Anda di halaman 1dari 87

PROGRAM PENERIMAAN MAHASISWA BARU

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2019

PENINGKATAN KAPASITAS MAHASISWA DALAM


UPAYA PENGURANGAN RESIKO BENCANA
MENUJU GENERASI TANGGUH BENCANA
Berbasis Sains, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Dr.Eng. Adi MAULANA, ST.M.Phil.


Kepala Pusat Penelitian dan pengembangan (PUSLITBANG)
STUDI KEBENCANAAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN 1
Bencana dan Manajemen
Kebencanaan

Indonesia dan
Potensi/Kejadian Bencana

Mitigasi Bencana

Pengurangan Risiko Bencana

Membangun Kesiagaan Bencana


berbasis Sains dan Teknologi

2
[ Jumlah Kejadian dan Korban Bencana di Indonesia
(2004-2018) ] Sumber: BNPB
180,000 Jumlah Kejadian Meninggal & Hilang
167,143
160,000

140,000

120,000

100,000

80,000

60,000

40,000

20,000 8,4793,787 4,7522,526 5,945 8,480


295 81 409 1,818 2 674 31 224 12 84 436
0

4
[ Kerusakan Rumah Akibat Bencana (2004-2018) ]
Sumber: BNPB

498,444

Banjir
Tanah Longsor
Gelombang Pasang/Abrasi
Puting Beliung
Kekeringan
181,623 Kebakaran Hutan/Lahan
Gempa Bumi
120 15,046 Tsunami
5,043 22,256 Letusan Gunung Api

75,396
106,982

5
[ Kerusakan Fasilitas Publik Akibat Bencana (2004-2018) ]
Sumber: BNPB

Kerusakan Fasilitas Publik


45,000 40,466
40,000
35,000
30,000
25,000
20,000 16,618
15,000
10,000 4,263
5,000 542 60 1,645 2 679
0
jir or si i i i
n s a ng a0n an um m p
Ba ong Abr eli
u
rin
g
La
h B una ngA
L g/ B ke ta
/ pa Ts nu
ah sa
n ng Ke u m u
Ta
n Pa Pu
ti n
H Ge G
ra an
ng a tu
s
ba
bak Le
l om Ke
Ge

6
• Data dari Litbang Kompas (12 Oktober 2018)
• Kerugian Bencana Lombok dan Palu
• Lombok = 10 Trilyun
• Palu = 5 Trilyun

• Rata-rata kerugian ekonomi langsung 2000-2016 =


22,8 Trilyun/tahun
Bencana Aceh 2004 = 51,4 Trilyun (APBN = 3,3 Trilyun)
Bencana Yogyakarta = 26,1 Trilyun (APBN = 2,9 Trilyun)
MANAJEMEN KEBENCANAAN
Pengertian Bencana
• Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis (UU Nomor 24 Tahun 2007).
• Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
• Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya
untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.
• Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB, 2014), bahaya dibagi menjadi 12 jenis, yaitu

• 1. Gempabumi
• 2. Tsunami
• 3. Letusan Gunung Api
• 4. Gerakan Tanah (Tanah Longsor)
• 5. Banjir
• 6. Banjir Bandang
• 7. Kekeringan
• 8. Cuaca Ekstrim (Puting Beliung)
• 9. Gelombang Ekstrim dan Abrasi
• 10. Kebakaran Hutan dan Lahan
• 11. Epidemi dan Wabah Penyakit
• 12. Kegagalan Teknologi
SIKLUS BENCANA
Faktor yang dapat menimbulkan besarnya
kerugian dalam bencana
1. Kurangnya pemahaman tentang karakteristik bencana (hazard).
2. Sikap dan perilaku yang mengakibatkan rentannya kualitas sumber daya
manusia (vulnerability).
3. Kurangnya informasi peringatan dini (early warning) sehingga
mengakibatkan ketidaksiapan.
4. Ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam menghadapi bahaya.
Indonesia
dan Bencana

