Anda di halaman 1dari 11

BLOK

MEKANISME PERTAHANAN TUBUH

KELOMPOK : A-2
PENYUSUN : Muhamad Akbar Ramadhan M (1102018015)
Dina Kurniati (1102018016)
Karlina Widia (1102018018)
Nafiz Aizal Wardana (1102018019)
Melia Hanani Manalis (1102018021)
Nur Fitri (1102018022)
Mifta Khuljannah (1102018023)
Keisya Ananda Azzalyka (1102018024)
Kanita Gunawan Putri (1102018169)
Muhammad Daffa Satari (1102018170)
PCV atau Pneumococcal Vaccine melindungi tubuh dari infeksi bakteri
pneumokokus. Infeksi yang disebabkan bakteri Streptococcus pneumoniae.
Bakteri Streptococcus pneumoniae tinggal pada dinding hidung dan bagian belakang
tenggorokan, yang dalam jumlah banyak dapat menyebabkan infeksi saluran telinga
tengah, saluran pernapasan, meningis, serta infeksi rongga sinus. Tiga puluh persen
bakteri tersebut resisten terhadap antibiotik dan dapat tersebar melalui kontak fisik,
bersin, dan batuk.
Tujuan
Pemberian imunisasi PCV adalah untuk merangsang pembentukan
imunitas atau kekebalan terhadap infeksi kuman Streptococcus
Pneumoniae atau kuman Pneumokokus yang dapat menular melalui
udara.
Manfaat
Pemberian imunisasi PCV adalah untuk memberikan perlindungan
terhadap penyakit Invasive Peumococcal Diseases (IPD) yang dapat
berupa meningitis atau peradangan pada selaput otak, bakteremia atau
infeksi bakteri dalam darah, dan pneumonia atau peradangan
pada paru - paru. Penyakit IPD ini sangat berbahaya karena kuman
kuman Streptococcus Pneumoniae dapat menyebar melalui peredaran
darah sehingga dapat memperluas jangkauan infeksi. Gejala yang
dtimbulkan umumnya berupa demam yang tinggi, menggigil, hipotensi,
mengigau, penurunan kesadaran hingga koma.
Saat ini para peneliti telah
mengidentifikasi lebih dari 90 jenis
bakteri pneumokokus, dan 8 hingga
10 diantaranya adalah bakteri
pneumokokus yang dapat
menyebabkan penyakit pada
manusia. Penyakit berbahaya ini
umumnya menyerang balita yang
dapat menyebabkan infeksi darah,
meningitis, dan infeksi telinga.
Salah satu penyakit berat yang dapat terjadi karena infeksi bakteri ini
adalah meningitis , yang memiliki tingkat kematian dan kecacatan yang cukup tinggi.
Gejala meningitis bisa berupa nyeri kepala berat, demam tinggi mendadak, mual
muntah, terdapat kekakuan leher, dan penurunan kesadaran. Pada bayi atau anak,
juga dapat disertai dengan sulit atau tidak mau minum, lemas, hingga kejang..
Terdapat dua jenis vaksin yang dapat memberi perlindungan terhadap
penyakit akibat infeksi pnemokokus yaitu: Pneumococcal Conjugate
Vaccine (PCV) dan Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPV).
Jadwal pemberian imunisasi PCV dilakukan sebanyak empat kali
pemberian yaitu :
• Dosis I sudah dapat diberikan sejak seorang anak berusia 2 bulan
• Dosis II pemberiannya dilakukan pada saat anak berusia 4 bulan
• Dosis III pemberiannya dilakukan pada saat anak berusia 6 bulan
• Dosis IV pemberiannya dilakukan pada saat anak berusia 12 - 15 bulan atau
2 tahun.
Apabila hingga anak berusia 6 bulan belum menerima vaksin PCV, Dosis I
dan II pemberiannya dapat dilakukan pada usia 7 - 11 bulan dengan interval
antara dosis minimal 1 bulan.
Apabila hingga anak berusia 12 bulan belum menerima vaksin PCV, Dosis
I dan II pemberiannya dapat dilakukan pada usia 12 - 23 bulan dengan interval
antara dosis minimal 2 bulan
Cara Pemberian dan Dosis
Vaksin PCV dikemas dalam bentuk prefilled syringe dengan dosis 5 ml. Cara
pemberian imuniasai PCV adalah dengan menyuntikkannya secara intramuskular.
Pemberian Dosis pertama tidak dilakukan sebelum umur 6 minggu. Pada bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang kurag dari 1500 gram vaksin baru boleh
diberikan setelah bayi memiliki umur kronologik 6 - 8 minggu, atau dapat diberikan tanpa
memperhatikan umur apabila berat badan bayi telah mencapai lebih dari 2000 gram.
Vaksin PCV dapat diberikan secara bersamaan dengan vaksin lain seperti DPT, TT,
HepB, HiB, MMR, atau varisela, dengan syarat harus menggunakan spuit yang terpisah
dengan masing - masing vaksin disuntikkan pada sisi badan yang berlainan.
Selain itu, terdapat juga vaksin
pneumokokus untuk dewasa yang disebut
vaksin PPV yang melindungi dari 23 jenis
bakteri pneumokokus. Baik vaksin PCV dan
PPV adalah jenis vaksin mati dan tidak
mengandung bakteri patogen hidup.
Lansia berusia lebih dari 65 tahun perlu
satu vaksin PPV yang akan melindunginya
seumur hidup. Sementara, penderita
gangguan kesehatan kronis perlu mendapat
vaksin PPV lima tahunan atau sekali saja,
tergantung pada jenis gangguan yang dimiliki.
Orang dewasa berusia 19 hingga 64 tahun
yang perokok juga disarankan mendapatkan
vaksin PPV. Orang dewasa yang akan
menerima vaksin pneumokokus dianjurkan
tidak sedang hamil dan menyusui. Anda
dapat berkonsultasi dengan dokter sebelum
memutuskan untuk mendapatkan vaksin.
Seperti vaksin lain, vaksin PCV juga dapat menimbulkan efek samping
sebagai berikut:
• Mengalami ketidaknyamanan dan kemerahan pada bagian kulit yang
disuntik.
• Nyeri berat di daerah suntikan pasca pemberian vaksin, namun kasus ini
sangat jarang.
• Sebagian anak mengaku merasa mengantuk setelah disuntik.
• Sekitar 30% anak mengalami bengkak pada bagian yang disuntik.
• Satu dari tiga anak mengalami demam ringan, dan 5% anak mengalami
demam tinggi.
• Reaksi alergi parah dapat terjadi, tetapi hal ini sangat jarang terjadi.
Hal yang perlu diingat lagi adalah anak-anak yang mengalami reaksi
alergi parah terhadap vaksin PCV sebelumnya disarankan
tidak mendapatkan vaksin ini kembali. Gejala alergi parah tersebut yaitu
sesak nafas, suara serak, mengi, pucat, pusing, ruam pada kulit, nadi
cepat, dan penurunan kesadaran. Meskipun sangat jarang terjadi, kondisi
tersebut adalah kondisi kegawatan pasca imunisasi.

Anda mungkin juga menyukai