Anda di halaman 1dari 49

KEBIJAKAN UMUM PEMBINAAN DISIPLIN

PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BIRO SUMBER DAYA MANUSIA - SEKRETARIAT JENDERAL


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
DISAMPAIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
BIODATA PENYAJI
Nama : Adi Sulistyo, S.H., M.H.
NIP : 198503112008011003
Pangkat, Gol.Ruang : Penata, III/c
Jabatan : Kepala Subbagian Disiplin
dan Pemberhentian
Unit Kerja : Biro Sumber Daya Manusia
Setjend-Kemenristekdikti
Alamat Kantor : Kemenristekdikti Gedung D Lt.8,
Jl. Jenderal Sudirman, Pintu 1,
Senayan, Jakarta
No.Telp : 081328036711
E-mail : adi.sulistyo@ristekdikti.go.id
Dasar Hukum
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil
 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 Tentang Pembinaan Jiwa Korps Dan
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1995 Tentang Hari Kerja
Di Lingkungan Lembaga Pemerintah
 Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
 Permenristekdikti Nomor 31 Tahun 2016 Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai Di
Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
 Permenristekdikti Nomor 54 Tahun 2016 Tata Nilai, Budaya Kerja, Dan Kode Etik
Pegawai Di Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
MANAJEMEN PNS DALAM UU ASN
1. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN;
2. PENGADAAN,
3. PANGKAT DAN JABATAN,
4. PENGEMBANGAN KARIER,
5. POLA KARIER,
6. PROMOSI, MUTASI,
7. PENILAIAN KINERJA,
8. PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN,
9. PENGHARGAAN,
10. DISIPLIN,
11. PEMBERHENTIAN,
12. JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA, DAN
13. PERLINDUNGAN.
LANDASAN YURIDIS PEMBINAAN DISIPLIN PNS

Pasal 86 UU No.5 Tahun 2014 jo. Pasal 229 PP No. 11 Tahun 2017

Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dlm kelancaran pelaksanaan tugas, PNS
wajib mematuhi disiplin PNS;

 Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta


melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin;

 PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin;

 Hukuman disiplin dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum.

 Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin sebagaimana diatur dengan Peraturan


Pemerintah.
PRINSIP PEMBINAAN DISIPLIN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53
TAHUN 2010

“dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara
pemerintahan
yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), maka PNS sebagai
unsur
aparatur negara dituntut untuk memiliki sikap Disiplin, Jujur, Adil, transparan,
dan akuntabel dalam melaksanakan tugas”.
PENDEKATAN PEMBINAAN PNS BERMASALAH
No Pola Pendekatan Kode Etik Disiplin PNS
.
1. Pengaturan 1. PP No. 42 Tahun 2004 1. UU No. 5 Tahun 2014
Yuridis 2. Permenristekdikti No. 54 2. PP No. 11 Tahun 2017
Tahun 2016 3. PP No. 53 Tahun 2010
3. Amanat : disusun kode 4. Perka BKN No. 21 Tahun 2010
etik tiap unit kerja 5. Dsb.

2. Definisi Kode Etik adalah pedoman adalah Kesanggupan Pegawai Negeri


sikap, tingkah laku, Sipil untuk menaati kewajiban dan
perbuatan, nilai, dan norma menghindari larangan yang
yang mengikat pegawai, ditentukan dalam peraturan
baik dalam melaksanakan perundang-undangan dan/atau
tugas dan fungsi sebagai peraturan kedinasan yang apabila
pegawai maupun dalam tidak ditaati
pergaulan sehari-hari. atau dilanggar dijatuhi hukuman
disiplin
3. Sifat “Soft Law” “Hard Law”
Sifat penjatuhan sanksinya Sanksi tegas, berdampak terhadap
lebih ringan status kepegawaian, dan dilaksanakan
melalui prosedur dan mekanisme
No. Pola Kode Etik Disiplin PNS
Pendekata
n
4. Ruang Diatur Lebih Spesifik/ Khusus untuk profesi Berlaku umum terhadap setiap
Lingkup atau lingkup instansi tertentu PNS
Seperti misalnya Kode Etik Kedokteran, kode
etik pegawai Kemenristekdikti, dsb
5. Jenis Pelanggaran-Pelanggaran terhadap Norma Jenis Pelanggaran terhadap
Perbuatan dan Etika Organisasi ketentuan Pasal 3 dan Pasal 4 PP
Contoh: 53 Tahun 2010 dan/atau
1.Berkelahi dgn rekan kerja Pelanggaran thd Ketentuan
2.Tidak berpakaian sesuai norma/etika, dsb Peraturan kepegawaian lainnya
6. Jenis Sanksi a. permohonan maaf yang dituangkan a. Teguran lisan
dalam Surat; b. Teguran tertulis
b. pernyataan penyesalan yang c. Pernyataan tidak puas
dituangkan dalam d. ....
Surat; dan/atau e. ....
c. pernyataan sikap bersedia dijatuhi f. ....
hukuman disiplin g. Pemberhentian Dengan Hormat
berdasarkan ketentuan peraturan Tidak Atas Permintaan Sendiri
perundangundangan Sbg PNS
apabila mengulangi perbuatannya atau h. Pemberhentian Tidak Dengan
melakukan pelanggaran Kode Etik Hormat Sebagai PNS
lainnya yang dituangkan dalam Surat
No Pola Kode Etik Disiplin PNS
. Pendekatan
7. Mekanisme Pemeriksaan melalui Majelis Kode Etik Pemeriksaan PNS dilakukan
Pemeriksaan melalui dua mekanisme :
1.Atasan Langsung
2.Tim Pemeriksa yang dibentuk
Pejabat Pembina Kepegawaian
Pusat (Menteri)

8. Pejabat Yang Pejabat Pembinan Kepegawaian (Menteri) Presiden, Menteri, Pejabat Eselon
Berwenang dan Pejabat Lain yang ditunjuk hingga I, II, III, IV dan atau yang setara,
Menghukum pejabat pengawas, namun demikian tidak secara jelas terbagi siapa Pejabat
jelas pembagian kewenangan penjatuhan yang berhak menjatuhkan sanksi
sanksi untuk tingkat dan jenis tertentu
untuk kepada PNS tertentu
semua diatur dalam Ketentuan
Pasal 16 PP No. 53 Tahun 2010

PENTING DIPERHATIKAN :
Pelanggaran Kode Etik Yang Mengarah Pada Pelanggaran Disiplin (Pasal 3 dan Pasal 4 PP No.53
Tahun 2010), Mengacu Pada Proses Pembinaan Disiplin PNS Sebagaimana diatur dalam PP No.53
Tahun 2010 jo. Perka BKN No. 21 Tahun 2010, dan Pelanggaran Aturan Yang Sifat / Perbuatannya
Spesifik Diatur Dalam Ketentuan Peraturan Perundang-undangan lainnya (contoh pelanggaran
terhadap ketentuan PP No,10 Thn1983 jo. PP No. 45 Thn 1990, Mengacu Pada Pembinaan Disiplin
PNS, Tidak Dilakukan Melalui Pendekatan Pembinaan Kode Etik Instansi/ Unit Kerja
DEFINISI DISIPLIN BERDASARKAN
PP 53 TAHUN 2010

DISIPLIN PNS adalah Kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati


kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati
atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin

PELANGGARAN DISIPLIN adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS


yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin
PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
TUJUAN PEMBINAAN DISIPLIN PNS
untuk mengetahui apakah PNS yang bersangkutan benar atau tidak melakukan pelanggaran
disiplin;
untukmengetahui latar belakang, faktor-faktor yang mendorong atau menyebabkan PNS
melakukan pelanggaran disiplin;
untuk mengetahui apakah proses / prosedur formal dilakukan dengan benar sehingga pembuktian
materiil dalam rangka penentuan keputusan / sanksi berkeadilan
Untuk menghindarkan dari perbuatan maladministrasi / potensi gugatan di masa yang akan
datang
Menciptakan keteraturan organisasi dan menghilangkan preseden buruk
Ketaatan terhadap ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku

Konsekuensinya Pemeriksaan harus dilakukan dengan teliti dan obyektif,


sehingga dengan demikian pejabat yang berwenang menghukum dapat
mempertimbangkan dengan seadil-adilnya tentang jenis hukuman disiplin
yang akan dijatuhkan.
• PREVENTIF
tindakan pencegahan yg dilakukan utk mendorong
PNS mentaati standar & norma sehingga tdk terjadi
pelanggaran di masa yang akan datang.