14
Image: Fauzy Chaniago / AP
PERGERAKAN LEMPENG DI INDONESIA

PASIFIK

EURASIA

LEMPENG INDIA-AUSTRALIA
KAWASAN YANG RAWAN BENCANA GEO-TEKTONIK
Main issue :
1.High disaster risk area
2.Low people awareness
BENCANA ALAM GEOLOGI
• GEMPA BUMI
• TSUNAMI
• LETUSAN GUNUNG API
• TANAH LONGSOR
• BANJIR
GEMPA BUMI
Sekilas tentang Gempabumi dan Tsunami
Parameter gempabumi

- Kekuatan Gempabumi
(Magnitudo)
- Waktu Terjadi Gempabumi
(OT)
- Lokasi Gempabumi
(Epicenter)
- Kedalaman Gempabumi
(Hypocenter)

21
PENYEBAB GEMPA BUMI
• Pelepasan energi secara tiba-tiba pada zona penunjaman dan pada patahan aktif yang menyebabkan
getaran partikel tanah dan batuan serta menimbulkan goncangan.
• Parameter Gempabumi
 Energi di ukur secara instrumental: dalam skala Richter dan magnituda jenis gelombang gempabumi.

 Tingkat kekerasaan dan kerusakan bangunan dinyatakan dalam Skala Modified Mercally Intensity
(MMI).
• LIGHT EARTHQUAKE (GEMPA RINGAN) : 13.000 kali/tahun
4 – 4,9 SR : 35,6 kali/hari

• MADERATE EARTHQUAKE (GEMPA SEDANG) : 1.319 kali/tahun


5 – 5,9 SR : 3,6 kali/hari

• STRONG EARTHQUAKE (GEMPA KUAT) : 134 kali/tahun


6 – 6,9 SR : setiap 3 hari sekali

• MAYOR EARTHQUAKE (GEMPA SANGAT KUAT) : 17 kali/tahun


7 – 7,9 SR

• GREAT EARTHQUAKE (GEMPA DASYAT) : 1 kali/tahun


Wilayah Rawan Bencana Gempabumi
DAMPAK GEMPABUMI

an bangunan permanen
Rumah
MMI VIII
dibangun di tanah lu

Pelulukan keluar air dari dalam tanah


sakan geologi/retakan MMI VII atau air sumur kering
PALU EARTQUAKE AND TSUNAMI
28 SEPTEMBER 2018
Liquefaction
• Another cause of death and damage was a phenomenon called liquefaction. This occurs when soil and
silt, saturated by water and shaken by the earthquake, acts like liquid, according to the United States
Geological Survey website.
• In the Palu neighbourhood of Balaroa, about 1,700 houses were swallowed up when the ground they
were built on turned into liquid mud, the national rescue agency said.
• Satellite images of the Petobo district, south of Palu’s airport, showed another large area of buildings
seemingly wiped away.
• When the quake hit, the layers below the surface of the earth became muddy and loose. Mud with
such large mass volume drowned and dragged the housing complex in Petobo so that most of them
became as if they were absorbed.
• 744 units of houses are buried
REKOMENDASI TEKNIS
Di wilayah rawan gempabumi :
• Membangun permukiman, bangunan vital dan strategi, serta bangunan lainnya yang
mengundang konsentrasi banyak manusia dengan konstruksi bangunan tahan
guncangan gempabumi.
• Tidak membangun diatas tanah yang lunak, bekas urugan, sawah/rawa yang tidak
memenuhi tingkat teknis kepadatan.
• Tidak membangun pemukiman dan aktivitas penduduk di atas, pada dan di bawah
lereng sedang hingga terjal.
TSUNAMI
PENYEBAB TSUNAMI
• Gempabumi bawah laut

