Anda di halaman 1dari 31

Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Teori Asam-Basa
5
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Peta Konsep
Definisi

Sifat Larutan
- pH larutan
- Kekuatan Asam-Basa

Arrhenius
Titrasi Asam-Basa
- Asam Kuat-Basa Kuat

Larutan Penyangga
menurut meliputi - Asam Lemah dengan
Bronsted- Teori
Garamnya
Lowry Asam-Basa - Basa Lemah dengan
Garamnya

Hidrolisis Garam
- Garam Berasal dari Asam Kuat
G.N. Lewis dan Basa Kuat
- Garam Berasal dari Asam Lemah
dan Basa Kuat
• Titrasi Asam Lemah dengan
Basa Kuat
- Garam Berasal dari Basa Lemah
dan Asam Kuat
• Titrasi Basa Lemah dengan
Asam Kuat
- Garam Berasal dari Asam Lemah
dan Basa Lemah
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

A. Teori Asam-Basa
1. Teori Asam-Basa Arrhenius
 Asam adalah suatu zat yang apabila terlarut dalam air
dapat menghasilkan ion H+ (atau H3O+).
HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)
HNO3(aq) → H+(aq) + NO3–(aq)
H2SO4(aq) → 2 H+(aq) + SO42–(aq)

 Basa adalah suatu zat yang apabila terlarut dalam air


dapat menghasilkan ion OH–.
KOH(aq) → K+(aq) + OH−(aq)
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)
Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2 OH–(aq)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry


 Asam adalah suatu spesies kimia (molekul atau ion) yang
dapat mendonorkan suatu proton kepada spesies kimia yang
lain atau dengan kata lain sebagai proton donor.
 Basa adalah suatu spesies kimia (molekul atau ion) yang
dapat menerima suatu proton dari spesies kimia yang lain atau
dengan kata lain sebagai proton akseptor.

H H

HF(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + F−(aq)


Asam Basa Asam Basa

Asam-basa konjugat

Asam-basa konjugat
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

3. Teori Asam-Basa G.N. Lewis

 Asam adalah suatu spesies yang dapat menerima


pasangan elektron bebas
 Basa adalah suatu spesies yang dapat mendonorkan
pasangan elektron bebas

F F
.. ..
F : ..
B + :NH3 F : ..B : NH3
F F

BF3 sebagai asam (karena menerima pasangan elektron bebas


dari NH3), sedangkan NH3 disebut basa (karena memberikan
pasangan elektron bebasnya).
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

B. Sifat Larutan
1. pH Larutan

Air murni merupakan elektrolit lemah. Ionisasi air merupakan


reaksi kesetimbangan:

H2O(l) +H2O(l) H3O+(aq) + OH–(aq)

[H3O ][OH  ]
K K w  [H3O  ][OH  ]
[H2O]

Harga Kw dipengaruhi oleh temperatur. Kw pada temperatur 25 oC


adalah 1,00 × 10–14.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Untuk air murni, [H3O+] = [OH–].


Kw= [H3O+][OH–] = [H3O+][H3O+] = [H3O+]2
14
[H3O+] = K w  1,00  10
[H3O+] = 1,00 × 10–7 M
Air murni dikatakan netral karena [H3O+] = [OH–] = 1,00 × 10–7 M
(pada 25 oC).

Karena konsentrasi [H3O+] dan [OH–] sangat kecil maka untuk


memudahkan pembicaraan, digunakan istilah pH dan pOH.
pH = –log [H3O+] pOH = –log [OH–]
Untuk air murni atau larutan netral (pada 25 oC),
pH = pOH = –log 1,00 × 10–7 = 7
pKw = pH + pOH = 14.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Sifat suatu larutan elektrolit ditentukan oleh banyaknya [H3O+] dan [OH–].

Jika [H3O +] = [OH–], pH = pOH = 7 (larutan bersifat netral)


[H3O +] > [OH–], pH < 7, pOH > 7 (larutan bersifat asam)
[H3O +] < [OH–], pH > 7, pOH < 7 (larutan bersifat basa)

Untuk mengetahui suatu larutan


bersifat asam atau basa, diperlukan
indikator atau pH-meter. Suatu
indikator akan berwarna tertentu
pada pH tertentu.

pH-meter
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Kekuatan Asam/Basa dan Tetapan Kesetimbangan Ionisasi


Asam/Basa
Asam kuat, derajat ionisasi mendekati satu ( ~ 1), contohnya HCl.

HCl(aq) + H2O(l)  H3O+(aq) + Cl–(aq)


x mol ~ x mol
[H3O+] = [HCl]

K H2O  K a 
H O Cl 
3
 
Ka = tetapan ionisasi asam
HCl
Untuk suatu asam lemah yang terlarut dalam air, HA(aq), ionisasinya:
HA(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + A–(aq)
x mol ~ x mol ~ x mol ~ x mol

H O  
3

K a  HA  [HA] = Konsentrasi asam
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Catatan:
Harga Ka Keterangan
Kurang dari 1 × 10–7 asam sangat lemah
1 × 10–7 hingga 1 × 10–2 asam lemah
1 × 10–2 hingga 1 × 103 asam kuat
lebih besar dari 1 × 103 asam sangat kuat

Untuk basa:
BOH(aq) B+(aq) + OH–(aq)

Kb 
B OH 
 

Kb = tetapan ionisasi basa


BOH
Basa kuat mempunyai K yang besar, sedangkan basa lemah
mempunyai K kecil.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh 1:

Berapa pH larutan HCl 0,1 M?

Jawab:

HCl(aq) → H+(aq) + Cl– (aq)


0,1 mol ~ 0,1 mol (HCl merupakan asam kuat)
[H+] = [HCl] = 0,1 mol L–1
pH = –log [H+]
= –log 0,1 = –log 10–1 = 1
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh 2:
Berapa pH 100 mL suatu larutan yang mengandung 0,4 g NaOH
(Mr NaOH = 40)?
Jawab:
Banyaknya NaOH yang terdapat dalam 100 mL (0,1 L) larutan NaOH
0,4
Mol NaOH = mol = 0,01 mol
40

0,01 mol
[NaOH] = = 0,1 mol L–1
0,1L

[OH–] = [NaOH] = 0,1 mol L–1


pOH = –log [OH–] = –log 0,1 = 1
pH = 14 – pOH = 14 – 1 = 13
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

C. Titrasi Asam-Basa
Titrasi adalah suatu prosedur analisis asam-basa suatu larutan
yang belum diketahui konsentrasinya.

1. Pembuatan Larutan dengan Konsentrasi Tertentu

Misal membuat larutan NaOH 0,1 M. Cara-cara yang dilakukan:


1. Menentukan banyaknya NaOH yang diperlukan
n NaOH = (V × M) mol
= (0,5 L) × (0,1 mol L–1) = 0,05 mol.
Massa NaOH = (0,05 mol) × (Mr NaOH)
= (0,05 mol) × (40 g mol–1)
= 2 g.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Menimbang 2 g NaOH, kemudian dimasukkan ke dalam suatu gelas


beker dan ditambah air secukupnya untuk melarutkan NaOH.
3. Larutan yang diperoleh dituangkan ke dalam suatu labu ukur bervolume
500 mL.
4. Gelas beker dibilas dengan air dan air bilasannya dimasukkan juga ke
dalam labu ukur tersebut.
5. Labu ukur diisi dengan air hingga mencapai tanda batas ukuran 500 mL.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Berapa mililiter H2SO4 pekat berkadar 95% massa (massa jenis
1,80 g mL–1) harus dilarutkan ke dalam air sehingga bervolume
200 mL agar konsentrasinya 0,1 M?
Jawab:
Dalam 200 mL larutan H2SO4 0,1 M terdapat H2SO4
= (0,2 L)(0,1 mol/L) = 0,02 mol = 0,02 × 98 g = 1,96 g.
1,96 g H2SO4 terdapat dalam H2SO4 pekat sebanyak

100
= × 1,96 g = 2,063 g.
95
massa H2SO4
Volume H2SO4 pekat yang diperlukan 
massa jenis H2SO4
2,063 g
  1,146 mL
1,8 g/mL
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat

Kebanyakan prosedur yang digunakan


untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan asam atau basa adalah titrasi
asam-basa. Dalam titrasi asam-basa,
sejumlah volume tertentu suatu asam
atau basa yang telah diketahui
konsentrasinya secara pasti
direaksikan dengan sejumlah volume
tertentu suatu basa atau asam yang
konsentrasinya belum diketahui.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Langkah-langkah melakukan titrasi


 Ambil sejumlah volume tertentu larutan asam (misalnya 25 mL dengan
pipet volume 25 mL) dan tempatkan pada suatu labu Erlenmeyer.
 Secara perlahan-lahan, tambahkan suatu larutan basa yang telah
diketahui konsentrasinya dengan suatu buret.
 Penambahan basa terus dilakukan hingga semua asam bereaksi
dengan basa (tercapai titik ekuivalen).
 Indikator digunakan untuk mengetahui tercapainya titik ekuivalen.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Volume basa yang ditambahkan untuk mencapai titik ekuivalen


diperoleh dari pembacaan buret. Ketika volume asam diketahui,
konsentrasi basa dan volume basa yang ditambahkan juga
diketahui maka konsentrasi asam dapat dihitung.

Reaksi antara asam kuat dan basa kuat merupakan reaksi


netralisasi antara ion H+ dan ion OH– membentuk molekul air (H2O)
sehingga pada saat titik ekuivalen dicapai pH larutan = 7.

HCl(aq) H+(aq) + Cl–(aq)

NaOH(aq) OH–(aq) + Na+(aq)

H 2O
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

D. Larutan Bufer
Larutan bufer atau larutan penyangga/dapar/penahan adalah
larutan yang dapat mempertahankan harga pH. Maksudnya,
jika larutan bufer ketambahan sedikit asam atau basa maka pH
larutan tersebut tidak banyak berubah.

Larutan bufer terdiri atas campuran sebagai berikut.

1. Asam lemah (HA) dan garamnya (MA).

Contohnya,
CH3COOH dan CH3COONa atau CH3COOH dan CH3COO–

asam
H   Ka garam

H   K mol
 mol  asam
a
 garam
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Basa Lemah (B) dan Garamnya (BHX)


Contohnya,
NH4OH dan NH4Cl atau NH3 dan NH4+

basa
OH   K garam
 OH   K mol
 mol basa
b b
garam

Larutan bufer cukup efektif jika perbandingan mol asam


dengan mol garamnya atau mol basa dengan mol
1 10
garamnya = sampai dengan
10 1
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:

Berapa pH larutan jika 100 mL NH4OH 0,1 M ditambah dengan


200 mL NH4Cl 0,2 M? (Kb NH4OH = 1,8 × 10–5)

Jawab:

n NH4OH = (0,1 L)(0,1 mol/L) = 0,01 mol.


n NH4Cl = (0,2 L)(0,2 mol/L) = 0,04 mol.

OH   K mol

b
mol 
basa

 0,01 mol 
 (1,8  10 5 )   4,5  10
6

garam  0,04 mol 

pOH = –log [OH–] = –log 4,5 × 10–6 = 5,35

pH = 14 – pOH = 14 – 5,35 = 8,65.


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Fungsi Larutan Bufer


 Kehidupan dapat berlangsung jika pH dalam darah dan jaringan
tubuh berkisar 7,4. Asam karbonat dalam darah berada dalam
keadaan kesetimbangan dengan ion hidrogenkarbonat dan ion
hidrogen.
 Transpor oksigen dan karbon dioksida dalam proses respirasi
sangat bergantung pada pH darah. Terjadinya sedikit perubahan
pH darah dapat menimbulkan kematian sebab ion H+
berpartisipasi pada kesetimbangan respirasi. Agar pH darah tetap
berada pada daerah 7,4, sistem darah memerlukan larutan bufer.
 Larutan bufer memiliki peran penting dalam industri obat-obatan.
Obat tetes mata, obat suntik, dan infus, pH-nya harus disesuaikan
dengan pH cairan tubuh agar saat dipakai tidak menimbulkan
dampak negatif.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

E. Hidrolisis Garam
1. Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat jika
dilarutkan ke dalam air akan terionisasi sempurna dan tidak
terhidrolisis.

