Anda di halaman 1dari 51

Ilmu Kesehatan Komunitas

Pembinaan
Demam Berdarah Dengue

disusun oleh :
Oeij Henri Wijaya
Pembimbing :
dr. Istianto Kuntjoro Msc
Pendahuluan

 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ditemukan


hampir di seluruh belahan dunia terutama di negara–
negara tropik dan subtropik. Kejadian Luar Biasa (KLB)
Demam Berdarah Dengue biasanya terjadi di daerah
endemik dan berkaitan dengan datangnya musim hujan,
sehingga terjadi peningkatan aktifitas vektor DBD pada
musim hujan yang dapat menyebabkan terjadinya
penularan.
 DBD perlu dikendalikan agar jumlah kasus tidak terus
meningkat. Untuk melakukan upaya pemberantasan
penyakit menular, termasuk DBD, diperlukan suatu sistem
surveilans penyakit yang mampu memberikan dukungan
upaya program dalam daerah kerja Kabupaten/ Kota,
Propinsi dan Nasional, dukungan kerjasama antar program
dan sektor serta kerjasama antara kabupaten/ Kota,
Propinsi, Nasional dan Internasional
 Saat ini pengendalian terhadap vector adalah metode
yang tersedia untuk pencegahan demam berdarah.WHO
sendiri terus mengembangkan strategi global untuk
pencegahan dan pengendalian DBD, degan prioritas utama
memperkuat surveilans epidemiologi, mempercepat
pelatihan dan penerapan standar WHO terkait manajemen
dan pedoman klinis DBD, promosi perubahan perilaku pada
tingkat individu, rumah tangga, dan masyarakat utukl
meningkatkan pencegahan dan pengendalian, serta
penilitian pada pengenmbangan vaksin
 Pada wilayah Bambanglipuro setiap tahun dari
periode 2013-2018 terdapat kasus suspek DBD.
Insidensi kasus suspek DBD mencapai jumlah
tertinggi pada tahun 2015 yaitu sebanyak 240
kasus. Terjadi penurunan kasus pada tahun 2018
yaitu menjadi 150 kasus. Sedangkan kasus DBD
tertinggi Selanjutnya pada tahun 2018 jumlah
penemuan kasus suspek DBD mencapai 13 kasus.
2017 2018
Analisis determinan dan factor risiko

 Tingkat pengetahuan terhadapat penyakit Demam Dengue, Cikungunya, dan


Campak
 Kondisi Pasien
 Upaya pemberantasan sarang nyamuk
 Faktor Lingkungan
Penyelidikan Epidemiologi Demam
Berdarah Dengue
 Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue
 Waktu : 7 Februari 2018, pukul 08.00WIB
 Lokasi : Dusun Kedon, Desa Sumbermulyo
 Pendamping : Bu Daryati
 Jumlah peserta : 15 kepala keluarga
Hasil penyelidikan pada pasien terkena demam berdarah didapatkan informasi
bahwa di sekitar lingkungan rumah pasien ada satu orang yang mendapatkan
gejala yang sama dengan pasien dengan radius 200 meter dari rumah pasien.
Pasien juga tidak bepergian dan menginap di daerah lain selama satu bulan
terakhir. Dalam satu sekolah / tempat kerja tidak ditemukan adanya penderita/
tersangka demam berdarah. Pasien yang menjadi target penyelidikan
epidemiologi sebelum dirawat di Rumah Sakit sudah berobat ke dokter umum dan
sudah diberikan terapi tetapi tidak membaik
Pengamatan Jentik di Sekitar Rumah
Pasien DB
 Waktu : 7 Februari 2018, pukul 08.00WIB
 Lokasi : Dusun Kedon, Desa Sumbermulyo
 Pendamping : Bu Daryati
 Jumlah peserta : 15 kepala keluarga
Demam berdarah merupakan masalah kesehatan yang sampai saat ini masih
banyak di jumpai di berbagai daerah di Indonesia.Demam berdarah sendiri
merupakan virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit
ini dapat berakibat fatal apabila tidak diberikan terapi secara cepat dan tepat.
Pemutusan siklus hidup nyamuk aedes aegypti dilakukan dengan cara
membersihkan bak penampung air bersih minimal seminggu sekali, menutup
genangan air, mengubur sampah agar tidak menjadi sarang nyamuk, tidak
membiarkan baju kotor bertumpukan karena akan dijadikan tempat bersembunyi
nyamuk.
Berdasarkan pemeriksaan jentik yang dilakukan di rumah warga lain disekitar
lingkungan tinggal pasien, didapatkan ABJ dari lingkungan sekitar adalah 57% dari
hasil pemeriksaan di bak mandi, bak WC, Tempayan, dan wadah lain, hal ini
menunjukkan bahwa masih banyak terdapat jentik nyamuk di lingkugan sekitar
tempat tiggal warga masyarakat. Target ABJ yang ingin dicapai adalah 95%.
Warga sekitar mengatakan kebiasaan menguras bak mandi memang masih jarang
dilakukan sehingga berdampak pada angka ABJ yang masih rendah
Penyuluhan Demam Berdarah Dengue

