Anda di halaman 1dari 50

DISKUSI TOPIK

26 Januari 2019

OBAT-OBAT
KARDIOVASKULAR
Disusun oleh :
Diue Ammie Vrai Muty
Indah Rizelina Aisa
Mohammad Ali Alvin

Pembimbing : Dr. dr. Dyah Siswanti E, Sp.JP (K)-FIHA


OBAT
OBAT ANTI ARITMIA OBAT ANTI ANGINA ANTIHIPERTENSI

OBAT GAGAL
OBAT SIMPATOLITIK OBAT HIPOLIDEMIK
JANTUNG

ANTI PLATELET ANTI KOAGULAN


OBAT ANTI ARITMIA
M Hambatan saluran natrium.
E
K
Hambatan efek otonom simpatis pada jantung
A
N
I Perpanjangan periode refrakter yang efektif
S
M Hambatan pada saluran kalsium.
E
KLASIFIKASI • Ia: Kuinidin,
prokainamid
Golongan I • Ib: lidokain, fenitoin,
meksiletin
• Ic: Eklainid, Flekainid

Golongan II • Beta bloker

Golongan III
• Amiodaron,
bretilium, sotalol

Golongan IV
Verapamil,
diltiazem

Tidak
terklasifikasi
Digoksin, nukleotida
adenin
Golongan I (Penghambat kanal
natrium cepat
Golongan ini dibedakan berdasarkan
efek obat terhadap durasi potensial aksi
Indikasi: SV dan ventricular arrhytmias
IA IB IC

Kuinidin Lidokain Enkainid


Prokainamide Meksiletin Flekainid
Disopiramid Fenitoin
Tokainid

Efek Samping: Bradikardia, AV block, (–) inotropic


effect, gangguan GIT, ruam kulit
Golongan II (-adrenoceptor antagonists)

Mengurangi jumlah
depolarisasi spontan sinus
dan AV node dengan blok
kanal kalsium secara tidak
langsung.
Indikasi: SV dan ( cAMP)
ventricular arrhythmias.
Propranolol
Asebutolol, Esmolol
Golongan III
Obat antiaritmia ini
memperpanjang durasi
potensial aksi dan Amiodarone (p.o.; i.v. inf.)
meningkatkan periode t1/2 20–100 hari ES: bradikardia,
refrakter absolut. hypo/hyper tiroid,
Mengurangi influks K+ ke , neuritis n. opticus,
dalam sel. fibrosis pulmonal.
Indikasi: SV and ventri- Dronedarone (Memiliki efek
hepatotoksik)
cular arrhythmias.
Sotalol, Bretylium
Golongan IV (calcium channel antagonists)

Kebanyakan Verapamil
(22% oral availability)
dan Diltiazem (i.v.) dari
golongan ini memiliki
kerja spesifik pada
nodus SA dan AV dengan
mengurangi potensial
aksi
Efek samping: nyeri kepala,
Ind: Aritmia SV
edema, bradikardi, AV blok
Golongan obat lain
Adenosine mengaktifkan aliran ion kalium yang sensitif
asetilkolin di atrium, sinus, dan nodus AV sehingga terjadi
pemendekan lama aksi potensial, hiperpolarisasi, dan perlambatan
automatisasi.
Durasi efek < 60 detik
•Digunakan secara i.v. bolus pada SV tachycardia
dengan kompleks QRS sempit
•ES: bradikardi, AV blok

Digoxin penghambatan aliran kalsium di nodus AV dan


aktivasi aliran kalium yang diperantarai asetilkolin di atrium.
Digunakan untuk kontrol atrial flutter and atrial fibrillation.
OBAT ANTI ANGINA
TERAPI ANGINA