Contohnya,
NaCl berasal dari basa kuat NaOH dan asam kuat HCl

Kation maupun anion dari garam tidak ada yang bereaksi


dengan H+(aq) maupun OH–(aq) dari air sehingga [H+] = [OH–]
dan larutan bersifat netral.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Garam Berasal dari Asam Lemah dan Basa Kuat

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat jika
dilarutkan ke dalam air akan terhidrolisis sebagian (partial)
dan larutannya bersifat basa.

Contohnya,
CH3COONa berasal dari basa kuat NaOH dan asam lemah
CH3COOH

Kw garam
Kh 
Kw
Ka
OH  

Ka

Kh = tetapan hidrolisis
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Jika diketahui Ka CH3COOH = 1,8 × 10–5, berapa pH larutan
CH3COONa 0,1 M?

Jawab:
Larutan garam tersebut bersifat basa (pH > 7), dihitung [OH-].
Kw garam
OH  

Ka


OH  

(1 1014 )(1 101 )
1,8  105
 7,45  10 6

pOH = –log [OH–] = –log 7,45 × 10–6 = 5,13

pH = 14 – pOH = 14 – 5,13 = 8,87.


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat

Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat akan menghasilkan


garam yang bersifat basa sehingga pada saat titik ekuivalen
dicapai pH larutan > 7. Misalnya, reaksi antara CH3COOH dengan
NaOH membentuk CH3COONa dan air.
Grafik pH versus volume NaOH
yang ditambahkan (mL), akan
dihasilkan kurva titrasi asam
lemah–basa kuat seperti
diilustrasikan di samping.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

3. Garam Berasal dari Basa Lemah dan Asam Kuat

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah jika
dilarutkan ke dalam air akan terhidrolisis sebagian (partial)
dan larutannya bersifat asam.

Contohnya,
NH4Cl berasal dari basa lemah NH4OH dan asam kuat HCl

Kw garam
Kh 
Kw
Kb
H  

Kb

Kh = tetapan hidrolisis
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Jika diketahui Kb NH4OH = 1,8 × 10–5, berapa pH 100 mL larutan
NH4Cl 0,1 M?

Jawab:

Garam tersebut berasal dari basa lemah (NH4OH) dan asam


kuat (HCl) sehingga larutan bersifat asam (pH < 7), dihitung [H+].

Kw garam
H  

Kb

 

H 
(1 1014 )(1 101 )
1,8  105
 7,45  10 6

pH = –log [H+] = –log 7,45 × 10–6 = 5,13


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Titrasi Basa Lemah dengan Asam Kuat


Reaksi antara basa lemah dengan asam kuat akan menghasilkan
garam yang bersifat asam sehingga pada saat titik ekuivalen dicapai
pH larutan < 7. Misalnya, reaksi antara NH4OH dengan HCl
membentuk NH4Cl dan air.

Grafik pH versus volume HCl


yang ditambahkan (mL), akan
dihasilkan kurva titrasi basa
lemah–asam kuat seperti
diilustrasikan di samping.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

4. Garam Berasal dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah
mengalami hidrolisis total. pH larutan bergantung pada harga Ka
dan Kb.

Jika:
 Ka > Kb, larutan bersifat asam, misalnya larutan NH4F.
 Ka = Kb, larutan bersifat netral, misalnya larutan CH3COONH4.
 Ka < Kb, larutan bersifat basa, misalnya larutan NH4CN.

Kh 
Kw
Ka  Kb
H  

Kw
Ka
Kb

Kh = tetapan hidrolisis
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Titrasi Asam Lemah dengan Basa Lemah


Contohnya,
Titrasi larutan CH3COOH dengan larutan NH4OH menghasilkan
CH3COONH4 dan air.

Grafik pH versus volume NH4OH


yang ditambahkan (mL), akan
dihasilkan kurva titrasi asam
lemah–basa lemah seperti
diilustrasikan gambar di samping.

Titrasi ini jarang dilakukan


karena selisih pH (ΔpH) tidak
ada yang besar.

Anda mungkin juga menyukai