BBB
BBB
PELANGGARAN PIDANA
PEMILU
Oleh
MOHAMAD
BAWASLU PROVINSI KALBAR
KORDIV PENINDAKAN DAN PENANGANAN PELANGGARAN
PRINSIP PENYELENGGARA
Mandiri;
Jujur;
Adil;
Berkepastian Hukum;
Tertib;
Terbuka;
Proporsional;
Profesional;
Akuntabel;
Efektif; Dan
Bawaslu Provinsi adalah badan yang mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di
wilayah provinsi.
Badan Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota adalah badan untuk mengawasi
Penyelenggaraan Pemilu di wilayah kabupaten/kota.
Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan yang selanjutnya disebut Panwaslu Kecamatan
adalah Panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Kabupaten/Kota untuk mengawasi
penyelenggaraan pemilu di wilayah kecamatan atau nama lainnya
Temuan Pelanggaran yang selanjutnya disebut Temuan adalah hasil pengawasan
Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan,
Panwaslu Kelurahan/ Desa, Panwaslu LN, dan/ atau Pengawas TPS pada setiap tahapan
Penyelenggaraan Pemilu yang mengandung dugaan pelanggaran.
Laporan Dugaan Pelanggaran yang selanjutnya disebut Laporan adalah laporan
langsung Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, Peserta Pemilu, atau
pemantau Pemilu kepada Bawaslu dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu
Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN, dan/atau Pengawas TPS pada
setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu.
Hari adalah hari kerja.
Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu
Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/ Desa, Panwaslu LN, dan/atau Pengawas
TPS wajib melakukan penindakan terhadap dugaan pelanggaran Pemilu.
Penindakan merupakan serangkaian proses penanganan pelanggaran
yang berasal dari Temuan/Laporan untuk ditindaklanjuti oleh instansi yang
berwenang.
Proses penanganan pelanggaran meliputi:
Temuan/penerimaan Laporan;
pengumpulan alat bukti;
klarifikasi;
serta penerusan hasil kajian atas Temuan/Laporan kepada instansi yang
berwenang;
pengkajian; dan/atau
pemberian rekomendasi.
TEMUAN
Pengawas Pemilu melakukan pengawasan pada setiap tahapan
Penyelenggaraan Pemilu.
Hasil pengawasan yang terdapat dugaan pelanggaran Pemilu
disampaikan dan diputuskan dalam rapat pleno Bawaslu, yang
dituangkan dalam formulir model B.2.
Formulir sebagaimana memuat paling sedikit:
1. Pengawas Pemilu Yang Menemukan Dugaan Pelanggaran;
2. Batas Waktu Temuan;
3. Pihak Terlapor;
4. Peristiwa Dan Uraian Kejadian.
Pengawas Pemilu termasuk pegawai jajaran Sekretariat Jenderal Bawaslu
dan/atau Sekretariat Bawaslu Provinsi dan/atau Sekretariat Bawaslu
Kabupaten/Kota, dan/atau Sekretariat Panwaslu Kecamatan yang
mendapat tugas untuk melaksanakan pengawasan.
Dalam hal hasil pengawasan Pengawas TPS terdapat dugaan
Pelanggaran Pemilu, Pengawas TPS menyampaikan hasil pengawasan
kepada Panwaslu Kecamatan melalui Panwaslu Kelurahan/Desa.
Dalam hal hasil pengawasan Panwaslu Kelurahan/Desa terdapat dugaan
Pelanggaran Pemilu, Panwaslu Kelurahan/Desa menyampaikan hasil
pengawasan kepada Panwaslu Kecamatan.
INFORMASI AWAL
Investigasi atas Dijadikan TEMUAN
Dugaan pelanggaran
informasi awal untuk dugaan
yang disampaikan
menemukan Pelanggaran
kepada Pengawas
peristiwa dugaan Pemilu oleh
Pemilu dalam bentuk
Pelanggaran Pemilu Pengawas Pemilu
informasi lisan,
dan/atau informasi
tertulis. Pengawas Pemilu dapat
meminta bahan keterangan
yang dibutuhkan
• informasi dugaan pelanggaran yang
disampaikan secara langsung di kantor
Pengawas Pemilu;
• mengundang pihak yang
• informasi dugaan pelanggaran melalui berkaitan/mengetahui dugaan
Form B2 Nomor
FORMULIR TEMUAN
:…........................*
Nasional : ………………….…….
Provinsi : …………………….….
Kabupaten/Kota : ………………….…….
Kecamatan : ………………….…….
Desa/Kelurahan :………………….…….
3. Saksi –saksi
1. Nama :.................................................................................
Alamat** :.................................................................................
No.Telp/Hp :.................................................................................
2. Nama :.................................................................................
Alamat** : .................................................................................
No.Telp/Hp :.................................................................................
3. Nama :.................................................................................
Alamat** :.................................................................................
No.Telp/Hp :.................................................................................
LAPORAN
PENERIMAAN LAPORAN
Nomor :…..........................*
Nasional : ………….
Provinsi :…………..
Kabupaten/Kota : ………….
Kecamatan : ………….
Desa/Kelurahan :………….
1. Pelapor
a. Nama : .............................................
b. Nomor Identitas(KTP/Paspor/SIM) : .............................................
c. Tempat/Tgl Lahir : .............................................
d. Jenis Kelamin : .............................................
e. Pekerjaan : .............................................
f. Kewarganegaraan : .............................................
g. Alamat : .............................................
h. No.Telp/HP : .............................................
i. Fax** : .............................................
j. E-Mail** : .............................................
3. Saksi –saksi
1. Nama : ..............................................
Alamat*** :..............................................
No.Telp/Hp :..............................................
2. Nama :..............................................
Alamat*** :..............................................
No.Telp/Hp :..............................................
3. Nama :..............................................
D. FORMULIR MODEL B.3
Telah diterima
dari Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Alamat :
No.Telp/HP :
HaridanTanggal :
Waktu :
Dokumen : 1. ..........................................
2. ..........................................
3. ..........................................
, ** Diterima
oleh,
CAP
Keterangan:
* penomoran disamakan dengan nomor laporan
** diisi tempat, tanggal, bulan dan tahun ditandatangani
LANGKAH-LANGKAH PENANGANAN PELANGGARAN
Paling lama 2 hari
sejak Laporan
diterima.
Langkah 1
Langkah 3
KLARIFIKASI KAJIAN PEMBERKASAN
MENERIMA Langkah 2
PENANGANAN
TEMUAN/ KAJIAN AWAL
PELANGGARAN
APORAN
Penanganan tindak pidana Pemilu dilaksanakan dalam satu atap secara terpadu oleh Gakkumdu.
Penanganan tindak pidana Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas :
1. keadilan;
2. kepastian;
3. kemanfaatan;
4. persamaan di muka hukum;
5. praduga tidak bersalah; dan
6. legalitas.
1. pengawas Pemilu;
2. Polri; dan
3. Kejaksaan Agung.
Anggota Gakkumdu menjalankan tugas secara penuh waktu dalam
penanganan tindak pidana Pemilu.
STRUKTUR ORGANISASI GAKKUMDU PROVINSI
Penasehat
Pembina
Koordinator
Anggota
Penasehat Gakkumdu Provinsi dijabat oleh:
1. Ketua Bawaslu Provinsi;
2. Kapolda; dan
3. Kepala Kejaksaan Tinggi.
Pembina Gakkumdu Provinsi dijabat oleh:
1. Anggota Bawaslu Provinsi yang ditunjuk;
2. Direktur Kriminal Umum Polda; dan
3. Asisten Pidana Umum Kejaksaan Tinggi.
Koordinator Gakkumdu Provinsi dijabat oleh:
1. koordinator divisi penindakan pelanggaran Bawaslu Provinsi sebagai Ketua
Koordinator Gakkumdu Provinsi;
2. Kepala Subdirektorat pada Direktorat Kriminal Umum Kepolisian Daerah dari unsur
Polri; dan
3. Asisten Tindak Pidana Umum Kejaksaan Tinggi dari unsur Kejaksaan.
Anggota Gakkumdu Provinsi berasal dari anggota Bawaslu Provinsi, Penyidik
Tindak Pidana Pemilu pada Direktorat Reskrimum Polda dan Jaksa Penuntut
Umum pada Kejaksaan Tinggi.
STRUKTUR GAKKUMDU KABUPATEN/KOTA
1. PENASIHAT
2. PEMBINA
3. KOORDINATOR
4. ANGGOTA
Penasihat
1. Ketua Bawaslu Kabupaten/Kota;
2. Kapolres Metro/Kapolres Kota Besar/Kapolres/ Kapolres Kota; dan
3. Kepala Kejaksaan Negeri.
Pembina :
1. anggota Bawaslu Kabupaten/Kota;
2. Kasatreskrim pada Polres Metro/Polres Kota Besar/ Polres/Polres Kota; dan
3. Kepala Seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan Negeri.
Koordinator
1. Koordinator Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu Kabupaten/Kota sebagai Ketua Koordinator Sentra
Gakkumdu Kabupaten/Kota;
2. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal pada Polres Metro/Polres Kota Besar/Polres/Polres Kota; dan
3. Kepala Seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan Negeri.
Anggota Gakkumdu
1. anggota Bawaslu Kabupaten/Kota,
2. Penyidik Tindak Pidana Pemilu pada Satuan Reskrimum Polres Metro/Polres Kota Besar/ Polres/Polres Kota
3. Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri.
ANGGOTA GAKKUMDU
PENGAWAS PEMILU
Pengawas Pemilu bersama dengan Penyidik dan Jaksa melakukan Pembahasan kedua
paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak temuan atau laporan diterima dan
diregistrasi oleh pengawas Pemilu.