FARMAKOLOGIS NON-FARMAKOLOGIS

Nitrat Ca2+ Channel


B-blocker CABG PTCA
Organik blocker

Amlodipine
ISDN Acebutolol
Diltiazem
ISMN Atenolol
Felodipine
Nitrogliserin Metoprolol
Nicardipine
Propranolol
Nifedipine
Nitredipine
Verapamil
I. NITRAT ORGANIK
 ISDN dan ISMN a sediaan oral
 Nitrogliserin a sediaan oral, sublingual, transdermal
 Nitrogliserin sublingual a obat pilihan utk serangan angina
krn aktivitas / stress
II. BETA BLOCKER

Menurunkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi


kebutuhan oksigen miokardium
Propranolol: tidak kardioselektif
Metoprolol, acebutolol, atenolol: kardioseletif
KI : asma, diabetes, bradikardi berat, penyakit vaskular
perifer, penyakit paru obstruktif kronis
Penghentian obat dengan tappering off  menghindari
rebound angina/hipertensi
III. CALCIUM CHANNEL BLOCKER

a. NIFEDIPINE
 sebagai vasodilator arterial untuk terapi variant angina karena
vasospasme spontan
 Pemberian p.o, dpt berupa tablet lepas lambat
 Mengalami metabolisme di hepar, ekskresi lewat urine dan
feses
 ES : flushing, sakit kepala, hipotensi, edema perifer, konstipasi,
refleks takikardi
b. VERAPAMIL

 Memperlambat konduksi jantung secara langsung  efek


inotropik negatif
 Dimetabolisme di hepar
 KI : pasien dengan fungsi jantung yang menurun atau
abnormalitas konduksi atrioventrikuler
 Dapat meningkatkan kadar digoxin

c. DILTIAZEM
 Meperlambat konduksi AV  memperlambat denyut
jantung
 Mengatasi spasme arteri koroner : terapi variant angina
 Dimetabolisme di hepar, ES sedikit
OBAT ANTI HIPERTENSI
DIURETIK
Obat Dosis (mg) Pemberian Sediaan

a. Diuretik tiazid 12,5-25 1x/hr Tab 25 dan 50 mg


- Hidroklorotiazid 12,5-25 1x/hr Tab 50 mg
- Bendrofulumeriazid 1,25-2,5 1x/hr Tab 2,5 mg
- Klorotalidon

a. Diuretik kuat 20-80 2-3x/hr Tab 40 mg,amp 20mg


Furosemid

a. Diuretik hemat kalium 5-10 1-2x/hr Tab 25 dan 100 mg


- Amilorid 25 – 100 1 x sehari Tab 50 dan 100 mg
- Spironolakton 25 – 300 1 x sehari
- Triamteren
Adrenolitik Sentral
 Metildopa
Mekanisme kerja : menggantikan kedudukan dopa dalam
sintesis katekolamin dengan hasil akhir α-metilnorepinefrin.
Metildopa mengurangi sintesis nor adrenalin sehingga
aktivitas saraf simpatis berkurang.
Indikasi : obat antihipertensi tahap kedua,
B. Beta blocker
Aktivitas
Kelarutan Kardioselektivit
Simpatomimeti Dosis
Obat dalam Eliminasi as
k antiangina
lemak (reseptor)
Intrinsik
200-600
Asebutolol rendah Hati + + mg 2x
sehari
Atenolol rendah Ginjal + - 50-100 mg
10-2- mg
Bisoprolol
1x sehari
100-600
Labetalol rendah Hati - -
mg/hari
50-100 mg
Metoprolol sedang Hati + -
3x sehari
40-80
Nadolol rendah Ginjal - -
mg/hari
Penbutolol tinggi Hati - + 20mg/hari
5-20 mg 3x
Pindolol sedang ginjal&hati - +
sehari
60 mg 4x
Propanolol tinggi Hati - -
sehari
Penghambat kanal ca

Obat Dosis (mg) Frekuensi/hari


Nifedipin 10 mg 3-4x
Nifedipin (long
acting) 30-60 1x
Amlodipin 2.5-10 1x
Felodipin 2.5-20 1x
Isradipin 2.5-10 2x
Nicardipin 20-30 mg 1x
Nicardipin SR 60-120mg 2x
Verapamil 80-320 mg 2-3x
Diltiazem 90-180 3x
Diltiazem SR 120-540 1x
Verapamil SR 240-480 1-2x
Obat Simpatolitik
A. Adrenolitik Sentral

1.Metildopa

Mekanisme kerja :
mengurangi sintesis nor adrenalin sehingga aktivitas saraf
simpatis berkurang.

