Anda di halaman 1dari 48

NAMA KELOMPOK 3

• CAHYA AYU NINGSIH (1708010071)


SKENARIO 3

Seorang gadis beumur 15 tahun menemuai dokter keluarganya karena


merasakan lemah pada lengan dan tungkainya, setelah mengalami demam
kurang lebih 2 minggu. Ia juga merasa nyeri pada kepala bagian belakang.
Tidak ada riwayat cedera kepala, hanya diketahui bahwa sebelumnya
gadis remaja ini pernah ke dokter gigi karena sakit gigi
KATA KUNCI
• Gadis beumur 15 tahun
• Merasakan lemah pada lengan dan tungkainya
• Demam kurang lebih 2 minggu
• Nyeri pada kepala bagian belakang
• Tidak ada riwayat cedera kepala
• Pernah ke dokter gigi karena sakit gigi
AREA MOTORIK
PERJALANAN
TRAKTUS
PIRAMIDALIS
JALUR
DESENDEN
DEFINISI

Suatu proses infeksi dengan pernanahan yang terlokalisir diantara jaringan otak
yang disebabkan oleh berbagai macam variasi bakteri,fungus,protozoa
EPIDEMIOLOGI

• Sekitar 10-60% atau rerata 40% penyakit abses menyebabkan kematian.


• Laki- laki : perempuan = 3:1 dengan usia produktif sekitar 20-50 tahun
ETIOLOGI
1. Penyebaran abses secara hematogen,letaknya sesuai dengan peredaran
darah yang didistribusikan.
2. Abses juga didapat dari penderita yang memiliki penyakit kronik dimana
kekebalan tubuh melemah.
3. Berdasarkan sumber infeksi, dapat ditentukan lokasi abses di lobus otak.
PATOFISIOLOGI
Proses pembentukan abses otak oleh bakteri streptococcus alpha hemolyticus
dimana secara histologi dibagi menjadi 4 fase dalam waktu 2 minggu :
1. Early Cerebitis (1-3 Hari)
2. Late Cerebritis (4-9 Hari)
3. Early Capsule Formation (10-13 Hari)
4. Late Capsule Formation (14 Hari/Lebih)
GEJALA KLINIS
• Sakit kepala, • gangguan bicara,
• muntah-muntah • herniasi tentorial,
• kejang, • hemianopsis,
• gejala pusing, • unilateral midriasis
• vertigo,
Tambahkan gambar
PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. Anamnesis
• Onset (sejak kapan keluhan dirasakan : sakit kepala)
• Lokasi (dimana lokasi sakit kepalanya)
• Kronologis (ditanyakan apakah adanya indikasi kejadian sebelum terjadi sakit kepala dan
gejala lainnya)
• Kualitas (sakit kepala yang dirasakan itu apakah menusuk,mengikat,tumpul, dan gejala
lainnya
• Kuantitas (berapa kali dalam sehari gejala muncul,bagaimana durasi waktunya)
• Faktor memperingan/memperberat
• Gejala penyerta (bila ada gejala lainnya maka lakukan anamnesis ulang mulai dari onset)
• Riwayat penyakit terdahulu
• Riwayat kebiasaan dan pengobatan
• Riwayat keluarga dan sosial
2. Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan lab
• Pemeriksaan darah perifer : led,
2. Pemeriksan cairan serebrospinal
3. Foto polos
4. Ct scan
5. Mri
6. Punksi lumbal
TATALAKSANA

Farmako :
1. Cefotaxime 50-100mg/kgbb/hari
2. Ceftriaxone 50-100/kgbb/hari
3. Metronidazole 35-50/kgbb/hari
Non farmako :

1. Terapi efek masa


2. Terapi antibiotik
3. Terapi bedah saraf
4. Pengobatan imfeksi primer
5. Pencegahan kejang
6. Neurorehabilitasi
DEFINISI MENINGITIS

Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter
(lapisan dalam selaput otak) dan arakhnoid serta dalam derajat yang lebih ringan
mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial
KLASIFIKASI DARI MENINGITIS :

1. Akut :
• Bakteri
• Virus
2. Kronik
• TB
• Jamur
PATOFISIOLOGI MENINGITIS
• Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran penyakit di organ atau jaringan tubuh
yang lain. Virus / bakteri menyebar secara hematogen sampai ke selaput otak. Penyebaran
bakteri/virus dapat pula secara perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan yang ada di
dekat selaput otak, misalnya abses otak
• Invasi kuman-kuman ke dalam ruang subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada pia dan
araknoid, CSS (cairan serebrospinal) dan sistem ventrikulus.
• Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mengalami hiperemi; dalam waktu
yang sangat singkat terjadi penyebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear ke dalam ruang
subarakhnoid, kemudian terbentuk eksudat
ETIOLOGI :
1. Meningitis bakteri akut : 3. Meningitis TB : mycobacterium tuberculosis
 Streptococcus pnumonie (pneumokokus) 
50% 4. Meningitis jamur (fungal) :
 Neisseria meningiditis (meningokokus)   Cryptococcus neoformans
25%
 Hemophylus influenza
 Candida albicans

