion of funds approach.
• Pada dasarnya konsep ini menyatakan bahwa tidaklah
realistis menganggap total dana yang dihimpun bank
merupakan sumber dana tunggal, karena dalam
kenyataannya masing-maing sumber dana memiliki sifat
sendiri.
• Oleh karena itu dalam prioritas dana bank harus
diperlakukan secara individu dengan memperhatikan
karakteristik masing-masing sumber dana.
• Dana yang perputarannya tinggi diprioritaskan sebagai
cadangan primer dan sekunder, sedangkan dana yang
perputarannya rendah untuk pemberian kredit dan
aktiva jangka panjang lainnya.
Alokasi Dana
Menurut Prioritas Penggunaannya :
1. Cadangan Primer (Giro Wajib Minimun/Giro
BI, Kas)
2. Cadangan Sekunder (Surat berharga yang
marketable/likuid)
3. Penyaluran kredit
4. Investasi
Alokasi Dana
Menurut Sifat Aktiva:
1. Aktiva kurang produktif/non earning assets
(Giro BI, Giro pada bank lain, Aktiva tetap &
Inventaris)
2. Aktiva Produktif (kredit, penempatan pada
bank lain, call money, surat berharga jangka
pendek yang marketable, dll)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai