Anda di halaman 1dari 62

Resusitasi

Cairan
Disusun oleh:
• Devina Rossita Hapsari
• Abdur Rahman Faqih Al Jundi
• Andi Auliya Tenri Yola
- FISIOLOGI CAIRAN TUBUH -

Total Body Fluid  TBF


Perempuan dewasa Laki-laki dewasa
50%-55% 55%-60%
FUNGSI CAIRAN BAGI TUBUH

1. Mempertahankan panas tubuh dan


pengaturan temperatur tubuh
2. Transportasi : nutrien, partikel
kimiawi, partikel darah, energi,
hormon, hasil sisa metabolisme.
3. Pembentuk struktur tubuh
4. Mempertahankan tekanan
hidrostatik dalam sistim
kardiovaskuler.
Jumlah volume darah berdasarkan EBV
• Neonatus : 90 ml/kgBB
• Bayi dan Anak : 80 ml/kgBB
• Dewasa : 70 ml/ kgBB
DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH

Cairan Tubuh
60 %

Cairan Cairan
Ekstraseluler Intraseluler
20 % 40 %

Cairan
Plasma Interstitial
darah 5 % Membran Sel
15 %
PERPINDAHAN CAIRAN
 Perpindahan cairan tubuh di
pengaruhi oleh:
1. Tekanan hidrostatik
2. Tekanan onkotik mencapai
keseimbangan
3. Tekanan osmotik: mencegah
difusi cairan melalui membran
semi permiable dengan
konsentrasi lebih tinggi.
Tekanan Osmotik plasma= 285
± 5 mOsm/L.
KESEIMBANGAN CAIRAN
Keseimbangan cairan ditentukan intake
dan out put cairan.
 Intake cairan (minuman dan
makanan) : 1600 ml (minuman) dan
700 ml (makanan), oksidasi/
metabolic water 200 ml/day.
 Output cairan berasal dari urine 1500
ml/hari, skin evaporates 600 ml -->
keringat, exhale (pernapasan) 300
ml, GIT (feses) 100 ml .
 Kebutuhan cairan setiap hari antara
1800– 2500 ml/hari.
 Pada wanita  menstruasi
(tambahan)
PERANAN PERAWAT DALAM KEBUTUHANCAIRAN

1. Perawat cepat tanggap dan cakap


dalam mengatasi
ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.

2. Pemasangan cairan infus sesuai


dengan kondisi penyakit pasien.

3.Melakukan monitoring pemantauan


kebutuhan cairan.
RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN

Sesuai rumus Holliday & Segard


a. Pada orang dewasa

BB 10 kg pertama = 1 liter cairan


BB 10 kg kedua = 0,5 liter cairan
BB >> 10 kg = 20 ml x sisa BB

21
RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN

b. Berdasarkan berat badan bayi dan anak

 4 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg pertama


 2 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg kedua
 1 ml/kgBB/jam : sisa berat badan selanjutnya

23
RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN

c. Berdasarkan umur, tapi BB tidak diketahui

 > 1 tahun : 2n + 8 (n dalam tahun)


 3 - 12 bulan : n + 9 (n dalam bulan)

24
INSENSIBLE WATER LOSS
 IWL adalah kehilangan cairan melalui 1/3 dari paru, 2/3 melalui kulit,
400 mL/hari melalui saluran pernafasan dan melalui feces.

25
MENGHITUNG IWL
 Anak : {30 – Usia (th)} mL/kg/hari
 Dewasa : 10 -15 cc/kgBB/ hari
 Bila terjadi kenaikan suhu :
IWL = 10cc /kg/BB + 200 ( suhu sekarang - 36,8o c)
 Keringat : 100 mL
 Kulit : 350mL – 400mL

26
FLUID –VOLUME THERAPY
PEMBERIAN INFUS

Drug solution
TERAPI CAIRAN

RESUSITASI KOREKSI
RUMATAN

ELEKTROLIT NUTRISI
KRISTALOID KOLOID

Memelihara
Menggantikan kehilangan Memelihara keseimbangan jalur IV
akut cairan tubuh cairan tubuh dan nutrisi
FLUID –VOLUME THERAPY
JENIS CAIRAN

Koloid Kristaloid Cairan lain


Natural Albumin NaCl 0.9 Glucose 5

Dextran Ringer Solution Mannitol


Syntetis
Ringer Lactate Electrolyte
Gelatin
RingerAcetate concentrates
HES
(Hydroxyethyl starch) Ringerfundin® etc.