Indikasi :
pengobatan hipertensi pada kehamilan.

Efek samping :
yang paling sering sedasi, hipotensi postural, pusing,
mulut kering dan sakit kepala. Pemberhentian mendadak
dapat menimbulkan peningkatan TD mendadak.
2. Klonidin Mekanisme kerja :
Bekerja pada reseptor α-2 di SSP dengan efek penurunan
simpatetik outflow sehingga menurunkan resistensi perifer
dan curah jantung.

Indikasi :
Sebagai obat ke-2 atau ke-3 bila penurunan diuretik belum
optimal. Untuk beberapa hipertensi darurat. Untuk diagnosik
feokromositoma.

Efek samping :
Mulut kering dan sedasi setelah beberapa minggu
pengobatan. Efek sentral berupa mimpi buruk, insomnia,
cemas dan depresi. Penghentian mendadak, ditandai
dengan rasa gugup, tremor, sakit kepala, nyeri abdomen,
takikardia, berkeringat, akibat aktivasi simpatis yang
berlebihan.
B. β Bloker

Mekanisme kerja: Indikasi : Efek samping : Kontraindikasi :

• Menurunkan HR • Hipertensi ringan • Bradikardia • Bradikardia,


dan kontraktilitas sampai sedang • Blokade AV blokade AV
miokard. terutama pada • Hambatan nodus derajat 2 dan 3,
• Mulai terihat PJK (khususnya SA sick sinus
dalam 24 jam - 1 sesudah infark syndrome dan
• Menurunkan
minggu. miokard akut). gagal jantung
kekuatan
• Pasien aritmia kontraksi
yang belum
supraventrikel stabil. β Bloker
miokard
dan ventrikel non selektif tidak
tanpa kelainan dianjurkan untuk
konduksi penyakit asma,
• Pasien dengan PPOK, DM tidak
antidepresan. terkontrol,
dilipidemia
dengna kadar
trigliserida tinggi
dan HDL rendah.
Obat Dosis

Propanolol 10-120 mg/hari

Atenolol 50-100 mg/hari

Metoprolol 100-200 mg/hari

Bisoprolol 2,5-20 mg/hari


C.Penghambat Adrenoreseptor Alfa (α -Bloker)
Mekanisme kerja
hambatan reseptor α1 menyebabkan vasodilatasi di arteriol dan
venula sehingga menurunkan resistensi perifer. Venodilatasi
menyebabkan aliran balik vena berkurang yang selanjutnya
menurunkan curah jantung.

Indikasi

Hipertensi dengan dislipidemia/diabetes mellitus, hipertrofi prostat

Efek samping

Hipotensi ortostatik sering terjadi pada pemberian dosis awal atau


pada peningkatan dosis (fenomena dosis pertama).
VASODILATOR
1. Hidralazin

• merelaksasi otot polos arteriol. Peningkatan kekuatan dan frekuensi denyut


Mekanisme jantung, peningkatan renin dan noreprinefrin plasma.
kerja

• untuk hipertensi darurat seperti pada glomerulonefritis akut dan eklampsia


Indikasi

Kontra-
• hipertensi dengan pjk dan tidak dianjurkan pada pasien diatas 40 tahun.
indikasi

• sakit kepala, mual, flushing, hipotensi, takikardia, palpitasi angina pektoris.


