Anda di halaman 1dari 49

Tutorial A11

• Muhammad Ridhansyah Nugraha Pohan ( 160100077)


• Salsa Shafira Ramadhani ( 160100079)
• Veronica ( 160100085)
• Muhammad Irfan Safira ( 160100095)
• Akhbar Fauzan Nainggolan ( 160100109)
• Ekaristi Ruth Elisabeth Manurung ( 160100193)
• Satthiyabalan A/L Sivabalan Logawathi ( 160100225)
• Thavaselvam A/L Palanimalai ( 160100227)
• Nurul Atiqah Binti Ramlan ( 160100229)
• Priya Tarisini A/P Balan ( 160100233)
Proses Berpikir yang Normal
Fisiologi Persepsi
Persepsi adalah proses mencapai kesadaran atau
pemahaman lingkungan dengan mengorganisir dan
menafsirkan informasi sensorik.
Dasar pembentukan persepsi adalah stimulus yang
datang dari:
- Pengelihatan (Visual)
- Pendengaran (Auditori)
- Perabaan (Taktil)
- Penciuman (Olfaktori)
- Pengecap/rasa (Gustatori)
Proses Persepsi
• Proses persepsi dimulai dengan objek di dunia nyata,
disebut stimulus atau objek distal.
• Melalui cahaya, suara, atau proses lain fisik, stimulus
merangsang organ-organ sensorik tubuh.
• Organ-organ indra mengubah energy masukan ke
dalam saraf aktivitas proses yang disebut transduksi.
• Pola baku aktivitas saraf disebut stimulus proksimal.
• Sinyal-sinyal dikirim ke otak dan di proses, sehingga
muncul persepsi.
Gangguan Proses Berpikir
dan Bagian-bagiannya
Gangguan Bentuk Pikiran
• Dereisme atau pikiran dereistik
Titik berat pada tidak adanya sangkut paut terjadi antara proses mental individu dan
pengalamannya yang sedang berjalan. Proses mentalya tidak sesuai dengan atau tidak mengikuti
kenyataan, logika atau pengalaman. Umpamanya seorang kepala kantor pemerintah pernah
mengatakan:
“Seorang pegawai negeri dan warga negara yang baik harus kebal korupsi, biarpun gajinya tidak
cukup, biarpun keluarganya menderita; bila tidak tahan,silahkan keluar…”

• Pikiran otistik
Menandakan bahwa penyebab distorsi arus asosiasi ialah daridalam pasien itu sendiri dalam
bentuk lamunan, fantasi, waham atau halusinasi. Cara berpikir seperti ini hanya akan memuaskan
keinginannya yang tak terpenuhitanpa memperdulikan keadaan sekitarnya; hidup dalam alam
pikirannya sendiri. Kadang-kadang istilah ini dipakai juga untuk pikiran dereistik.

