Anda di halaman 1dari 76

Peran Ahli Gizi dalam

Penanganan Stunting
dalam Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak
PENANGGULANGAN STUNTING DARI HULU SAMPAI HILIR
DENGAN INOVASI DI SETIAP TAHAP KEHIDUPAN & Penurunan AKI AKB
Oleh:
Idi Setiyobroto

SEMINAR DAN WORKSHOP NASIONAL KESEHATAN


PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM PENANGANAN STUNTING UNTUK
MENDUKUNG TERWUJUDNYA GENERASI EMAS
YOGYAKARTA, 26 MEI 2019 (Auditorium Graha Bina Husada Poltekkes Kemenkes Yogyakarta)
Biodata : Idi Setiyobroto
• Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta
• Alamat Rumah:
• Jakal KM 12,7 Candisari, RT 06/RW 10 Sardonoharjo,
Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 55581
• 0877 388 51 555
• Pendidikan:
• S1/profesi : 1993 (FKH-UGM)
• AKTA IV : 1995 (Pasca Sarjana IKIP N Yogya)
• S2 Ilmu Gizi & Kesehatan Kel : 2004 (FK-UGM)
• Pengalaman mengajar di Gizi (Akzi, PAM Gizi, S1-Gizi, Jur Gizi) sejak 1995
STATUS GIZI
Pengertian Stunting
• Stunting merupakan
• Stunting adalah sebuah gangguan pertumbuhan
kondisi dimana tinggi badan linier yg disebabkan adanya
anak lebih pendek dibanding malnutrisi kronis asupan zat
tinggi badan anak seusia nya gizi atau penyakit infeksi
dg jenis kelamin yg sama kronis maupun berulang yg
(Trihono dkk., 2015).
ditunjukkan dgn nilai z-score
tinggi badan menurut umur
(TB/U) <-2 SD (stunted) atau
(TB/U) <-3 SD (severe
stunted) (Prendergast & Humphrey, 2014).
• Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak
balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya.

• Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan


dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi stunting
baru nampak setelah anak berusia 2 tahun.
PREVALENSI STUNTING berdasar
HASIL SURVEY KEMENKES RI th
30 2013 - 2017
25.44
25
23.1 23.46 Nas : 29.6%
DIY : 19.8%
20

15

10 10.5

0
2014 2015 2016 2017
13.50

12.87
13.00 12.86

12.50
PROPORSI
STUNTING 11.99
12.00 11.88
Berdasar
Pemantauan Status
11.50
Gizi (PSG) Rutin
Kab. Sleman 11.00
Tahun 2014 -2018 11.00

10.50

10.00
2014 2015 2016 2017 2018
Anak Stunting

Berat Bayi Lahir Remaja Pendek


Rendah dan kurang Gizi/
Kelebihan Gizi

Wanita Dewasa/Ibu
Kurang Gizi/ Kelebihan
Gizi
Global Targets 2025
Nutriti
on in
Life
Cycle
Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS)

Gerakan Masyarakat
Pendekatan Hidup Sehat
Keluarga (GERMAS)
Program Kesehatan Lintas sektor

PARADIGMA SEHAT 14
Suatu tindakan sistematis dan
terencana
yang dilakukan secara bersama-
sama
oleh seluruh komponen bangsa
dengan
kesadaran, kemauan, dan
kemampuan berperilaku
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
PADA REMAJA CEGAH PTM
Masalah Kesehatan Remaja
Indonesia
memiliki 44,93 ⮚ Konsekuensi penurunan potensi akademik, kapasitas
juta remaja kerja dan produktivitas saat ini dan di masa depan,
atau 1 dari 5 serta resiko kesehatan
⮚ Masalah gizi seperti stunting dan anemia yang dialami
orang Indonesia selama masa remaja mempengaruhi kesehatan sang
adalah remaja ibu maupun generasi mendatang
⮚ Disamping itu, data menunjukkan bahwa 7% anak
perempuan berusia 15-19 tahun telah menjadi ibu