 Waktu : 7 Februari 2018, pukul 08.00WIB


 Lokasi : Dusun Kedon, Desa Sumbermulyo
 Pendamping : Bu Daryati
 Jumlah peserta : 15 kepala keluarga
Penyakit DBD masih tinggi angka kejadiannya di Indonesia. Data WHO SEARO
tahun 2017 melaporkan terdapat 408 kematian akibat DBD (CFR 0.86%), angka ini
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut data di Puskesmas
Bambanglipuro pada tahun 2018 jumlah pasien dengan suspek Demam Berdarah
Dengue adalah 150 orang. Pasien yang terdiagnosa DBD sebanyak 13 orang. Pasien
tersebut 8 orang berasal dari Desa Sumbermulyo, 2 orang dari Desa Sidomulyo
dan, 3 orang dari Desa Mulyodadi. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
DBD bisa dilakukan melalui surveilans vektor yang diatur dalam Kepmenkes
No.581 tahun 1992, salah satunya kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
yang dilakukan secara periodik oleh masyarakat.
Diagnosis Komunitas

 Berdasarkan hasil identifikasi masalah komunitas


yang ada, maka diagnosis komunitas pada kasus
ini adalah ABJ rendah di lingkungan desa Kedon
karena kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang metode pemberantasan sarang nyamuk
dengan metode 3M plus.
STRATEGI DAN PROGRAM PENANGANAN

 Mengurasdan menyikat tempat-tempat


penampungan air, seperti bak mandi / WC,
drum, dan lain-lain seminggu sekali.
 Menutup rapat-rapat tempat penampungan
air, seperti gentong air/tempayan, dan lain-
lain.
 Menguburatau menyingkirkan barang-
barang bekas yang dapat menampung air
hujan.
 Abatisasi selektif dilakukan pada bak yang sulit dikuras 1
minggu sekali
 Ikanisasi yaitu penanaman ikan pemakan jentik
 Menggunakan alat/bahan untuk mencegah gigitan nyamuk
seperti kelambu, kawat kassa penutup lobang angin rumah
dan obat nyamuk
 PHBS(Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) tidak membuang
sampah sembarangan terutama yang digunakan untuk
berkembang biak nyamuk.
 Tidak menggantung baju/pakaian
 Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman anti nyamuk.
 Melakukan fogging atau pengasapan bila dilokasi
ditemukan 3 kasus positif DBD dengan radius 100 m (20
rumah)
 Anggota keluarga juga dapat aktif dalam kegiatan
pengamatan vektor di lapangan juga dapat dilakukan
sebagai upaya penanggulangan DBD dengan cara:
 Aktif berperan dan berfungsi sebagai Juru Pemantau
Jentik (Jumantik)
 Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) setiap 3 bulan sekali
 Anggota keluarga dapat aktif dalam Program Upaya
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Bambanglipuro yang
dilaksanakan di daerah tempat tinggal pasien, seperti :
 Penyuluhan
 Gertak PSN
 Fogging
Refleksi