• REPRESIF
tindakan langsung setelah terjadinya
pelanggaran, tindakan ini dimaksudkan agar
pelanggaran yg terjadi tidak meluas.

PENDEKATA
N
• PERSUASIF
PENINDAKA penindakan disiplin sebagai sarana untuk
N DISIPLIN membuktikan/ meyakinkan secara halus bahwa
aturan harus ditegakkan (sarana diseminasi
aturan).

• KURATIF
tindakan pemulihan paska terjadinya pelanggaran
yaitu berupa penyadaran terhadap pelaku
pelanggaran agar tidak terjadi pengulangan
pelanggaran di masa yang akan datang (pendekatan
simpatik secara personal atasan - bawahan)
FAKTOR PENDUKUNG TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN
FAKTOR YG
NO FAKTOR SEBAB DAMPAK YANG DITIMBULKAN
MEMPENGARUHI
1. Mental / Karakter a. kurang memahami nilai a. PNS tidak merasa berdosa
budaya/agama; meskipun berbuat salah;
b. Watak bawaan; b. PNS berani melanggar
c. Pengaruh Lingkungan: peraturan;
1) keluarga; c. PNS tidak takut dijatuhi hukuman
2) masyarakat; disiplin.
3) tempat kerja.
2. Permasalahan Ekonomi a. Biaya kebutuhan hidup a. PNS bekerja sampingan pada
meningkat; saat jam kerja;
b. Kebutuhan Sosial; b. Bermalas-malasan;
c. Gaya hidup. c. Terdorong berbuat KKN.
FAKTOR YG
NO FAKTOR PENYEBAB AKIBAT YG DITIMBULKAN
MEMPENGARUHI
3. Manajemen SDM yg tidak a. belum ada aturan internal a. Kinerja organisasi yang lemah
berjalan dengan baik yang jelas; b. SDM yang tidak berjalan
b. Tidak ada pembagian dengan efisien dan efektif
tugas dan beban kerja c. PNS Tidak Termotivasi
yang jelas; d. Produktifitas kerja menurun
c. Kurangnya fasilitas
kantor;
d. Kurangnya jumlah
personil;
e. Tidak pernah dilakukan
rolling /mutasi;
f. tidak ada promosi/ tidak
jelas pola karier;
g. Tidak ada
Pengembangan kualitas
dan Kompetensi PNS
h. Dll.
FAKTOR YG
NO FAKTOR PENYEBAB AKIBAT YG DITIMBULKAN
MEMPENGARUHI
4. Pelanggaran tidak ditindak a. Merasa kasihan; a. PNS tidak takut hukuman
tegas (Pembiaran) b. Merasa sungkan; disiplin;
c. Merasa ketakutan; b. PNS berani melakukan
d. Tidak berpengalaman perbuatan indisipliner.
melakukan pembinaan; c. Preseden/contoh tidak baik,
dan memicu pelanggaran lain
dikemudian hari

5. Lemahnya Pengawasan a. Atasan langsung tidak a. PNS bekerja tidak sungguh-


menjalankan pengawasan sungguh;
melekat; b. PNS acuh tak acuh;
b. Atasan bersifat pasif; c. Kinerja tidak terpantau dengan
c. Lembaga-lembaga baik;
pengawasan internal tidak
berjalan
FAKTOR YG
NO FAKTOR PENYEBAB AKIBAT YG DITIMBULKAN
MEMPENGARUHI
6. Tidak ada dukungan a. Kurangnya perhatian a. PNS tidak memiliki semangat
motivasi (discourage) terhadap bawahan; untuk meningkatkan prestasi
b. Pola kerja yg monoton kerja;
c. Tidak ada rangsangan b. PNS tidak menunjukkan sikap
untuk terciptanya gairah inovatif & responsif.
kerja.