Kristaloid: jenis cairan sejati


Koloid: merupakan larutan yang terdiri dari
merupakan cairan yang terdiri dari elektrolit
yang terdiri dari konsentrasi
elektrolit & elektrolit.
tinggi.
makromolekul
CAIRAN KRISTALOID

HIPOTONIS

ISOTONIS

HIPERTONIS

30
MEKANISME CAIRAN KRISTALOID
 Cairan kristaloid berpindah dari intravaskuler 
interstisial, kemudian didistribusikan ke
komparteman ekstravaskular

 Hanya 25 % cairan dari pemberian awal yang tetap


berada di intravaskuler, sehingga membutuhkan
volume 3-4x dari volume plasma yang hilang.

 Pemberian cairan kristaloid untuk meningkatkan


volume ekstrasel

 Pemberian cairan kristaloid berlebihan dapat


menyebabkan edema otak dan peningkatan tekanan
intrakranial.

31
KRISTALOID
Cairan Kristaloid di klasifikasi ke dalam :
◘ Cairan Hipotonis : Infus dengan tekanan osmotik lebih rendah dari
cairan tubuh (osmolaritas dibawah 250 mOsm/L)
Contoh : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in water

◘ Cairan Isotonik : Infus dengan tekanan yang sama seperti cairan


tubuh. Cairan ini menetap dalam Cairan Ekstraselluler (osmolaritas
290-310 mOsm/L)
Contoh : Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat (RL),
Ringer Asetat, Ringerfundin, Glucose 5%

◘ Cairan Hipertonik : Infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari


plasma darah dimana air keluar dari Intraselluler dan masuk ke
dalam plasma (osmolaritas diatas 375 mOsm/L).
Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50 %
HIPOTONIS

Osmolaritas cairan < 240 mOsm/L


Cairan akan berpindah dari intravaskuler ke interstitial & intrasel
 Resiko Hemolisis
 Contoh : NaCl 0,45%, Ringer Asetat
ISOTONIS
 Osmolaritasnya hampir sama
dengan plasma (290-310 mOsm/L).

 Bertahan di dalam intravaskuler dan


kemudian berpindah ke
interstitial/intrasel secara seimbang

Contoh : NS,RL,G5,Ringerfundin
HIPERTONIS

 Memiliki osmolaritas lebih tinggi daripada plasma (>340 mOsm/L).


 Cairan-elektrolit dari intrasel & interstitial tertarik ke dalam kompartemen
intravaskuler
 Resiko terjadinya krenasi pd sel jika diberikan infus hipertonis secara cepat
 Contoh : G5RL,G5NS,G5½NS,G10%,G40%,NaCl 3%,Manitol 10%
CAIRAN KRISTALOID
Tonis Os
Nama Cairan Komposisi m
Kal Indikasi Catatan
itas
Iso- Normal Saline Na+ =154 308 - Resusitasi cairan, Diare, Resiko terjadinya oedem
tonis (NaCl 0,9%) Cl- =154 Luka Bakar, Gagal Ginjal paru (dalam jumlah
Akut, Asidosis diabetikum besar)

Ringer Laktat Na+ = 130-140, 273 - Dehidrasi, Syok Hanya dimetabolisme di


K+= 4-5, Ca2+ = 2- Hipovolemik, Syok hepar. Dpt menyebabkan
3, Cl- = 109-110, Perdarahan, Asidosis hiperkloremia & asidosis
BE = 28-30, metabolik, suplai ion metabolik akibat
Laktat=28 bikarbonat akumulasi laktat

