TB Anak
TB Anak
tuberkulosis anak
Pendahuluan
• Masalah kesehatan di Indonesia/ dunia
• Angka kejadian meningkat dari waktu
ke waktu
• Under diagnosis - under treatment
• Diagnosis pada anak: SULIT
• Penatalaksanaan gagal karena
compliance
Diagnosis
• Gejala klinis
• Pemeriksaan penunjang
– Laboratorium
– Foto thorax
• Diagnosis pasti
Gejala klinis
100
Panas
90 Batuk
80 Keringat malam
70 Anoreksia
60 BB turun
(%)
50
40
30
20
10
0
Gejala
Gejala klinis
• Khusus:
– Gibus
– Skrofuloderma
– Meningitis TB
– Limfadenopati
– Konjungtivitis pliktenularis
Pemeriksaan penunjang (1)
• Uji kulit (skin test)
• Foto thorax
• Serologi
• Mikrobiologi
Pemeriksaan penunjang(2)
• Uji tuberkulin (e.g.uji Mantoux)
–Hipersensitivitas tipe lambat
–Dilihat indurasi 48-72 jam diukur
dalam mm
–Positif: > 10 mm
–False positif dan false negatif
–Sens: + 100%; Spes: 99%
Uji tuberkulin
• False positif:
– Pembacaan kurang dari seharusnya
– Interpretasi pembacaan salah
• False negatif:
– Anergi:
• Imunokompromais
• Kortikosteroid lama
• TB berat
• Infeksi virus
– Masa inkubasi
INT J TUBERC LUNG DIS 2(10): 793-796 COUNTERPOINT
1998 IUALTD
*Analysis and Control Department, Statens Serum Institut, Copenhagen, Denmark, Division of Hospital Epidemiology,
National Institute of Nutrition, Mexico City, Mexico,‡ Biostatistical Department, Statens Serum Institut, Copenhagen,
Denmark
____________________________________________________________________________________________________
Potency:
PPD RT23 2 TU (SSI) : 92% (77-109%)
Gambar Uji tuberkulin
Sebab hasil positif dan negatif palsu
pada uji tuberkulin Mantoux
Beri OAT
Observasi 2 bulan
TB Bukan TB MDR
OAT Rujuk ke RS
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak BTA (-) - BTA (+)
jelas
Uji Mt - - - Positif
BB - BGM/BB tidak Gizi -
naik (2 bln) buruk
Demam - + - -
Batuk <3mgg > 3minggu - -
Limfade- - + - -
nopati
Sendi - + - -
bengkak
Ro Normal sugestif - -
Rujuk ke RS bila ada tanda
bahaya:
1. Foto Rontgent milier Algoritma TB Anak
2. Gibbus
3. Skrofuloderma Skor > 6
4. Kejang, kuduk kaku,
kesadaran menurun,
kegawatan lain
Beri OAT
2 bulan terapi, evaluasi
Terapi diteruskan
Terapi teruskan
Rujuk ke RS pro evaluasi
Tatalaksana
• Medikamentosa
• Lingkungan:
– Case finding
– PMO (Pengawas menelan obat)
– Peningkatan ekonomi
• DOTS
Cost ?
Availability ?
Medikamentosa
• Rifampisin : 10-15 mg/kgbb/hari: 6 bulan
• INH : 10-15 mg/kgbb/hari: 6 bulan
• Pirazinamid : 25-35 mg/kgbb/hari: 2 bulan
INH
RIF
PZA
EMB
SM
PRED
DOT.S !
Hypothetical model of TB th/.
0 1 2 3 4 5 6
Months of therapy
C Sporadis RIF>>INH
108
Number of bacilli per ml of sputum
106
Smear +
Culture +
105
104
Smear -
Culture +
103
102
101 Smear -
Culture -
100
0 3 6 9 12 15 18 WHO 78351
Start of treatment Weeks of treatment
(isoniazid alone) Toman K. Tuberculosis. WHO, 1979
Perkembangan Teknologi
Formulasi anti TB
PHARMACEUTICAL
DRUGS
FORMULATIONS
Rifampicin
R
monosubstances
Pyrazinamide
Z
combipacks
Ethambutol
E
Isoniazid FDC
H
Fixed Dose Combination (FDC)
BB Initial Continuation
(kg) (2 bln) (4 bln)
5-9 1 1
10-19 2 2
20-33 4 4
Catatan:
BB < 5kg harus dirujuk dan pengobatan secara sendiri-sendiri
BB >33 kg dosis sama dengan orang dewasa
Evaluasi
• Peningkatan berat badan (gejala): 2
bulan pertama
• Foto thorax: 2 atau 6 bulan (atas
indikasi)
• Pemeriksaan darah: LED
Profilaksis
• Primer:
– mencegah infeksi
– Kontak (+), infeksi (-)
– INH 10 mg/kgbb/hari: 6 bulan (??)
• Skunder:
– mencegah sakit (TB aktif)
– INH 10 mg/kgbb/hari ; 6-12 bulan
• BCG
Kesimpulan
• TB masih masalah di dunia
• Diagnosis masih sulit
• Belum ada yang memastikan diagnosis TB
anak kecuali biakan (kultur)
• Telah ada program pemberantasan TB Anak
• Tatalaksana: medikamentosa, dan
lingkungan
• Perlu upaya/perjuangan yang tidak kenal
lelah
Perjuangan tak kenal lelah
Catatan :
disampaikan pada Simposium TB,
25 September 2004, Auditorium UGM, Jogja
Inhalasi basil TB Alveolus Fagositosis oleh makrofag
Destruksi makrofag
Kalsifikasi
Pecah
• Komitmen pemerintah
• Perbaikan laboratorium
• Penyediaan obat
• PMO
• Pencatatan dan pelaporan
Lacak
Pasien
sentri-
TB dws
fugal
sentri-
petal
pasien
TB anak
Infeksiusitas (Shaw )
pasien
TB dws
Isoniasid
asetilasi
asetilisoniasid
hidrolisis
Sitokrom
P450
Asam Monoasetil Acylating
nikotinik hidrazin agent
asetilasi Nekrosis
hati
diasetil
hidrazin
Hepatotoksik INH
• Rata-rata: 1 % (n= 14.000 responden)
• < 20 tahun: sangat jarang (0%)
• > 50 tahun: 2,3 % (tertinggi)
• Risiko meningkat:
– Usia
– alkohol
– asetaminofen
Foto Rontgen toraks
pembesaran kgb hilus & mediastinum
atelektasis
pneumonia
efusi pleura
gambaran milier
Kavitas
pleuropneumoni
terbanyak : infiltrat minimal
Petunjuk WHO untuk diagnosis TB anak
nekrosis/perkijuan,
produksi sitokin (TNF a, IFN g) kerusakan jaringan,
M.tb dorman
pembentukan
menarik dan mengaktifkan granuloma
monosit darah
membunuh M tuberculosis
Penemuan Nilai
BTA (+) / biakan M.tb (+) +3
Granuloma TB (PA) +3
Uji tuberkulin 10 mm atau lebih +3
Gambaran rontgen sugestif TB +2
Pemeriksaan fisis sugestif TB +2
Uji tuberkulin 5-9 mm +2
Konvensi uji tuberkulin dari (-) ke (+) +2
Gambaran rontgen tidak spesifik +1
Pemeriksaan fisis sesuai TB +1
Granuloma non spesifik +1
Umur < 2 tahun +1
BCG dalam 2 tahun terakhir -1