2. Aseptic (viral) meningitis :


 Enterovirus
 Herpes simpleks tipe 2
 Infeksi HIV (saat seroconversi)
GEJALA KLINIS
 Panas mendadak
 Letargi
 Muntah dan kejang
 Sakit kepala
 Sakit tenggorokan
 Nyeri otot
 Papila edem
 Defisit neurologis
 Perubahan status mental
DIAGNOSIS
Hasil LP: Gold standar:
• Makroskopik: • Kultur darah (+) meningitis bakteri)
• Purulent appearance(meningitis bakteri) • Pengecatan BTA (+),kultur BTA (+),PCR TB (+)
• Xanthochrome appearance(meningitis TB) meningitis TB
• Clear appearance(meningitis jamur)
• Pengecatan indian ink (+) utk
• Mikroskopik: cryptococcus,antigen (+) pada lcs,kultur (+)
• PMN pleocytosis meningitis jamur.
• Elevated protein level
• Reduced glucose level
PEMERIKSAAN PENUNJANG MENINGITIS
 Pemeriksaan pungsi lumbal
 Pemeriksaan darah
 Pemeriksaan radiologis

• Pemeriksaan rangsangan meningeal :


 Pemeriksaan kaku kuduk
 Pemeriksaan tanda kernig
 Pemeriksaan tanda brudzinski I ( brudzinski leher)
 Pemeriksaan tanda brudzinski II ( brudzinski kontra lateral tungkai)
MANAGEMENT
• Dexamethasone: • Obat anti TBC (OAT):
• Menekan respon inflamasi  reduced 50% mortality
rate • Isoniazide 300 mg / hari (plus piridoksin 50
• 0,15 mg/kgbb (10 mg pada usia dewasa) @ 6 jam ~ 2-4 mg / hari)


hari
Ideal: diberikan 15 mnt sebelum AB / bersama dng AB
• Rimfampisin 600 mg / hari
• Antibiotik dosis maksimal:
• Pyrazinamid 15-30 mg / kgbb / hari
• Ceftriaxone 2 gr IV @ 12 jam • Ethambutol 15-20 mg / kgbb / hari
• Vancomycin 1 gr IV @ 12 jam
• Ampicillin 2 gr @ 4 jam (pada populasi khusus:
neonatus / geriatri / immuncompromised)
• Sesuai hasil kultur
Anti fungal dapat diberikan:
• mild case: fluconazole 400-800 mg / hari PO
• severe case: amphotericin B 0,5-1,5 mg / kgbb / hari IV
• selama 2-4 minggu

Hidrocephalus:
• farmakologis: acetazolamide
• non-farmakologis: serial LP, ventricular shunting
GEJALA KLINIS
• Peningkatan tekanan intrakranial:
Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada pagi hari dan malam
hari, muntah proyektil dan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan papil udem.
Keadaan ini perlu tindakan segera karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu
dapat dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK
• Defisit neurologis yang progresif
• Kejang
• Penurunan fungsi kognitif
ANAMNESIS
Keluhan yang timbul dapat berupa :
• Sakit kepala,
• Mual,
• Penurunan nafsu makan, muntah proyektil,
• Kejang,
• Defisit neurologik (penglihatan dobel, strabismus, gangguan keseimbangan, kelumpuhan ekstremitas
gerak, dsb),
• Perubahan kepribadian, mood, mental,
• Atau penurunan fungsi kognitif.
PENILAIAN CT-SCAN
• Gambaran ct scan pada tumor otak, umumnya tampak sebagai lesi abnormal berupa massa
yang mendorong struktur otak disekitarnya.
• Biasanya tumor otak dikelilingi jaringan udem yang terlihat jelas karena densitasnya lebih
rendah.
• Adanya kalsifikasi, perdarahan atau invasi mudah dibedakan dengan jaringan sekitarnya
karena sifatnya yang hiperdens.
• Beberapa jenis tumor akan terlihat lebih nyata bila pada waktu pemeriksaan ct scan disertai
dengan pemberian zat kontras.
TATALAKSANA TUMOR OTAK

