ELEKTROLIT
By
Obet Bassang, S.Kep, Ns
Pokok bahasan:
1. Pengertian cairan & elektrolit
2. Fs cairan
3. Pengaturan cairan & elektrolit
4. Sistem sirkulasi
5. Komponen cairan tubuh
6. Distribusi cairan & elektrolit
7. Pergerakan cairan
8. Balance cairan
9. Faktor-faktor yg mempengaruhi keseimbangan cairan
& elektrolit
10. Gangguan keseimbangan cairan
11. Gangguan keseimbangan elektrolit
(seminar)
12. Transfusi darah
13. Asam basa
14. Keterampilan:
a. Terapi intravena (infus)
b. Transfusi darah
Quiz
Jelaskan menurut
pemahaman anda!!!
Mengapa anda
minum????
Definisi
Cairan adalah substansi yang bersifat cair,
mudah mengalir & tidak bersifat padat maupun
gas, Ex : H2O
Elektrolit adalah zat terlarut yang membentuk ion
dalam larutan & mengantarkan listrik, Ex : Na , Ca,
Mg, K
Fungsi Cairan Tubuh
Pembentuk struktur tubuh
Sarana Transportasi
Metabolisme Sel
Pelarut elektrolit & non elektrolit
Memelihara suhu tubuh
Discuss please
Cairan & Elektrolit diatur oleh :
Rasa haus
Hormon (ADH, Aldosteron, prostaglandin,
glukokortikoid)
Sistem Cardiovaskuler
Ginjal
Paru-paru & Kulit
Haus
Penurunan perfusi ginjal merangsang pelepsan
renin, yg pada akhirnya menimbulkan produksi
angitensin II yg dpt merangsang hipotalamus
utk melepaskan substrat neural yg bertanggung
jawab meneruskan sensasi haus.
Osmoreceptor dihypotalamus mendeteksi pe↑
tekanan osmotik & mengaktivasi jaringan saraf
yg dpt mengakibatakan sensasi dahaga.
Rasa haus dpt diinduksi oleh kekeringan lokal
pd mulut akibat status hiperosmolar, rasa haus
juga muncul utk menghilangkan sensasi kering
yg tdk nyaman akibat pe↓ saliva
Anti diuretic hormone
Di bentuk dihipotalamus dan disimpan dlm
neurohipofisis.
Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah
pe↑ osmolaritas & penurunan cairan
extrasel.
Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pd
ductus koligentes, dgn demikian dpt
menghemat air.
Aldosteron
Disekresi oleh kelenjar adrenal yg bekerja
pd tubulus ginjal untuk meningkatkan
absorpsi natrium.
Pelepasan aldosteron dirangsang oleh
perubahan konsentrasi kalium, natrium
serum, & sistem angiotensin renin serta
sangat efektif dalam mengendalikan
hyperkalemia.
Prostaglandin
Asam lemak alami yg terdpt dlm banyak
jaringan & berfungsi dalam merespons
radang, pengendalian tek. darah, kontraksi
uterus, dan mobilitas gastrointestinal.
Dalam ginjal, prostaglandin berperan
mengatur sirkulasi ginjal, respons natrium &
efek ginjal pada ADH.
Glukokortikoid
Meningkatkan reabsorpsi natrium & air,
sehingga volume darah naik dan terjadi retensi
natrium.
Perubahan kadar glucocortikoid menyebabkan
perubahan pada keseimbangan volume darah.
SISTEM SIRKULASI
Sistim kardiovaskuler terdiri dari jantung sebagai
pemompa dan pembuluh darah sebagai saluran. Jadi
darah dipompakan oleh jantung ke dalam pembuluh
darah dan akan disebarkan ke seluruh tubuh dan
kemudian kembali lagi ke jantung sebagai suatu
sirkulasi.
1. Sirkulasi paru-paru
Mulai dari ventrikel kanan, ke arteri pulmonalis, arteriole,
kapiler,
venula, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium
kiri.
2. Sirkulasi sistemis
Mulai dari ventrikel kiri ke aorta, arteri besar, arteriole,
kapiler,
venula, vena besar, vena cava superior dan inferior, dan
Sistem Sirkulasi Cardiovaskuler
Okeee????
Mau ribut silahkan!!!!
