Anda di halaman 1dari 21

KEDARURATAN

KETOASIDOSIS
Oleh :
Anshar Rante,S.Kep.Ns,M.Kes
Pengertian :

• Ketoasidosis adalah :
peningkatan jumlah asam dalam
tubuh penderita yang
disebabkan oleh karena
meningginya benda keton dalam
darah. (Tabrani Rab, 1998).
Lanjut …
• Ketoasidosis terjadi jika tubuh
kekurangan insulin. Energi diambil
dari lemak. Sisa metabolisme
berupa keton menumpuk dalam
darah, meracuni dan
menyebabkan koma.
• Sedangkan diabetik ketoasidosis
adalah keadaan kritis dimana
tingginya kadar benda keton
dalam darah penderita diabetes
mellitus yang disertai pula dengan
hiperglikemia, hipovolemi,
konvusi, koma dan berbagai
faktor komplikasi lainnya.
Patofisiologi
Kadar insulin sangat menurun hiperglikemia
dan glukosuria Peningkatan liposis (pemecahan
lemak) dan peningkatan oksidasi asam lemak
bebas disertai pembentukan benda keton
(asetoasetat, hidroksi butirat dan aseton)
peningkatan benda keton Ketoasidosis.
Glukosuria dan ketonuria diuresis osmotik
Dehidrasi dan kehilangan elektrolit hipotensi
Syok sampai koma dan meninggal.
Manifestasi Klinik :
• Poliuri dan Polidipsi (rasa haus meningkat)
• Penglihatan kabur, kelemahan dan sakit kepala
• Hipotensi ortostatik pd penderita dgn
penurunan volume
• Nadi cepat dan lemah
• Gejala-gejala gastrointestinal : anoreksia, mual,
nyeri abdomen
• Napas bau aseton (bau buah)
• Pernapasan kussmaul, hiperventilasi dgn
pernapasan sangat dalam
• Perubahan status mental yg bervariasi spt :
sadar, letargik atau koma.
Penatalaksanaan :
Pengobatan ketoasidosis ditujukan untuk
perbaikan tiga masalah utama yaitu :
dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.
• Dehidrasi :
 Pada awalnya diberikan normal salin 0,9% dengan
kecepatan tinggi 0,5-1 L/jam selama 2-3 jam
 Pantau status volume cairan (termasuk
pemeriksaan terhadap perubahan ortostatik
tekanan darah dan frekuensi jantung),
pengkajian paru dan masukan serta haluaran.
 Diet disertai pengendalian kadar glukosa darah
•Kehilangan elektrolit :
 Masukan dan haluaran cairan harus diukur
 Elektrolit dan cairan intravena diberikan
berdasarkan advis dokter dan asupan
cairan per oral dilanjutkan
 Nilai elektrolit serum (khusunya natrium
dan kalium) dipantau.
 Tanda-tanda vital penderita dipantau untuk
mendeteksi adanya tanda-tanda dehidrasi :
takikardia, hipotensi ortostatik.
• Asidosis :
 Asidosis pada ketoasidosis pulih dengan insulin,
yang menghambat pemecahan lemak
 Infuskan insulin dengan kecepatan lambat,
kontinu, misalnya 5 unit per jam
 Pantau nilai gula darah per jam
 Tambahkan dextrose ke dalam cairan IV untuk
menghindari penurunan glukosa yang cepat
 Insulin IV harus di infuskan secara terus menerus
sampai pemberian sub kutan diberlakukan.
 Insulin IV harus dilanjutkan sampai kadar
bikarbonat mengalami perbaikan dan pasien dapat
makan ; kadar glukosa yang menjadi normal tidak
menjadi indikasi bahwa asidosis telah
teratasi
Komplikasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
angka kematian akibat KAD adalah:
a) Terlambat didiagnosis karena
biasanya penyandang DM dibawa
setelah koma.
b) Pasien belum tahu bahwa ia
menyandang DM.
c) Sering ditemukan bersama-
sama dengan komplikasi lain yang
berat, seperti: renjatan (syok),
stroke, dll.
d)Kurangnya fasilitas laboratorium yang
menunjang suksesnya penatalaksanaan
KAD.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat KAD
yaitu:
• Edema paru
• Hipertrigliserida
• Infark miokard akut
• Hipoglikemia
• Hipokalsemia
• Hiperkloremia
• Edema otak
• Hipokalemia
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Pengkajian
Anamnesis :
a) Riwayat DM
b) Poliuria, Polidipsi
c) Berhenti menyuntik insulin
d) Demam dan infeksi
e) Nyeri perut, mual, mutah
f) Penglihatan kabur
g) Lemah dan sakit kepala
Pemeriksan Fisik :
a) Ortostatik hipotensi (sistole turun 20
mmHg atau lebih saat berdiri)
b) Hipotensi, Syok
c) Nafas bau aseton (bau manis seperti
buah)
d) Hiperventilasi : Kusmual (RR cepat, dalam)
e) Kesadaran bisa CM, letargi atau koma
f) Dehidrasi
Pengkajian gawat darurat :
a) Airways : kaji kepatenan jalan nafas
pasien, ada tidaknya sputum atau
benda asing yang menghalangi jalan
nafas
b) Breathing : kaji frekuensi nafas,
bunyi nafas, ada tidaknya penggunaan
otot bantu pernafasan
c) Circulation : kaji nadi, capillary refill
Pengkajian Head To Toe
Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul
a)Ketidakefektifan pola napas berhubungan
dengan penurunan kemampuan bernapas
b)Defisit volume cairan berhubungan dengan
pengeluaran cairan berlebihan (diuresis
osmotic) akibat hiperglikemia
c)Risiko tinggi terjadinya ganguan pertukaran
gas b/d peningkatan keasaman ( pH
menurun) akibat hiperglikemia,
glukoneogenesis, lipolisis
Rencana Keperawatan
a)Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan
kemampuan bernapas
Kriteria Hasil :
- Pola nafas pasien kembali teratur.
- Respirasi rate pasien kembali normal.
- Pasien mudah untuk bernafas.
Intervensi:
1) Kaji status pernafasan dengan mendeteksi pulmonal.
2) Berikan fisioterapi dada termasuk drainase postural.
3) Penghisapan untuk pembuangan lendir.
4) Identifikasi kemampuan dan berikan keyakinan dalam
bernafas.
5) Kolaborasi dalam pemberian therapi medis
b) Defisit volume cairan berhubungan dengan
pengeluaran cairan berlebihan (diuresis
osmotic) akibat hiperglikemia
Kriteria Hasil :
• TTV dalam batas normal
• Pulse perifer dapat teraba
• Turgor kulit dan capillary refill baik
• Keseimbangan urin output
• Kadar elektrolit normal
• GDS normal