• Operasi bedah
• Terapi radiasi
• Kemoterapi
• Terapi obat yang ditargetkan
Trigeminal neuralgia (TN)
DIDEFINISIKAN SEBAGAI NYERI MENDADAK, BERAT, SINGKAT,
MENUSUK, DAN BERULANG DALAM DISTRIBUSI SATU ATAU LEBIH
CABANG DARI SARAF TRIGEMINAL
ETIOLOGY
TRIGEMINAL NEURALGIA DISEBABKAN OLEH TERGANGGUNYA FUNGSI SARAF TRIGEMINAL.
• SARAF TRIGEMINAL YANG TERTEKAN PEMBULUH DARAH DI SEKITARNYA
• TRIGEMINAL NEURALGIA BISA DISEBABKAN OLEH KELAINAN PADA OTAK AKIBAT LUKA ATAU CEDERA, EFEK DARI
PROSEDUR PEMBEDAHAN,, TUMOR YANG MENEKAN SARAF TRIGEMINAL, ATAU TRAUMA YANG DIALAMI OLEH
WAJAH.
• TRIGEMINAL NEURALGIA JUGA DAPAT TERJADI AKIBAT KELAINAN YANG MENYEBABKAN RUSAKNYA SELAPUT
PELINDUNG SARAF BERNAMA MIELIN, SEPERTI PADA PENYAKIT MULTIPLE SCLEROSIS
• PROSES PENUAAN
Gejala Trigeminal Neuralgia
• Trigeminal neuralgia ditandai dengan rasa nyeri. Umumnya, nyeri akan muncul pada pipi, rahang, gusi, gigi, atau bibir. Rasa nyeri
ini juga terkadang dapat terasa pada mata dan dahi. Penderita trigeminal neuralgia sering merasa nyeri pada salah satu sisi
wajah, meski kondisi ini juga dapat muncul pada kedua sisi wajah walaupun hal ini jarang terjadi.

• Rasa nyeri pada trigeminal neuralgia dapat berupa:

• Terasa serupa dengan tersengat listrik, tegang atau kram. Setelah serangan nyeri hebat mereda, penderita masih dapat
merasakan nyeri ringan atau seperti terasa terbakar.

• Penderita dapat merasakan sakit pada satu area wajah atau menyebar ke seluruh wajah,

• Rasa nyeri dapat terjadi secara spontan atau dipicu gerakan tertentu,

• Serangan nyeri ini dapat berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit, dan seiring waktu akan semakin sering
terjadi serta lebih parah.

• Penderita dapat merasakan serangan trigeminal neuralgia secara teratur dalam beberapa hari, minggu, atau bulan. Kendati
demikian, rasa nyeri dapat menghilang sementara dan tidak kambuh selama beberapa bulan atau tahun.

• Jika terjadi trigeminal neuralgia yang parah, penderita dapat merasakan serangan nyeri ini ratusan kali dalam waktu satu hari
dan tidak berkurang.
Gejala Trigeminal Neuralgia
Trigeminal
neuralgia
ditandai
dengan
rasa nyeri

dapat
menghilang
sementara dan
salah satu sisi wajah, meski Rasa nyeri dapat terjadi tidak kambuh
kondisi ini juga dapat muncul secara spontan atau selama
pada kedua sisi wajah dipicu gerakan tertentu beberapa bulan
atau tahun.
DIAGNOSIS
Diagnosis TN pada dasarnya bersifat klinis. Meskipun pasien tersebut tidak memiliki neurodeficit
dengan refleks kedipan normal, [41] pengujian sensorik kuantitatif telah menunjukkan kelainan
sensorik halus yang mungkin tidak terdeteksi dalam pemeriksaan klinis rutin. [42] pencitraan
resonansi magnetik (MRI) pencitraan bertujuan untuk mendeteksi perubahan dalam akar
trigeminal, setiap NVC dan untuk menyingkirkan patologi sekunder. MRI dapat mendiagnosis
seluruh jalan saraf, [43] atrofi akar, dan cistern BPA. [28] temuan tunggal (perubahan saraf atau
adanya konflik vaskular) dalam MRI scan mungkin tidak membantu dalam memutuskan sisi
gejala, kombinasi konflik vaskular, dan perubahan anatomi saraf, sangat mungkin dikaitkan
dengan TN gejala. [44]
DIAGNOSIS
DITEGAKKAN DARI PEMERIKSAAN KLINIS

Gold Standar

Pencitraan MRI
Gold Standar

Pencitraan MRI
TATALAKSANA
• Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi.
• Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun
parasit.
• Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara
• lain faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu
tinggi,keadaan tumbuh gigi, dll), penyakit autoimu, keganasan, dan pemakaian
obat-obatan
• Adanya infeksi pada otak dapat menyebabkan iskemiaa nekrosis atau hipoksemia
jaringan otak
• Infeksi (dalam hal Ini abses otak) ini dapat disebabkam oleh penyebaran
langsung ke sinus intrakranial misalnya dari paranasal sinusitis,otitis
media,mastoiditis atau infeksi gigi, pasca trauma kepala atau prosedur operasi.
Kranial atauau penyebaran secara hematogen.
• Sekitar 25% tidak diketahui penyebabnya.
Nyeri kepala akibat peingkatan intrakranial (edema dan pus)

Anda mungkin juga menyukai