Anda di halaman 1dari 23

Jaringan Penyambung

Kelompok 4
 Ilham Reza Handoyo
 Vindi Puspo Dewi
 Yoga Aditia
Jaringan pengikat dalam arti luas merupakan
jenis kedua dari jaringan dasar. Dalam bahasa inggris
jaringan ini dinamakan Connective tissue, namun
dalam bahasa indonesia terdapat bermacam-macam
istilah seperti jaringan ikat, jaringan penyokong atau
anyaman penyokong.

Ciri jaringan pengikat yang didasarkan gambaran


histologis, yaitu :
1. Terdiri dari macam-macam sel
2. Terdapat substansi interseluler
3. Berasal dari jaringan masenkhim
Sedang ciri fungsinya yaitu :
1. Mengikat,menghubungkan dan mengisi celah antara
jaringan yang lain
2. Sebagai penyokong atau penopang
3. Berfungsi khusus

Berdasarkan gambaran histologis dan fungsi tersebut,


maka jaringan pengikat dikelompokkan dalam beberapa
kategori :
1. Jaringan pengikat biasa (connective tissue proper)
2. Jaringan pengikat penyokong yang mencakup
kartilago dan tulang
3. Jaringan hemopoietik, darah dan jaringan limfoid.
Klasifikasi Jaringan Pengikat

Klasifikasi berdasarkan tingkat diferensiasi jaringan


pengikat dapat dibedakan adanya :
• Jaringan pengikat embrional
• Jaringan pengikat dewasa
1. Jaringan Pengikat Embrional
Dalam embrio terdapat dua jenis jaringan embrional ,
yaitu jaringan mesenkhim dan jaringan mukosa.

• Jaringan Mesenkhim semula terdapat sebagai


jaringan pengisi antara lapisan entodrem dalam
embrio. Jaringan inilah yang banyak berkembang
menjadi jaringan dasar dewasa. Khususnya menjadi
jaringan pengikat , sehingga pada tempat-tempat
perkembangan jaringan tersebut walaupun bukan
embrio lagi masih dapat dijumpai jaringan
mesenkhim.
• Jaringan mukosa yang juga merupakan jaringan
embrional hanya terdapat dalam tali pusar. Humor
vitreus dalam bola mata. Kadang-kadang sulit
membedakan antara jaringan mukosa dan jaringan
mesenkhim.
• Apabila diperhatikan struktur jaringan mukosa,
bentuk sel yang menyusunya oval stelat dengan inti
yang berbentuk sesuai dengan bentuk selnya. Dengan
pewarnaan biasa batas selnya tidak jelas. Di antara
sel-sel tampak serabut – serabut kolagen yang
berwarna eosinofil. Di antara sel-sel terdapat bahan
yang lebih cair yang menyerupai lendir. Pada tali
puser dinamakan Wharton’jelly atau agar-agar dari
Wharton.
2. Jaringan Pengikat Dewasa
Dalam kategori jaringan pengikat dewasa akan dibahas
5 jenis yaitu :
• Jaringan pengikat longgar
• Jaringan pengikat padat
• Jaringan pengikat retikuler
• Jaringan pengikat berpigmen
• Jaringan lemak
• Jaringan Pengikat Longgar
• Dari namanya sudah jelas bahwa jaringan pengikat ini
mempunyai struktur longgar karena komponen sel-selnya
di pisahkan oleh substansi interseluler yang nyata banyak.
• Jaringan pengikat longgar dengan pembuluh
kapilernya tersebar luas di seluruh tubuh, yang biasanya
memberikan tempat kedudukan bagi sel-sel epitel
diatasnya untuk bertumpu atau terdapat di sekitar sel-sel
kelenjar , seraput saraf , jaringan pengikat longgar juga
menyokong dan memberikan nutrisi dan pertukaran
oksigen antara peredaran darah dan jaringan termasuk
kepada sel-sel otak.
• Oleh karena jaringan pengikat longgar tidak begitu kuat
untuk menahan beban biasanya melanjutkan diri kedalam
jaringan pengikat yang lebih padat.
• Jaringan pengikat longgar
• Fibroblas
• Penamaan untuk sel ini menunjukkan adanya keterlibatan dengan
produksi tersebut, walapun pada waktu itu belum diketahui secara
pasti bahwa sel tersebut menghasilkan serabut-serabut kolagen. Sel
ini terbentuk sebagai kumparan dengan bagian yang membesar
mengandung inti yang membentuk ovoid dengan butiran-butiran
khromatin halus dan sebuah nucleolus. Sitoplasma fibroblas tampak
pucat dan mempunyai tonjolan – tonjolan.