7. Krisis keteladanan a. Atasan memberikan a. Atasan & bawahan sama-


contoh buruk/ tidak sama tidak disiplin.
disiplin; b. Citra buruk terhadap
b. Atasan memberikan lingkungan kerja baik internal
keadaan tak teratur. maupun eksternal kantor
FAKTOR YG
NO FAKTOR PENYEBAB AKIBAT YG DITIMBULKAN
MEMPENGARUHI
8. Kurang Pemahaman a. Kurangnya sosialisasi; a. Terjadi ketidakteraturan
terhadap peraturan disiplin b. Sering terjadinya mutasi b. Main hakim sendiri
PNS pengelola kepegawaian; c. PNS melanggar peraturan
c. Terbatasnya buku disiplin.
peraturan disiplin /literatur
tentang disiplin.
KASUS DISIPLIN YANG UMUMNYA TERJADI

 Tindak Pidana Umum, TP Korupsi, dan/atau kejahatan yang terkait dengan jabatan;
 Menjadi Anggota Parpol, menjadi anggota DPR/DPRD tanpa pengunduran diri;
 Memberikan dukungan kepada salah satu calon Presiden, Wakil Presiden, Anggota MPR/DPR/DPRD,
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Partai Politik;
 Bekerja pada Negara/ perusahaan/ LSM asing;
 Pelanggaran Terhadap PP No. 10 Tahun 1983 jo. PP No.45 Tahun 1990;
 Pelanggaran Tugas Belajar/ Ijin Belajar;
 Pemalsuan Ijazah, Plagiat, dan kejahatan akademik lain;
 Menjadi anggota kelompok/ Organisasi terlarang yang bertentangan dengan UUD 1945/Pancasila/ NKRI
 Meninggalkan Tugas/ Tidak Masuk Kerja dan/atau tidak menaati ketentuan jam kerja;
 Dan perbuatan lain yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 TAHUN 2010

17 kewajiban yg harus ditaati (Pasal 3)

15 Larangan jangan dilanggar (PASAL 4)

PASAL 5
PNS YANG TIDAK MENAATI KETENTUAN
SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 3 DAN/ATAU PASAL 4
DIJATUHI
HUKUMAN DISIPLIN.
KEWAJIBAN
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD Negara RI
Tahun 1945, NKRI
4. Mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yg dipercayakan kpd PNS dgn penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggung jawab
6. Menjungjung tinggi kehormatan negara , Pemerintah, dan martabat PNS
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri
sendiri, dan/atau golongan
8. Memegang rahasia jabatan yg menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan
9. Bekerja dgn jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara
10. Melaporkan dgn segera kpd atasannya apabila mengetahui ada hal yg
dpt membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di
bidang keamanan, keuangan, dan materiil
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yg ditetapkan
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dgn sebaik-baiknya
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kpd masyarakat
15 Membimbing bawahan dlm melaksanakan tugas
16 Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
17 Menaati peraturan kedinasan yg ditetapkan oleh pejabat yg berwenang.
LARANGAN
1. Menyalahgunakan wewenang
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang
lain
3.Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja utk negara
lain dan/ atau lembaga atau organisasi internasional
4.Bekerja
pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tdk sah
6. Melakukan kegiatan bersama dgn atasan, teman sejawat, bawahan, atau
orang lain di dlm maupun di luar lingkungan kerjanya dgn tujuan utk
keuntungan pribadi, golongan,atau pihak lain, yg secara langsung atau tdk
langsung merugikan negara
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kpd siapapun baik secara
langsung atau tdk langsung dan dgn dalih apapun utk diangkat dlm jabatan
8. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian apa saja dari siapapun juga yg
berhubungan dgn jabatan dan/ atau pekerjaannya
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
10. Melakukan suatu tindakan atau tdk melakukan suatu tindakan yg dpt
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yg dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yg dilayani
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
12. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden,
DPR, DPD, atau DPRD dgn cara :
a. ikut serta sbg pelaksana kampanye
b. menjadi peserta kampanye dgn menggunakan atribut partai
atau atribut PNS
c. sbg peserta kampanye dgn mengerahkan PNS lain; dan/atau
d. sbg peserta kampanye dgn menggunakan fasilitas negara

13. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden dgn


cara :
a. membuat kptsn dan/atau tindakan yg menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye
b. Mengadakan kegiatan yg mengarah kpd keberpihakan
terhadap pasangan calon yg menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kpd
PNS dlm lingkungan unit kerja, anggota keluarga dan
masyarakat
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota DPD atau calon Kepala
Daerah/ Wakil Kepala Daerah dgn cara memberikan surat dukungan disertai
fotokopi KTP atau Surat Ket. Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-
undangan; dan

15 Memberikan dukungan kepada calon Kepala


Daerah/Wakil Kepala Daerah dgn cara:
a. terlibat dalam kegiatan kampanye utk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah
b. menggunakan fasilitas yang terkait dgn jabatan dlm kegiatan kampanye
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yg menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kpd PNS dlm lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat.
KEWAJIBAN MASUK KERJA DAN MENAATI KETENTUAN JAM KERJA

PERATURAN PRESIDEN NO. 68 TAHUN 1995

Jumlah jam kerja efektif dalam 5 (lima) hari kerja adalah 37,5 ( tiga puluh
tujuh setengah ) jam / 7,5 (tujuh setengah) jam per hari kerja, yang
terbagi atas :
a. Hari Senin s/d Hari kamis : pukul 07.30 - 16.00
Waktu istirahat : pukul 12.00 – 13.00
b. Hari Jum’at : pukul 07.30 – 16.30
Waktu istirahat : pukul 11.30 – 13.00
Pelanggaran Terhadap Kewajiban Masuk Kerja
dan Menaati Ketentuan Jam Kerja

1. Masuk kerja dan Dihitung secara JENIS


mentaati ketentuan kumulatif baik jam HUKUMAN
kerja maupun hari kerja
jam kerja :
-1 hari > 7,5 jam
- 1 minggu > 37,5 jam

5 hari Teguran lisan

6 s.d. 10 hari Teguran


tertulis
11 s.d. 15 hari Pernyataan tidak
puas

16 s.d. 20 hari Penundaan KGB


selama 1 tahun

Penundaan KP
21 s.d. 25 hari selama 1 tahun

Penurunan pangkat
26 s.d. 30 hari setingkah lebih rendah
selama 1 tahun
Penurunan pangkat se-
31 s.d. 35 tingkat lebih rendah
hari selama 3 tahun

Pemindahan dalam rang-ka


36 s.d. 41 hari penurunan jabatan
setingkat lebih rendah

Pembebasan dari
41 s.d. 46 hari jabatan

Lebih dari 46
hari
Persentase capaian
2. Mencapai sasaran kerja beban kerja yang JENIS HUKUMAN
pegawai yang disepakati dlm 1 tahun
ditetapkan
25 % s.d. 50%
HD Sedang

Dibawah 25% HD Berat


KAITAN HUBUNGAN DISIPLIN DENGAN TUNJANGAN KINERJA
(PNS NON DOSEN)

DASAR HUKUM : PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 31 TAHUN


2016
No Jenis Sanksi Disiplin Bobot Pengurangan Nilai (%)
1 Hukuman Disiplin Ringan 10
2 Hukuman Disiplin Sedang 30
3 Hukuman Disiplin Berat 50

Pengurangan dari komponen integritas (I), dimana integritas merupakan salah


satu komponen penghitungan besaran tunjangan kinerja yang akan diterima
oleh setiap PNS di lingkungan KEMENRISTEKDIKTI selain komponen
kehadiran dan kinerja.
TINGKAT HUKUMAN DISIPLIN

A. HUKUMAN DISIPLIN RINGAN;


B. HUKUMAN DISIPLIN SEDANG; DAN
C. HUKUMAN DISIPLIN BERAT.
JENIS HUKUMAN
DISIPLIN
Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puas secara tertulis.

Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari:


a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1(satu) tahun;
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu)tahun; dan
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.

Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari:


a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
c. pembebasan dari jabatan;
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan
e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
PNS DIBERHENTIKAN TIDAK DENGAN
HORMAT
PASAL 87 AYAT (4) UNDANG-UNDANG 5 TAHUN 2014

PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:


melakukanpenyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang
ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum;
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana
yang dilakukan dengan berencana.
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
(PASAL 16 PP NO.53 /2010)

a. Presiden
b. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat (Menteri)
c. Pejabat Struktural Eselon I, II, III, IV atau Pejabat
lain yg setara
Setiap penjatuhan hukuman Disiplin ditetapkan PNS tdk dapat dijatuhi hukuman disiplin dua kali
dengan keputusan pejabat yang berwenang atau lebih untuk suatu pelanggaran disiplin yang
menghukum berdasarkan hasil pemeriksaan sama (nebis in idem)

Pembuktian Materiil Kasus Pelanggaran Disiplin dan PNS berdasarkan hasil pemeriksaan
Pembinaan dengan melaksanakan setiap langkah melakukan beberapa pelanggaran,
prosedural formil merupakan prasyarat mutlak kepadanya hanya dijatuhi satu jenis
hukuman disiplin yang terberat.
Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang
berwenang menghukum wajib : PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin,
1. Mempelajari dengan teliti hasil pemeriksaan kemudian melakukan pelanggaran yang
sifatnya sama, maka dijatuhi hukuman disiplin PRINSIP
(Kesesuaian Tuduhan dan Alat Bukti)
yang lebih berat dari hukuman disiplin yang PENJATUHAN
2. Memperhatikan latar belakang dan faktor-faktor
yang mendorong terjadinya pelanggaran pernah dijatuhkan HUKUMAN
3. Tegas menetapkan sanksi yang akan diberikan DISIPLIN
karena walaupun bentuk pelanggaran yang terjadi Apabila tidak terdapat pejabat yang berwenang
sama, tetapi latar belakang dan faktor-faktor yang menghukum, kewenangan menjatuhkan HD
mendorong kemungkinan berbeda, serta dampak menjadi kewenangan Pejabat yang lebih tinggi.
yang ditimbulkan dari perbuatan juga berbeda,
maka jenis hukuman disiplin dapat berbeda pula.
Apabila Pejabat yang berwenang menghukum
Hukuman Disiplin bukan merupakan semata-mata
tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada
sarana menghukum Pegawai, namun demikian
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin,
sebagai upaya pembinaan dengan tujuan
pejabat tersebut dijatuhi hukuman disiplin
memperbaiki sikap, prilaku, etika Pegawai
oleh atasannya.
SANKSI DISIPLIN TERHADAP PELANGGARAN KEWAJIBAN
DAN LARANGAN HARUS MEMPERTIMBANGKAN DAMPAK
DARI PERBUATANNYA :

Unit Kerja

Instansi/
Kementerian

Hukuman
Disiplin • Dampak Pemerintah /
Tingkat Perbuatan
Negara
SKEMA PENJATUHAN HUKUMAN
DISIPLIN
Pemanggilan Pemeriksaan
Peristiwa Penyelidikan 2x7 hari kerja (BAP) Rumus
Pelanggaran (min 2 alat
(Pasal 23 PP Pasal 24 PP 5W+1H
Disiplin bukti) 53/2010
53/2010)

Pejabat yang
Pertimbangan
Penetapan Berwenang Hukum/Laporan
Menghukum PENYIDIKA
Keputusan Hasil
(Pasal 16 PP Pemeriksaan N
53/2010) (LHP)

Laporan Kewenangan Penjatuhan


Hukuman Disiplin Secara Hierarki

Banding
Gugatan
Keberatan Administrati
PTUN
f
1. PENYELIDIKAN :
TAHAPAN PEMBUKTIAN PELANGGARAN DISIPLIN
SERANGKAIAN TINDAKAN GUNA MEMBUKTIKAN BAHWA
BENAR/TIDAKNYA
TERDAPAT PERISTIWA HUKUM YANG DIDUGA SEBAGAI PELANGGARAN
DISIPLIN
( WAKTU : SEBELUM PEMERIKSAAN/PEMBINAAN)

2. PENYIDIKAN
SERANGKAIAN TINDAKAN PENGUMPULAN ALAT BUKTI DENGAN
MELAKUKAN
PEMBUKTIAN ATAS DASAR KESESUAIAN ALAT BUKTI, PERISTIWA HUKUM,
DAN
PEMBUKTIAN BENAR/TIDAKNYA PELAKU PELANGGAR DISIPLIN
MELAKUKAN
PELANGGARAN
(WAKTU : SETELAH ALAT BUKTI DAN PEMERIKSAAN DILAKUKAN)
PENDEKATAN PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN
Rumus = 5W + 1H

 WHO : SIAPA YG MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN.