• Letusan gunungapi bawah laut (Krakatau 1883),

• Longsoran bawah laut, atau meteor jatuh ke laut

Parameter Tsunami
 Dinyatakandalam intensitas I – XII (Papadopulos & Imamura, 2001),
berdasarkan ketinggian gelombang pasang dan efek landasan.
 Contoh ketinggian gelombang pasang 32 meter (Skala X–XI), semua bangunan
permanen rusak, beberapa bangunan dan konstruksi beton bertulang masih
dapat bertahan.
Wilayah Rawan Bencana Tsunami
DAMPAK TSUNAMI

n dapat melukai hingga


GENANGAN membunuh
AIR manusia
DENGAN ARUS KUAT ME

Kerusakan permukiman dan lingkungan


MITIGASI BENCANA TSUNAMI

• Identifikasi wilayah rawan Tsunami


• Membuat Peta Rawan Tsunami
• Tanggap darurat - Peringatan Dini
• Pembuatan jalur evakuasi
• Mangrove
HASIL TANGGAP DARURAT : PETA ARAH DAN KECEPATAN
(KETINGGIAN GENANGAN) BERDASARKAN GELOMBANG
TSUNAMI
REKOMENDASI TEKNIS

Membuat
gun tembok jalur
pemecah hijau antara pantai dan p
gelombang
SIMELUE

bermukim di pantai dan


Courtesy of Danny teluk
Hilman yang landai rawan ts
Natawijaya
GUNUNGAPI
SEBARAN GUNUNGAPI DI INDONESIA
PENYEBAB LETUSAN GUNUNGAPI
• Pelepasan energi secara tiba-tiba akibat tekanan oleh naiknya fluida
(magma, gas dan uap air) menuju ke permukaan

• Jenis Letusan Gunungapi


 Magmatik letusan disertai oleh keluarnya magma atau gas yang berasal dari
magma dengan kekuatan tekanan besar.
 Freatik letusan yang di dominasi oleh uap air.
 Freato magmatik campuran keduanya.
DAMPAK GUNUNGAPI

awan panas dengan Luncuran


temperaturlava pijar dgn temp
sekitar 1000
Celcius dapat membakar derajat
yang celcius berba
dilaluinya,
ban jiwa dan harta bendalingkungan dan kehidupa

Endapan awanpanas
ujan abu dan mengganggu dapat merusak
penerbangan
MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNGAPI
• MEMBUAT PETA KAWASAN RAWAN BENCANA (KRB) LETUSAN GUNUNGAPI
• PEMANTAUAN GUNUNGAPI GUNA MENUNJANG SISTEM PERINGATAN DINI LETUSAN
GUNUNGAPI
• PEMBUATAN JALUR EVAKUASI

REKOMENDASI TEKNIS
Di wilayah rawan bencana letusan gunungapi:
• Tidak membangun permukiman, bangunan vital dan strategi, serta bangunan lainnya
yang mengundang konsentrasi banyak manusia di KRB III.
• Hati-hati bermukim di KRB II .
• Tidak membangun pemukiman dan aktivitas penduduk di bantaran sungai yang
berpotensi terjadi aliran lahar.
GERAKAN TANAH/
TANAH LONGSOR
PETA ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH DI INDONESIA
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA TANAH
LONGSOR

KONDISI
CURAH
HUJAN GEOLOGI

GERAKAN TANAH/TANAH
LONGSOR

MORFOLOGI / KURANGNYA VEGETASI


TOPOGRAFI
Tipe dan Dampak Gerakan Tanah

Longsor
ang menimbun jalan dan diikuti banjir banda
permukiman
korban jiwa, harta benda dan kerusak

apan merusak permukiman


DAMPAK BENCANA GERAKAN TANAH
• Kerusakan geologi (retakan dan amblasan)
• Longsoran dengan atau tanpa diikuti banjir bandang korban jiwa, harta benda
dan kerusakan lingkungan.