Glucose 5% Glukosa= 50 gr/L 278 200 hidrasi selama dan sesudah Kontraindikasi :
operasi, rumatan hiperglikemia
perioperatif, restriksi natrium
Ringerfundin Na+ =145 , K+= 4, 309 - Dehidrasi isotonis, DHF, -
Ca++=5, Mg++ =2, kasus braintrauma, syok
Cl- =109, Acetat = hemoragik,
24, Maleat= 5
Kaen 3A*/ Na+ =50, Cl- =50, 290 108
Tridex 27A* K+ =10, Lactate
20, glukosa=27 Rumatan cairan dan
elektrolit (terutama Kalium)
Kaen 3B*/ Na+ =50, Cl- =50, 290 108
dengan asupan oral terbatas
Tridex 27B* K+ =20, Lactate
20, glukosa=27
CAIRAN KRISTALOID
Tonis
Nama Cairan Komposisi (/L) Osm Kal Indikasi Catatan
itas
Hipo- Ringer Asetat Na+ =130 , K+= 4, 273 - Dehindrasi (syok Dapat memperburuk
tonis Ca++=2,7-3, hipovolemik dan asidosis) edema serebral
Cl- =108,7-127, pada kondisi: diare, DHF,
Acetat = 28 luka bakar, syok hemoragik,
trauma
NaCl 0,45% Na+ =77, Cl- =77 Pasien dg restriksi natrium Rawan oedem anasarka

Hiper Glukosa 10% Glukosa= 100 gr/l 556 400 Suplai air dan karbohidrat Resiko hiperglikemia
tonis secara parenteral pada
penderita diabetik, kanker,
sepsis dan defisiensi protein
NaCl 3% Na+ = 513,Cl- = 513 1026 - Koreksi Natrium

Mannitol 20% Glukosa= 200 gr/l 1228 - Diuretik sistemik pd kasus


serebral edema
(menurunkan TIK) , sindrom
TURP, menurunkan TIO pd
Glaukoma,
Ka-EN MG3*/ Na+=50, K+ =20, 695 400 Asupan oral inadequate -
Tridex 100* Cl- =50, (karena stroke), anoreksia
Lactate- =20, pasien dg kanker, malnutrisi,
Glucose=100 g meningitis, diabetik asidosis
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
A. Cairan Resusitasi pada Dehidrasi.
 Cairan resusitasi pada pasien dehidrasi tergantung derajat
dehidrasi.
Rumus cairan resusitasi = Derajat dehidrasi x kg BB

Derajat Dehidrasi Dewasa Anak


Dehidrasi ringan 4% 4% - 5%
Dehidrasi Sedang 6% 5% -10 %
Dehidrasi Berat 8% 10% - 15%
Syok 15% - 20 % 15% - 20%

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 45


TERAPI CAIRAN KRISTALOID
Teknik pemberian cairan:
1. 50 % dari total cairan ( 3750 cc ) diberikan
dalam 8 jam pertama. Sisanya 50% dari total
cairan (3750 cc) diberikan dalam 16 jam
berikutnya.

2. Agar ganguan hemodinamik cepat teratasi


maka 1 jam pertama diberikan 20 mL/kgBB,
maka dalam 1 jam pertama diberikan 20 mL x
50 kg = 1000 mL.

47
Cairan resusitasi dikatakan berhasil bila:
a.MAP = Mean Arterial Pressure : ≥ 65 mmHg
b.CVP = Central Venous Pressure : 8-12 mmHg
c.Urine Output : ≥ 0,5 mL/ kgBB/jam
d. Central Venous (vena cava superior) atau Mixed Venous
e. Oxygen Saturation ≥ 70%.
f.Status mental normal

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page


48
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
B. Cairan Pre-operatif
Cairan yang diberikan kepada pasien yang akan mengalami tindakan
operasi dan cairan penganti puasa.
Rumus : Kebutuhan cairan x kg BB/ 24 Jam