Asal discusi ya???
Nonelektrolit
Glukosa, Fruktosa, Ureum, Kreatinin, Protein
Distribusi Cairan & Elektrolit
Proporsi Cairan Tubuh :
BBL : 80% BB
Anak-anak : 70 % BB
Dewasa : 60 % BB
Usila : 40-45 % BB
Plasma Darah 5%
Distribusi Kadar Elektrolit dlm Cairan
Tubuh
Cairan Ekstraseluler/CES Cairan Intraseluler/CIS
Kation mEq/L Kation mEq/L
Natrium 142 Kalium 150
Kalium 5 Magnesium 40
Kalsium 5 Natrium 10
Magnesium 2
Anion :
Anion :
Klorida 103
Fosfat + Sulfat 150
Bikarbonat 26
Fosfat 2 Bikarbonat 10
Sulfat 1 Proteinat 40
Asam Organik 5
Proteinat 17
Pergerakan cairan & elektrolit
I. Sirkulasi cairan dan elektrolit
1. Plasma darah bergerak diseluruh
tubuh mell sirkulasi.
2. Cairan interstisiel dan komponennya
bergerak diantara kapiler darah & sel
3. Cairan & substansi bergerak dr cairan
interstisiel ke dlm sel
II. Mekanisme pergerakan Cairan & Elektrolit
Antara Plasma – Interstitial
Dipengaruhi Oleh :
Permeabilias membran kapiler
Tekanan hydrostatik kapiler (37 di arteriol & 17 di Venula)
Tekanan osmotik Koloid (25 di arteriol & 25 mmHg di
Venula)
Mekanisme Transport :
a. Difusi → perpindahan larutan dari area konsentrasi tinggi
menuju area konsentrasi rendah sehg konsentrasi kedua
kompartemen seimbang.
Kecepatan difusi dipengaruhi oleh:
1. Ukuran molekul
2. Konsentrasi larutan
3. Temperatur larutan
b. Osmosis → perpindahan cairan melintasi
membran semipermiabel dari area
konsentrasi rendah menuju area
konsentrasi tinggi
Kecepatan osmosis dipengaruhi oleh:
1. Konsentrasi solute di dlm larutan
2. Suhu larutan
3. Muatan listrik
4. Perbedaan tekanan osmosis
c. Filtrasi → air dan partikel2 bergerak melewati
membran, gerakan ini akibat tekanan cairan
pada satu sisi lebih besr dibandingkan dgn sisi
lainnya → tekanan hidrostatik.
Tekanan hidrostatik intravaskuler lbh tinggi
dibanding interstitiel → air beserta O2, nutrien,
glukosa, & solut lainnya keluar dari
intravaskuler msk ke intertitiel lalu ke sel
d. Transport aktif → zat2 bergerak melewati
membran sel dari larutan yg konsentrasinya
rendah kekonsentrasi yg tinggi dgn memakai
energi
Hasil Lab
Natrium serum > 145 mEq/L
Osmolalitas serum < 280 mOsm/kg
BJ Urine < 1,010
Ketidakseimbangan Kalium ( K )
Hipokalemia
Definisi :
Merupakan suatu kondisi ketika jumlah kalium yang bersirkulasi di
dalam cairan ekstrasel tidak adekuat.
Etiologi :
Pe↓ intake K
Pe output K karena :
Penggunaan diuretik
Pe sekresi aldosteron
GI losses
Alkalosis
Poliuria
Pengeluaran keringat ber >>>>
Penggunaan cairan IV – bebas kalium secara berlebihan
Hasil Lab :
Kalium serum < 3 mEq/L
Hiperkalemia
Definisi :
Kondisi dimana lebih besarnya jumlah kalium daripada nilai normal
kalium di ekstra sel.
Etiologi :
Pe intake Kalium melalui :
Pemberian kalium melalui IV secara iatrogenik
Pemberian transfusi darah secara cepat
Pe↓ output Kalium melalui :
Renal failure
Addison’s desease
Aldosteron inhibiting drugs (aldactone)
Shiff of kalium of intracell melalui :
Asidosis
Luka bakar & trauma
Hypoksia seluler
Hasil Lab
Kalsium serum < 4,3 mEq/L & perubahan EKG
Ketidakseimbangan Magnesium (Mg)
Hipermagnesemia
Definisi :
Peningkatan konsentrasi magnesium serum
sampai diatas 2,5 mEq/L
Etiologi :
Renal Failure
Pemberian Mg parentaral secara berlebihan
Manisfestasi Klinis :
Refleks tendon hipoaktif
Pernafasan & denyut jantung dangkal &
lambat
Hipotensi
Hasil Lab :
Magnesium serum > 2,5 mEq/L.