Iskemik miokard dapat terjadi pada pasien PJK. Pemberhentian obat dapat
Efek terjadi setelah terapi lama (6 bulan lebih) berupa demam, artralgia,
samping splenomegali, sel e positif di darah perifer.
2. Monoksidil

membuka kanal
kalium sensitif relaksasi otot
ATP >> terjadinya polos pembuluh
refluks kalium dan darah dan Mekanisme kerja
hiperporalisasi vasodilatasi
membran

Waktu paruh 3-4


jam, efek terapi
bertahan sampai diserap baik pada
Farmakokinetik 24 jam atau lebih. pemberian oral
Metabolisme
terjadi di hati.

pasien dengan hipertensi berat


gagal ginjal lanjut. akselerasi Indikasi

retensi cairan
dan garam, efek gangguan
samping toleransi glukosa
Efek samping kardiovaskular
karena refleks
dengan tendensi
hiperglikemi
simpatis dan
hipertrikosis
3. Diazoksid

Indikasi :
Derivat benzotiadiazid Efek samping :
dengan struktur mirip - Hipertensi maligna. retensi cairan dan
tiazid, tapi tidak memiliki - Hipertensi hiperglikemi. Relaksasi
efek diuresis. uterus sehingga dapat
Mekanisme kerja, ensefalopati.
menggangu proses
farmakodinamik dan - Hipertensi berat pada kelahiran bila digunakan
efek samping diasokzid glomerulonefritis akut pada eklampsia. Jangka
mirip dengan minoksidil. dan kronik. panjang juga dapat
terjadi hipertrikosis.
Ca2+ Antagonis

 Mekanisme kerja : Menghambat influx kalsium pada sel otot polos


pembuluh darah dan miokard dan menimbulkan relaksasi arteriol.
Indikasi penggunaan adalah hipertensi dengan kadar renin yang rendah
seperti pada usia lanjut. Penggunaannya pada pasien sirosis hati dan
usia lanjut harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Antagonis kalsium
sangat sedikit sekali yang diekskresi dalam bentuk utuh lewat ginjal
sehingga tidak perlu penyesuaian dosis pada gangguan fungsi ginjal.
 Tiga golongan CCB yaitu : dihidropiridin, fenilalkilamin, dan
bensotiazepin. Termasuk dihidropiridin seperti nifedipin, amlodipin,
felodipin, nicardipin, lercadinipinNifedipin memiliki duration of action
pendek. Amlodipin bersifat long acting, menurunkan tekanan darah
perlahan-lahan. Efek samping berupa udem pretibial. Nicardipin dapat
diberikan pada hipertensi emergensi.
 Dosis :
 Nifedipin: 10-60 mg dua kali sehari
 Verapamil: 80-480 mg sekali atau dua kali sehari dalam dosis terbagi.
Biasanya diberikan pada pasien kontraindikasi Beta blocker.
 Diltiazem: 60-180 mg dua kali sehari dalam dosis terbagi. Obat ini
golongan CCB non dihidropiridin yang menyebabkan dilatasi vasa aferen
dan eferen glumerolus, sehingga efek lebih baik melindungi pasien
diabetik nefropati yang diukur dari proteinuria.
 Penghambat Angiotensin-converting enzyme (ACE-inhibitor)

 Mekanisme : ACE-Inhibitor menghambat perubahan AI menjadi AII


sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron.
Menghambat degradasi bradikinin sehingga kadar bradikinin dalam
darah meningkat dan berperan dalam efek vasodilatasi ACE-Inhinitor.
Vasodilatasi seacara langsung akan menurunkan tekanan darah, dan
berkurangnya aldosteron akan menyebabkan sekresi air dan natrium dan
retensi kalium.
 Indikasi : efektif untuk hipertensi ringan, sedang maupun berat.
Hipertensi dengan gagal jantung kongestif, pasca infark miokard,
penyakit ginjal dan hipertensi dengan diabetes, disiplidemia dan obesitas.
 Efek samping : hipotensi, batuk kering, hiperkalemia, skin rash, edema
angioneurotik, gagal ginjal akut, proteinuria dan efek
teratogenik.Kontraindikasi : wanita hamil karena bersifat teratogenik. Ibu
menyusui karena diekskresikan melalui ASI sehingga berakibat buruk
pada fungsi ginjal bayi. Stenosis arteri renalis bilateral atau unilateral.
 Dosis
 Kaptopril: 12,5-50 mg dua atau tiga kali sehar
 Enalapril: 5-20 mg sekali atau dua kali sehari
 Lisinopril: 5-20 mg sekali sehari
Antagonis Reseptor Angiotensin II
(Angiotensin receptor blocker, ARB)