REKOMENDASI TEKNIS
Di Zona Kerentanan Gerakan Tanah:
• Tinggi : tidak membangun atau bangunan lainnya yang mengundang konsentrasi banyak
manusia
• Menengah : dapat membangun bangunan dengan memperhatikan syarat teknis stabilitas
lereng dan tidak mengganggu kemiringan lereng. Senantiasa memelihara vegetasi berakar kuat
dan dalam.
• Rendah hingga sangat rendah : tidak membangun bangunan di bantaran sungai dan lereng
dengan kemiringan sedang hingga terjal.
BANJIR
Faktor Penyebab banjir
• Curah Hujan (>500 mm/hari)
• Perubahan tata guna lahan (drainase Kota)
• Sampah
• Erosi & Sedimentasi
• Fisiografi Sungai (DAS)
• Air pasang
• Penurunan tanah
• Kerusakan tanggul penahan air
Dampak banjir Pengelolaan Banjir
Struktural:
- Normalisasi Sungai
• Ekonomi
- Pembangunan Waduk Pengendali Banjir
• Sosial Budaya - Pengurangan beban puncak
• Korban - Konservasi Lahan
• Infrastruktur - Sumur resapan
• Tata guna lahan
Non Struktural
- Revisi RTRW
- Penyuluhan
- Penegakan aturan
Mitigasi banjir
• Pemetaan daerah rawan banjir
• Pemetaan daerah luapan
• Pengaturan daerah tata guna lahan
• RTH

Pengendalian banjir
• Perlindungan saluran dan perlindungan vegetasi
• Konstruksi bendungan/tanggul aman
• Partisipasi Masyarakat
• RTH
KONSEP MITIGASI BENCANA
Mitigasi Bencana
Kenali Sebelum Gempabumi
rumah/Kampus/kantor
kita !

• Bangun rumah yang kuat dengan


mengacu pada peraturan bangunan tahan
gempa.
• Pastikan struktur dimana tempat anda
berada tahan terhadap gempa dan
periksa kondisi tempat beraktivitas. Janganlah membangun bangunan di
• Periksa stabilitas perlengkapan gantung, atas, pada atau di bawah tebing, atau di
tempatkan benda besar atau berat di rak atas tanah timbunan yang tingkat
bawah (lantai), atur perabotan
kepadatannya tidak sesuai dengan daya
menempel ke dinding dan memastikan
gas dan instalasi listrik dalam kondisi dukung tanah terhadap bangunan di
aman. atasnya
Mitigasi Bencana
Sebelum Gempabumi
• Catat nomor telepon penting.  Buat dan tetapkan rencana evakuasi
• Mengetahui teknik dasar keluarga/organisasi yang diselaraskan
pertolongan pertama (P3K) dan cara dengan rencana evakuasi pemerintah
menggunakan alat pemadam setempat.
kebakaran sederhana.  Rantai komunikasi (sepakati sarana dan
• Siapkan tas siaga bencana (untuk bunyinya)
kelangsungan hidup darurat di 3 x 24
jam pertama) dan letakkan di tempat
 Bangun kesiapsiagaan masyarakat (misal
yang aman dan mudah dijangkau. saat 'arisan‘, PKK, Karang Taruna)
 Sosialisasikan dan berlatih secara berkala

55
Mitigasi Bencana
Jika kita sedang berada
di dalam bangunan / gedung :
Sebelum Gempabumi

• Kenali tempat yang aman jika terjadi gempabumi (kolong


meja / furniture yang kuat / pilar / kolom bangunan)
• Perhatikan rambu-rambu keselamatan gedung (jalur
evakuasi, titik kumpul, letak tangga darurat) saat memasuki
gedung.

56
Mitigasi Bencana
Sebelum Gempabumi

• Pastikan jalur evakuasi keluar rumah/gedung dalam keadaan


kosong, tidak ada yang menghambat (meja, kursi, lemari, dll).

• Pastikan tempat evakuasi / titik kumpul berada di tempat


terbuka, jauh dari bangunan tinggi, tiang listrik/telepon/papan
reklame, mudah diakses pertolongan kedaruratan.

www.ada.gov/emergencyprep.htm
Mitigasi Bencana
Jika kita sedang berada
di dalam bangunan / gedung :
Saat Gempabumi
• Berusaha untuk jangan panik
• Segera lindungi kepala dengan benda yang ada
seperti helm, buku tebal, atau dengan kedua tangan
dan jauhi kaca.
• Berlindung dengan merunduk (drop), lindungi kepala
(cover), berpegangan (hold on) pada kolong
meja/furnitur yang kuat atau di samping benda kuat
“Segitiga Kehidupan”
Mitigasi Bencana
Saat Gempabumi
Jika kita sedang berada di luar bangunan / gedung :
• Jangan panik
• Segera lindungi kepala dengan benda yang ada
seperti helm atau dengan kedua tangan
• Berlindung dengan merunduk (drop),
lindungi kepala (cover).