49
GANGGUAN CAIRAN, ELEKTROLIT
DAN ASAM BASA
 Gangguan cairan, elektrolit dan asam basa pada
perioperatif :

1. Hiperkalemia
2. Asidosis Metabolik
3. Alkalosis Metabolik
4. Asidosis Respiratorik
5. Alkalosis Respiratorik

50
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
C. Cairan Durante Operasi ada 3 yaitu:

1. Cairan pengganti puasa : 2 mL/kgBB/jam


2. Menganti cairan akibat perdarahan

EBV = kgBB x EBV x Jumlah perdarahan (%)

 Volume cairan kristaloid dibutuhkan 3x dari


volume cairan koloid dan darah.

EBV = Estimasi Blood Volume

51
LANJUTAN ………..
C. Cairan Durante Operasi ada 3 yaitu :

3. Cairan maintenance selama operasi

Jenis operasi Dewasa Anak

Besar 8 mL/kgBB/jam 6 mL/kgBB/jam


Sedang 6 mL/kgBB/jam 4 mL/kgBB/jam
Kecil 4 mL/kgBB/jam 2 mL/kgBB/jam

Rumus : : KgBB x Jenis Operasi / Jam

52
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
D. Cairan pada luka bakar menurut Formula Baxter.

 Total Cairan : 4 cc x kgBB x LLB


1. derajat ringan : LLB < 15 %
2. derajat sedang : LLB 10 – 15%
3. derajat berat : LLB > 20 %

 Berikan 50% dari total cairan dalam 8


jam pertama dan sisanya dalam 16 jam
berikutnya.

54
CAIRAN KOLOID

56
CAIRAN KOLOID
 Koloid adalah:
a. cairan yang mengandung albumin dalam plasma,
b. tinggal dalam intravaskuler cukup lama (waktu tinggal 3-6 jam )
c. volume yang diberikan sama dengan volume darah.
d.memiliki sifat protein plasma sehingga cenderung tidak keluar
dari membran

 Koloid dalam pemberian harus dipantau sebab dapat berakibat


overload cairan karena koloid akan memperluas kedalam intravascular
lebih besar daripada jumlah cairan infus sehingga dapat menyebabkan
Decompesatio Cordis (payah jantung).

 Contoh cairan koloid : Gelofusine, HES (Hydroxyetyl Starches),


Dextran, dan Gelatin
JENIS CAIRAN KOLOID
● Berdasarkan hasil Penelitian SAFE Study bahwa :
1. Non Protein Colloids :
 Sebaiknya digunakan sebagai pilihan kedua pada pasien yang tidak respon
terhadap Crystalloid.
 Boleh digunakan dalam kasus kebocoran katub jantung atau edema peripheral.
 Cairan Non Protein yang digunakan : Hemohes 6 %, Pentastarch

2. Protein Colloids :
 Seharusnya digunakan sebagai pilihan ketiga setelah Non protein colloids.
 Bagi pasien lanjut usia yang tidak dapat toleransi menerima cairan dalam
jumlah besar.
 Beberapa untuk kasus diare yang albumin < 2 gr/dl.
 Pasien Nephrotic Syndrom
 Transplantasi hati dengan albumin < 2,5 gr/dl
 Pasien DSS dengan trombosit < 5 000 .
 Cairan Protein yang digunakan : Gelofudine 4 %, Lipofundin.
PENGGUNAAN CAIRAN KOLOID
 Berdasarkan hasil penelitian cairan
koloid digunakan:
1.Resusitasi cairan pada penderita
dengan syok hemorragic sebelum
transfusi tersedia.
2.Resusitasi cairan pada
hipoalbuminemia berat, mis: luka
bakar.
3.Pasien post op yang mengalami
gangguan plasma darah

60
KOMPOSISI CAIRAN KOLOID
Cairan Produksi Tipe Waktu Indikasi
Koloid paruh
Plasma Human Serum consered 4-15 hari a. Penganti volume
protein plasma Human albumin b. Hipoproteinemia
c. Hemodilusi