 Mekanisme kerja : losartan merupakan prototipe obat golongan


ARB yang selektif pada reseptor AT1. Obat ini menghambat semua
efek AngII, seperti: vasokontriksi, sekresi aldosteron, rangsangan
saraf simpatis, efek sentral AngII (sekresi vasoperin, rangsangan
haus), stimulasi jantung, efek renal dan efek jangka panjang berupa
hipertrofi otot polos pembuluh darah dan miokard.
 Indikasi : hipertensi renovaskular dan hipertensi genetik
 Kontraindikasi: kehamilan pada trimester 2 dan 3, wanita menyusui
dan stenosis arteri renalis bilateral atau stenosis pada satu-satunya
ginjal yang masih berfungsi.
 Efek samping: hipotensi, hiperkalemia, fetotoksik.
OBAT GAGAL JANTUNG
 ACE Inhibitor
 Mekanisme Kerja: ACE Inhibitor (ACE-I) bekerja dengan menghambat
enzim ACE pada sistem renin-angiotensin-aldosteron dimana menghambat
konversi angiotensin I menjadi angiotensi II sehingga terjadi pengurangan
hipertrofi miokard dan penurunan preload jantung yang akan menghambat
progresif remodeling jantung. Enzim ACE juga identik dengan enzim
kininase II yang mana menyebabkan penginaktifan bradikinin sehingga
ACE-I tidak hanya menurunkan pembentukan angiotensin II tapi juga
meningkatkan level bradikinin.
 Kontraindikasi: ACE inhibitor tidak dianjurkan untuk diberikan kepada wanita
hamil dan menyusui, pasien dengan stenosis arteri ginjal bilateral, atau
angioedema pada terapi dengan penghambat ACE sebelumnya.
 Dosis: Dosis ACE-I harus dimulai dari dosis minimal kemudian dititrasi
dalam 2-4 minggu jika tidak ada penurunan fungsi ginjal dan hyperkalemia.
Jika tidak ada masalah, dosis dapat dititrasi hingga dosis maksimal atau
dosis target.
 Efek Samping: batuk, hipotensi, gangguan fungsi ginjal, hiperkalemia,
angioedema.

 β – Blocker
 Mekanisme Kerja: Menurunkan kontraktilitas otot jantung dan
menurunkan denyut jantung dan tekanan darah (afterload) sehingga
konsumsi O2 akan sedikit dan pasokan O2 akan menigkat. Selain itu
juga dapat menghambat pelepasan renin sehingga menghambat
aktivasi sistem renin angiotensis aldosterone,akibatnya terjadi
penurunan hipertrofi miokard, fibrosis miokard, dan remodelling
miokard sehingga progresi gagal jantung akan terhambat.
 Kontraindikasi: β – Blocker tidak dianjurkan digunakan pada pasien
dengan riwayat asma dan adanya BlokAV(atrioventrikular)derajat
2dan 3,sindromasinussakit (tanpa pacu jantung permanen), sinus
bradikardia (nadi <50x/menit).
 Dosis: β – Blocker dapat dimulai sebelum pulang dari rumah sakit
pada pasien dekompensasi secara berhati-hati. Titrasi dosis sampai
dosis target dapat dipertimbangkan setelah 2-4 minggu jika tidak
terdapat perburukan gagal jantung, hipotensi simtomatik dan
bradikardi.
 Efek Samping: hipotensi simtomatik, perburukan gagal jantung,
bradikardi
Obat Dosis awal Peningkatan Dosis target
(mg) dosis (mg/hari)

