Anda di halaman 1dari 79

STATIKA

Siti Nurasiyah
2 September 9, 2019
3

September 9, 2019
4 September 9, 2019
MEKANIKA TEKNIK
 Mekanika Teknik pada bidang Arsitektur
merupakan matakuliah atau ilmu yang mempelajari
tentang perubahan-perubahan yang perlu
diantisipasi oleh elemen struktur bangunan atas
gaya-gaya dan beban yang bekerja pada struktur
bangunan tersebut.
 Mekanika Teknik merupakan ilmu dasar dari
pengetahuan tentang Teknologi Bangunan dan
Struktur Konstruksi Bangunan.
 Pokok utama materi dari matakuliah Mekanika
Teknik atau Statika adalah mempelajari perilaku
struktur terhadap beban yang bekerja padanya.
 Perilaku struktur tersebut umumnya mencakup
keseimbangan gaya, uraian gaya, gaya reaksi dan
gaya internal yang ada pada struktur.
STATIKA
 Ilmu yang mempelajari semua benda yang tetap,
yang statis.
 Bagian dari bidang ilmu mekanika teknik.
 Mempelajari segala sesuatu yang tidak
bergerak (atau yang tidak akan bergerak).
 Bidang ilmu : gaya dan gerak (pergerakan)
 Persyaratan khusus mengenai pergerakan, yaitu
pergerakan v = 0, hanya bekerja dengan gaya-
gaya yang tidak bergerak, atau pergerakan sama
dengan nol.
 Kondisi tersebut terjadi apabila semua gaya yang
bekerja atau semua gaya yang membebani suatu
benda dan gaya-gaya dalam keadaan seimbang
 Dalam mempelajari perilaku struktur pada matakuliah
Mekanika Teknik, maka hal-hal penting yang selalu
diperhatikan adalah:
1. Stabilitas struktur (tidak bergerak, tidak berpindah
tempat dan tidak berubah bentuk).
2. Keseimbangan Gaya (gaya luar atau beban yang
bekerja pada struktur harus diimbangi oleh reaksi
struktur terhadap beban tersebut)
3. Kompatibilitas antara gaya-gaya yang bekerja
pada struktur dengan jenis tumpuannya dan bentuk
strukturnya.
 Perhitungan statika bangunan mempelajari
stabilitas dan kekuatan dari suatu konstruksi
bangunan atau bagian-bagian dari bangunan itu
sendiri.
 Perhitungan statika bangunan mencakup:
perhitungan stabilitas, perhitungan dimensi,
perhitungan kekuatan, dan perhitungan kontrol.
Perhitungan stabilitas dilakukan agar bangunan selalu
dalam keadaan kokoh. Dalam hal ini harus dilakukan
pemeriksaan tentang kedudukan bangunan dengan
pondasi dan keadaan tanah sebagai perletakan pondasi.

Perhitungan dimensi yaitu perhitungan untuk menentukan


ukuran-ukuran penampang bahan yang diperlukan agar
mampu mendukung beban-beban atau gaya-gaya yang
bekerja pada konstruksi dengan tetap memperhitungkan
faktor keamanan. Perhitungan dimensi ini penting dilakukan
sebab di samping menjamin kekuatan juga menimbulkan
penggunaan bahan menjadi efisien.
Perhitungan kekuatan dilakukan untuk memeriksa
apakah pada konstruksi terjadi perubahan bentuk,
peralihan-peralihan serta tuntutan yang terjadi
melampaui batas yang telah ditentukan atau
tidak.
Perhitungan kontrol dilakukan dengan tujuan
memeriksa apakah bangunan yang akan didirikan
cukup kuat atau cukup kaku terhadap beban-
beban yang direncanakan.
Keseimbangan Gaya
 Statika mempelajari tentang kesetimbangan benda,
termasuk gaya-gaya yang bekerja pada sebuah
benda agar benda tersebut dalam keadaan
setimbang.
 Keseimbangan pada mulanya tidak ada dan apabila
keseimbangan itu tercapai, segera akan terganggu
lagi.
 Terjadi perubahan dalam keseimbangan, yang
diakibatkan oleh daya tarik bumi (dalam ilmu statika
disebut berat sendiri)
 Beban yang dikenakan pada benda/konstruksi
bangunan itu serta oleh kekuatan alam, sebagai
contoh air hujan, salju, angin dan perubahan suhu.
TAHAPAN PEMBANGUNAN STRUKTUR

1. Bidang perencanaan (design) bangunan sipil.


2. Bidang pelaksanaan (construction) bangunan sipil.
3. Bidang perawatan/perbaikan (maintenance/repair)
bangunan sipil.
Salah satu fungsi utama bangunan sipil adalah
mendukung gaya-gaya yang berasal dari beban-
beban yang dipikulnya.