Riskesdas 2013 dan SDKI 2017

Riskesdas 2013
• Penyakit Tidak
✔ Investasi yang tidak adekuat
Menular (PTM)
diperkirakan dalam kesehatan remaja termasuk
berkontribusi 71% Gizinya akan memperburuk siklus
dari total kematian kemiskinan
• Banyak PTM dapat ✔ Rendahnya kualitas sumber daya
dicegah dengan manusia yang digadang gadang
mengurangi faktor merupakan bonus demografi bagi
risiko selama masa pembangunan kita beberapa tahun
remaja kedepan
INOVASI PENANGGULANGAN STUNTING
DARI HULU SAMPAI HILIR
DI KABUPATEN SLEMAN

Disampaikan kembali oleh:


Idi Setiyobroto
Gambaran
Umum
Kabupaten
Sleman
• Jumlah penduduk: 1.055.368
jiwa
• Perempuan 528.702 jw,
• Luas Wilayah: 547.82 Km2
• Laki2 514.413 jw
• 17 kecamatan, 86 desa dan
• Jumlah
1212 dusun, RW 2.890 dan
6.961 RT • IBU HAMIL: 15.092
• BAYI LAHIR 2018: 13.879
• Tingkat kepadatan
kelahiran
penduduk 1.986 jiwa/km2
• BALITA: 84.641
Masalah & Kinerja Program Gizi
D.I. Yogyakarta Tahun 2017
Penyebab Stunting al
• Kurang Gizi kronis : Asupan Kurang, Pola Asuh Jelek,
Kemiskinan
• Anemia Ibu Hamil : melahirkan Bayi premature, BBLR/SR
• Anemia Remaja : Meningkatkan Bumil Anemia
• Penyakit Kronis (HIV, Sipilis, Hepatitis, dll): melahirkan BBLR
• Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK): melahirkan BBLR
Permasalahan Gizi di Kab.
Sleman Tahun 2018
• Masih adanya Ibu Hamil Anemia (8,90%)
• Prosentase Pemberian ASI Ekskluisf 0-6 bln (81,73%)
• Masih adanya Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK)
(8,4%)
• Masih adanya Balita Gizi Buruk (Berat Badan Sangat
Kurang dibanding Umurnya): 0,52%
• Masih adanya Balita Gizi Kurang (7,32%)
• Prevalensi bayi lahir pendek ( PBL < 48 cm) 9,85% 
11,57%
Permasalahan Gizi di Kab.
Sleman Tahun 2018
• Prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah (BB < 2,5 kg) 4,65%
5,31%
• Masih adanya Balita Pendek dan Sangat Pendek (stunted):
11,99%  11,00%
• Partisipasi menimbang 80,6% (85%)
• Keberhasilan Pemantauan Status Gizi 62,51% (Taret 65%)
ARAH KEBIJAKAN PERBAIKAN GIZI
2015 - 2019
1 Penguatan peran Linsek
6
dalam rangka intervensi sensitif
Peningkatan surveilans gizi

Sumber: Dinkes Kab. Sleman 2019


dan spesifik
termasuk pemantauan
pertumbuhan
5
Penguatan pelaksanaan
PERBAIKAN GIZI dan pengawasan regulasi
Peningkatan promosi dan standar gizi
perilaku masyarakat tentang
kesehatan, gizi, dll
2
4
Peningkatan peran serta
3
masyarakat dalam
Peningkatan akses dan perbaikan gizi
mutu paket yankes dan gizi
25
PENYEBAB MASALAH GIZI SALING BERKAITAN ANTARA SATU
DAN LAINNYA
Rendahnya akses POLA ASUH
Rendahnaya akess
terhadap yang kurang baik
terhadap PELAYANAN
terutama pada

Sumber: Dinkes Kab. Sleman 2019


MAKANAN perilaku dan praktek
KESEHATAN termasuk
akses sanitasi dan air
dari segi jumlah dan pemberian makan
bersih
kualitas gizi bayi dan anak

AKAR MASALAH
Potitik, sosial dan budaya Kemiskinan Kurangnya pemberdayaan Degradasi Lingkungan
perempuan
26
KONTRIBUSI INTERVENSI
PERBAIKAN GIZI
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF

Sumber: Dinkes Kab. Sleman 2019


• Upaya-upaya untuk mencegah dan • Upaya-upaya untuk mencegah dan
mengurangi gangguan secara mengurangi gangguan secara tidak
langsung langsung
• Kegiatan ini pada umumnya dilakukan • Berbagai kegiatan pembangunan pada
oleh sektor kesehatan umumnya non-kesehatan
• Kegiatannya antara lain spt imunisasi, • Kegiatannya antara lain penyediaan air
PMT ibu hamil dan balita, monitoring bersih, kegiatan penanggulangan
pertumbuhan balita di Posyandu kemiskinan, dan kesetaraan gender
• Sasaran: khusus kelompok 1.000 HPK • Sasaran: masyarakat umum, tidak
(Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak khusus untuk 1000 HPK
0-23 bulan) KONTRIBUSI: 70%
KONTRIBUSI: 30%
INTERVENSI GIZI SPESIFIK :
14 INTERVENSI GIZI BERDAMPAK BESAR MENGURANGI
STUNTING
SEBESAR 20%, APABILA CAKUPANNYA MENCAPAI 90%

Sumber: Dinkes Kab. Sleman 2019


I. Intervensi dengan Sasaran Ibu Hamil
1. Memberikan Makanan Tambahan (PMT) pd ibu hamil untuk
mengatasi kekurangan energi dan protein kronis (PECAH
RANTING)
2. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat (GETAR
THALA)
3. Mengatasi Kekurangan Yodium
4. Menanggulangi Kecacingan pd Ibu Hamil
5. Melindungi Ibu Hamil dari Malaria (Sleman sudah Bebas
Malaria sjk 2010) atau Penyakit Kronis Lainnya (PANDU
TEMAN)
INTERVENSI GIZI SPESIFIK :
14 INTERVENSI GIZI BERDAMPAK BESAR
MENGURANGI STUNTING SEBESAR 20%
APABILA CAKUPANNYA MENCAPAI 90%

Sumber: Dinkes Kab. Sleman 2019


II. Intervensi dgn Sasaran Ibu Menyusui &Anak
Usia 0-6 Bulan
6. Mendorong inisiasi menyusui dini (Cakupan Sleman 99%)

7. Mendorong pemberian ASI EKSLUSIF (Cak. Sleman 86%)


INTERVENSI GIZI SPESIFIK
14 INTERVENSI GIZI BERDAMPAK BESAR
MENGURANGI STUNTING
SEBESAR 20%, APABILA CAKUPANNYA MENCAPAI
90%

Sumber: Dinkes Kab. Sleman 2019


III. Intervensi dg Sasaran Ibu Menyusui & Anak Usia 7-23
bl
8. Mendorong pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh
pemberian MP-ASI
9. Menyediakan obat cacing
10. Menyediakan suplementasi zink (PMT dan Taburia)
11. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan
12. Memberikan perlindungan terhadap malaria
13. Memberikan imunisasi lengkap (TILIK Bayi: Teliti Imunisasi Lengkap
Indikator Kesehatan Bayi) Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
STRATEGI PENINGKATAN STATUS
GIZI BALITA
1. Memantapkan regulasi dan mengawal pelaksanaannya (Perbup

Sumber: Dinkes Kab. Sleman 2019


no. 38/ 2015 Ttg Pemberian ASI dan IMD, Perbup ttg Program
Inovasi untuk Percepatan Penanggulangan Stunting)
2. Penguatan kelembagaan (Desa siaga/Pokjanal/Pokja Posyandu)
3. Mengoptimalkan kerjasama lintas program & lintas sektor
4. Menjalin kerjasama dengan berbagai sektor terkait dalam
upaya penanggulangan stunting (PKK, PAUD, Karang Tarauna, OPD
Terkai, AIMI, Kader, TOMA, Pemerintah desa maupun Kect, serta akademisi)
Lanjutan
5. Memantapkan kegiatan survailans gizi
6. Melakukan revitalisasi posyandu
Sumber: Dinkes Kab. Sleman 2019

7. Melakukan bimtek pemamtauan pertumbuhan (5


Kect Kantung Stunting)
8. Sosialisasi pemberian makanan dengan pola gizi
seimbang,
9. Memasyarakatkan gerakan masyarakat hidup sehat
(Aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, cek
kesehatan secara teratur).
10.Melakukan bimtek pemberian makan bayi dan anak
(PMBA)
11.Melakukan kajian anemia remaja
Lanjutan
13.Menggiatkan terbentuknya desa model
pemberdayaan
Sumber: Dinkes Kab. Sleman 2019