Bisoprolol 1,25(1xhari) 2,5; 3,75; 5; 7.5; 10 (1xhari)


10

Metoprolol 12,5/25 25; 50; 100; 200 200 (1xhari)


(1xhari)

Carvedilol 3,125 (2xhari) 6,25; 12,5; 25; 25-50 (2xhari)


50
Angiotensin Receptor Blocker (ARB)

 Mekanisme Kerja: Angiotensin Receptor Blocker bekerja


dengan menghambat aktivitas angiotensin II pada reseptor
angiotensin I tanpa mempengaruhi bradikinin sehingga efek
samping dapat dihindari.
 Kontraindikasi: Angiotensin Receptor Blocker (ARB) tidak
dianjurkan untuk diberikan kepada wanita hamil dan menyusui,
pasien dengan stenosis arteri ginjal bilateral, pasien yang
diterapi ACE-I dan Antagonis Aldosteron bersamaan.
 Dosis: Dosis ARB harus dimulai dari dosis minimal kemudian
dititrasi dalam 2-4 minggu jika tidak ada penurunan fungsi ginjal
dan hyperkalemia. Jika tidak ada masalah, dosis dapat dititrasi
hingga dosis maksimal atau dosis target.
 Efek samping: Hipotensi, gangguan fungsi ginjal, hiperkalemia,
angioedema.
Obat Dosis Awal (mg) Dosis Maksimal
(mg)

Candesartan 4 – 8 (1xhari) 32 (1xhari)

Losartan 25 – 50 (1xhari) 50 – 100 (1xhari)

Valsartan 20 – 40 (1xhari) 160.xhari)


Diuretik
Diuretik merupakan obat utama untuk mengatasi
gagal jantung akut yang disertai dengan kelebihan cairan
yang bermanifestasi sebagai kongesti paru atau edema
perifer. Diuretik mengurangi retensi air dan garam sehingga
mengurangi volume cairan ekstra sel, aliran balik vena, dan
tekanan pengisisan ventrikel (preload). Golongan diuretik
terbagi atas: Diuretik tiazid : Hidrocholtiazid, Diuretik kuat
(loop): Furosemide, Torsemide, Diuretik hemat kalium:
Spironolakton, Triamteren.
Hidrochlorotiazid
 Menghambat reabsorpsi NaCl Meningkatkan ekskresi Na dan Cl dan air
pada distal counvulated tubulus ginjal (hulu tubuli ginjal)
 Menurunkan tekanan darah karena efek diuretik dan vasodilatasi
 Efek samping : Ekskresi asam urat menurun sehingga dapat menyebabkan
gout, Meningkatkan ekskresi Mg sehingga dapat timbul hipomagnesemia,
Kaliuresis karena Na+/K+ exchange meningkat di tubuli distal.
Furosemide

 Menghambat transport elektrolit Na, K dan Cl elektrolit di ansa henle


asenden dibagian epitel yang tebal
 Meningkatkan ekskresi K+, dan meningkatkan kadar asam urat, Ca++,
Mg++, Na+ dalam plasma
Spironolakton (antagonis aldosteron)

 Menghambat retensi natrium dan air (yang menyebabkan edema dan


preload jantung, meningkatkan remodelling dan ventrikel -> fibrosis miokard)
serta menghambat ekresi K dan Mg di hilir tubuli distal dan duktus
kolingentes di kortex. Sebelum diberi periksa kadar K serum (≤5 mmol/L)
dan kreatinin (≤2-2,5 mg/dl) atau kliren kreatinin >30 ml/menit
 Obat diberi dengan dosis rendah dulu yaitu 12,5 mg dan dapat ditingkatkan
menjadi 25 mg/dl bila diperlukan
 Efek samping : hiperkalemi
Dosis diuretik yang biasa digunakan pada pasien gagal jantung