Dari program kegiatan yang sudah dilaksanakan, kami mengamati bahwa masih banyak
masyarakat yang belum mengerti bagaimana pencegahan dan tanda gejala DBD. Banyak
masyarakat yang belum memahami apa makna dari 3M Plus. Selain itu, masyarakat
mengetahui bahwa pencegahan DBD hanya dilakukan dengan fogging. Dari penyuluhan
yang sudah dilakukan, memberi kesan bahwa masih didapatkan sikap kurang peduli
terhadap lingkungan yang sehat di masyarakat serta masih kurangnya upaya-upaya yang
dilakukan untuk mencegah penularan DBD lewat gigitan nyamuk. Sehingga pada
kesempatan ini, kami memberikan penekanan bahwa masalah DBD adalah masalah
bersama, sebagai langkah pencegahan dan pengendalian penularan penyakit DBD kami
menitikberatkan pada usaha-usaha yang bisa dilakukan masyarakat untuk menjaga
lingkungan sekitar mulai dari rumah tempat tinggal, misalnya menguras air di tempat-
tempat penampung air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Serta mengubah mindset
masyarakat yang selalu menghadapkan adanya fogging untuk lebih mengupayakan
langkah-langkah pencegahan tersebut di atas daripada menunggu adanya kejadian DB.
 IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. AZPW
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Usia : 7 tahun
 Tanggal Lahir : 8 Agustus 2011
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Pelajar
 Pendidikan : Belum tamat SD
 Alamat : Kedon RT 01 Sumbermulyo, Bambanglipuro
 No JKN : belum mendaftar JKN
 Kunjungan 1 : 7 Februari 2019
 Tujuan : Melakukan Pendalaman Epidemiologi berdasarkan KDRS yang masuk ke
Puskesmas Bambanglipuro
 Kunjungan 2 : 13 Februari 2019
 Tujuan : Melakukan pemeriksaan follow up untuk pasien dan melakukan penyuluhan
terkait demam berdarah pada pasien dan masyarakat sekitar.
 IDENTITAS KELUARGA
 Nama : Ny.N
 Usia : 41 tahun
 Tanggal Lahir : 11 April 1977
 Pekerjaan: Wiraswasta
 Pendidikan : Tamat SMA
 Keluhan Utama
 Demam
 Riwayat penyakit sekarang
 5 hari sebelum masuk RS (25 Januari 2019)
 Ibu pasien mengatakan bahwa pasien mendadak mengalami demam tinggi pada pagi hari sekitar
pukul 07.00 WIB. Suhu tubuh mencapai 38,80 C. demam disertai dengan mual (+), nyeri perut
(+), muntah (-), dan penurunan nafsu makan-minum. Badan pasien terlihat lemas dan pasien
mengaku sendi-sendi badan terasa nyeri. Tidak ada keluhan batuk (-), pilek (-), BAB dan BAK
dalam batas normal. Ibu pasien memberikan obat demam yaitu paracetamol, tetapi demam
tidak turun.
 4 hari sebelum masuk RS (26 Januari 2019)
 Ibu pasien menyatakan bahwa demam masih tetap tinggi, mual (+), nyeri
perut (+), pusing (+), nyeri sendi (+) mutah (-), nafsu makan dan minum
menurun. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
 3 hari sebelum masuk RS (27 Januari 2019)
 Ibu pasien mengatakan badan pasien masih panas, namun badannya masih
tampak lemas disertai mual (+), pusing (+), nyeri sendi (+), dan nafsu makan
minum masih menurun. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Kemudian Ibu pasien
memeriksakan anaknya ke dokter setempat, pasien mendapatkan
pemeriksaan darah, terapi obat paracetamol untuk penurun panas dan
antibiotik.
 2 hari sebelum masuk RS (28 Januari 2019)
 Ibu pasien mengatakan demam masih tinggi disertai mual (+), pusing (+),
muntah (-), nafsu makan dan minum menurun. Badan pasien semakin tampak
lemas, sampai pasien sempat jatuh di Sekolah dan lebam pada bagian kaki
kirinya. Tidak ada BAB dan jarang BAK. Ibu mengatakan pada malam harinya
anak tampak mengigau dan tubuh penuh keringat sewaktu tidur.
 1 hari sebelum masuk RS (29 Januari 2019)
 Ibu pasien mengatakan badan masih panas, badan pasien masih tampak lemas
diperberat dengan nafsu makan masih menurun. Mual (+), muntah (+) 1x
setiap saat habis makan, pusing (+), nyeri sendi (+), pola tidur tidak teratur
karena anak masih mengigau disertai gelisah dan mulai tampak muncul
beberapa bitnik-bintik kecil berwarna kemerahan di kedua ekstremitas atas.
BAB dan BAK tidak ada keluhan.
 Hari masuk RS (30 Januari 2019)
 Ibu mengatakan demam tidak membaik, sehingga Ibu pasien memutuskan untuk
segera membawa anaknya ke IGD RS Elizabeth. Keluhan demam hari – 5 dengan
demam saat tiba di IGD mencapai 38,20 C disertai dengan mual (+), nyeri perut
(+), sakit kepala (+), muntah (+) 1x saat habis makan, dan penurunan nafsu
makan-minum. Pasien mengeluhkan badan terasa lemas dan terasa nyeri pada otot
dan sendi-sendinya. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Di RS pasien mendapatkan
pemeriksaan darah dan didapatkan penurunan jumlah trombosit disertai IgM
dengue +
 3 Hari setelah masuk RS (2 Februari 2019)
 Ibu mengatakan demam sudah turun. Keluhan bebas demam pada hari –7 dengan
dengan mual (-), nyeri perut (-), sakit kepala (-), muntah (-) dan masih penurunan
nafsu makan-minum. Pasien mengeluhkan badan terasa sudah lebih baik dan tidak
lemas. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Kemudian pasien dipulangkan dari RS
Elizabeth dengan membawa obat berupa vitamin dan diminta untuk kembali
control 7 hari kemudian.
 5 Hari setelah pulang dari RS (7 Februari 2019)
 Ketika kunjungan pertama pasien sedang tidak ada di rumah karena sudah
masuk sekolah. Menurut Ibu Pasien, pasien tampak sudah lebih baik dan tidak
ada keluhan. Penurunan nafsu makan sudah berkurang. Obat berupa vitamin
dari RS masih dan rutin dikonsumsi.
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat Mondok (-)
 Keluhan Demam serupa (-)
 Riwayat Hipertensi (-)
 Riwayat DM (-)
 Riwayat Jantung (-)
 Riwayat Operasi (-)
 Riwayat Asma (-)
 Riwayat Alergi (-)
 Riwayat penyakit keluarga
 Riwayat penyakit serupa (-)
 Riwayat HT(-) DM (-)
 Riwayat alergi (-)
 Anamnesa Sistemik
 Sistem neurologis : tidak ada keluhan.
 Sistem kardiovaskular : tidak ada keluhan.
 Sistem respiratorius : tidak ada keluhan.
 Sistem muskuloskeletal : pasien sempat jatuh 2 HSMRS dan memar pada
kaki kirinya
 Sistem gastrointestinal : pasien mengatakan merasa mual
 Sistem urogenital : tidak ada keluhan
 Sistem integumentum : tidak ada keluhan
 Life style
 Pasien adalah seorang anak berumur 7 tahun yang akan masuk SD ketika pagi jam 07.00-
12.00. Aktivitas sehari-hari pasien berada di rumah setelah dari sekolah. Pasien merupakan
anak yang aktif dalam beraktifiatas dirumah seperti membantu mengurus pekerjaan rumah,
bergaul dengan teman sebaya di lingkungan sekitar rumah. Saat malam pasien istirahat di
rumah bersama ibu. Pasien memiliki pola makan yang baik, seimbang makan sayur dan buah.
Namun saat sakit, nafsu makan pasien menurun dan jumlah asupan cairan menurun.
 Pola makan dan minum pasien Frekuensi makan teratur 3 kali/hari, minum air putih 5-8
gelas/hari dan merupakan air yang dimasak sendiri, jenis makananan yang dikonsumsi cukup
seimbang nasi, sayur, daging, namun jarang konsumsi buah-buahan. Di lingkungan sekolah
pasien sudah membawa bekal makanan dari rumah, tetapi terkadang jajan di kantin atau
warung sekitar area sekolah.
 Menurut Ibu pasien, pasien jarang mencuci tangan sehabis beraktifitas dan sebelum makan.
Makanan dicuci sebelum dimasak dengan matang oleh Ibu pasien, sumber air dari sumur bor
untuk mandi, dan kebutuhan minum. Memiliki toilet pribadi didalam rumah.
 Pasien tinggal dalam 1 rumah bersama dengan ibu pasien. Jumlah
keseluruhan yang tinggal dirumah adalah 3 orang. Hubungan yang terjalin
pasien dengan seluruh anggota keluarga baik
 FAMILY SCREEN
 Social : Hubungan diantara keluarga terjalin baik. Keluarga pasien merupakan salah satu
keluarga baru di daerah Kedon yang berbatasan langsung dengan Destan. Keluarga pasien
masih sering menumpuk sampah di sebelah rumah, sehingga tampak di sekitar rumah pasien
banyak sampah yang dapat digunakan untuk sarang nyamuk. Hubungan keluarga pasien
dengan tetangga sekitar terjalin baik. Terdapat riwayat tetangga pasien yang mengalami
suspek DB yang dirawat di Puskesmas Bambanglipuro kurang lebih 10 hari yang lalu.
 Culture : pasien dan keluarga merupakan orang Jawa. Bapak pasien berasal dari desa
Mulyodadi dan ibu pasien dari Bekasi
 Religious : pasien dan keluarga menganut agama Islam dan tidak ada kendala dalam
menjalankan ibadah. Pasien masih belajar dalam mengenal agama.
 Education : pasien belum duduk dibangku sekolah dasar, bapak pasien lulusan SMK dan ibu
pasien lulusan SMA.
 Medical: pasien tidak memiliki jaminan kesehatan “Kartu Indonesia Sehat”. Orang tua pasien
sudah memiliki jaminan kesehatan tersebut. Jika pasien dan keluarga sakit, mereka dapat
mencari bantuan kesehatan ke unit pelayanan kesehatan seperti mantra, bidan, dokter
praktek swasta, puskesmas atau Rumah Sakit.
 RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
 Antenatal care :
 Saat hamil usia ibu 36 tahun.
 Kunjungan ANC selama kehamilan dilakukan secara rutin tiap bulan hingga bayi lahir dengan dokter
spesialis kandungan.
 Riwayat sakit saat hamil pada ibu muntah berlebih (-), riwayat jatuh saat kehamilan (-), riwayat
hipertensi (-), diabetes (-), edema saat kehamilan (-).
 Mengaku sudah vaksin TT sebelum hamil dan sesudah hamil.
 Natal care :
 Penolong : Bidan
 Cara Persalinan : Pervaginam, usia kehamilan 38 minggu.
 Keadaan bayi : Sehat, kulit kemerahan, menangis kuat, gerak aktif, air ketuban
jernih.
 BBL : 2800 gram
 PB : 50 cm
 Post natal care :
 Ibu pasien rutin membawa anaknya control ke puskesmas untuk imunisasi setiap bulan selama
beberapa bulan setelah kelahiran.
 Kesan : Riwayat ANC baik, neonatal aterm dan persalinan normal tanpa penyulit.
 Riwayat Imunisasi
 Hepatitis B : 4 kali (usia 0, 2, 4, 6 bulan)
 BCG : 1 kali (usia 2 bulan)
 DPT : 3 kali (usia 2, 3, 4 bulan)
 Polio : 4 kali (usia 0, 2, 3, 4 bulan)
 Campak : 1 kali (usia 9 bulan)
 Kesan : Imunisasi wajib dasar lengkap

