Pasal 86 UU No.5 Tahun 2014 jo. Pasal 229 PP No. 11 Tahun 2017
Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dlm kelancaran pelaksanaan tugas, PNS
wajib mematuhi disiplin PNS;
“dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara
pemerintahan
yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), maka PNS sebagai
unsur
aparatur negara dituntut untuk memiliki sikap Disiplin, Jujur, Adil, transparan,
dan akuntabel dalam melaksanakan tugas”.
PENDEKATAN PEMBINAAN PNS BERMASALAH
No Pola Pendekatan Kode Etik Disiplin PNS
.
1. Pengaturan 1. PP No. 42 Tahun 2004 1. UU No. 5 Tahun 2014
Yuridis 2. Permenristekdikti No. 54 2. PP No. 11 Tahun 2017
Tahun 2016 3. PP No. 53 Tahun 2010
3. Amanat : disusun kode 4. Perka BKN No. 21 Tahun 2010
etik tiap unit kerja 5. Dsb.
8. Pejabat Yang Pejabat Pembinan Kepegawaian (Menteri) Presiden, Menteri, Pejabat Eselon
Berwenang dan Pejabat Lain yang ditunjuk hingga I, II, III, IV dan atau yang setara,
Menghukum pejabat pengawas, namun demikian tidak secara jelas terbagi siapa Pejabat
jelas pembagian kewenangan penjatuhan yang berhak menjatuhkan sanksi
sanksi untuk tingkat dan jenis tertentu
untuk kepada PNS tertentu
semua diatur dalam Ketentuan
Pasal 16 PP No. 53 Tahun 2010
PENTING DIPERHATIKAN :
Pelanggaran Kode Etik Yang Mengarah Pada Pelanggaran Disiplin (Pasal 3 dan Pasal 4 PP No.53
Tahun 2010), Mengacu Pada Proses Pembinaan Disiplin PNS Sebagaimana diatur dalam PP No.53
Tahun 2010 jo. Perka BKN No. 21 Tahun 2010, dan Pelanggaran Aturan Yang Sifat / Perbuatannya
Spesifik Diatur Dalam Ketentuan Peraturan Perundang-undangan lainnya (contoh pelanggaran
terhadap ketentuan PP No,10 Thn1983 jo. PP No. 45 Thn 1990, Mengacu Pada Pembinaan Disiplin
PNS, Tidak Dilakukan Melalui Pendekatan Pembinaan Kode Etik Instansi/ Unit Kerja
DEFINISI DISIPLIN BERDASARKAN
PP 53 TAHUN 2010
• REPRESIF
tindakan langsung setelah terjadinya
pelanggaran, tindakan ini dimaksudkan agar
pelanggaran yg terjadi tidak meluas.
PENDEKATA
N
• PERSUASIF
PENINDAKA penindakan disiplin sebagai sarana untuk
N DISIPLIN membuktikan/ meyakinkan secara halus bahwa
aturan harus ditegakkan (sarana diseminasi
aturan).
• KURATIF
tindakan pemulihan paska terjadinya pelanggaran
yaitu berupa penyadaran terhadap pelaku
pelanggaran agar tidak terjadi pengulangan
pelanggaran di masa yang akan datang (pendekatan
simpatik secara personal atasan - bawahan)
FAKTOR PENDUKUNG TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN
FAKTOR YG
NO FAKTOR SEBAB DAMPAK YANG DITIMBULKAN
MEMPENGARUHI
1. Mental / Karakter a. kurang memahami nilai a. PNS tidak merasa berdosa
budaya/agama; meskipun berbuat salah;
b. Watak bawaan; b. PNS berani melanggar
c. Pengaruh Lingkungan: peraturan;
1) keluarga; c. PNS tidak takut dijatuhi hukuman
2) masyarakat; disiplin.
3) tempat kerja.
2. Permasalahan Ekonomi a. Biaya kebutuhan hidup a. PNS bekerja sampingan pada
meningkat; saat jam kerja;
b. Kebutuhan Sosial; b. Bermalas-malasan;
c. Gaya hidup. c. Terdorong berbuat KKN.