• Hindari bangunan, tiang listrik/telepon/papan reklame, jalan


layang, jembatan.
• Perhatikan tempat kita berpijak, hindari rekahan tanah.
• Jika sedang di pegunungan, hindari daerah yang mungkin
longsor.
• Jika sedang berkendara, segera menepi dan berhenti, jika
menggunakan mobil tariklah rem tangan, dan keluar dari
mobil kemudian berlindung di samping mobil.
Mitigasi Bencana
Jika kita sedang berada
Setelah Gempabumi
di dalam bangunan / gedung :
• Usahakan tetap tenang tapi selalu waspada.
• Jika goncangan sudah mereda, tetap lindungi
kepala,
• Keluarlah dengan mengikuti jalur evakuasi menuju
titik kumpul.
• Jauhi bangunan yang sudah rusak, sewaktu-waktu
bisa runtuh akibat gempabumi susulan.
• Jauhi lokasi yang berbau gas/cairan berbahaya,
seperti bensin, dll.
Mitigasi Bencana
Setelah Gempabumi

• Jika di titik kumpul terjadi gempabumi susulan,


merunduk dan lindungi kepala.
• Lakukan bantuan pertolongan pertama jika ada
yang terluka ringan.
• Telepon/minta tolong bila ada yang luka parah.
• Simak informasi gempabumi susulan dari BMKG
melalui Radio/TV/aplikasi infoBMKG/pengumuman
di sekitar kita.
Mitigasi Bencana
Sebelum Tsunami
• Kenali tempat anda
berada, apakah termasuk
daerah rawan tsunami.
TIGA LANGKAH TANGGAP
• Ketahui tempat dan jalur TSUNAMI
evakuasi terdekat dari
tempat anda berada. Tanggap Gempabumi

Tanggap Peringatan

Tanggap Evakuasi
Mitigasi Bencana
3 Langkah Tanggap Tsunami

1. Tanggap Gempabumi
 Waspadalah, gempabumi kuat (sehingga sulit
berdiri, kepala terasa pusing) atau
gempabumi lemah namun guncangannya
dirasakan lama (lebih dari 1 menit) dapat
memicu tsunami dalam waktu singkat.

 Jauhi pantai dan tepi sungai serta cari


informasi apa yang terjadi.

63
Mitigasi Bencana
3 Langkah Tanggap Tsunami

2. Tanggap Peringatan
 Dapatkan informasi Peringatan Dini Tsunami
dari BMKG melalui Radio, Televisi, internet,
pengumuman dari Pemda dll.

 Jika terdengar bunyi sirene, kentongan atau


peralatan lain yang sudah disepakati, segera
evakuasi.

64
Mitigasi Bencana
3 Langkah Tanggap Tsunami

3. Tanggap Evakuasi
 Setelah merasakan gempabumi atau menerima
peringatan tsunami, segera evakuasi ke lokasi yang aman.
 Ikuti jalur dan rambu evakuasi
 Jika lokasi aman tidak diketahui, larilah sejauh mungkin
dari pantai dan naik ketempat yang tinggi.

65
Mitigasi Bencana
Sebelum Tsunami
PERLU DIKETAHUI
• Tidak disarankan pergi ke pantai untuk mengecek dan melihat
datangnya tsunami karena gelombang tsunami bergerak sangat cepat,
berpotensi menghempas anda.
• Tsunami TIDAK SELALU ditandai dengan air laut surut.
• Jangan gunakan kendaraan saat evakuasi, karena berpotensi
menyebabkan kemacetan dan menghambat proses evakuasi.
• Jika berada dalam kapal di tengah laut dan mendapat info Peringatan
Tsunami, segera arahkan kapal ke laut, jangan mendekat ke pantai.
• Simak perkembangan informasi bencana yang akurat melalui
radio/TV/ pengumuman di sekitar anda.