 Status Generalis
 KU : lemah
 GCS : EVM 4/5/6
 BB : 20 kg
 TB : 120 cm
 Vital Sign :
 Nadi : 88 kali/menit
 Frekuensi nafas : 20 kali/menit
 Suhu : 36,7 oC
 Kepala
 Ukuran kepala : Normochepali
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), Mata cowong (-
/-), pupil isokor, reflek cahaya (+/+).
 Hidung : Deformitas (-), discharge (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-),
nafas cuping hidung (-)
 Mulut : Sianosis (-), kering (+), faring hiperemis (-), lidah kotor (-)
 Telinga : Edema (-/-), discharge (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-),
kelainan anatomi (-/-), nyeri tekan auricular (-)

 Leher : pembesaran KGB (-), nyeri tekan (-)


 Thorax :
 Paru :
 Inspeksi : gerakan dada simetris, retraksi interkosta(-), jejas (-)
 Palpasi : tidak teraba adanya benjolan , nyeri tekan (-) , fremitus kanan dan kiri simetris ,
ketinggalan gerak (-)
 Perkusi : sonor semua lapang paru
 Auskultasi : vesikuler(+/+) , ronki (-/-) , wheezing (-/-)
 Jantung :suara jantung S1/S2 normal (reguler) , S3 (-) dan S4(-)
 Abdomen :
 Inspeksi : distensi (-)
 Auskultasi : peristaltik usus (+) normal (9 kali/menit)
 Perkusi: tymphani pada 9 regio abdomen
 Palpasi : abdomen teraba supel, nyeri tekan epigastrik (-), pembesaran hepar (-), pembesaran
limpa (-), turgor kulit normal.
30 januari
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin 14.0 g/dL 12.0-15.0