• Sel Lemak
• Sel lemak (liposit) merupakan jenis sel yang biasa terdapat dalam
jaringan pengikat tonggar, baik terdapat menyendiri atau
berkelompok. Apabila kelompok sel-sel lemak menjadi sangat besar
maka terbentuklah jaringan lemak. Sel lemak sangat mudah
dibedakan dengan jenis jenis sel lain, lebih-lebih setelah banyak
mengandung tetes lemak dalam selnya. Sel lemak telah dapat
dibedakan sejak mulai terjadi penimpunan tetes-tetes lemak dalam
sitoplasma sampai terjadi penyatuan yang semakin membesar
sehingga bersama sitoplasma terdorong ke tepi. Gambaran sel lemak
yang penuh dengan lemak menyerupai cincin steampel.
• Plasmasit
• Sel ini sangat erat hubunganya dengan sistem
imunitas karena berasal dari perkembangan sejenit
limfosis yang dinamakan Limfosis B. Jika limfosit B
belum mampu memproduksi antibodi ,maka
plasmasit dalam jaringan hal tersebut menandakan
adanya aktifitas respon imun terhadap antigen
tertentu. Jaringan pengikat di bawah epitel selaput
lendir saluran pencernaan dan saluran pernafasan
seringkali mudah di jumpai adanya plasmasit karena
daerah tersebut mudah sekali terpapar oleh
antigen.Plasmasit (plasma cell) mudah dikenal karena
penampilan yang khas, bentuk bulat panjang dengan
inti bulat yang terletak eksentrik.
• SEL MAKROFAG
• Sel makrofag terdapat biasa dalam jaringan
pengikat longgar, karena mempunyai kemampuan
memangsa(fagasitosis) , maka sangat berperan dalam
pertahanan tubuh. Sehubungan sel makrofag
mempunyai kemampuan fagositosis dalam sitoplasma
terdapat lisosom yang mengandung enzim guna
melisis bakteri.
• Bentuk sel biasanya oval tetapi tidak tetap. Dalam
keadaan aktif banyak tonjolan-tonjolan. Inti yang
terletak eksentrik tampak lebih gelap dari pada inti
fibroblas.
• MASTOSIS ( MAST CELL)
• Bentuk sel biasanya ovoid dengan bulat ditengah.
Biasanya inti sulit terlihat karena tertutup oleh butir
butir yang memenuhi sel. Butir butir dalam
sitoplasma tersebut diketahui mengandung bahan
bahan seperti heparin, histamin dan berbagai enzim
yang diketahui berhubungan dengan gejala alergi
anafilaksis.
• SEL MESENKHIM MUDA
• Dalam jaringan pengikat longgar dapat ditemukan sel-
sel mesenkhim yang belum mengalami diferensiasi.
Keberadaan sel-sel mesenkhim dalam jaringan pengikat
dewasa ini dapat dipakai untuk menerangkan mengapa
pada waktu sesudah lahir kadang-kadang di dalam
jaringan pengikat dapat berkembang jaringan pengikat
baru. Misalnya tulang tumbuh di bekas operasi dinding
perut.
• SEL IMIGRAN
• Yang dimaksudkan dengan sel-sel imigran yaitu
berbagai jenis sel yang biasanya tidak dijumpai dalam
jaringan pengikat longgar tetapi merupakan pendatang
dari luar, misalnya sel-sel darah lekosit , limfosit , dan
monosit. Keadaan ini sering ditemukan apabila terjadi
radang dalam jaringan tersebut.
• Jaringan Pengikat Padat
• Jaringan pengikat padat berbeda sekali dengan
jaringan pengikat longgar karena selain rapatnya
hubungan dengan komponen fibriler,juga rapatnya
hubungan dengan komponen lainnya. Tergantung
pada keteraturan komponen serabut tersebut jaringan
pengikat padat dibedakan dalam :
• Jaringan pengikat padat iregular dan
• Jaringan pengikat padat regular
• JARINGAN PENGIKAT PADAT IREGULER
Jaringan seperti ini banyak ditemukan sebagai
pembungkus berbagai organ, serabut saraf, otot, sebagai tendo,
dan sebagai dermis pada kulit. Gambar jaringan pengikat padat
menunjukkan lalu lalangnya serabut kolagen dari berbagai
ukuran dengan sel-sel yang tidak begitu banyak jumlahnya.
• JARINGAN
PENGIKAT PADAT
REGULER
Gambaran jringan
pengikat ini sangat
berbeda dengan jaringan
ireguler, karena komponen
fibriler berjalan dalam
arah yang sama sesuai
dengan kebutuhan
mekanik yang diperlukan.
Tergantung pada serabut
yang paling menonjol
dibedakan menjadi :
• Jaringan pengikat padat
kolagen dan
• Jaringan pengikat padat
elastis (regular)
• JARINGAN PENGIKAT PADAT KOLAGEN REGULER
• Jaringan pengikat padat kolagen regular sebagian besar
serabut-serabutnya dari jenis kolagen. Diantara berkas-berkas
serabut kolagen terdapat fibroblast yang seakan-akan terhimpit,
sehingga bentuknya tidak seperti biasa. Badan sel menjadi lebih
panjang dengan tonjolan-tonjolan yang melebar diantara
berkas kolagen. Bentuk sel tersebut sebagai buah kecipir atau
buah belimbing.