Hipomagnesemia
Definisi :
Kadar konsentrasi serum turun sampai
dibawah 1,5 mEq/L.
Etiologi :
Asupan tidak adekuat : malnutrisi &
alkoholisme
Absorpsi yang tidak adekuat : diare, muntah,
drainase naogastrik, fistula, penyakit usus
kecil, diet kalsium ber>>>
Hipoparatiroidisme
Penggunaan diuretik tiazid
Kelebihan aldosteron
Poliuria
Manisfestasi Klinis :
Tremor otot
Confuse
Disorientasi
Takikardia
Hasil Lab :
Magnesium serum > 1,5 mEq/L
Ketidakseimbangan Fosfor
Hipofosfatemia
Definisi :
Konsentrasi fosfor anorganik di bawah
normal.
Etiologi :
Hiperparatirodisme, muntah, diare,
hiperventilasi, diabetik ketoasidosis,
pemberian kembali setelah periode
kelaparan, defesiensi vitamin D yang
berhubungan dengan malabsorbsi
Manisfestasi Klinis
Parestsia, kelemahan otot, nyeri tulang,
peningkatan kerentanan terhadap infeksi
Hasil Lab
Serum fosfor < 2,5 mg/dl
Hiperfosfatemia
Definisi :
Kadar fosfor serum yang lebih tinggi dari
normal.
Etiologi :
GGA & GGK, masukan fosfor yang
berlebihan, kelebihan vitamin D, respirasi
asidosis, hipoparatirodisme, kerusaka
jaringan yang me↑.
Manisfestasi Klinis
Anareksia, mual, muntah, kelemahan otot,
tetani, takikardi
Hasil Lab
Serum fosfor > 4,5 mg/dl
Perbedaan Tonisitas Larutan
Isotonis : Larutan dengan osmolalitas yang sama dengan plasma
Ex : NaCl 0,9% & RL
Hipotonik : Larutan dengan konsentrasi solut lebih rendah dari plasma
Ex : NaCl 0,45%, NaCl 0,33% & Dextrosa 2,5%
Hipertonik : Larutan dengan konsentrasi solut lebih tinggi dari plasma
Ex : Dekstrosa 5% dlm Nacl 0,45%
Dekstrosa 5% dlm RL 3%
Jenis Cairan
• Nutrient Sol, Ex : Dextrosa 5%
• Elektrolit Sol, Ex : NaCl 0,9%, RL
• Darah, U/ meningkatkan vol intravaskular karena
perdarahan.
• Plasma U/ meningkatkan plasma klien luka bakar
• Albumin u/ meningkatkan albumin plasma
Konsep Asam-Basa
Reaksi Refersibel :
CO2 + H2O → H2CO3 → H+ + HCO3ˉ
CO2 = 1 PH = 7
HCO3ˉ = 20
Diagnosa Keperawatan
• Kekurangan volume cairan b/d perdarahan
• Hyperthermia b/d darah autolog atau infeksi
• Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi
• Risiko tinggi cedera b/d reaksi infus ulang
Rencana Intervensi
1. Kekurangan volume cairan b/d perdarahan
Tujuan :
Tanda vital dipertahankan dalam parameter yang ada
untuk mempertahankan perfusi sistemik
Intervensi :
○ Monitor dan catat masukan dan haluaran cairan
○ Palpasi nadi perifer; perhatikan pengisian kapiler, warna/suhu
kulit; kaji mental
○ Timbang berat badan setiap hari dan bandingkan dengan
keseimbangan cairan 24 jam
○ Kaji dan laporkan tanda dan gejala hipovolemia : penurunan
tekanan darah dan haluaran urin, kelemahan, takikardi, nadi
halus, keluhan haus, penurunan CVP
○ Kaji dan laporkan tanda hypervolemia : takikardi, dispnea
dengan ronchi basah, tekanan darah normal atau tinggi
○ Lab, Hb dan Ht sesuai pesanan
2. Hyperthermia b/d darah autolog atau infeksi
Tujuan : Suhu tubuh tetap dlm batas normal (36,8° -37,2 °C)
Intervensi :
○ Pantau suhu klien
○ Periksa suhu sebelum dan sesudah infus ulang
○ Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur,
sesuai indikasi
○ Periksa dan catat suhu tiap 1 jam
○ Berikan selimut pendingin
3. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi
Tujuan : Menyatakan pengetahuan tentang transfusi serta
risiko yang berhubungan
Intervensi :
○ Kaji tingkat pengetahuan
○ Berikan informasi yang relevan pada risiko transfusi dan
keuntungannya
Dorong untuk mengungkapkan masalah tentang risiko
dan prosedur
Kaji tingkat ansietas karena transfusi
Pengertian
Transfusi darah adla pemindahan darah dari donor
ke dlm peredaran darah penerima (resipien).