Leukosit 6.1 Ribu/mmk 4.5-13.5

Hematokrit 43.9 % 35.0-49.0

Trombosit 91 Ribu/mmk 150-450

NS-1 Non-reaktif - Negatif

Ig-G Dengue Non-reaktif - Negatif

Ig-M Dengue Reaktif - Negatif


Hemoglobin 13.5 g/dL 12.0-15.0

Leukosit 2.900 (L) Ribu/mmk 4.5-13.5

Hematokrit 42.6 % 35.0-49.0

Trombosit 80.000 (L) Ribu/mmk 150-450

Ig-G S.Typhi Non-reaktif - Negatif

Ig-M S.Typhi Reaktif - Negatif


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 14.4 g/dL 12.0-15.0
Leukosit 2.71 (L) Ribu/mmk 4.5-13.5
Hitung Jenis
Eosinofil 0.0 (L) % 1-5
Basofil 0.0 % 0-1
Segmen neutrofil 63.1 (H) % 32-52

Limfosit 33.6 % 23-53


Monosit 3.3 % 2-11
Hematokrit 41.6 % 35.0-49.0
Eritrosit 5.18 Juta/mmk 4.00-5.30
RDW 11.7 % 11.5-14.5
MCV 80.3 fL 80.0-94.0
MCH 27.8 Pg 32.0-36.0
MCHC 34.6 g/dL 32.0-36.0
Trombosit 80 (L) Ribu/mmk 150-450
MPV 11.4 (H) fL 7.2-11.1
PDW 14.2 (H) fL 9.0-13.0
 DIAGNOSA BANDING
 Demam Berdarah Dengue
 Demam tifoid

 DIAGNOSIS
 Demam Berdarah Dengue
 PENATALAKSANAAN
 Pasien di rawat inap dari tanggal 30 Januari 2019 – 2 Februati 2019
 IV line, inful RL load 300 dilanjutkan 10 tpm
 Paracetamol syr 3x1,5 cth
 Vitamin A 1x1
 Vitamin Bcomplex 10 mg 1x1

 Non Medikamentosa
 Motivasi dan edukasi pada keluarga agar pasien tetap banyak minum dan makan
untuk meningkatkan daya tahan tubuh
 Menjelaskan mengenai penyakit yang diderita, proses perjalanan penyakit beserta
tanda kedaruratan dan proses penyembuhan serta komplikasi yang mungkin.
 MONITORING
 Memantau keadaan umum, nafsu makan, muntah, perdarahan, dan tanda dan
gejala lain
 Memantau input cairan (perfusi perifer sesering mungkin)
 Tanda vital: suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah, diperiksa minimal setiap
2-4 jam (pasien non syok)
 Pemeriksaan hematokrit serial setiap 24 jam (pasien stabil)
 Pantaudiuresis setiap 8-12 jam
 Jumlah urin harus 1 ml/kg berat badan/jam (berdasarkan berat badan ideal)
 PLANNING JANGKA PENDEK
 Memberikan terapi yang tepat
 Menghentikan mual dan muntah
 Menjaga suhu badan tetap optimal
 Mencegah terjadinya penurunan jumlah trombosit
 Mencegah syok
 Melakukan pemeriksaan darah lengkap serial hingga pasien boleh pulang
 Memantau adakah infeksi sekunder selama dirawat dan setelah dirawat
 Memastikan saat fase recovery dirumah pasien minum obat dan asupan
gizinya baik dengan menunjuk anggota keluarga sebagai pengawas
 PLANNING JANGKA PANJANG
 Melibatkan pasien dalam program posyandu sehingga kualitas kesehatan pasien
dapat termonitor dengan baik
 Medukasi kepada pasien dan anggota keluarga untuk ikut membantu pemulihan
kondisi pasien
 Memberi edukasi mengenai penyakit DB: gejala, kapan harus periksa,
komplikasinya hingga cara pertolongan pertama pasien.
 Memberikan edukasi caraagar tidak terjadi penularan penyakit kepada anggota
keluarga atau orang lain
 Memberikan edukasi untuk melakukan PSN dan 3M plus
 Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga untuk membiasakan perilaku
bersih dan sehat dalam kehidupan sehari hari

Anda mungkin juga menyukai