Contoh :

 Jembatan/jalan, mendukung gaya-gaya yang berasal


dari beban arus lalu lintas yang melintasi jembatan atau
jalan tersebut.
 Dinding penahan tanah (retaining wall), berfungsi
menahan gaya timbunan tanah pada dinding retaining
wall.
 Bendungan, berfungsi menampung air
 Lantai pada gedung, berfungsi memikul beban hidup,
beban mati dan beban mati tambahan yang bekerja.
DEFINISI SEDERHANA STRUKTUR
 Struktur merupakan sarana yang berfungsi
menyalurkan beban yang diakibatkan penggunaan
dan/atau kehadiran bangunan di atas tanah.
 Struktur jembatan berfungsi untuk menyalurkan beban
yang bergerak di sepanjang jembatan

Jembatan rangka
Model beban lalu lintas pada jembatan.
Dinding penahan tanah (retaining wall).
Bangunan gedung bertingkat berfungsi untuk
menyalurkan beban-beban yang ada pada tiap lantai
TIPE-TIPE STRUKTUR

1. Geometri
 Berdasarkan geometri dasar, bentuk struktur dapat
diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk elemen
garis (atau disusun dari elemen-elemen garis) atau
sebagai bentuk elemen permukaan.
 Bentuk elemen garis dapat dibedakan sebagai garis
lurus atau garis lengkung.
 Bentuk elemen permukaan bisa berbentuk datar atau
lengkung.
 Elemen permukaan lengkung bisa berupa lengkung
tunggal atau lengkung ganda.
□ Pada kenyataannya tidak ada yang dapat disebut
sebagai elemen garis atau elemen permukaan, karena
elemen-elemen struktur memiliki tebal.
□ Istilah garis dan permukaan ini hanya untuk memudahkan
saja.
2. Kekakuan

 Berdasarkan kekakuan, dapat diklasifikasikan


apakah suatu struktur kaku atau fleksibel.
 Elemen kaku biasanya sebagai batang, tidak
mengalami perubahan bentuk yang cukup besar di
bawah pengaruh gaya atau pada perubahan gaya
yang diakibatkan oleh beban.
 Namun meskipun demikian, struktur ini selalu
bengkok meskipun sangat kecil, apabila dibebani.
Jembatan KA Jalur Cikampek-Padalarang
 Elemen fleksibel atau tidak kaku, misalnya kabel,
cenderung mempunyai bentuk tertentu pada suatu
kondisi pembebanan. Bentuk tersebut dapat
berubah apabila pembebanan berubah.
 Struktur fleksibel dapat mempertahankan keutuhan
fisiknya meskipun bentuknya berubah-ubah.
 Elemen kaku contohnya adalah kayu dan baja.
 Elemen fleksibel contohnya adalah kabel baja.
Jembatan kabel di Pulau Batam, Indonesia
JENIS-JENIS ELEMEN STRUKTUR

Jenis-jenis elemen struktur dapat dikategorikan


dalam balok dan kolom, rangka, rangka batang,
pelengkung,

1. Balok dan Kolom


 Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan
elemen kaku horisontal di atas elemen kaku vertikal
adalah struktur yang umum dijumpai.
 Elemen horizontal (balok) sering disebut sebagai
elemen lentur, yaitu memikul beban yang bekerja
secara transversal dari panjangnya dan mentransfer
beban tersebut ke kolom vertikal yang menumpunya.
Kolom dibebani beban secara aksial oleh balok, kemudian
mentransfer beban tersebut ke tanah.
Kolom yang memikul balok tidak melentur ataupun
melendut karena kolom pada umumnya mengalami gaya
aksial tekan saja.
2. Rangka

 Rangka mempunyai aksi struktural yang berbeda


dengan jenis balok-tiang, karena adanya titik hubung
kaku antara elemen vertikal dan elemen horisontal.
 Kekakuan titik hubung ini memberikan banyak
kestabilan terhadap gaya lateral.
 Kekakuan titik hubung adalah salah satu dari berbagi
jenis hubungan yang ada di antara berbagai elemen
struktur.
Pada sistem rangka, baik balok maupun kolom akan
melentur sebagai akibat adanya aksi beban pada
struktur.
3. Rangka Batang

 Struktur rangka batang adalah struktur yang terdiri


dari kumpulan elemen batang yang disambung untuk
membentuk suatu geometri tertentu sedemikian
sehingga apabila diberi beban pada titik buhul (titik
pertemuan antar batang) maka struktur tersebut akan
menyalurkan beban ke tumpuan melalui gaya aksial
(tarik atau tekan) pada batang-batangnya.