FAKTOR YG
NO FAKTOR PENYEBAB AKIBAT YG DITIMBULKAN
MEMPENGARUHI
3. Manajemen SDM yg tidak a. belum ada aturan internal a. Kinerja organisasi yang lemah
berjalan dengan baik yang jelas; b. SDM yang tidak berjalan
b. Tidak ada pembagian dengan efisien dan efektif
tugas dan beban kerja c. PNS Tidak Termotivasi
yang jelas; d. Produktifitas kerja menurun
c. Kurangnya fasilitas
kantor;
d. Kurangnya jumlah
personil;
e. Tidak pernah dilakukan
rolling /mutasi;
f. tidak ada promosi/ tidak
jelas pola karier;
g. Tidak ada
Pengembangan kualitas
dan Kompetensi PNS
h. Dll.
FAKTOR YG
NO FAKTOR PENYEBAB AKIBAT YG DITIMBULKAN
MEMPENGARUHI
4. Pelanggaran tidak ditindak a. Merasa kasihan; a. PNS tidak takut hukuman
tegas (Pembiaran) b. Merasa sungkan; disiplin;
c. Merasa ketakutan; b. PNS berani melakukan
d. Tidak berpengalaman perbuatan indisipliner.
melakukan pembinaan; c. Preseden/contoh tidak baik,
dan memicu pelanggaran lain
dikemudian hari
Tindak Pidana Umum, TP Korupsi, dan/atau kejahatan yang terkait dengan jabatan;
Menjadi Anggota Parpol, menjadi anggota DPR/DPRD tanpa pengunduran diri;
Memberikan dukungan kepada salah satu calon Presiden, Wakil Presiden, Anggota MPR/DPR/DPRD,
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Partai Politik;
Bekerja pada Negara/ perusahaan/ LSM asing;
Pelanggaran Terhadap PP No. 10 Tahun 1983 jo. PP No.45 Tahun 1990;
Pelanggaran Tugas Belajar/ Ijin Belajar;
Pemalsuan Ijazah, Plagiat, dan kejahatan akademik lain;
Menjadi anggota kelompok/ Organisasi terlarang yang bertentangan dengan UUD 1945/Pancasila/ NKRI
Meninggalkan Tugas/ Tidak Masuk Kerja dan/atau tidak menaati ketentuan jam kerja;
Dan perbuatan lain yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 TAHUN 2010
PASAL 5
PNS YANG TIDAK MENAATI KETENTUAN
SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 3 DAN/ATAU PASAL 4
DIJATUHI
HUKUMAN DISIPLIN.
KEWAJIBAN
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD Negara RI
Tahun 1945, NKRI
4. Mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yg dipercayakan kpd PNS dgn penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggung jawab
