Anda di halaman 1dari 19

DISKUSI TOPIK

GAGAL JANTUNG
Diue Ammie VraI Muty
Indah Rizelina Aisa
M. Ali Alvin

Pembimbing:
Dr. Lia Valentina Astari, Sp.JP-FIHA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
2019
Pendahuluan
• Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana
seorangpasien memiliki tampilan berupa:
Gejala gagal jantung (nafas pendek yang tipikal saat istrahat atau
saat melakukan aktifitas disertai / tidakkelelahan) tanda retensi
cairan (kongesti paru atau edemapergelangankaki), adanya bukti
objektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istrahat.

• Diperkirakan hampir lima persen dari pasien yang dirawat di


rumah sakit, 4,7% wanita dan 5,1% laki-laki. Insiden gagal
jantung dalam setahun diperkirakan 2,3 – 3,7 perseribu
penderita pertahun.3
Tinjauan Pustaka
Definisi
Gagal jantung kongestif adalah suatu sindroma klinik yang mendasari
ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah ke jaringan tubuh secara
adekuat karena gangguan fungsi dan struktur jantung.
Etiologi
Beberapa etiologi yang dapat menyebabkan gagal jantung antara lain :
• Hipertensi
• Aterosklerosis koroner
• Kardiomiopati
• Kelainan katup jantung
• Penyakit jantung bawaaan
Klasifikasi Gagal Jantung
NYHA ACC/AHA
Kelas I Stadium A
Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktivitas fisik. Aktivitas Memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi gagal jantung.
fisik sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi atau Tidak terdapat gangguan struktural atau fungsional jantung, tidak
sesak napas terdapat tanda atau gejala
Kelas II Stadium B
Terdapat batasan ringan. Tidak terdapat keluhan saat istirahat, Telah terbentuk penyakit struktur jantung yang berhubungan
namun aktivitas sehari-hari menimbulkan kelelahan, palpitasi dengan perkembangan gagal jantung, tidak terdapat tanda dan
atau sesak napas gejala
Kelas III Stadium C
Terdapat batasan aktivitas bermakna. Tidak terdapat keluhan saat Gagal jantung yang simtomatik berhubungan dengan penyakit
istirahat, tetapi aktivitas fisik ringan menyebabkan kelelahan, struktural jantung yang mendasari
palpitasi atau sesak
Kelas IV Stadium D
Tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa keluhan. Terdapat Penyakit jantung struktural lanjut serta gejala gagal jantung yang
gejala saat istirahat. Keluhan meningkat saat melakukan aktivitas sangat bermakna saat istirahat walaupun sudah mendapat terapi
medis maksimal
Patofisiologi

• Disfungsi sistolik (kontraksi ventrikel)


• Disfungsi diastolik (relaksasi ventrikel)
Mekanisme kompensasi pada gagal jantung :

1. Mekanisme Frank Starling

2. Remodeling dan hipertrofi ventrikel

3. Perubahan neurohormonal
Gejala Tanda

TIPIKAL - Sesak nafas - Peningkatan JVP


- Ortopneu - Refluks hepatojugular
- Paroxysmal nocturnal - Suara jantung S3 (gallop)
dyspnoe - Apex jantung bergeser ke
- Toleransi aktifitas yang
lateral
berkurang
- Bising jantung
- Cepat lelah

- Begkak di pergelangan kaki

ATIPIKAL - Sesak nafas -Edema perifer


- Ortopneu - Krepitasi pulmonal
- Paroxysmal nocturnal - Sura pekak di basal paru
dyspnoe pada perkusi
- Toleransi aktifitas yang - Takikardia
berkurang - Nadi ireguler
- Cepat lelah - Nafas cepat
- Bengkak di pergelangan kaki - Heaptomegali
- Asites
- Kaheksia
Diagnosis