Ketahuilah gelombang tsunami sangatlah kuat, meskipun


hanya setinggi lutut dapat menghempas orang.
66
Image: freepik.com

Pengurangan Risiko
Bencana (PRB)

67
[ Perspektif Bencana (mindset) ]
Risk
Fatalistic Reductio
n
Bencana adalah sesuatu Bencana muncul karena
yang given. Tidak ada ruang interaksi antara fenomena
untuk manusia melakukan
upaya apapun.
Disaster alam dengan sikap/pilihan
manusia. Terbuka ruang
untuk melakukan upaya
pengurangan risiko bencana
(PRB).

68
[ Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
Disaster Risk Reduction (DRR) ]

Konsekuensi dari ketidakmampuan mengelola risiko atau disaster risk (R) :

R = H x V/C , di mana
R = Risk/risiko (probabilitas potensi bahaya menjadi bencana)
H = Hazard/potensi bahaya, ancaman
V = Vulnerability/kerentanan
C = Capacity/kapasitas

Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat dilakukan dengan mengurangi R, melalui pemahaman dinamika H,
memperkecil V dan memperbesar C
69
[ Konsepsi PRB ]

R = H x V/C
Fenomena Alam RESPON/SIKAP MANUSIA
(Gempa, tsunami, gunung api, dll) (Kebijakan tata ruang, pendekatan pembangunan,
pendidikan, tempat mukim, budaya, dll)

70
[ Ketidakmampuan Mengelola Risiko ]

Absense of
knowledge
Hazards

Phenomena
Disaster
Hazards
Negligence

71
[ Tantangan Indonesia ]

• Potensi bahaya (hazards) yang berketerusan dan lintas generasi, sebagai


konsekuensi dari wilayah Indonesia yang dilintasi ring of fire.
• Kejadian bencana adalah keniscayaan. Hanya masalah waktu (when).
• Pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (untuk memahami
dinamika dan mitigasi hazards/H, mengurangi kerentanan/V, dan
meningkatkan kapasitas/C) belum terdayagunakan secara sistematis
• Potensi bahaya tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Sehingga, sulit
bila didekati dengan pendekatan penanggulangan yang sentralistik.
• Kapasitas kelembagaan dan sumber daya daerah belum cukup kuat.
• Sumber daya insani berwawasan pengurangan risiko bencana masih kurang.

72
[ Usulan Langkah Strategis ]

Perlu perubahan mindset yang masif: bahwa pilihan/sikap


manusia sangat berperan dalam upaya mengurangi korban
jiwa dan kerugian akibat bencana.

Perlu pendekatan berbasis ilmu pengetahuan (sains)


dan teknologi dalam masa pra-, saat, dan pasca-
bencana.

Perlu desentralisasi/penguatan kapasitas sains dan


teknologi kebencanaan untuk daerah rawan bencana
melalui penguatan PT di daerah tersebut.

73
[ Peran Sentral Perguruan Tinggi]

• Menghasilkan SDM Indonesia yang kompeten dan


berwawasan PRB melalui penyelenggaraan pendidikan tinggi.
PT merupakan salah satu pintu paling strategis untuk
perubahan mindset.
• Membangun kapasitas sains dan teknologi kebencanaan
melalui:
• Penyiapan SDM
• Penyediaan sarana dan prasarana riset
• Penyelenggaraan pendidikan tinggi bidang kebencanaan
• Menghasilkan dan mengelola pengetahuan (knowledge
management) melalui riset-riset terapan kebencanaan.

74
Peningkatan
Kesiapsiagaan
Berbasis IPTEKS dan
PT

75
[ Menuju Kesiapsiagaan berbasis Pengetahuan ]

Way of Life/Attitude

Capacity
Being
Know-why
Understanding
Doing
Know-how

Knowing
Know-what
Pengetahuan/pemahaman

76
[ Kesiapsiagaan melalui Tridharma PT ]
• Kapasitas Riset PT
• Riset Dasar
Ma Riset • Riset Terapan
i ns
tre • Publikasi Ilmiah
am
i ng