Dextran Leconostoc D 60/70 6 jam a. Hemodilusi


mesenteroid b. Gangguan
B512 Mikrosirkulasi
(stroke)
Gelatin Hidrolisis dari Modifien gelatin 2-3 jam Subsitusi volume
kolagen Urea linked
binatang Oxylopi gelatin
Starch Hidrolisis Hydroxyethyl 6 jam a. Subsitusi volume
asam dan b. Hemodilusi
EO
61
ALBUMIN
 Merupakan koloid alami dengan protein plasma 5%
dan albumin manusia 5 dan 2,5%

 Dapat digunakan pada kasus:


a.Pengganti volume plasma dan protein pada
keadaan syok hipovolemia, hipoalbuminemia,
hipoproteinemia, operasi, trauma, cardiopulmonary
by pass, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut,
pancreatitis, mediasinitis, selulitis luas dan luka
bakar, ARDS,

b.Pemberian Furosemide amp untuk menghindari


penimbunan Albumin dalam tubuh.

62
RUMUS ALBUMIN
 Menghitung kebutuhan Albumin terhadap
pasien :

{ (Albumin target - Albumin sekarang ) x BB (kg) x40 x 2 }


100

 Nilai normal Albumin : 3,5 - 4,5 gr/dl.

63
PERBANDINGAN CAIRAN KRISTALOID DAN KOLOID
Kristaloid Koloid
Komposisi menyerupai plasma Ekspansi volume plasma tanpa
(acetated ringer, lactated ringer) disertai ekspansi volume interstisial
Mengantikan volume dan Ekspansi volume lebih besar di
meningkatakan CO dan tekanan bandingkan volume sama kristaloid
darah
Bebas reaksi anafilaksis Masa kerja lebih panjang
Bebas disimpan di suhu kamar Oksigenasi jaringan lebih baik
Komplikasi minimal Gradien alveolar – arterial O2 lebih
sedikit
Insiden edema paru dan /atau edema
sistemik lebih rendah.

68
PRODUK DARAH
DARAH
• Pembagian darah terdiri dari :

a. Plasma darah sebesar 55%


b. Sel –sel darah sebesar 45% yaitu : sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit) dan trombosit.

• Jumlah volume darah: 5-7%BB , dimana


plasma 5% dan eritrosit 2%.

73
FUNGSI DARAH
 Fungsi darah :

a. Transportasi untuk respirasi,


makanan, ekskresi dan regulasi.

b. Regulasi keseimbangan pH darah

c. Mencegah pendarahaan

d. Pertahanan tubuh (lekosit).

74
TRANSFUSI DARAH

 Transfusi dapat mengunakan Whole


blood dan Packed Red Cells

 Whole blood digunakan: Pendarahaan


akut
 Packed Red Cell :
a. Hb < 8 gr/dL
b. Perdarahaan hebat 10 mL/kg, pada 1
jam pertama
c. Perdarahaan > 5 mL/kg pada 3 jam
pertama.
75
KOMPONEN DARAH
1. Whole Blood
 Digunakan hanya untuk penggantian volume
 Meningkatkan dan mempertahankan proses
pembekuan
 Diberikan dalam waktu 2 sampai 4 jam
 Masa hidup sampai 21 hari.

2. Packed Red Cells


 - Meningkatkan massa sel darah merah
 Mengandung sel darah merah dan trombosit
sebagaian besar plasma di hilangkan.
 Masa hidup 21 hari

76
LANJUTAN ………….
3. Washed cell
 Digunakan bila kelebihan plasma dan antibodi
tidak diperlukan
 Diberikan dalam waku 2-4 jam
 Harus diberikan dalam waktu 4 jam sesudah
diproses (pencucian)
4. Transfusi Trombosit
 Mengobati kelainan perdarahaan atau jumlah
trombosit yang rendah
 Diberikan secara cepat
 Shelf life umumnya 6 sampai 72 jam
tergantung pada kebijakan pusat sumber
trombosit di peroleh.