:
 WHAT APA PELANGGARAN DISIPLIN YG DILAKUKAN.

:
 WHEN KAPAN WAKTU DILAKUKANNYA PELANGGARAN DISIPLIN.

:
 WHERE DIMANA LOKASI TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN.

 WHY : MENGAPA PELANGGARAN DAPAT TERJADI -- LATAR


BELAKANG / FAKTOR YG MENDORONG / YG MENYEBABKAN
TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN.
 HOW: BAGAIMANA CARA YG DITEMPUH DLM MELAKUKAN
PELANGGARAN DISIPLIN.
UPAYA ADMINISTRATIF
a. Keberatan :
Upaya administratif yang dapat ditempuh PNS yang tidak puas terhadap hukuman disiplin yang
dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada atasan pejabat yang berwenang
menghukum
Hukuman Disiplin yang dapat diajukan keberatan
1. Penundaan KGB selama 1 tahun
2. Penundaan KP selama 1 tahun

b. Banding Administratif
Upaya administratif yang dapat ditempuh PNS yang tidak puas terhadap
hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum
kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK)

Hukuman disiplin yang dapat diajukan banding administratif


 Pemberhentian dengan hormat TAPS sbg PNS

Upaya administratif berupa Keberatan dan/atau Banding Administratif diajukan oleh PNS ybs
paling lambat 14 hari terhitung sejak diterimanya keputusan (tanggal yg ditentukan untuk menerima
keputusan sebagaimana diberitahukan dalam surat penyampaian keputusan)

d. Gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara


Terhadap Keputusan Hukdis Pemberhentian Tidak dengan Hormat Mengacu pada ketentuan Peradilan
Tata Usaha Negara (Batas Waktu 90 hari)
KETENTUAN LAIN YANG DIATUR PADA PP 53/2010,
PERKA BKN NO. 21 TAHUN 2010, DAN PP 11/2017

 PNS yang sedang dalam proses pemeriksaan karena diduga melakukan pelanggaran
disiplin atau sedang mengajukan upaya administratif tidak dapat disetujui untuk
pindah instansi.
 PNS ditolak untuk mengundurkan diri ketika sedang dalam proses pemeriksaan pejabat
yang berwenang memeriksa, karena diduga melakukan pelanggaran disiplin PNS;
 Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana
Contoh
PNS :
yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin
Sdr. Sukoco, pangkat Pengatur Tingkat I golongan ruang II/d, diduga telah
melakukan tindak pidana dan dilakukan penahanan sehingga yang bersangkutan
diberhentikan sementara dari jabatan negeri. Dalam hal demikian, meskipun
yang bersangkutan telah diperiksa oleh pihak yang berwajib atas dugaan tindak
pidana yang dilakukan dan diberhentikan sementara dari jabatan negeri, maka
atasan Iangsung yang bersangkutan wajib melakukan pemeriksaan. Apabila
dalam pemeriksaan tersebut yang bersangkutan terbukti melakukan
pelanggaran disiplin, maka yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin, tanpa
menunggu putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap.
Pasal 259 Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017
(1)PNS yang telah selesai menjalankan tugas belajar wajib
melapor kepada PPK paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak
berakhirnya masa tugas belajar.
(2)
Dalam hal PNS tidak melapor kepada PPK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), PNS yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri dan dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
ATURAN PERALIHAN PP 53 TAHUN 2010

1. Hukuman disiplin yg telah dijatuhkan sebelum PP No.53 Thn


2010 dan sedang dijalani, dinyatakan tetap berlaku
2. Keberatan atau banding administratif yg diajukan sebelum PP
No. 53 Thn 2010, diselesaikan sesuai dgn PP No. 53. Thn 1980
3. Apabila terjadi pelanggaran disiplin dan telah dilakukan
pemeriksaan sebelum PP No. 53 Thn 2010, hasil pemeriksaan
tetap berlaku dan proses selanjutnya didasarkan PP No. 53
Thn 2010
4. Apabila terjadi pelanggaran disiplin terhadap PP No. 53 Thn
2010 dan belum dilakukan pemeriksaan, maka penyelesaian
dilakukan berdasarkan PP No. 53 Thn 2010.
KENDALA PEMROSESAN KASUS-KASUS DISIPLIN
1. BERKAS TIDAK SESUAI ASPEK PROSEDURAL DAN MATERIL