6. Menjungjung tinggi kehormatan negara , Pemerintah, dan martabat PNS
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri
sendiri, dan/atau golongan
8. Memegang rahasia jabatan yg menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan
9. Bekerja dgn jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara
10. Melaporkan dgn segera kpd atasannya apabila mengetahui ada hal yg
dpt membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di
bidang keamanan, keuangan, dan materiil
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yg ditetapkan
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dgn sebaik-baiknya
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kpd masyarakat
15 Membimbing bawahan dlm melaksanakan tugas
16 Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
17 Menaati peraturan kedinasan yg ditetapkan oleh pejabat yg berwenang.
LARANGAN
1. Menyalahgunakan wewenang
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang
lain
3.Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja utk negara
lain dan/ atau lembaga atau organisasi internasional
4.Bekerja
pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tdk sah
6. Melakukan kegiatan bersama dgn atasan, teman sejawat, bawahan, atau
orang lain di dlm maupun di luar lingkungan kerjanya dgn tujuan utk
keuntungan pribadi, golongan,atau pihak lain, yg secara langsung atau tdk
langsung merugikan negara
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kpd siapapun baik secara
langsung atau tdk langsung dan dgn dalih apapun utk diangkat dlm jabatan
8. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian apa saja dari siapapun juga yg
berhubungan dgn jabatan dan/ atau pekerjaannya
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
10. Melakukan suatu tindakan atau tdk melakukan suatu tindakan yg dpt
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yg dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yg dilayani
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
12. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden,
DPR, DPD, atau DPRD dgn cara :
a. ikut serta sbg pelaksana kampanye
b. menjadi peserta kampanye dgn menggunakan atribut partai
atau atribut PNS
c. sbg peserta kampanye dgn mengerahkan PNS lain; dan/atau
d. sbg peserta kampanye dgn menggunakan fasilitas negara
Jumlah jam kerja efektif dalam 5 (lima) hari kerja adalah 37,5 ( tiga puluh
tujuh setengah ) jam / 7,5 (tujuh setengah) jam per hari kerja, yang
terbagi atas :
a. Hari Senin s/d Hari kamis : pukul 07.30 - 16.00
Waktu istirahat : pukul 12.00 – 13.00
b. Hari Jum’at : pukul 07.30 – 16.30
Waktu istirahat : pukul 11.30 – 13.00
Pelanggaran Terhadap Kewajiban Masuk Kerja
dan Menaati Ketentuan Jam Kerja
Penundaan KP
21 s.d. 25 hari selama 1 tahun
Penurunan pangkat
26 s.d. 30 hari setingkah lebih rendah
selama 1 tahun
Penurunan pangkat se-
31 s.d. 35 tingkat lebih rendah
hari selama 3 tahun
Pembebasan dari
41 s.d. 46 hari jabatan
Lebih dari 46
hari
Persentase capaian
2. Mencapai sasaran kerja beban kerja yang JENIS HUKUMAN
pegawai yang disepakati dlm 1 tahun
ditetapkan
25 % s.d. 50%
HD Sedang
a. Presiden
b. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat (Menteri)
c. Pejabat Struktural Eselon I, II, III, IV atau Pejabat
lain yg setara
Setiap penjatuhan hukuman Disiplin ditetapkan PNS tdk dapat dijatuhi hukuman disiplin dua kali
dengan keputusan pejabat yang berwenang atau lebih untuk suatu pelanggaran disiplin yang
menghukum berdasarkan hasil pemeriksaan sama (nebis in idem)
Pembuktian Materiil Kasus Pelanggaran Disiplin dan PNS berdasarkan hasil pemeriksaan
Pembinaan dengan melaksanakan setiap langkah melakukan beberapa pelanggaran,
prosedural formil merupakan prasyarat mutlak kepadanya hanya dijatuhi satu jenis
hukuman disiplin yang terberat.
Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang
berwenang menghukum wajib : PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin,
1. Mempelajari dengan teliti hasil pemeriksaan kemudian melakukan pelanggaran yang
sifatnya sama, maka dijatuhi hukuman disiplin PRINSIP
(Kesesuaian Tuduhan dan Alat Bukti)
yang lebih berat dari hukuman disiplin yang PENJATUHAN
2. Memperhatikan latar belakang dan faktor-faktor
yang mendorong terjadinya pelanggaran pernah dijatuhkan HUKUMAN
3. Tegas menetapkan sanksi yang akan diberikan DISIPLIN
karena walaupun bentuk pelanggaran yang terjadi Apabila tidak terdapat pejabat yang berwenang
sama, tetapi latar belakang dan faktor-faktor yang menghukum, kewenangan menjatuhkan HD
mendorong kemungkinan berbeda, serta dampak menjadi kewenangan Pejabat yang lebih tinggi.
yang ditimbulkan dari perbuatan juga berbeda,
maka jenis hukuman disiplin dapat berbeda pula.
Apabila Pejabat yang berwenang menghukum
Hukuman Disiplin bukan merupakan semata-mata
tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada
sarana menghukum Pegawai, namun demikian
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin,
sebagai upaya pembinaan dengan tujuan
pejabat tersebut dijatuhi hukuman disiplin
memperbaiki sikap, prilaku, etika Pegawai
oleh atasannya.