14.Pemberian suplementasi gizi pada bumil, balita dan


remaja (Tablet Fe, Vit A)
15.Pemberian makanan tambahan pada bumil, balita
(bok, Kemenkes, APBD)
16.Menjalin kerjasama dengan PAUD untuk
memantauan pertumbuhan dan deteksi dini
kelainan tumbuh kembang
17.Mengembangkan Theurapetic Feeding Center (TFC)
dan Community Feeding Center (CFC) dalam upaya
penanggulangan gizi buruk maupun stunting
Melakukan Intervensi Gizi Spesifik bagi Kabupaten
dengan Masalah Gizi Akut
1. Ibu hamil
6. Lansia
 Suplementasi besi folat
 PMT ibu hamil KEK (PECAH • Konseling gizi
• Pelayanan gizi Lansia
2.Ibu Menyusui RANTING)
 Penanggulangan kecacingan
Kepada ibu menyusui
 Suplemen kalsium
 Promosi ASI Eksklusif 5. Remaja &
 PANDU TEMAN
 Konseling Menyusui Usia produktif
 Panduan Rujukan (PaRu Ibu &

Sumber: Dinkes Kab. Sleman 2019


Bayi) • Kespro remaja
• Konseling: Gizi
3.Bayi & Balita • Suplementasi Fe (GETAR THALA)
 Pemantauan pertumbuhan (Gambang
Stunting)
 Suplemen vitamin A 4. Usia sekolah
 Pemberian garam iodium • Penjaringan
 PMT / MPASI
• Bln Imunisasi Anak Sekolah
 Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi
(Taburia) • Upaya Kes Sekolah
 Zink untuk manajemen diare • PMT anak sekolah
 Pemberian obat cacing • Promosi MJAS di sekolah
4. Melakukan Intervensi Gizi Sensitif bagi Kabupaten
dengan Masalah Gizi Kronik (menyumbang perbaikan 70%)
PU
BKP/PERTANIAN Air Bersih &
Sanitasi
Ketahanan Pangan
dan Gizi

PP DAN PA
BPJS Remaja Perempuan
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat
AGAMA

SOSIAL Pendidikan Gizi


Masyarakat
Penanggulangan
Kemiskinan BKKBN
DIKBUD

Keluarga
Sumber: Dinkes Kab. Sleman 2019 Berencana
RENCANA AKSI K/L INTERVENSI GIZI
SENSITIF
KEMENDIKBUD
KEMENKEU
• PAUD dengan muatan pendidikan gizi
• Dana Insentif
dan kesehatan
Daerah
• Pendidikan Kesehatan
Reproduksi dan gizi untuk anak
sekolah dan Remaja KEMENTAN
• Ketahanan pangan
KEMEN PUPR • Pemanfaatan Pekarangan Rumah
• Sarana air bersih dan
Tangga
sanitasi
KEMEN. PERINDUSTRIAN KEMENAG
• Pembinaan iodidasi industri garam • Pendidikan gizi dan kesehatan
rakyat kepada calon pengantin melalui
• Pengawasan fortifikasi garam KUA
beryodium
KEMENSOS • Pendidikan Kesehatan  dan
• Bantuan Pangan Non-Tunai dengan gizi untukdi madrasah dan pondok
sumber protein (telur) pesantren
• PKH, pemanfaatan fasilitator untuk • Mendorong peran serta ulama
pendidikan gizi dan pemantauan untuk pendidikan gizi dan
kepatuhan layanan kesehatan kesehatan
14
Sumber: Dinkes Kab. Sleman 2019
RENCANA AKSI K/L INTERVENSI
GIZI SENSITIF
BPOM
• Keamanan pangan
• Monitoring pangan terfortifikasi di
KEMENDAGRI
• Nomor Induk lapangan secara berkala
Kependudukan
• Akta kelahiran
• Fasilitasi program dan BKKBN
kegiatan gizi dalam APBD • Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk
Remaja termasuk madrasah dan pondok
KEMENDESPDTT pesantren
• Pengangaran Dana Desa • Bina Keluarga Balita untuk peningkatan
untuk kegiatan gizi pengetahuan dan keterampilan orang
tua dan anggota kelurga lain dalam
pembinaan tumbuh kembang anak sejak
dalam kandungan