• Intervensi :
1) Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan setiap jam
2) Observasi kepatenan atau kelancaran infus
3) Monitor TTV dan tingkat kesadaran tiap 15 menit, bila stabil
lanjutkan untuk setiap jam
4) Observasi turgor kulit, selaput mukosa, akral, pengisian kapiler
5) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium :
Hematokrit
BUN/Kreatinin
Osmolaritas darah
Natrium
Kalium
6) Monitor pemeriksaan EKG
7) Monitor CVP (bila digunakan)
8) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam :
Pemberian cairan parenteral
Pemberian therapi insulin
Pemasangan kateter urine
Pemasangan CVP jika memungkinkan
c)Risiko tinggi terjadinya ganguan pertukaran
gas b/d peningkatan keasaman ( pH menurun)
akibat hiperglikemia, glukoneogenesis,
lipolisis
• Kriteria Hasil :
• RR dalam rentang normal
• AGD dalam batas normal :
• pH : 7,35 – 7,45 HCO3 : 22 – 26
• PO2 : 80 – 100 mmHg
• PCO2 : 30 – 40 mmHg
Intervensi :
1)Berikan posisi fowler atau semifowler
( sesuai dengan keadaan klien)
2)Observasi irama, frekuensi serta kedalaman
pernafasan
3) Auskultasi bunyi paru
4) Monitor hasil pemeriksaan AGD
5)Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam
• Pemeriksaan AGD
• Pemberian oksigen
• Pemberian koreksi biknat ( jika terjadi
asidosis metabolik)

Anda mungkin juga menyukai