SANKSI DISIPLIN TERHADAP PELANGGARAN KEWAJIBAN
DAN LARANGAN HARUS MEMPERTIMBANGKAN DAMPAK
DARI PERBUATANNYA :
Unit Kerja
Instansi/
Kementerian
Hukuman
Disiplin • Dampak Pemerintah /
Tingkat Perbuatan
Negara
SKEMA PENJATUHAN HUKUMAN
DISIPLIN
Pemanggilan Pemeriksaan
Peristiwa Penyelidikan 2x7 hari kerja (BAP) Rumus
Pelanggaran (min 2 alat
(Pasal 23 PP Pasal 24 PP 5W+1H
Disiplin bukti) 53/2010
53/2010)
Pejabat yang
Pertimbangan
Penetapan Berwenang Hukum/Laporan
Menghukum PENYIDIKA
Keputusan Hasil
(Pasal 16 PP Pemeriksaan N
53/2010) (LHP)
Banding
Gugatan
Keberatan Administrati
PTUN
f
1. PENYELIDIKAN :
TAHAPAN PEMBUKTIAN PELANGGARAN DISIPLIN
SERANGKAIAN TINDAKAN GUNA MEMBUKTIKAN BAHWA
BENAR/TIDAKNYA
TERDAPAT PERISTIWA HUKUM YANG DIDUGA SEBAGAI PELANGGARAN
DISIPLIN
( WAKTU : SEBELUM PEMERIKSAAN/PEMBINAAN)
2. PENYIDIKAN
SERANGKAIAN TINDAKAN PENGUMPULAN ALAT BUKTI DENGAN
MELAKUKAN
PEMBUKTIAN ATAS DASAR KESESUAIAN ALAT BUKTI, PERISTIWA HUKUM,
DAN
PEMBUKTIAN BENAR/TIDAKNYA PELAKU PELANGGAR DISIPLIN
MELAKUKAN
PELANGGARAN
(WAKTU : SETELAH ALAT BUKTI DAN PEMERIKSAAN DILAKUKAN)
PENDEKATAN PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN
Rumus = 5W + 1H
:
WHAT APA PELANGGARAN DISIPLIN YG DILAKUKAN.
:
WHEN KAPAN WAKTU DILAKUKANNYA PELANGGARAN DISIPLIN.
:
WHERE DIMANA LOKASI TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN.
b. Banding Administratif
Upaya administratif yang dapat ditempuh PNS yang tidak puas terhadap
hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum
kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK)
Upaya administratif berupa Keberatan dan/atau Banding Administratif diajukan oleh PNS ybs
paling lambat 14 hari terhitung sejak diterimanya keputusan (tanggal yg ditentukan untuk menerima
keputusan sebagaimana diberitahukan dalam surat penyampaian keputusan)
PNS yang sedang dalam proses pemeriksaan karena diduga melakukan pelanggaran
disiplin atau sedang mengajukan upaya administratif tidak dapat disetujui untuk
pindah instansi.
PNS ditolak untuk mengundurkan diri ketika sedang dalam proses pemeriksaan pejabat
yang berwenang memeriksa, karena diduga melakukan pelanggaran disiplin PNS;
Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana
Contoh
PNS :
yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin
Sdr. Sukoco, pangkat Pengatur Tingkat I golongan ruang II/d, diduga telah
melakukan tindak pidana dan dilakukan penahanan sehingga yang bersangkutan
diberhentikan sementara dari jabatan negeri. Dalam hal demikian, meskipun
yang bersangkutan telah diperiksa oleh pihak yang berwajib atas dugaan tindak
pidana yang dilakukan dan diberhentikan sementara dari jabatan negeri, maka
atasan Iangsung yang bersangkutan wajib melakukan pemeriksaan. Apabila
dalam pemeriksaan tersebut yang bersangkutan terbukti melakukan
pelanggaran disiplin, maka yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin, tanpa
menunggu putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap.
Pasal 259 Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017
(1)PNS yang telah selesai menjalankan tugas belajar wajib
melapor kepada PPK paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak
berakhirnya masa tugas belajar.
(2)
Dalam hal PNS tidak melapor kepada PPK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), PNS yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri dan dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
ATURAN PERALIHAN PP 53 TAHUN 2010
8. KURANGNYA SOSIALISASI
PERSYARATAN USUL PENETAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
NB:
KELENGKAPAN USUL DIPENGARUHI JENIS/SUBSTANSI PERMASALAHAN DISIPLIN
KENDALA PEMROSESAN KASUS-KASUS DISIPLIN
1. BERKAS TIDAK SESUAI ASPEK PROSEDURAL DAN MATERIL
8. KURANGNYA SOSIALISASI
PERSYARATAN USUL PENETAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
NB:
KELENGKAPAN USUL DIPENGARUHI JENIS/SUBSTANSI PERMASALAHAN DISIPLIN
TERIMA KASIH DAN SELAMAT
BERDISKUSI