• Kriteria Framingham untuk Gagal Jantung


• Kriteria Framingham adalah kriteria epidemiologi yang telah
digunakan secara luas. Diagnosis gagal jantung mensyaratkan
minimal dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor disertai
dua kriteria minor
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Dispnea nokturnal paroksismal atau ortopnea Edema pergelangan kaki bilateral
Distensi vena leher Batuk pada malam hari
Rales paru Dyspnea on ordinary exertion
Kardiomegali pada hasil rontgen Hepatomegali
Edema paru akut Efusi pleura
S3 gallop Takikardi ≥ 120x/menit
Peningkatan tekanan vena pusat > 16 cmH2O pada
atrium kanan
Hepatojugular reflux
Penurunan berat badan ≥ 4,5 kg dalam kurun
waktu 5 hari sebagai respon pengobatan gagal
jantung
Diagnosis
Anamnesis
• Tanyakan keluhan sesak napas saat bekerja (dypsneu on effort), sesak saat berbaring (ortopneu), riwayat
terbangun malam hari karena sesak (paroksismal nocturnal), cepat lelah, tidak tahan dengan latihan
berat, riwayat bengkak perut dan kaki.10

Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum dan tanda vital
• Pada gagal jantung ringan atau sedang, pasien bisa tampak tidak memiliki keluhan, kecuali merasa tidak
nyaman saat berbaring datar selama lebih dari beberapa menit. Pada pasien dengan gagal jantung yang
lebih berat, pasien bisa memiliki upaya nafas yang berat dan bisa kesulitan untuk menyelesaikan kata
kata akibat sesak.
• Tekanan darah sistolik bisa normal atau tinggi, tapi pada umumnya berkurang pada gagal jantung lanjut
karena fungsi LV yang sangat menurun.
• Pemeriksaan vena jugular
• Pemeriksaan paru dan jantung
• Pemeriksaan abdomen dan ekstremitas
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan penunjang yang diperlukan antara lain sebagai berikut:

1. Elektrokardiogram (EKG)
• Pemeriksaan elektrokardiogram harus dikerjakan pada semua pasien
diduga gagal jantung.
• Penilaian dilakukan untuk melihat perubahan gelombang Q, perubahan ST-
T, hipertrofi LV, gangguan konduksi dan aritmia.
• Abnormalitas EKG memiliki nilai prediktif yang kecil dalam mendiagnosis
gagal jantung, jika EKG normal, diagnosis gagal jantung khususnya dengan
disfungsi sistolik sangat kecil (< 10%).12
2. Foto Toraks
Kardiomegali, hipertrofi ventrikel
Penatalaksanaan NON FARMAKOLOGI

• Pemantauan berat badan

• Asupan cairan

• Pengurangan berat badan

• Edukasi mengenai gagal jantung

• Edukasi pola diet, kontrol asupan garam, air, menghentikan kebiasaan alkoholdan
merokok
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI
• Angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACE I)
ACEI merupakan lini pertama pada penyakit gagal jantung. ACEI harus diberikan
pada semua pasien gagal jantung simtomatik dan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %.

• β-blocker
β-blocker bekerja dengan mengurangi aktivitas simpatis pada jantung dan
mengurangi produksi renin di sel jukstaglomeruler. Termasuk β-blocker antara lain
bisoprolol, karvedilol dan metoprolol. Penggunaan obat ini direkomendasikan untuk
pasien gagal jantung ringan dan sedang (NYHA kelas II dan III) yang stabil dengan
fraksi ejeksi < 35-45%, etiologi iskemik dan noniskemik, kombinasi ACEI dan
diuretik.
• Antagonis aldosterone
Contohnya spironolakton merupakan golongan antagonis aldosteron.
Pemberian pada pasien gagal jantung simtomatik berat (kelas fungsional III-IV
NYHA) tanpa hiperkalemia dan gangguan fungsi ginjal berat.

• Angiotensin receptor blockers (ARB)


Sebagai alternatif bila pasien intoleran terhadap ACEI. Indikasi:
Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %
Sebagai pilihan alternatif pada pasien dengan gejala ringan sampai berat
(kelas fungsional II - IV NYHA) yang intoleran ACEI, tetapi ARB dapat
menyebabkan perburukan fungsi ginjal, hiperkalemia,dan hipotensi
simtomatik sama sepert ACEI, tetapi ARB tidak menyebabkan batuk.
• Prognosis
Menentukan prognosis pada gagal jantung sangatlah kompleks,
banyak variabel yang harus diperhitungkan seperti etiologi, usia,
ko-morbiditas, variasi progresi gagal jantung tiap individu yang
berbeda, dan hasil akhir kematian (apakah mendadak atau
progresif akibat gagal jantung).
TERIMAKASIH
MOHON BIMBINGAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai