Natural Convection

Konveksi
 Perpindahan panas melalui konveksi merupakan
perpindahan panas melalui bulk transport dan
pencampuran elemen makroskopik dari bagian
yang lebih hangat dengan bagian yang lebih
dingin dari gas atau liquid.
 Pada proses ini, media atau benda yang
menghantarkan kalor juga ikut berpindah,
seolah-olah kalor dibawa oleh media tersebut.
Contoh konveksi adalah aliran air yang
dipanaskan dalam panci.
 Konveksi alami dan Paksa
 Konveksi alami (konveksi bebas) terjadi karena fluida
bergerak secara alamiah dimana pergerakan fluida
tersebut lebih disebabkan oleh perbedaan massa jenis
fluida akibat adanya variasi suhu pada fluida tersebut.
Logikanya, jika suhu fluida tinggi, maka fluida tersebut
akan menjadi lebih ringan dan mulai bergerak keatas.

 Konveksi paksa adalah perpindahan panas (kalor) yang

terjadi karena bergeraknya fluida bukan karena faktor
alamiah. Fluida bergerak karena adanya alat yang
digunakan untuk menggerakkan fluida tersebut, seperti
kipas, pompa, blower dan sebagainya
 Natural Convection and
Buoyancy Force
 Disebut konveksi alamiah (natural convection),
terjadi karena fluida mengalir secara alamiah/tidak
dipompa/tidak dihembus. Fluida dapat mengalir
secara alamiah karena adanya perubahan sifat fisis
(terutama rapat massanya) dan pengaruh dari
gaya apung (bouyancy force).
 Buoyancy force adalah gaya yang menyebabkan
terdorongnya fluida dengan densitas lebih rendah
sehingga mengalami gerak vertikal ke atas. Gaya –
gaya apung (buoyancy forces) yang menyebabkan
terjadinya konveksi alamiah disebut sebagai body
force (gaya badan).
Buoyancy Force

Archimedes’ principle: A body immersed

in a fluid will experience a “weight loss”
in an amount equal to the weight of the
fluid it displaces.
Dimensionless Numbers of Fluid
Mechanics and Heat Transfer
 Dimensionless numbers in fluid mechanics are a set of 
dimensionless quantities that have an important role in analyzing
the behavior of fluids. Common examples include the Reynolds or
the Mach numbers, which describe as ratios the relative magnitude
of fluid and physical system characteristics, such as density, 
viscosity, speed of sound, flow speed, etc.
1. Nusselt number 9. Rayleigh number

2. Prandtl number 10. Grashof number

3. Reynolds 11. Skin Friction Coefficient

number
12. Drag Coefficient
4. Péclet number
13. Eckert Number
5. Stanton number
14. Fourier Number
6. Mach number
15. Jakob Number
7. Schmidt number
16. Lewis Number
8. Biot number
Nusselt Number
 Average Nusslet Number

L =Panjang Karakteristik fluida ( diameter

pipa)
h = koefisien perpindahan panas konveksi
k = koefisien perpindahan panas konduksi
Prandtl Number

Dimana :
Pr = Bilangan Prandtl (tanpa dimensi)
ν = Viskositas kinematis (m2/jam)
a = Penyerapan panas / thermal diffusivity (m2/jam)
µ= viskositas dinamis (kg/m jam)
Cp = Panas spesifik (kcal/kg°C)
k = koef perpindahan panas konduksi (kcal/m jam
°C)
Reynold Number

Diameter pipa = L (m)

Viscositas = µ (kg/m det)
Berat jenis fluida (density)
= ρ (kg/m3)
Kecepatan rata-rata fluida = v
Péclet number
 Pe = (ω . d)/a = (ω . d)/v = v/a = Re x Pr
 Pe = Bilangan Peclet (tanpa dimensi)
ω = Kecepatan rata-rata fluida (m/s)
a = Penyerapan panas / thermal diffusivity
(m/jam)
d = Diameter pipa (m)
ν = Viskositas kinematis (m/jam)
Re = Bilangan Reynolds (tanpa dimensi)
Pr = bilangan Prandtl (tanpa dimensi)
Stanton number

h = Koefisien perpindahan panas konveksi

ρ = Masa jenis fluida
Cp = Panas spesifik fluida
u = Kecepatan Fluida
Mach Number

Mach number adalah rasio dari kecapatan

fluida dan kecepatan suara.
Schmidt Number

ν = the kinematic viscosity or (mu/rho) in units of

(m²/s)
D = the mass diffusivity (m²/s).
μ =the dynamic viscosity of the fluid (Pa·s or N·s/m²
or kg/m·s)
ρ = the density of the fluid (kg/m³).
Biot Number

h = film coefficient or heat transfer coefficient or

convective heat transfer coefficient
Lc = characteristic length
Rayleigh Number
x = Characteristic length (in this case, the distance
from the leading edge)
 Rax = Rayleigh number at position x
 Grx = Grashof number at position x
 Pr = Prandtl number
 g = acceleration due to gravity
 Ts = Surface temperature (temperature of the wall)
 T∞ = Quiescent temperature (fluid temperature far
from the surface of the object)
 ν = Kinematic viscosity
 α = Thermal diffusivity
 β = Thermal expansion coefficient (equals to 1/T, for
ideal gases, where T is absolute temperature)
Grashof Number

g = acceleration due to Earth's gravity

 β = volumetric thermal expansion coefficient
(equal to approximately 1/T, for ideal fluids,
where T is absolute temperature)
 Ts = surface temperature
 T∞ = bulk temperature
 L = characteristic length
 D = diameter
 ν = kinematic viscosity
Skin Friction Coefficient

where τw is the local wall shear stress, ρ is the fluid density

and U∞ is the free stream velocity (usually taken outside of the
boundary layer or at the inlet).
Drag Coefficient

Fd =the drag force, which is by definition the force

component in the direction of the flow velocity,
ρ =the density of the fluid,
v = the speed of the object relative to the fluid,
A = the reference area
Eckert Number

U = the local flow velocity of the continuum,

Cp = the constant pressure local specific heat of
the continuum, ∆T = Ts −�∞ is the temperature
difference between the surface and the free
stream.
Fourier Number
 Fo = (a.T)/D2
 dimana :
Fo = Bilangan Fourier (tanpa dimensi)
a = Penyerapan panas (m2/jam)
T = waktu (jam)
d = diameter (m)
Jacob Number
Lewis Number