 Titik buhul dimodelkan berperilaku sebagai sambungan


pin (engsel) sehingga tidak bisa menahan atau
menyalurkan momen ke batang yang lain.
4. Pelengkung

 Pelengkung adalah struktur yang dibentuk oleh


elemen garis yang melengkung dan membentang di
antara dua titik. Pada umumnya terdiri atas potongan
potongan kecil yang mempertahankan posisinya
akibat adanya tekanan dari beban.
5. Dinding dan Pelat

 Dinding dan pelat datar adalah struktur kaku


pembentuk permukaan. Dinding pemikul beban
biasanya dapat memikul baik beban arah vertikal
maupun beban lateral (gempa, angin dan lain-lain).

 Pelat datar biasanya digunakan secara horisontal


dan memikul beban sebagai lentur, dan
meneruskannya ke tumpuan. Struktur pelat biasanya
terbuat dari beton bertulang atau baja.
6. Cangkang Silindrikal dan Terowongan

 Cangkang contohnya adalah struktur pelat-satu-


kelengkungan.
 Cangkang mempunyai bentang longitudinal dan
lengkungannya tegak lurus terhadap diameter
bentang. Cangkang dibuat dari material kaku
(misalnya beton bertulang atau baja).
 Terowongan berbeda dengan cangkang, yaitu
struktur berkelengkungan tunggal yang
membentang secara transversal. Terowongan dapat
dipandang sebagai pelengkung menerus.
(a) Ilustrasi terowongan. (b) Terowongan kereta api.
7. Kubah dan Cangkang Bola

Kubah sangat efisien digunakan pada suatu bangunan


dengan bentang besar.
Tingkat kesulitan perhitungan lebih rumit.
Struktur cangkang bola
8. Kabel

□ Kabel adalah elemen struktur fleksibel.


□ Bentuknya sangat tergantung pada besar dan
perilaku beban yang bekerja padanya.
□ Kabel dapat digunakan pada bentang yang
panjang.
□ Biasanya digunakan pada jembatan yang memikul
dek jalan raya beserta lalu lintas di atasnya.
□ Contoh, beberapa jembatan kabel yang ada di
Indonesia adalah di Pulau Batam ,Riau ,dan
Bandung, Jawa Barat
Jembatan kabel di Riau, Indonesia
Jembatan kabel di Bandung, Jawa Barat, Indonesia
9. Membran, Tenda dan Jaring

□ Membran adalah lembaran tipis dan fleksibel.


□ Tenda biasanya dibuat dari permukaan membran.
□ Bentuk yang sederhana maupun kompleks dapat
dibuat dengan menggunakan membran-membran.
□ Jaring adalah permukaan 3D yang terbuat dari
sekumpulan kabel lengkung yang melintang.
□ Jaring mempunyai analogi dengan kulit membran.
□ Dengan memungkinkan adanya lubang saringan untuk
variasi sesuai keperluan, maka sangat banyak bentuk
permukaan yang dapat diperoleh.
Model struktur membran
Model struktur membran untuk atap
□ Salah satu keuntungan penggunaannya yaitu
penempatan kabel dapat mencegah atap dari
getaran akibat tekanan dan isapan angin.
□ Selain itu, gaya tarik umumnya dapat diberikan pada
kabel dengan alat jacking sehingga seluruh
permukaan dapat mempunyai tahanan terhadap
getaran pada atap
Struktur membran/tenda untuk atap tempat parkir
FENOMENA STRUKTUR DASAR
 Dalam analisis dan desain suatu struktur, terdapat
masalah-masalah yang kita jumpai, sebagai contoh
misalnya bentuk-bentuk tertentu dapat terguling atau
runtuh, apabila mengalami pembebanan tertentu.
 Beban yang menyebabkan terguling atau gagal
tersebut dapat berasal dari keadaan tertentu
(misalnya angin, gempa), beban akibat
penggunaannya, atau akibat berat sendiri struktur
tersebut.
 Beban-beban ini dapat menimbulkan gaya dalam
pada struktur, tegangan pada bahannya, sehingga
pada akhirnya dapat menyebabkan kegagalan.
FENOMENA STRUKTUR DASAR

 Masalah pertama adalah berkaitan dengan


kestabilan menyeluruh.
 Sebagai suatu kesatuan yang utuh, struktur dapat
terguling, tergelincir atau terpuntir relatif terhadap
dasarnya, terutama apabila mengalami beban
seperti angin atau gempa.
 Struktur yang relatif tinggi, sebagai contoh menara
listrik tegangan tinggi yang mempunyai dasar kecil
mempunyai potensi untuk terguling.
 Ketidakseimbangan akibat berat sendiri juga dapat
menyebabkan terjadinya guling.
FENOMENA STRUKTUR DASAR

 Penggunaan pondasi kaku yang lebar dapat mencegah


terjadinya guling, atau dengan penggunaan pondasi
tiang yang mampu memikul gaya tarik.
 Masalah kedua adalah berkaitan dengan kestabilan
hubungan atau internal.
 Apabila bagian-bagian struktur tidak tersusun atau
terhubung dengan baik, maka struktur dapat runtuh.
 Suatu susunan struktur dapat stabil untuk kondisi
pembebanan tertentu, tetapi tidak untuk kondisi lainnya.
 Gaya-gaya seperti angin, gempa dapat menyebabkan
keruntuhan demikian
FENOMENA STRUKTUR DASAR

 Masalah ketiga adalah berkaitan dengan kekuatan dan


kekakuan elemen.
 Ada banyak masalah struktural pada kekuatan
komponen struktur.
 Keruntuhan komponen dapat berupa keruntuhan akibat
tarik, tekan, lentur, geser, torsi, gaya tumpu, atau
deformasi berlebihan yang timbul secara internal di
dalam struktur sebagai akibat dari adanya beban.
 Bersamaan dengan beban, juga timbul tegangan pada
material. Dengan mendesain komponen struktur secara
hati-hati, keadaan tegangan tersebut dapat diatur agar
berada dalam taraf aman
Kegagalan struktur akibat torsi
KRITERIA DAN TAHAPAN DALAM
ANALISIS STRUKTUR

Tinjauan dasar dalam merencanakan struktur adalah


menjamin kestabilan pada segala kondisi pembebanan
yang mungkin terjadi.

Struktur akan mengalami perubahan bentuk tertentu


apabila dibebani.

Pada struktur yang stabil, deformasi akibat beban pada


umumnya kecil, dan gaya internal yang timbul di dalam
struktur mempunyai kecenderungan mengembalikan bentuk
struktur ke bentuk semula apabila beban dihilangkan.
KRITERIA DAN TAHAPAN DALAM
ANALISIS STRUKTUR

Pada struktur yang tidak stabil, deformasi akibat beban


pada umumnya mengakibatkan kecenderungan untuk
terus bertambah selama struktur tersebut dibebani.

Struktur yang tidak stabil tidak memberikan gaya-gaya


internal yang mempunyai kecenderungan untuk terus
bertambah selama struktur tersebut dibebani.

Struktur yang tidak stabil mudah mengalami runtuh


(collapse).
KRITERIA DAN TAHAPAN DALAM
ANALISIS STRUKTUR

Tanggung jawab Insinyur Sipil sebagai perencana struktur


adalah dapat menjamin struktur yang membentuk
konfigurasi yang stabil.

Para insinyur berupaya agar hasil rancangannya adalah


yang terbaik atau optimal jika ditinjau dari kekuatan,
kekakuan maupun pembiayaan (ekonomis).
Struktur yang tidak stabil.
Kestabilan struktur
Pemodelan Struktur

Untuk menetapkan kriteria yang digunakan sebagai


ukuran untuk menentukan apakah suatu struktur dapat
diterima atau tidak, diperlukan suatu pemodelan struktur.

Dalam pemodelan struktur, diperlukan suatu analisis dan


desain
1. Kemampuan Layan (Serviceability)

Struktur harus mampu memikul beban secara aman, tanpa


kelebihan tegangan pada material dan mempunyai batas
deformasi yang masih dalam daerah yang diijinkan.

Kemampuan struktur memikul beban tanpa mengalami


kelebihan tegangan diperoleh dengan menggunakan
faktor keamanan dalam desain struktur. Hal ini berkaitan
dengan kriteria kekuatan.
1. Kemampuan Layan (Serviceability)

Sedangkan deformasi berkaitan dengan kriteria


kekakuan struktur. Deformasi dikontrol dengan membuat
variasi kekakuan struktur, karena kekakuan bergantung
pada jenis besar dan distribusi bahan pada struktur.
2. Efisiensi

 Kriteria ini merupakan tujuan untuk mendapatkan


desain struktur yang ekonomis.
 Ukuran yang biasa digunakan adalah banyaknya
material yang diperlukan untuk memikul beban yang
diberikan pada kondisi dan kendala yang ditentukan.
 Penggunaan material yang sama belum tentu
memberikan kemampuan layan yang sama.
 Bisa terjadi suatu struktur tertentu akan memerlukan
material lebih sedikit dibandingkan struktur yang lain.
3. Konstruksi

 Tinjauan konstruksi mempengaruhi pilihan struktural.