77
TERAPI TRANSFUSI DARAH
Kebutuhan transfusi darah diberikan pada:
dewasa : jika perdarahaan > 15 % EBV
bayi dan anak : jika perdarahaan > 10% EBV

Jumlah darah di hitung berdasarkan Estimated Blood Volume


(EBV).

 EBV Neonatus = 90 mL/KgBB


 EBV Bayi = 80 mL/KgBB
 EBV Anak + Dewasa = 70 mL/KgBB
Maka rumus EBV = KgBB x EBV X Jumlah
Pendarahan (%).

78
TERAPI TRANSFUSI DARAH
 Kebutuhan darah berdasarkan Hb
a. darah WB = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang)x BB (kg) x 6
b. darah PRC = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang) x BB (kg) x 3
c. darah FFP = (Hb yang diinginkan – Hb sekarang ) x BB (kg) x 10

79
PROSEDUR TRANSFUSI DARAH
 Transfusi darah diberikan mengunakan blood
set yang memiliki filter (penyaring) dengan
ukuran 170-200 µm untuk menyaring partikel
debris dan bekuan fibrin.

 Set Transfusi darah diganti setelah 1x 24 jam


walaupun transfusi masih dilanjutkan.

 Set Transfusi darah tidak membutuhkan filter


udara

82
THANK YOU

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 86


GANGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT

a. Edema (hipervolemik) = Efusi,


Asites.
 Edema adalah penimbunan cairan
berlebihan diantara sel-sel tubuh atau
di dalam berbagai rongga tubuh
(Robbins da Kumar 1995).
 Edema dapat terjadi secara lokal
disebut edema pitting sedangkan
edema umum disebut edema
anasarka.
GANGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
b. Dehidrasi (hipovolemik)
Dehidrasi adalah kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau
keadaan yang merupakan akibat kehilangan air abnormal (Ramali &
Pamoentjak 1996).

Kehilangan cairan melalui :


1. Saluran pencernaan
2. Saluran kemih
3. Kulit
KLASIFIKASI DEHIDRASI (Long1992)
1. Dehidrasi Isotonis :
kekurangan air karena terjadi perpindahan air dari intrasel ke
ekstrasel

2. Dehidrasi Hipertonik :
kekurangan elektrolit karena perpindahaan air dari ekstrasel ke
intrasel
KEBUTUHAN ELEKTROLIT / HARI
 Na (NaCl ) 2-3 mEq /kg/24 jam

- Keseimbangan diatur ginjal


- Hiponatremi dapat terjadi pada infus
berlebihan tanpa Na, penurunan sekresi
ADH dan pada sindroma TUR Prostat.

 K 1-2 mEq/ Kg/ 24 jam


- Hipokalemi dapat terjadi akibat diuretik, muntah berlebihan,
dan diare
DEHIDRASI BERDASARKAN TANDA DAN GEJALA
Penilaian A B C
Lihat Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu,lunglai, atau tidak
sadar.
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan
kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum biasa, Haus, ingin minum Malas, minum atau tidak
tidak haus banyak bisa minum
Periksa: Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat.
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/ Dehidrasi berat
sedang
PENILAIAN KLINIS KEBUTUHAN CAIRAN
Nadi ada dan penuh berarti volume sirkulasi adekuat

Ekstremitas (telapak tangan/kaki) kemerahan/pink dan Capillary


Refill Time kembali cepat < 2 detik berati sirkulasi adekuat

Edema perifer dan ronki paru mungkin terjadi hipervolumia

Takikardi saat istirahat, tekanan darah menurun bisa jadi


sirkulasi abnormal

Turgor kulit menurun, mukosa mulut kering dan kulit tampak


keriput : defisit cairan berat

Produksi urin yang rendah bisa jadi karena hipovolumia


FAKTOR – FAKTORKESEIMBANGAN CAIRAN

Usia Temperatur Lingkungan Diet Stress

Sakit Sakit

18
18
USIA

19
19
19
19
19
19

Anda mungkin juga menyukai