• JARINGAN PENGIKAT PADAT ELASTIS


• Apabila pada jaringan pengikat padat terdapat lebih banyak
unsur serabut elastisnya maka gambarannya sangat berbeda
dengan tendo. Pada potongan memanjang tampak berkas
serabut elastis tersusun sangat rapat dengan sel-sel fibroblast
tersebar diantaranya. Kalau diperhatikan dengan seksama
maka diantara berkas serabut elastic terdapat serabut kolagen
halus yang biasanya berjalan bergelombang.
• JARINGAN PENGIKAT RETIKULER
• Sebagian besar unsur jaringan ini tersusun oleh
serabut retikuler. Biasanya terdapat sel retikuler primitive
atau sel makrofag dengan semua bentuk peralihannya.
Serabut bersama sel-selnya membentuk kerangka atau
stroma dalam jaringan limfoid dan jaringan myeloid
(sumsum tulang).

• JARINGAN PENGIKAT PIGMEN


• Jaringan pengikat pigmen termasuk jaringan pengikat
khusus yang tidak banyak terdapat dalam tubuh,
diantaranya terdapat sebagai Tunica suprachoroidea dan
Lamina fusca pada sclera bola mata. Jaringan tersebut
banyak mengandung sel-sel yang berpigmen. Oleh karena
keberadaan pigmen yang tidak memerlukan perawatan
khusus, maka sel-sel berpigmen yang dinamakan
melanosit tersebut sangat mudah dicari. Melanosit
terdapat pula dalam epidermis kulit.
• JARINGAN LEMAK
• Pada kira-kira 60 tahun yang lalu jaringan lemak
masih dipandang hanya sebagai tempat penimbunan
lemak semata-mata disamping fungsinya sebagai
pelindung terhadap gangguan suhu dan mekanik.
Pada sebagian besar mamalia terdapat 2 macam
jaringan lemak yang berbeda dalam warna,
penyebarannya, vaskularisasinya dan kegiatan
metabolismenya.
• JARINGAN LEMAK PUTIH
• Jaringan lemak putih atau kuning
merupakan jaringan lemak yang biasa
terdapat. Warnanya tergantung dari
makanan yang dikonsumsi, karena
warna tersebut disebabkan oleh lipid
yang ditimbun dalam selnya. Jaringan
lemak jenis ini banyak terdapat sebagai
jaringan di bawah kulit.
• Jaringan lemak putih merupakan
tempat timbunan lemak terbesar, yang
digunakan sebagai sumber yang
diperlukan untuk produksi energi
dalam sel sel diseluruh tubuh dalam
bentuk molekul ATP. Sebagian besar
lemak dalam sel sel lemak berbentuk
trigliserit yang merupakan seyawa ester
gliserol dan asam lemak.
• JARINGAN LEMAK COKLAT
• Warna jaringan lemak ini mulai
dari coklat sampai kemerahan-
merahan jaringan lemak ini terbagi
dalam lobulus seperti kelenjar. Pada
waktu keadaan kelaparan warna lebih
tua dan mirip kelenjar. Warna coklat
tersebut disebabkan oleh kepadatan
sitokhrom yang terdapat dalam
mitokhondria. Selain itu jaringan
lemak coklat lebih banyak
mengandung pembuluh darah.
• Gambaran histologi menunjukan
bahwa jaringan lemak coklat tersusun
oleh sel-sel lemak yang lebih kecil
ukurannya dari sel lemak pada
jaringan lemak putih. Sel lemak
berbentuk poligonal. Sitoplasmanya
lebih jelas terlihat dengan sejumlah
tetes-tetes lemak yang menempati
rongga yang jumlahnya lebih dari
sebuah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai