Anda di halaman 1dari 28

BAGIAN/SMF ILMU JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA


BLUD RUMAH SAKIT JIWA ACEH
2019

REFARAT

PICA

Yuni Andikasari Bintang 130611031

Preseptor: dr. Juwita Saragih, Sp. KJ


BAB 1
PENDAHULUAN 2

Pica adalah gangguan makan yang didefinisikan


sebagai konsumsi zat-zat yang tidak bergizi secara terus
menerus selama kurang lebih satu bulan.

Pica jauh lebih sering ditemukan pada anak


kecil dibandingkan dengan dewasa. Individu yang
terdiagnosis pica dilaporkan menelan berbagai
macam zat non pangan termasuk tanah liat,
kotoran, pasir, batu, kerikil, rambut, es, kuku,
kertas, kapur, kayu, bahkan batu bata.
3

● Pada orang dewasa, bentuk pica tertentu, termasuk


geofagia (makan tanah) dan amilofagia (makan kanji).

● Meskipun pica diamati paling sering terjadi pada anak-


anak, gangguan makan ini adalah suatu hal yang paling
umum terjadi pada individu dengan retardasi mental.

● Dalam beberapa masyarakat, pica adalah suatu hal yang


bersifat budaya dan tidak dianggap patologis.
4

• Pica diperkirakan terjadi pada usia 1 sampai 6 tahun


sebanyak 10 sampai 32%. Pada anak yang lebih dari 10
tahun, laporan pica menyatakan angka kira-kira 10% dari
populasi.

• Pica kadang-kadang meluas ke golongan remaja namun


jarang ditemukan pada orang dewasa yang tidak cacat
mental. Pada individu dengan keterbelakangan mental,
pica paling sering terjadi pada mereka yang berusia 10-
20 tahun.
BAB 2
5
TINJAUAN PUSTAKA
DEFENISI
6

Pica merupakan nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan nafsu makan
terhadap berbagai atau salah satu objek yang bukan tergolong makanan, misalnya
seperti tanah, pasir, rumput, bulu, wol, pecahan kaca, kotoran hewan, cat kering dan
dinding tembok.
EFIDEMIOLOGI 7

● Insiden pica jarang pada anak yang berusia lebih tua dan remaja.

● Pica lebih lazim pada anak dan remaja dengan retardasi mental.

● Pica dilaporkan hingga 15% individu dengan retardasi mental berat.

● Pica dapat dijumpai pada kedua jenis kelamin dengan angka

kejadian sama besar.


ETIOLOGI 8

• Terdapat pada golongan anak di bawah umur 3


tahun
• Diet
• Malnutrisi dan Penderita defisiensi gizi
• Faktor budaya
• Kelalaian orang tua
• Masalah perkembangan
• Kondisi kesehatan mental
• Kehamilan.
FAKTOR RESIKO 9

• Faktor Biologis
• Faktor Psikologis
• Faktor Interpersonal
• Faktor Sosial
• Faktor Resiko
MANIFESTASI KLINIS 10

Gajala-gejala pica berbeda-beda menurut benda yang dimakan:

1.Pasir atau tanah terkait dengan nyeri lambung dan perdarahan sesekali.
2.Mengunyah batu es bisa menyebabkan kenampakan yang abnormal pada gigi.
3.Memakan tanah liat bisa menyebabkan sembelit (konstipasi)
4.Menelan benda-benda logam bisa menyebabkan perforasi usus.
5.Memakan benda kotoran sering mengarah pada penyakit infeksi seperti
toksocariasis,
6.Memakan timah bisa menyebabkan kerusakan ginjal dan keterbelkangan mental.
GAMBAR
11
12
13
14
PENEGAKAN DIAGNOSIS 15
16
17
Pedoman diagnostik menurut PPDGJ-III :

F98.3 Pica masa bayi dan anak


•Gejala pica adalah terus menerus memakan zat yang tidak bergizi
(tanah dan serpihan cat).

• Pika dapat timbul sebagai salah satu gejala dari sejumlah


gangguan psikiatrik yang luas (seperti autisme) atau sebagai
perilaku psikopatologis yang tunggal; hanya dalam keadaan yang
disebut belakangan ini digunakan kode diagnosis ini. Fenomena ini
paling sering terdapat pada anak retardasi mental, harus diberi
kode diagnosis F70-F79. Namun demikian, pika dapat juga terjadi
pada anak (biasanya pada usia dini) yang mempunyai intelegensia
normal.
DIAGNOSIS BANDING

18
Diagnosis banding pica: (APA, 2000)

1. Retardasi Mental
2. Pervasive Developmental Disorder
3. Skizofrenia
4. Autis
5. Kleine-Levin syndrome
PEMERIKSAAN FISIK

19
Temuan fisik yang terkait dengan pica sangat bervariasi dan berhubungan langsung dengan
bahan yang tertelan dan konsekuensi medis selanjutnya. Temuannya seperti:
a. Tanda keracunan
b. Tanda infeksi atau infestasi dari parasit
c. Manifestasi pada Gastrointestinal (GI)
d. Manifestasi pada gigi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

20
- Tidak ada tes laboratorium tunggal yang mengkonfirmasi atau menyingkirkan
diagnosis pica, tetapi beberapa tes laboratorium berguna karena pica sering
disertai dengan indeks yang abnormal.
- Kadar serum besi dan seng harus selalu diperoleh; jika kadarnya berkurang,
dapat terjadi anemia.
- Pada anak dengan pica, kadar timah serum harus didapat jika khawatir pada
anak; keracunan timah dapat terjadi akibat mengkonsumsi timah. Ketika kadar
timah anak meningkat, keadaan ini harus diterapi.
TATALAKSANA 21

Tidak ada terapi definitif untuk pica; sebagian besar terapi


ditujukan pada edukasi dan modifikasi perilaku. Terapi
menekankan pendekatan psikososial, lingkungan, perilaku, dan
pedoman keluarga. Upaya harus dilakukan untuk mengurangi
stresor psikososial yang signifikan.
1. TERAPI LAMA 22

sebenarnya tidak ada suatu panduan yang spesifik mengenai rencana terapi pada
pica, tetapi pendekatan personal dan pemberian edukasi serta saran-saran yang
baik mengenai nutrisi yang seimbang pada pasien pica menjadi suatu hal penting
untuk upaya mengurangi keinginan-keinginan mengkonsumsi benda-benda yang
aneh sehingga dapat tercipta keseimbangan nutrisi dalam tubuh.
2. TERAPI BARU 23

• A. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors


(Farmakologis)
• B. Bupropion (Farmakologis)
• C. Response Effort (Pendekatan perilaku)
• D. Response Blocking
PROGNOSIS 24

Prognosis untuk pika beragam, meskipun pada anak dengan intelegensi


normal, gangguan ini paling sering bersifat pulih spontan.

●Pada anak, pica biasanya pulih seiring dengan meningkatnya usia


●Pada perempuan hamil, pica biasanya terbatas pada masa kehamilan
saja.
● Pada beberapa orang dewasa, terutama mereka yang mengalami
retardasi mental, pica dapat berlanjut hingga bertahun-tahun.
25

• Keberhasilan dalam pengobatan bervariasi, sebagian


besar kasus pica berlasung beberapa bulan dan akan
sembuh dengan sendirinya, tapi ada beberapa kasus
yang berlanjut kemasa remaja dan dewasa terutama
ketika terjadi bersamaan dengan gangguan
perkembangan.
KOMPLIKASI 26

1. Infeksi
2. Obstruksi usus
3. Menyebabkan keracunan
4. Malnutrisi
5. Diare
6. Anemia
7. Konstipasi
8. Cacingan
BAB 3
KESIMPULAN 27

• Pica adalah nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan nafsu makan
terhadap berbagai atau salah satu objek yang bukan tergolong makanan.

• Perilaku makan ini bukan merupakan bagian dari praktik yang disetujui dalam
budaya tertentu.

• Jika perilaku makan ini terjadi hanya selama perjalanan gangguan jiwa lain
(misalnya retardasi mental, gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia), gangguan
ini cukup berat sehingga memerlukan perhatian klinis tersendiri.
28

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai