Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK

“Asuhan Keperawatan Kritikal pada Tn. R dengan Gangguan Sistem


Imun dan Pernafasan: HIV/AIDS dengan Komplikasi Gagal Nafas di
Ruang ICU RSPI. Prof. Dr. Sulianti Saroso”

PENYUSUN:
Neni Andrayani (NPM:18180100141)
Purwaningsih (NPM:18180100132)
Ramlah (NPM:18180100133)
Siti Rahma Ruliana (NPM:18180100134)
Sri Lestari (NPM:18180100135)
Susilawati (18180100136)
Tri Wahyuti (NPM:18180100145)
Umidah (NPM: 18180100137)
Wuri Febriyanti(NPM:18180100138)
Yuliani (NPM:18180100139)

PROGAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

• Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Seseorang yang terinfeksi HIV di diagnosis AIDS ketika dia memiliki satu atau lebih infeksi oportunistik seperti TBC,

candidiasis oral, diare, dan memiliki jumlah CD4 kurang dari 200 sel per millimeter kubik (Nasional institute of allergy and

infection disease, 2009).

• Penyebab kematian pada orang dengan HIV/AIDS adalah penurunan sistem imunitas secara progresif sehingga infeksi

oportunistk (IO) dapat muncul dan berakhir pada kematian (Depkes RI, 2006). Data menunjukkan bahwa ada berbagai

macam IO yang dapat menyertai HIV/AIDS. Diantara berbagai penyakit infeksi tersebut, terdapat 4 penyakit yang paling

sering ditemukan pada pasien HIV/AIDS, yaitu Tuberkulosis (TB), Hepatitis, Kandidiasis dan Pneumocystis Carinii Pneumonia

(PCP) (WHO, 2013).

B Tujuan

Mendapatkan pengalaman nyata dalam menerapkan asuhan keperawatan kritikal ( penggkajian – Evaluasi ) pada Tn. R

dengan gangguan sistem imun dan pernapasan: HIV/AIDS dengan komplikasi gagal nafas di Ruang ICU RSPI SS.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh tidak
mampu lagi melindungi dari berbagai penyakit lain yang menyertainya
(infeksi oportunisti) (Kemenkes, 2017).

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah


kumpulan dari gejala penyakit yang muncul akibat menurunnya system
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV (Kemenkes, 2017).
B. Etiologi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dianggap sebagai virus penyebab
AIDS. Virus ini termaksuk dalam retrovirus anggota subfamili lentivirinae. Ciri khas
morfologi yang unik dari HIV adalah adanya nukleoid yang berbentuk silindris dalam
virion matur. Virus ini mengandung 3 gen yang dibutuhkan untuk replikasi retrovirus
yaitu gag, pol, env. Terdapat lebih dari 6 gen tambahan pengatur ekspresi virus yang
penting dalam patogenesis penyakit. Satu protein replikasi fase awal yaitu protein Tat,
berfungsi dalam transaktivasi dimana produk gen virus terlibat dalam aktivasi
transkripsional dari gen virus lainnya. Transaktivasi pada HIV sangat efisien untuk
menentukan virulensi dari infeksi HIV. Protein Rev dibutuhkan untuk ekspresi protein
struktural virus. Rev membantu keluarnya transkrip virus yang terlepas dari nukleus.
Protein Nef menginduksi produksi khemokin oleh makrofag, yang dapat menginfeksi
sel yang lain (Brooks, 2005).
Gen HIV-ENV memberikan kode pada sebuah protein 160-kilodalton (kD) yang kemudian
membelah menjadi bagian 120-kD(eksternal) dan 41-kD (transmembranosa). Keduanya
merupakan glikosilat, glikoprotein 120 yang berikatan dengan CD4 dan mempunyai peran yang
sangat penting dalam membantu perlekatan virus dangan sel target (Borucki, 1997)

Gambar 2.1. Struktur anatomi HIV (TeenAIDS, 2008).

Anda mungkin juga menyukai