2. PEMERIKSAAN YANG TIDAK DILAKUKAN OLEH PEJABAT YANG BERWENANG

3. KETIDAKSESUAIAN ANTARA TUDUHAN DENGAN PERBUATAN (DUGAAN KABUR)

4. PEMBUKTIAN YANG LEMAH (ALAT BUKTI TIDAK VALID)

5. TERDAPAT MATA RANTAI PEMBINAAN DISIPLIN PNS YANG PUTUS

6. TERJADI PEMBIARAN/ TIDAK ADA PEMBINAAN DARI LEVEL TERENDAH

7. PERBEDAAN PERSEPSI MENGENAI MEKANISME DAN PROSEDUR PEMBINAAN DISIPLIN PNS


ANTARA
KEMENTERIAN DAN UNIT KERJA

8. KURANGNYA SOSIALISASI
PERSYARATAN USUL PENETAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN

1. USUL DITUJUKAN KEPADA MENTERI SELAKU PPK APABILA HD MENJADI


KEWENANGAN MENTERI
2. SURAT PANGGILAN PEMERIKSAAN
3. BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP)
4. LAPORAN ATASAN LANGSUNG MENGENAI
KEWENANGAN PENJATUHAN HD (HIERARKI)
5. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)/ PERTIMBANGAN HUKUM
6. DOKUMEN PEMBUKTIAN / ALAT BUKTI
7. KETERANGAN SAKSI (MIN 2 ORANG)
8. SK CPNS, PNS, PANGKAT TERAKHIR, SKP 1 THN TERAKHIR, KONVERSI NIP,
dan;
9. DOKUMEN LAIN YG RELEVAN

NB:
KELENGKAPAN USUL DIPENGARUHI JENIS/SUBSTANSI PERMASALAHAN DISIPLIN
KENDALA PEMROSESAN KASUS-KASUS DISIPLIN
1. BERKAS TIDAK SESUAI ASPEK PROSEDURAL DAN MATERIL

2. PEMERIKSAAN YANG TIDAK DILAKUKAN OLEH PEJABAT YANG BERWENANG

3. KETIDAKSESUAIAN ANTARA TUDUHAN DENGAN PERBUATAN (DUGAAN KABUR)

4. PEMBUKTIAN YANG LEMAH (ALAT BUKTI TIDAK VALID)

5. TERDAPAT MATA RANTAI PEMBINAAN DISIPLIN PNS YANG PUTUS

6. TERJADI PEMBIARAN/ TIDAK ADA PEMBINAAN DARI LEVEL TERENDAH

7. PERBEDAAN PERSEPSI MENGENAI MEKANISME DAN PROSEDUR PEMBINAAN DISIPLIN PNS


ANTARA
KEMENTERIAN DAN UNIT KERJA

8. KURANGNYA SOSIALISASI
PERSYARATAN USUL PENETAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN

1. USUL DITUJUKAN KEPADA MENTERI SELAKU PPK APABILA HD MENJADI


KEWENANGAN MENTERI
2. SURAT PANGGILAN PEMERIKSAAN
3. BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP)
4. LAPORAN ATASAN LANGSUNG MENGENAI
KEWENANGAN PENJATUHAN HD (HIERARKI)
5. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)/ PERTIMBANGAN HUKUM
6. DOKUMEN PEMBUKTIAN / ALAT BUKTI
7. KETERANGAN SAKSI (MIN 2 ORANG)
8. SK CPNS, PNS, PANGKAT TERAKHIR, SKP 1 THN TERAKHIR, KONVERSI NIP,
dan;
9. DOKUMEN LAIN YG RELEVAN

NB:
KELENGKAPAN USUL DIPENGARUHI JENIS/SUBSTANSI PERMASALAHAN DISIPLIN
TERIMA KASIH DAN SELAMAT
BERDISKUSI

Anda mungkin juga menyukai