Anda di halaman 1dari 27

REFERAT

AFASIA
Disusun oleh: Catherine Claudia Julita
Pembimbing: dr. Tumpal A. Siagian, Sp.S

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Periode 26 Agustus - 28 September 2019
JAKARTA
2019
DEFINISI
Gangguan bahasa → mempengaruhi produksi dan komprehensi bicara, kemampuan menulis dan
membaca (Aphasia National Assosiation)

Kelainan disebabkan oleh kerusakan otak yang merupakan pusat bahasa, pada kebanyakan orang
berada pada hemisfer kiri (National Institute on Deafness and Other Communication Disorders)

Kelainan pada bahasa yang terjadi ketika adanya kerusakan pada otak (American Speech-
Language-Hearing Association)

Hilang atau rusaknya produksi dan/atau komprehensi bahasa pada bicara atau menulis (Victor
Adam’s )
EPIDEMIOLOGI

2008, National Stroke Association: Amerika Serikat 80.000 kasus


baru per tahun

Engelter dkk (2006) :15% individu < 65 tahun bisa mengalami afasia,
usia >85 tahun ↑ 43%.

National Aphasia Association (2011): afasia Wernicke dan global


→ wanita. Afasia Broca → pria.
20% pasien stroke terdapat pula afasia → penyebab tersering dari
afasia

Penyebab tersering kedua: penyakit degeneratif (alzeimer atau


demensia) → prevalensi alzeimer per tahun di Amerika 5.000.000
kasus
ANATOMI
FISIOLOGI
Area parieto-oksipito- tafsiran sinyal
asosiasi temporal area sensorik

posterior :
pemahaman area asosiasi
Area regio anterolateral
bahasa pengelihatan
wernicke lobus oksipitalis

mengartikan
girus mencerna info
kata yg diterima
angularis pengelihatan
visual
lobus oksipitalis
anterior
input memberi nama area
pendengaran objek wernicke
lobus temporalis
posterior
kaudatus
berkas
area ganglia
input subkortikal
asosiasi basalis
masif
prefrontal talamus

pengatur
mototrik
area pre rancangan dan
area Broca kalimat
motorik pola motorik

bertemu di posterior
Area asosiasi somatik,
lobus temporalis
visual, dan auditorik
superior
elektroda mencapai
rangsang listrik
perangsang cukup area talamus

aktivasi area
wernicke
Etiopatogenesis

1. Kerusakan pada daerah wernicke : kehilangan fungsi intelektual


(bahasa/imbolisme verbal)

2. Kerusakan area Broca di regio fasial prefrontal dan premotorik


korteks serebri: tidak dapat mengatur sistem vokal

3. Degenerasi/kerusakan otak (hemisfer kiri)


Klasifikasi
Lancar/fluent
bicara lancar, artikulasi dan irama baik, tetapi isi bicara tidak bermakna dan tidak dapat dimengerti
artinya

Klinis:

1. keluaran bicara lancar

2. panjang kalimat normal

3. artikulasi dan irama bicara baik

4. terdapat parafasia

5. memahami pendengaran dan membaca buru

6. repetisi terganggu

7. menulis lancar tapi tidak ada arti


Tidak Lancar
output bicara terbatas, kalimat pendek dan bicara sederhana, artikulasi dan irama bicara yang
buruk

Klinis:

1. sulit memulai bicara

2. panjang kalimat <5 kata

3. gramatika bahasa ↓

4. artikulasi, irama bicara terganggu

5. pemahaman baik, namun suliy memahami kalimat kompleks

6. repetisi buruk

7. menyebut nama benda buruk


Wernicke
Klinis:
6. anomia (tidak dapat menamai)
1. afasik lancar
7. komprehensi auditif dan
2. panjang kalimat normal membaca buruk

3. artikulasi baik 8. repetisi terganggu

4. prosodi baik 9. menulis lancar tapi isinya


kosong
5. parafasia fenomik dan semantik
Anomik

Klinis:

1. keluaran lancar

2. komprehensi baik

3. repetisi baik

4. gangguan dalam menemukan kata


Brocca
Klinis:
6. kesalahan parafasia
1. bicara tidak lancar
7. pemahaman lumayan
2. sulit memulai bicara
8. gramatika bahasa kurang, tidak
3. kalimat < 5 kata kompleks

4. Repetisi buruk 9. Irama kalimat dan bicara


terganggu
5. kemampuan menamai buruk
Global

Paling berat, ditandai: tidak ada bahasa spontan → menjadi beberapa kata
stereotipe

Komprehensi menghilang, repetisi buruk, membaca dan menulis terganggu

Disertai hemiplegia, hemianestesia, dan hemianopsia


Jenis Sensorik Afasia Motorik Afasia Sensorik

Gangguan ekspresif Perseptif

Korteks Gangguan verbal dan isyarat Gangguan verbal dan isyarat

totslis totslis

Subkorteks Murni gangguan verbal Murni gangguan verbal

Pure word dumbness Word deafness

Transkortikal membeo Gangguan verbal dan isyarat


Tipe Afasia Pembicaraan Komprehensia Repetisi Gejala yang Lokasi lesi
berkaitan

Broca Tidak lancar, Tetap baik Terganggu Kelemahan pada Frontal


butuh banyak tangan dan suprasylvian
usaha dalam wajah bagian
berbicara, kanan
kurangnya suku
kata, kurangnya
output namun
dapat
mencetuskan ide
Wernicke Lancar, fasih Sangat Tidak dapat Hemi- atau Temporal,
berbicara, terganggu dilakukan quadrantanopia, infrasylvian
Transkortikal Tidak lancar Baik Sangat baik Bervariasi Anterior atau
motorik superior area
Broca
Transkortikal Lancar Tidak dapat Sangat baik Bervariasi Area di sekitar
sensori dilakukan seperti Wernicke
halnya pada
Wernicke
Tuli kata murni Sedikit parafasik Terganggu Terganggu Quadrantanopia Bilateral (atau
atau normal atau tidak ada bagian kiri saja)
sama sekali bagian tengah
superior temporal
gyrus
Buta kata Normal tapi tidak Normal Normal Hemianopia Girus kalkarina
murni (aleksia dapat bersuara kanan; tidak dan girus
Diagnosis
1. Berbicara spontan

2. Kelancaran berbicara

3. Komprehensi 6. Sistem bahasa

4. Repetisi 7. Penggunaan tangan

5. Menamai dan menemukan


kata
Tatalaksana

1. mengatasi penyebabnya

2. rehabilitasi berupa terapi bicara/speech therapy

3. Tujuan: melatih sel-sel yang tidak rusak menggantikan sel-sel yang


telah rusak
Speech Therapy
1. Dimulai seawal mungkin. Segera bila KU sudah memungkinkan
pada fase akut penyakitnya.
2. Yang diberikan pada bulan pertama sejak mula sakit
mempunyai hasil yang paling baik.
3. Hindarkan penggunaan komunikasi non-linguistik (seperti
isyarat).
4. Program terapi yang dibuat oleh sangat individual dan
tergantung dari latar belakang pendidikan, status sosial dan
kebiasaan pasien.
5. Penumbuhan motivasi untuk mau belajar (re-learning)
bahasanya yang hilang. Memberikan stimulasi (verbal, tulisan
ataupun taktil). Materi yang telah dikuasai perlu diulangulang
(repetisi).
6. Dapat diberikan secara pribadi dan diseling dengan terapi
kelompok dengan pasien afasi yang lain.
7. Penyertaan keluarga dalam terapi sangat mutlak.
“Thankyou.”

Anda mungkin juga menyukai