14
Sumber: Dinkes Kab. Sleman 2019
PERLU PROGRAM INOVASI yang
Terstruktur, Melibatkan Semua Sektor
1. GeTAR Thala (Gerakan Tanggulangi Anemia Remaja dan
Thalasemia)

2. PANdu TEMan ( Pelayanan Antenatal Care Terpadu


menuju Triple Eleminasi Melibatkan Semua Layanan)

3. Pecah Ranting (Pencegahan Pada Rawan Stunting)

4. Gambang Stunting (Gerakan Ajak Menimbang Cegah


dan Atasi Stunting)

Sumber: Dinkes Kab. Sleman 2019


GeTAR Thala
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
APA ITU GeTAR Thala…?
• Adalah suatu program inovasi untuk mengatasi masalah
anemia remaja dan menurunkan prevalensi Thalasemia
Mayor
• GETAR Thala merupakan singkatan dari Gerakan Tanggulangi
Anemia Remaja dan Thalasemia
KONDISI REMAJA BERDAMPAK PADA
KETURUNAN

Prenatal care and maternal health during adolescent pregnancy: A


review and meta-analysis☆Theresa
O.SchollPh.D., M.P.H.Mary L.HedigerPh.D.Daniel H.Belsky

In the developing world, teenagers were at increased risk of


maternal anemia, preterm birth and cesarean delivery
Programs of comprehensive prenatal care appeared to have the
potential to diminish risk of many complications.
Anemia meningkat
Proporsi terbesar dialami oleh remaja putri yang merupakan Ibu atau calon Ibu

7 persen wanita umur 15 – 19 tahun sudah


melahirkan atau sedang hamil anak pertama

Sumber SDKI, 2017


LATAR BELAKANG PROGRAM
INOVASI GETAR THALA
1) Angka Anemia remaja dan Anemia Ibu Hamil di Indonesia
masih tinggi.
2) Anemia Remaja potensial menambah jumlah anemia Ibu
Hamil
3) Anemia Ibu Hamil berisiko melahirkan Bayi Prematur / BBLR
 STUNTING
4) Anemia Ibu Hamil meningkatkan Risiko Kematian Ibu;
5) Kesadaran remaja putri (rematri) dan Ibu Hamil
terhadap pentingnya mengkonsumsi TTD secara teratur
masih kurang
LATAR BELAKANG PROGRAM
INOVASI GETAR THALA
6) Pemberian Tablet Tambah Darah sudah lama diprogramkan
namun dampak yg diharapkan blm tercapai akibat blm
terkonsumsinya TTD secara baik dan benar;
7) Tidak semua anemia Remaja dpt diatasi dg pemberian TTD
jika penyebabnya bukan krn Defisiensi Besi (ADB);
8) Masih Banyaknya Balita Stunting, Stunting melahirkan
generasi penerus yg kurang berkualitas
Hasil Pengamatan di Prambanan terhadap
500 Remaja Putri (th 2018), disimpulkan:

1) Bahwa Anemia terbesar adalah Anemia Defisiensi Besi (ADB) 77,2%


2) Program Pemberian TTD kepada Remaja Putri Sangat Tepat
3) Sebagian Kecil namun cukup berarti (22.8%) ternyata BUKAN ADB shg tdk tepat
jika diberi TTD untuk mengatasi Anemianya
4) Perlu pelacakan lebih lanjut mencari penyebab anemianya, antara lain
pemeriksaan Profil Darah Tepi, dan pelacakan Thalasemia
5) Terbukti ada 17 siswi menderita kelainan Globin yg bs kita sebut sbg thalasemia
minor (1 thala Minor, 16 HbE Trait)
6) 53 siswi ADB dg Elektroforesis normal perlu diterapi dulu ADB nya spy bisa
dilihat Thalasmianya jk di-Elektroforesis ulang.
30

25.44
25

PECAH RANTING
23.46
23.1

20

15
Pencegahan Rawan
10
Stunting 10.5
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
5

0
2014 2015 2016 2017
PEnCegAHan Rawan StunTING
• Suatu rangkaian kegiatan penaggulangan stunting, melalui:
1) pemberian PMT pd ibu hamil KEK dan
2) Balita-balita Gizi Kurang
• Dilakukan pendataan khusus pd kelompok yg rawan melahirkan
Bayi Stunting yaitu ibu hamil KEK dan kelompok yg rawan mjd
stunting yaitu Balita Gizi Kurang
• Setiap ibu hamil KEK akan mendapat Kader pendamping &
Pembina
• PMT berupa Telor Fungsional, Kearifan lokal, & PMT dari
Kementrian Kesehatan RI.
• Dipantau secara lebih intensif
• Ditetapkan regulasinya mll Perbup yg melibatkan Dinas PMD dan
Unsur2 Kecamatan dan Desa, serta mendorong Peran Dana Desa
RUANG LINGKUP PELAKSANAAN
Prog Pecah Ranting utk Ibu
Hamil
1. Ibu hamil KEK, mendapatkan edukasi ttg bahaya dari Bumil KEK
& Cara mengatasinya
2. Ibu Hamil KEK mendapatkan sosialisasi ttg Kerugian BBLR dan
Stunting
3. Ibu Hamil diminta mengkonsumsi makan yang cukup dan
bergizi, serta mengkonsumsi PMT berupa: Telor Fungsional 2
butir per hari selama 90 hari
4. Konsumsi diawasi dan didampingi kader
5. Kader memobilisasi Bumil ke posyandu
6. Pemantauan BB dan LILA setiap bulan
RUANG LINGKUP PELAKSANAAN
Prog Pecah Ranting utk Balita
1. Ibu Balita mendapatkan Pendamping Kader dan Pembina
(Petugas Puskesmas, Unsur Kecamatan & Desa)
2. Ibu Balita mendapatkan edukasi ttg bahaya dari Balita kurang gizi
yg tdk segera tertanggulangi
3. Balita dg Status Gizi kurang atau buruk mendapat PMT kearifan
local maupun dari Kemenkes RI
4. Pemantauan Status Gizi Balita secara rutin & mobilisasi oleh
Kader pendamping
5. Pemberian PMT melalui PAUD, TK, TPA
6. Pemantauan Pertumbuhan dan Status Gizi oleh Para Pendamping
GAMBANG STUNTING
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
GAMBANG STUNTING
• Adalah singkatan dari Gerakan Ajak MeniMBANG Cegah &
Atasi Stunting
• Yaitu suatu program yg terdiri atas rangkaian kegiatan
untuk meningkatkan peran serta balita menimbang dan
memantau status gizi, dengan memobilisasi balita ke
posyandu melalui Kader Pendamping dan Pembina,
ataupun meningkatkan peran serta aktif Guru
pendamping PAUD/TK/TPA utk memantau status Gizi,
Pertumbuhan & Perkembangan Anak
RUANG LINGKUP
PROGRAM GAMBANG STUNTING
I. DI TINGKAT KABUPATEN
1. Menyusun Regulasi yg melibatkan SKPD-SKPD Terkait
2. Pembentukan Tim Penanggulangan Stunting Tk.
Kabupaten
3. Pembuatan Sistem Pencatatan Pelaporan (SIM KIA
SEMBADA)
4. Sosialisasi & Koordinasi Ke Lintas Sektor (SKPD)
terkait, termasuk Himpaudi, ttg Prog. GAMBANG
STUNTING & Tupoksi msg2 sektor
5. Sosialisasi Ke Puskesmas, Kecamatan, Desa, PAUD, TK,
6. Bersama Dinas PMD mendorong Alokasi Dana Desa
utk penanggulangan masalah Gizi.
7. Pengadaan dan Penyediaan Logistik PMT, KMS/ Buku
KIA
8. Penganggaran
9. Pengadaan Media Promosi
10.Sosialisasi & Bimtek Deteksi Dini Kelainan Tumbuh
Kembang kpd Petugas Puskesmas, Pendamping Paud,
TK, TPA (Sudah dilakukan sjk 2017)
11.Bimtek SIM KIA SEMBADA bagi Faskes Tk. I
II. DI TINGKAT KECAMATAN, PUSKESMAS, & DESA
1. Pembentukan Tim PEMBINA Gambang Stunting:
Yang terdiri atas Puskesmas, Unsur Kecamatan & Muspika, serta
Kepala Desa
2. Sosialisasi Program Gambang Stunting ke Desa-Desa, PAUD,
TK dan TPA di Wil Kecamatan
3. Pengadaan PMT di tingkat Puskesmas
4. Monitoring, Evaluasi, dan Pembinaan thd Tim Pendamping
atau Kader di Tk. Desa
III. DI TINGKAT DUSUN
1. Pembentukan Tim Pendamping Balita yg terdiri dari
Kadus, RT, RW, & Kader
2. Mobilisasi Balita Ke Posyandu oleh Kader
Pendamping (Gerakan Ajak Menimbang)
3. Monitoring dan Tindak Lanjut oleh Kader
Pendamping & Pembina
4. Penanganan Kasus sesuai penyebab oleh
Puskesmas
5. Pendampingan dan Edukasi keluarga Balita
TUJUAN Program
GAMBANG STUNTING
1. Mensosialisasikan Pentingnya Pemantauan Status Gizi
Balita
2. Meningkatkan Pengetahuan Ibu Balita & Kader ttg Asupan
Gizi yg Baik
3. Mendeteksi Dini Gangguan Pertumbuhan
4. Menemukan Balita Stunting & Rawan Stunting (Status Gizi
Kurang, Status Gizi Buruk)
5. Penanganan Balita Status Gizi Buruk & Stunting yg
lebih focus, agresif dan melibatkan semua pihak;