 Bisa saja terjadi suatu perakitan elemen-elemen
struktur akan efisien apabila material mudah dibuat
dan dirakit.
 Termasuk dalam tinjauan ini adalah meliputi tenaga
kerja, jenis dan jumlah peralatan konstruksi yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu bangunan
4. Harga

 Harga merupakan salah satu faktor yang menentukan


dalam pemilihan struktur. Konsep harga tidak dapat
lepas dari faktor efisiensi dan konstruksi.
 Harga total suatu struktur bergantung pada banyak
dan harga material yang dicapai, upah buruh dan
biaya peralatan yang diperlukan selama masa
pelaksanaan suatu bangunan
5. Lain-lain

Faktor lain yang berpengaruh, misal tinjauan dari segi


arsitektural.

Sebagai contoh adalah penampilan bangunan, tujuan


penggunaan bangunan.
Bangunan rumah tinggal, selain karena tujuan
penggunaan, tinjauan dari segi arsitektural juga sangat
penting, terutama untuk tujuan penampilan bangunan
sesuai yang diinginkan
Bangunan apartemen, pada
umumnya bertingkat tinggi,
dan memiliki bentuk tipikal
dari lantai dasar sampai
dengan lantai atas.
Beberapa faktor yang
mempengaruhi hal ini antara
lain karena fungsi apartemen,
yaitu untuk tempat tinggal
dengan jumlah unit yang
banyak, sedangkan lokasi
lahan terbatas, sehingga untuk
efisiensi maka dibuat
bangunan tinggi.
Struktur jembatan kabel (cable-stayed bridge) memiliki
keistimewaan, yaitu antara lain jika ditinjau dari segi struktur,
jembatan kabel mempunyai kemampuan untuk memikul
bentang yang sangat panjang
Ditinjau dari segi arsitektural jembatan kabel tampak lebih
indah dan enak dipandang.
PRINSIP DASAR STATIKA

1. Hukum Paralelogram
Dua buah gaya yang bereaksi pada suatu partikel,
dapat digantikan dengan satu gaya (gaya resultan)
yang diperoleh dengan menggambarkan diagonal
jajaran genjang dengan sisi kedua gaya tersebut.
Dikenal juga dengan Hukum Jajaran Genjang.
PRINSIP DASAR STATIKA

2. Hukum Transmisibilitas Gaya


Kondisi keseimbangan atau gerak suatu benda tegar
tidak akan berubah jika gaya yang bereaksi pada
suatu titik diganti dengan gaya lain yang sama besar
dan arahnya tapi bereaksi pada titik berbeda, asal
masih dalam garis aksi yang sama. Dikenal dengan
Hukum Garis Gaya.
PRINSIP DASAR STATIKA

3. Hukum I Newton :
Bila resultan gaya yang bekerja pada suatu partikel
sama dengan nol (tidak ada gaya), maka partikel
diam akan tetap diam dan atau partikel bergerak
akan tetap bergerak dalam sebuah garis lurus
dengan kecepatan konstan/ tetap jika tidak ada
gaya tak seimbang yang bekerja padanya. Dikenal
dengan Hukum Kelembaman
PRINSIP DASAR STATIKA

4. Hukum II Newton :
Bila resultan gaya yang bekerja pada suatu partikel
tidak sama dengan nol partikel tersebut akan
memperoleh percepatan sebanding dengan besarnya
gaya resultan dan dalam arah yang sama dengan arah
gaya resultan tersebut. Jika F diterapkan pada massa m,
maka berlaku: Σ F = m . A

5. Hukum III Newton :


Gaya aksi dan reaksi antara benda yang berhubungan
mempunyai besar dan garis aksi yang sama, tetapi
arahnya berlawanan. Aksi = Reaksi
PRINSIP DASAR STATIKA

6. Hukum Gravitasi Newton :


Dua partikel dengan massa M dan m akan saling tarik menarik
yang sama dan berlawanan dengan gaya F dan F’ , dimana
besar F dinyatakan dengan :
𝑴.𝒎
𝑭= 𝑮 𝟐
𝒓
G = kostanta gravitasi
r = jarak M dan m

Gaya Gravitasi Newton

Anda mungkin juga menyukai