Pembahasan dipimpin oleh Koordinator Gakkumdu sesuai dengan tingkatan untuk
membahas kajian pengawas Pemilu dan laporan hasil Penyelidikan.
Hasil Pembahasan untuk menyimpulkan temuan atau laporan merupakan tindak pidana
Pemilu atau bukan tindak pidana Pemilu.
Apabila temuan atau laporan dugaan tindak pidana Pemilu berdasarkan kesimpulan
rapat dinyatakan terdapat unsur dugaan tindak pidana Pemilu, Pengawas Pemilu,
Penyidik, dan Jaksa melanjutkan penanganan temuan atau laporan dugaan tindak
pidana Pemilu ke tahap Penyidikan.
Apabila temuan atau laporan dugaan tindak pidana Pemilu berdasarkan kesimpulan
rapat dinyatakan tidak terdapat unsur tindak pidana Pemilu, Pengawas Pemilu, Penyidik,
dan Jaksa menghentikan penanganan Temuan atau Laporan.
Hasil Pembahasan kedua dituangkan dalam Berita Acara Pembahasan II yang
ditandatangani oleh Pengawas Pemilu, Penyidik, dan Jaksa.
RAPAT PLENO PENGAWAS PEMILU
Pengawas Pemilu melaksanakan rapat pleno untuk memutuskan temuan atau laporan
ditingkatkan ke tahap Penyidikan atau dihentikan.
Rapat pleno didasarkan pada hasil Pembahasan kedua, kajian pengawas Pemilu, dan
laporan hasil Penyelidikan.
Dalam hal rapat pleno memutuskan temuan atau laporan penanganan pelanggaran
Pemilu dihentikan, Pengawas Pemilu mengumumkan status temuan atau laporan disertai
dengan alasan penghentian dan memberitahukan kepada Pelapor.
Dalam hal rapat pleno memutuskan temuan atau laporan penanganan pelanggaran
Pemilu dihentikan, Pengawas Pemilu mengumumkan status temuan atau laporan disertai
dengan alasan penghentian dan memberitahukan kepada Pelapor.
Dalam hal rapat pleno memutuskan dugaan pelanggaran Pemilu ditingkatkan pada
tahap Penyidikan, pengawas
Pemilu meneruskan temuan atau laporan kepada Penyidik dan menerbitkan surat
perintah tugas untuk melaksanakan Penyidikan.
Penerusan berkas pelanggaran
1. Surat pengantar
2. surat perintah tugas untuk melaksanakan Penyidikan yang dikeluarkan oleh Pengawas
Pemilu
3. daftar Isi;
4. temuan atau laporan dugaan tindak pidana Pemilu;
5. hasil kajian;
6. laporan hasil Penyelidikan;
7. surat undangan klarifikasi;
8. berita acara klarifikasi;
9. berita acara klarifikasi di bawah sumpah;
10. berita acara Pembahasan pertama;
11. berita acara Pembahasan kedua;
12. daftar saksi dan/atau ahli;
13. daftar terlapor;
14. daftar barang bukti;
15. barang bukti; dan
16. administrasi Penyelidikan Gakkumdu dari unsur Polri.
Penerusan temuan atau laporan dilakukan oleh pengawas Pemilu kepada
Polri di Sekretariat Gakkumdu.
Penyidik membuat administrasi penerimaan penerusan Temuan atau
Laporan berupa:
1. laporan dugaan tindak pidana Pemilu;
2. surat tanda bukti laporan; dan
3. nomor registrasi laporan dugaan tindak pidana Pemilu.
Penyidikan
Waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak penerusan Temuan atau Laporan
yang diterima dari Pengawas Pemilu dan/atau laporan Polisi dibuat serta dapat dilakukan
tanpa kehadiran tersangka.
Dalam hal hasil Penyidikan belum lengkap, Jaksa mengembalikan berkas perkara kepada
Penyidik disertai petunjuk kelengkapan berkas perkara paling lama 3 (tiga) hari.
Apabila berkas perkara) telah dilengkapi, Penyidik menyampaikan berkas perkara
kepada Jaksa paling lama 3 (tiga) hari sejak tanggal penerimaan berkas perrkara.
Pengembalian berkas perkara dari Jaksa kepada Penyidik hanya dilakukan 1 (satu) kali.
Penyerahan dan pengembalian hasil Penyidikan dan berkas perkara dilaksanakan di
Sekretariat Gakkumdu.
Setelah berkas perkara diterima Jaksa dan dinyatakan lengkap Penyidik menyerahkan
barang bukti dan tersangka kepada Jaksa.
Penyerahan dapat dilakukan tanpa kehadiran tersangka.
Penyerahan dilakukan di Sekretariat Gakkumdu.
PENUNTUTAN