PT
Pendidikan
• KKN Tematik
&
Pengajaran
PkM • Pelatihan
• Program Studi
• • Advokasi dan Konsultansi
Learning Materials
• Unit Kegiatan Mahasiswa
• E-learning
77
[ Sinergitas Tridharma PT untuk Kesiapsiagaan
Bencana ]
Penguatan
Kapasitas Internal Riset
Lulusan PT dalam:
• Evakuasi dan Peningkatan
Berwawasan PRB pengetahuan
& resilient kontinjensi
• Tanggap darurat kebencanaan
university •Mitigasi masyarakat

PT
Pendidikan
& PkM Masyarakat
Pengajaran
berwawasan PRB
& resilient
Peran PT dalam community
membangun kesiapsiagaan
masyarakat (eksternal)
78
[ Pendidikan dan Pengajaran ]

• Pengarusutamaan isu PRB dalam kurikulum pembelajaran di PT.


• Penyelenggaraan Program Studi terkait kebencanaan (vokasi, S1, S2, S3),
khususnya di daerah dengan kerawanan tinggi
• Pengembangan sumber/metode pembelajaran inovatif (e-learning,
experiential learning, latihan/simulasi, dll).
• Pendirian unit kegiatan kemahasiswaan siaga bencana.
• Pelaksanaan latihan evakuasi mandiri secara regular di PT (setiap 26 April
sebagai Hari Kesiapsiagaan Nasional?)

79
[ Skema Pelaksanaan Pendidikan & Pengajaran ]

Tahun 1 Tahun 2-4 LULUS

Knowing Doing Being

Course/ Lulusan
KKN-
Drill/Latihan berwawasa
Perkuliahan Tematik
n PRB

• MKWU • Latihan evakuasi • Praktik hidup di


• E-learning mandiri tahunan daerah rawan
• Bahan ajar • Students Unit • Latihan advokasi
• Praktik

80
Lesson learned:
-Negara dengan menajemen bencana yang baik

-Kemajuan IPTEK kebencanaan (konsep early warning system, building code,


disaster literacy)
-Local Wisdom
-Sustainable Development/ sustainable Ethic (Chirac, 1985)
-Semangat Nasionalisme
-Peran serta PT dan Lembaga Riset
TERIMA KASIH
TOWARD DISASTER RESILIENT NATION

Dr.Eng.Ir. Adi Maulana, ST.M.Phil.


Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
(PUSLITBANG)
Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin
Email: adi-maulana@unhas.ac.id
adi_maulana97@yahoo.com
Material
Lesson learned:
Kartu/Kertas yang bertuliskan macam-macam
jenis bencana alam
1. Letusan Gunungapi 4. Banjir
- Aliran Magma - Air bah
- Aliran Lahar 5. Tanah Longsor
- Awan Panas - Runtuhan tanah
2. Gempa Bumi 6. Kebakaran Hutan
- Guncangan
- Tanah retak
- Bangunan runtuh
Gambar jenis bencana alam seperti pada list diatas
3. Tsunami
Seperti pada slide berikut
- Air pasang
- Gelombang besar
Petunjuk
- Sebelum aktifitas dimulai, gantungkan kartu/kertas yang bertuliskan macam-macam jenis
bencana disekitar ruangan.
- Definisikan bencana alam dan karakteristiknya lalu minta semua peserta untuk mengingatnya
- Perlihatkan gambar dari beberapa jenis bencana alam dan diskusikan karakteristik masing-
masing bencana
- Minta mahasiswa untuk berdiri ditengah ruangan kelas
- Jelaskan karakteristik dari sebuah jenis bencana tertentu. Minta mahasiswa bergerak ke daerah
dimana kartu/kertas yang bertuliskan bencana yang sedang dijelaskan
- Jelaskan jawaban yang benar
- Bagi mahasiswa yang benar diberikan applaus sedangkan yang bagi salah memilih jenis bencana
diminta untuk unjuk tangan
- Terus ulangi permainan ini sampai 3 x atau sampai setidaknya 75% mahasiswa memilih jawaban
yang benar
- Apabila ada mahaiswa yang sampai 3x permainan tetap memilih jawaban yang salah maka
mahasiswa diminta untuk menjelaskan semua jenis bencana di depan kelas beserta
karakteristiknya

Anda mungkin juga menyukai