Disusun Oleh :
Dara Putri /
Husnun Melia
Nadia Angelina
Nasywa Budi
Pramesty Dyah
Barang siapa yang ingin agar kejujuran itu
menjadi kebiasaan dan akhlaknya, ingin menjadi
agama dan tabiatnya, maka hendaklah dia
mempunyai tujuan jujur dalam semua ucapan
dan perbuatannya.
Kedudukan sifat jujur sangat erat
hubungannya dengan sifat-sifat para nabi,
sebagaimana firman allah berikut ini
Surat Maryam Ayat 50
ع ِّۡیًّا
َ ٍ ۡ
ۡ ِ
ِّ ان
َ َ ل م ہَ ل َا نۡۡ
َ ِّ ۡ ُ ََو َوہ َ ۡبنَا لَ ُہ ۡم ِّم ۡن َّر ۡح َم ِّتنَا َو َجَع
َ ا
وًل نَ ِّبیًّا ُ ِاٍَِّۡ ْال َو ْع ِّۡ َو َكانَ َر ِّ َوا ْذ ُك ْر فِّي ْال ِّكتَا
َ َب ِّإ َْ َما ِّعی َل ۚ ِّإنَّهُ َكان
َ اط ِّل َوت َ ْكت ُ ُموا ْال َح َّق َوأ َ ْنت ُ ْم ت َ َْعَۡ ُم
ون ِّ ََوا ْال َح َّق ِّب ْالب
ُ َو ًَل ت َ ْۡ ِّب
Artinya: :
“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak
dengan yang bathil dan janganlah kamu
sembunyikan yang hak itu, sedang kamu
mengetahui.”
C. Macam-Macam
Kejujuran
Menurut tempatnya jujur dibedakan menjadi 3,
yaitu:
JUJUR DALAM HATI ATAU NIAT → setiap
melakukan sesuatu hendaklah diniatkan untuk
mencari Ridha Allah.
Contoh: berniat Qurban karena Allah, bukan
karena ingin dipuji tetangga
JUJUR DALAM UCAPAN → menceritakan atau
memberitakan sesuatu sesuai dengan kenyataan yang
terjadi tanpa diberi tambahan keterangan sebagai
pemanis berita dan juga tanpa mengurangi berita yang
sebenarnya.