6. Menurunkan Kejadian Stunting

7. Menciptakan Generasi Penerus Bangsa yg Berkualitas


Langkah-langkah Pelaksanaan
GAMBANG STUNTING di Tk Kecamatan & Puskesmas

1. SOSIALISASI Gambang Stunting kpd Muspika & Unsur2 Desa;


2. Pembentukan Tim Gambang Stunting (Tim Pembina di Tk.
Kecamatan, Tim Pendamping di Tk. Desa);
3. Penganggaran di Tk. Kecamatan utk Pembinaan dan Monev;
4. Distribusi PMT, KMS/ Buku KIA;
5. Pemantauan Status Gizi Di Posyandu dan PAUD;
6. Meminta Laporan Hasil Pemantauan Status Gizi di Posyandu &
PAUD secara Rutin setiap Bulan.
7. Meningkatkan Kompetensi Kader (Pendamping) & Pembina
melalui Bimtek/ Workshop;
8. Monitoring, Evaluasi, & Tindak Lanjut (Misal: Balita tetap tdk
Naik Status Gizinya pdhal sdh diberikan PMT dan Diawasi
Asupan Gizi nya, Curiga Penyakit Kronis, Ibu Balita Tetap tdk
Aktif membawa balitanya menimbang ;
9. Penanganan Kasus Penyakit & Penyebab Gangguan Gizi;
10.Pencatatan dan Pelaporan
Langkah-langkah Pelaksanaan
GAMBANG STUNTING di Tk Desa:
1. Pembentukan Tim Gambang Stunting (Tim
Pendamping)
2. Pelayanan Penimbangan & Pengukur TB di Posyandu;
3. Edukasi & Pemberian PMT kpd Balita dg Status Gizi
Kurang, Buruk, atau Stunting
4. Pendampingan, dan Monitoring Balita dg Masalah Gizi
5. Mobilisasi Balita ke Posyandu
6. Pelaporan hasil pendampingan ke Tim Pembina (Tk.
Kecamtan)
PROGRAM INOVASI
PANdu TEMan
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
PANdu TEMan
• Adalah Singkatan dari:
• Pemeriksaan Ante Natal Care Terpadu menuju
• Triple Eleminasi Melibatkan Semua Layanan
• Suatu Program yang terdiri atas serangkaian kegiatan
pemeriksaan kehamilan yg memenuhi Standar Pelayanan
Minimal dan Pemeriksaan Dini untuk mendeteksi 3 Penyakit
Kronis yang harus dieliminasi (Triple Eliminasi) penularannya,
yg melibatkan semua layanan (Puskesmas, BPS, Klinik, dan
semua RS Pemerintah maupun Swasta)
RUANG LINGKUP
Kegiatan PANdu TEMan
1.Pendataan Ibu Hamil
2.Menyiapkan Sarana Pelayanan Kesehatan yg Kompeten melibatkan semua
layanan:
a) Semua Puskesmas : 25 Puskesmas selesai 2015, dilanjut utk semua
dokter & Paramedis smp 2017
b) Semua RS pemerintah (2 RS): selesai tahun 2016
c) Semua RS Swasta (28 RS) : Selesai 2017
d) Sebagian Besar Bidan Praktek dan Klinik : 2018 smp sekarang
Dengan memberikan pelatihan KT HIV. Bimtek SIM KIA SEMBADA dan SIHA,
serta Workshop ANC TERPADU yg salah satu materinya adalah ttg Cara
Pemeriksaan & Diagnosis HIV, Sipilis, dan Hepatitis pada ibu hamil dan
Terapinya
3. Penganggaran dan Pengadaan Logistik HIV, Sipilis, & Hepatitis
untuk semua ibu hamil dan populasi kunci atau resiko tinggi HIV
4. Pemberian identitas Faskes penyelenggara PANDU TEMAN
5. Mobilisasi Sasaran melalui Kader, Petugas Puskesmas, Unsur-
unsur Kecamatan dan Desa, serta PKK & Tokoh Masyarakat
6. Sosialisasi kepada Lintas Sektor terkait missal: PMD, Kesra,
Kemenag, P3Ap2KB, dan Bappeda
7. Pembuatan Regulasi
Pilot Gizi Remaja Kemenkes dan UNICEF
“Aksi Bergizi”
(2018-2020)
• SBCC (Social Behavioural
Change Communication)
atau Komunikasi untuk
Perubahan Perilaku
bertujuan mengajak remaja
memperbaiki kebiasaan
makan dan aktifitas fisik
Pedoman dalam Pilot Program Gizi
Remaja• Putri
Sekolah masih berperan penting dalam program gizi
• Health Sector Review (HSR),
BAPPENAS 2014 remaja.;
• The rapid assessment of Student • Penikahan dini dan persalinan di usia muda merupakan isu
sosial dan meningkatkan status gizi remaja putri akan
Health and Nutrition, Indonesia membantu menurunkan angka stunting.
2015
• Promosi gizi harus memperhatikan gaya hidup dan
• Landscape Adolescent Girl Nutrition ketertarikan remaja terhadap isu-isu penting bagi remaja
in Indonesia (GAIN 2015 & Unicef putri.
2017) • Program berbasis TI cukup menjanjikan, namun harus
spesifik terhadap target audience (usia, perkotaan /
pedesaan atau status pernikahan).

Masih dalam tahap Kampanye perilaku makan Distribusi tablet tambah


assessment program pada remaja putri usia 16-19 darah untuk remaja putri
tahun di SMP
“The Pretty and Picky”
Kampanye “The Pretty and Picky”
• Studi Formatif
• Kualitatif: 99 responden di 4 kota
• Kualitatif: 802 responden di 20 kab/kota
• Temuan utama:
• >60% (69% Perkotaan dan 46% Pedesaan) remaja putri
hampir secara terus-menerus mengakses internet
melalui handphone.
• 23% (19% perkotaan dan 32% Pedesaan) mengakses
internet beberapa kali dalam sehari.
• Perilaku makan remaja putri yang tidak sehat sangat Tampilan
dipengaruhi oleh citra diri, pengetahuan tentang gizi Girly
Karakter
yang terbatas, lingkungan, teman sebaya, dan akses Bersahabat
Gembira dan Enerjik
makanan tidak sehat. Centil
Menarik
Menghibur
Gaya ala Korea
• Pilot kampanye media sosial (unbranded) Konten
Pesan
Bahasa
Menyebarkan 100 konten melalui media sosial (Instagram, Sederhana
Tujuan
Gaul Mendidik
Facebook, Line) yang mengajak remaja putri di wilayah Mempengaruhi
Modern
perkotaan untuk memilih dan mengonsumsi makanan bergizi Mengajak

*
seimbang. 72
Strategies Pilot Gizi Remaja
“Aksi Bergizi”
Advocacy

Behavioral Change Communication

Coordination

Monitoring & Evaluation

Capacity Building
Perbandingan Ukuran Tubuh
Kerjasama lintas sektor
Konsul dg Pakar
Patologi Klinik utk
Konsul dg Pakar GETAR THALA
Gizi utk Prog.
PECAH RANTING

Konsul dg Pakar
Gizi utk GAMBANG
STUNTING
Dokumentasi Dinkes Kab. Sleman 2019
Terima kasih
Kepada Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes RI dan
Dinas Kabupaten Sleman

Anda mungkin juga menyukai