Produk darah di pesankan oleh dokter untuk
memulihkan sirkulasi darah, memperbaiki hb, atau
memperbaiki kadar protein serum.
Darah tersusun dari komponen eritrosit, leukosit,
trombosit & plasma yg mengandung faktor-faktor
pembekuan. Masing-masing komponen
mempunyai sifat antigenik yg multiple.
Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki
oksigenisasi jaringan & alat-alat tubuh serta
menambah produk darah untuk mengobati
penderita
Beberapa bahan yg ditransfusikan :
1. Packed Red Cells
Komponen t.d. eritrosit yang telah di pekatkan
dgn memisahkan komponen-komponen yg
lain.
Packed cells banyak dipakai dlm pengobatan
anemia terutama pada talasemia, leukemia
dan anemia karena keganasan lainnya.
2. Suspensi Granulosit
Manfaat transfusi granulosit pada penderita
granulositopenia (neutropenia) yang sedang
menderita infeksi telah banyak dilaporkan.
Banyak klinik yang memberikan transfusi
granulosit bila penderita neutropenia dengan
panas tinggi telah gagal di obati lebih dari 48
jam.
3. Suspensi Trombosit
Transfusi trombosit telah byk dipakai sejak tahun
1960 & terbukti bermanfaat menghentikan
perdarahan karena trombositopenia.
Indikasi : setiap perdarahan spontan atau suatu
operasi besar dengan jumlah trombositnya
kurang dari 50.000/mm3, misalnya perdarahan
pada trombochytopenia purpura, leukemia,
anemia aplastik, demam berdarah dan aplasia
sumsum tulang.
4. Kriopresipitat
Komponen utama yang terdapat didalamnya
adalah anti hemophilic globulin (AHG).
Penggunaannya untuk menghentikan perdarahan
karena berkurangnya AHG didalam darah
penderita hemofili A.
5. Plasma
Umumnya di perlukan untuk penderita
hiperbilirubinemia.
6. Gamaglobulin
Dipergunakan untuk pengobatan
immunodeficiency dari
hipogamaglobulinemia atau
agamaglobulinemia kongenital.
Indikasi :
Transfusi darah diberikan atas dasar :
Untuk mengembalikan & mempertahankan
suatu volume yg normal peredaran darah,
misalnya pd oligemia karena perdarahan,
trauma bedah atau kombustio.
Untuk mengganti kekurangan volume
seluler atau kimia darah, misalnya anemia,
trombositopenia, hipoprotrombinemia,
hipofibrinogenemia, dll.
Indikasi :
Anemia karena perdarahan
Biasanya di ambil batas Hb 7-8 g%. Bila Hb turun sampai
4,5 g%, fase yg membahayakan dan transfusi darah
Anemia hemolitik
Anemia aplastik, leukemia dan anemia refrakter
Anemia karena sepsis
Anemia pada orang yang mengalami operasi
Anemia pada kehamilan yang dekat saat melahirkan.
Kontraindikasi :
Neoplasma malignan
Infeksi
Darah terkontaminasi
Koagulopati
Hemolisis berlebihan
Kegagalan ginjal
Reaksi Transfusi
Reaksi Pirogen
Tanda: dgn pasien kedinginan, diikuti demam
biasanya dlm 1 jam setelah transfusi / infus.