Diuretik Dosis awal(mg) Dosis harian(mg)

Diuretik Loop

Furosemide Bumetanide 20–40 40–240


Torasemide 0.5–1.0 1–5
5–10 10–20

Tiazide

Hidrochlortiazide Metolazone 25 12.5–100


Indapamide 2.5 2.5–10
2.5 2.5–5

Diuretik hemat kalium

Spironolakton (+ACEI/ARB) 12.5-25 (+ACEI/ARB)50

(-ACEI/ARB)50 (-ACEI/ARB) 100–200


Vasodilator Lain
 Hidralazin-Isosorbid Dinitrat
Kombinasi ini dapat diberikan pada pasien gagal jantung sistolik yang
tidak dapat mentoleransi penghambat ACE dan antagonis All, untuk
mengurangi mortalitas dan morbiditas dan memperbaiki kualitas hidup.
Hidralazin merupakan vasodilator arteri sehingga menurunkan
afterload, sedangkan isosorbid dinitrat merupakan venodilator sehingga
menurunkan preload jantung.
 Na Nitroprusid IV
Suatu vasodilator kuat, kerjanya di arteri maupun vena, sehingga
menurunkan afterload jantung. Mula kerjanya cepat karena cepat
dimetabolisme membentuk NO ( nitric oxide) aktif.
 Nitrogliserin IV
Pada kecepatan infuse yang rendah, obat ini hanya mendilatasi vena
dan dengan demikian hanya menurunkan preload jantung. Pada
kecepatan infuse lebih tinggi, obat ini juga mendilatasi arteri sehingga
menurunkan afterload jantung.
Digoksin
 Indikasi : Pasien gagal jantung dengan fibrilasi atrium, karena digoksin
dapat memperlambat kecepatan ventrikel (akibat hambatan pada
nodus AV).
 Pasien gagal jantung dengan ritme sinus yang masih simtomatik,
terutama yang disertai takikardia meskipun telah mendapat terapi
maksimal dengan penghambat ACE dan β-bloker, karena digoksin
tidak mengurangi mortalitas sehingga tidak lagi dipakai sebagai obat
lini pertama, tetapi dapat memperbaiki gejala-gejala dan mengurangi
hospitalisasi, terutama hospitalisasi karena memburuknya gagal
jantung. Sebaiknya kadar digoksin dipertahankan <1 ng/mL karena
pada kadar yang lebih tinggi, risiko kematian meningkat.
 Kontraindikasi: bradikardia, blok AV derajat 2 dan 3, sindroma sick
sinus, sindroma Wolff-Parkinson-White, kardiomiopati obstruktif
hipertrofik, dan hipokalemia.
 Dosis. Dosis digoksin 0,125-0,25 mg sehari jika fungsi ginjal normal
(pada lansia 0,06250-125 mg, kadang-kadang 0,25 mg). Digoksin
tersedia dalam bentuk tablet 0,25 mg.
OBAT HIPOLIPIDEMIK
Asam fibrat
 Asam fibrat bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor
peroxisome proliferator – activated receptors (PPARs) yang mengatur
transkripi gen. Akibat interaksi obat ini dengen PPAR isotipe α (PPARα)
maka terjadilah peningkatan oksidasi asam lemak, sintesis LPL dan
penurunan ekspresi apo C-III. Peninggian kadar LPL meningkatkan
klirens lipoprotein yang kaya trigliserida.

 Indikasi: pada pasien hiperlipoproteinemia tipe III dan


hipertrigliseridemia berat (kadar trigliseridemia >1000 mg/dl).

 Kontraindikasi: Pasien dengan gangguan hati dan ginjal, pada wanita


hamil dan masa menyusui.