Biasanya menggigil akan hilang setelah 15-30
menit, sedangkan demam akan menetap sampai
beberapa jam.
Reaksi Alergi
Reaksi ini merupakan reaksi hipersensitivitas
dari pasien terhadap komponen yg tdk diketahui
dari darah donor. Reaksi ini sering terjadi & di
hubungkan dgn kemungkinan transmisi antibodi
dari donor. Reaksi ini dpt ditandai dgn urtikaria,
edema & pusing kepala.
Reaksi Hemolitik
Dpt disebabkan oleh inkompatibilitas golongan darah,
inkompatibilitas plasma atau serum & pemberian
cairan nonisotonik. Gejalanya tergantung dari derajat
daripada inkompatibilitas, banyaknya darah yg
diberikan & fungsi dari hepar, ginjal serta jantung.
Urtikaria
Penyebab reaksi ini diduga akibat
sensitivitas protein darah yang
ditransfusikan/transfer pasif antibodi dari
donor yang bereaksi dgn bbg antigen yang
di paparkan kepada resipien.
Edema
Beban berlebih pd sirkulasi dpt terjadi selama
transfusi yg merupakan salah satu contoh dari
masalah umum transfusi berlebih. Bila air di
infuskan ia secara cepat bergabung dgn air
tubuh keseluruhan menyebar ke ruang
ekstraseluler. Sebaliknya darah karena ukuran
sel darah merah dan molekul protein yg besar,
seluruhnya akan tetap dlm ruangan vaskuler.
Transfusi yg melebihi kebutuhan,
menyebabkan kelebihan cairan dan tubuh
tidak dapat mentoleransi shg terjadi
peningkatan permeabilitas di vaskuler shg
merembes ke CES & terjadi edema.
Batuk
Reaksi samping lain yang dapat terjadi
berupa batuk-batuk yang disebabkan
karena membran mukosa bronchial
terlibat, namun reaksi ini jarang terjadi.
Prosedur Kerja
Persiapan Alat
Selain alat-alat yang di gunakan untuk infus IV
Larutan normal salin 0,9 %
Set infus dengan filter dalam
Kateter besar
Produk darah yang benar
Sarung tangan sekali pakai
Langkah-langkah
Cuci tangan
Kenakan sarung tangan sekali pakai
Jelaskan prosedur pada klien. Tentukan apakah klien
pernah mendapatkan transfusi sebelumnya
Buat jalur IV dengan kateter besar ( No.16 G atau 18 G)
Gantungkan wadah larutan 0,9 % garam faal untuk
diberikan setelah menginfuskan darah
Identifikasi kebenaran produk darah dan klien :
Periksa kompatibilitas yang tertera pada kantung darah dan
informasi pada kantung itu sendiri
Periksa ulang produk darah dengan pesanan dokter
Periksa tanggal kadaluwarsa pada kantung
Dapatkan data dasar TTV dalam 30 menit sebelum
pemberian transfusi darah
Suruh klien berkemih
Buka set pemberian darah
Tusuk kantung IV normal salin 0,9 %. Isi selang dengan
normal salin 0,9 %
Dengan perlahan balikkan kantung darah1-2 kali untuk
mencampur sel-sel.
Tusuk wadah komponen darah, buka klem pada selang
inlet dan selang bagian bawah, dan mengisi selang
sehingga filter tertutup darah
Hubungkan selang transfusi darah ke kateter IV dengan
mempertahankan kesterilan
Tetap bersama klien selama15-30 menit masa transfusi.
Kecepatan aliran awal selama waktu ini harus 2-5
mL/menit
Pantau TTV klien : tiap 5 menit selama 15 menit
pertama, tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya, tiap jam
sampai unit darah terinfuskan : selama 1 jam setelah
infus selesai
Setelah darah di infuskan, bersihkan selang dengan
normal salin 0,9 % dan letakkan kantung darah pada
kantung plastik untuk di kembalikan ke bank darah
Buang semua bahan yang telah di gunakan di tempat
yang telah disediakan. Lepaskan sarung tangan dan cuci
tangan
Catat tipe dan komponen darah yang diberikan dan
respon klien terhadap terapi darah