 Efek samping paling sering ditemukan adalah gangguan saluran cerna


(mual, mencret, perut kembung, dll) yang terjadi pada 10% pasien.
Efek samping lain yang dapat terjadi adalah ruam kulit, alopesia,
impotensi, leukopenia, anemia, berat badan bertambah, gangguan
irama jantung, dll.
Resin
Resin menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran
cerna, mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam
dalam tinja meningkat. Penurunan kadar asam empedu ini oleh pemberian resin akan
menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol.

 Indikasi: tipe IIA hiperkolesterolemia; menurunkan sampai 25% kadar kolesterol plasma dan
menghilangkan santomata. Jika dikombinasikan dengan niacin, efeknya makin kuat.

 Kontraindikasi: tidak diberikan pada tipe IV dan V, karena makin


meningkatkan VLDL

 Dosis. Dosis kolestiramin dan kolestipol yang dianjurkan adalah 12-16 g sehari dibagi 2-4
bagian dan dapat ditingkatkan sampai maksimum 3 kali 8 g. Dosis pada anak adalah 10-
20 g/hari. Ditelah sebagai larutan atau dalam sari buah untuk mengurangi iritasi, bau dan
rasa yang mengganggu. Colesevelam diberikan 2x3 tablet @ 625 mg atau sekaligus 6
tablet. Resin tidak bermanfaat dalam keadaan hiperkilomikronemia, peninggian VLDL atau
IDL dan bahkan dapat meningkatkan kadar trigliserida. Untuk pasien hiperlipoproteinemia
dengan peningkatan VLDL (tipe iib atau iv) perlu tambahan obat lain (mis. Asam nikotinat
dan asam fibrat)

 Efek samping: Obat ini mempunyai rasa tidak enak seperti pasir. Efek samping tersering
ialah mual, muntah dan konstipasi yang berkurang setelah beberapa waktu.
Penghambat HMG CoA Reduktase
 Penyerapan obat golongan statin oleh tubuh bervariasi dari 40-75%, kecuali
fluvastatin yang hampir diserap secara sempurna. Obat golongan statin
mengalami ekstraksi first-pass yang tinggi di hati.
 Mekanisme kerja :
golongan statin adalah memperantarai tahap pertama biosintesis sterol.
Golongan statin juga bersifat memicu peningkatan reseptor LDL berafinitas
tinggi. Efek ini meningkatkan laju katabolik fraksional LDL serta ekstraksi
prekursor LDL (sisa VLDL) oleh hati dari darah sehingga kadar LDL
berkurang.
 Indikasi: Hiperkolesterolemia primer, menurunkan kadar kolesterol pada
pasien hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia.
 Kontraindikasi: Hamil, menyusui, pasien dengan penyakit hati aktif atau
peningkatan serum transaminase yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
 Efek samping: Umumnya statin ditoleransi baik oleh pasien. Efek samping
statin yang potensial berbahaya adalah miopati dan rabdomiolisis.
Asam nikotinat (niasin) harus diberikan dalam dosis yang lebih
Asam Nikotinat besar daripada yang diperlukan untuk efeknya sebagai vitamin
untuk mendapatkan efek hipolipidemik

indikasi :
Pilihan pertama untuk pengobatan semuia jenis hipertrigliseridemia
dan hiperkolesterolemia kecuali tipe I. Asam nikotinat bermanfaat
pada pasien hiperlipoproteinemia tipe IV yang tidak berhasil diobati
dengan resin.

Kontraindikasi:
penyakit hati, ulkus peptikum dan diabetes mellitus

Dosis:
Asam nikotinat diberikan peroral 2-6 g sehari terbagi dalam 3 dosis
bersama makanan; mula-mula dakam dosis rendah (3 kali 100-200 mg
sehari) lalu dinaikkan setelah 1-3 minggu.

Efek samping:
gatal dan kemerahan kulit yang timbul dalam beberapa jam setelah
makan obat, dan gangguan fungsi hati.
ANTI PLATELET

Anda mungkin juga menyukai