• Bentuk pikiran yang non-realistik


Bentuk pikiran yang sama sekali tidak berdasarkan kenyataan, umpamanya : menyelidiki sesuatu
yang spektakuler/ revolusioner bila ditemui; mengambil kesimpulan yang aneh serta tidak
masuk akal. (Merupakan gejala yang menonjol pada skizofermia hebefrenik di samping tingkah-
laku kekanak-kanakan). Dibedakan dari pikiran dereistik dan otistik,tetapi kadang-kadang ketiga
gangguan bentuk pikiran ini dijadikan satu dengan salah satu istilah itu.
Gangguan Arus Pikiran
• Perseverasi : Berulang- ulang menceritakan suatu idea, pikiran atau tema secara
berlebihan. “Nanti besok saya pulang, ya saya sudah kangen rumah, besok saya sudah
berada dirumah sudah makan enak di rumah sendiri, ya pak dokter, satu hari lagi saya
nantisudah bisa tidur di rumah, besok ayah akan datang mengambil saya pulang…..”
• Asosiasi Longgar : Mengatakan hal-hal yang tidak ada hubungannya satu sama lain .
“Saya mau makan. Semua orang dapat berjalan”. Bila extrim, maka akan terjadi
inkoherensi. Asosiasi yang sangat longgar dapat dilihat dari ucapan seorang penderita
seperti berikut ini: “…. Saya yang menjalankan mobil kita harus membikin tenaga
nuklir dan harus minum es krim…”
• Inkoherensi : Gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimatpun sudah sukar
ditangkap atau diikuti maksudnya. Suatu waham yang aneh mungkin diterangkan secara
incoherent. Inkoherensi itu boleh dikatakan merupakan asosiasi yang longgar secara
extrim.
• Kecepatan bicara : Untuk mengutarakan pikiran mungkin lambat sekali atau sangat cepat.
• Benturan (blocking) : Jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau berhenti di tengah sebuah
kalimat. Pasien tidak dapat menerangkan kenapa ia berhenti.
• Logorea : banyak bicara, kata-kata dikeluarkan bertubi-tubi tanpa kontrol,mungkin
coherent ataupun incoherent.
• Pikiran melayang (“flight of ideas”) : Perubahan yang mendadak lagi cepat dalam
pembicaraan sehingga suatu idea yang belum selesai diceritakan sudah disusul lagi oleh
ide yang lain. Umpamanya seorang pasien pernah bercerita sebagai berikut: “Waktu saya
datang ke rumah sakit Kakak saya baru mendapatrebewes, lalu untuk saya pakai kemeja
biru, hingga pak dokter menanyakan bila sudah makan… “
• Asosiasi bunyi (clang association) : mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan
bunyi, umpamanya pernah didengar: “Saya mau makan di Tarakan,seakan-akan
berantakan”.
• Neologisme : membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum,misalnya: “saya
radiltu, semua partimun”.
• Irelevansi : isi pikiran atau ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau
dengan hal yang sedang dibicarakan.
• Pikiran berputar - putar (circumstantiality): menuju secara tidak langsungkepada ide
pokok dengan menambahkan banyak hal yang remeh-remeh yang menjemukan dan yang
tidak relevan.
• Main-main dengan kata-kata : menyajak (membuat sajak) secara tidak wajar.
Umpamanya : ‘jagoku yang tersembunyi Meskipun kau jago Tanpa kau hatiku sunyi Tanpa
kau hatiku mewangi’
• Afasi : mungkin sensorik (tidak atau sukar mengerti bicara orang lain) ataumotorik (tidak
dapat atau sukar berbicara), sering kedua-duanya sekaligus dan terjadi karena kerusakan
otak.
Gangguan Isi Pikiran
• Kegembiraan yang luar biasa atau ekstasi (ecstasy)
Dapat timbul secara mengambang pada orang yang normal selama fase permulaan narkosa
(anestesia umum). Boleh juga disebabkan oleh Narkotika (feeling high atau fligh sebagai logat
para narkotik) atau kadang-kadang timbul sepintas lalu pada skizofrenia. Semua mengatakan
bahwa isi pikiran mereka itu tidak dapat diceritakan.
• Fantasi
Ialah isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yangdiharapkan atau diinginkan, tetapi dike
nal sebagai tidak nyata. Fantasi yang relatif menyiapkan si individu untuk bertindak sesudahnya;
fantasi dalam lamunan merupakan
pelarian bagi keinginan yang tidak dapat dipenuhi. Pada psedologia
fantastika (pseudologia fantastica) orang itu percaya akan kebenaran fantasinya secara
intermittent dan selama jangka waktu yang cukup lama untuk bertindak sesuai dengan itu.
• Fobia
Rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan
atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahuinya bahwa halitu irasional adanya. Fobi itu dapat
mengakibatkan kompulsi, umpamanya fobi kotor atau fobia kuman menimbulkan kompulsi cuci
tangan. Ini perlu dibedakan dari kecemasan yang mengambang (free-floating anxiety) atau
kecemasan terhadap keadaan umum, misalnya takut akan jatuh sakit, takut gagal dalam
usahanya.
• Obsesi: Isi pikiran yang kukuh (persistent) timbul, biarpun tidak dikehendakinya, dan
diketahuinya bahwa hal itu tidak wajar atau tidak mungkin, umpamanya bahwa anaknya
sedang sakit keras atau bahwa seorang wanita menjadi hamil karena perbuatannya. Obsesi
itu dapat mengakibatkan kompulsi, umpamanya obsesi barangnya hilang menyebabkan
kompulsi membuka-buka lemari untuk melihat kalau berangnya masih ada di dalamnya.
• Preokupas: Pikiran terpaku hanya pada sebuah ide saja, yang biasanya berhubungan dengan
keadaan yang bernada emosional yang kuat. Ini belum merupakan, tetapi dapat menjadi
obsesi. Umpamanya preokupasi dengan ujian,anak yang sakit, atau perjalanan yang akan
dilakukan.
• Pikiran yang tak memadai (inadequate) : Pikiran yang eksentrik, tidak cocok dengan banyak
hal, terutama dalam pergaulan dan pekerjaan seseorang.
• Pikiran bunuh diri (suicidal thoughts/ideation): Mulai dari kadang-kadangmemikirkan hal
bunuh diri sampai terus menerus memikir akan cara bagaimana ia dapat membunuh dirinya.
• Pikiran bubungan (ideas of reference): Pembicaraan orang lain, benda – benda atau sesuatu
kejadian dihubungkannya dengan dirinya, umpamanya burung bersiul dianggapnya sebagai
sebuah berita baginya, atau temannya memakai kemeja yang berwarna merah
diartikannya bahwa teman itu sedang marah kepadanya. (pasien mungkin sadar, bahwa
pikirannya itu tidak masuk akal)
• Rasa terasing (alienasi): Perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain,
berbeda,asing, umpamanya heran siapakah dia itu sebenarnya; rasanya ia
berbeda sekali dari orang lain; heran kenapa orang lain sudah berbeda,
menjadi asing, aneh. Ini dibedakan dari pikiran isolasi sosial dan dari amnesia.
• Pikiran isolasi sosial (social isolation):
Rasa terisolasi, tersekat, terkunci,terpencil dari masyarakat; rasa ditolak, tidak
disukai oleh orang lain; rasa tidak enak bila berkumpul dengan orang lain; lebih
suka menyendiri. Ini dibedakan dari ‘menarik diri’ yang menunjukkan tingkah
laku dan dari “isolasi” sebagai mekanisme pembelaan psikologik.
• Pikiran rendah diri: Merendahkan, menghina dirinya sendiri, menyalahkan
dirinya tentang sesuatu hal yang pernah atau tidak pernah dilakukannya.
• Merasa dirugikan oleh orang lain: Mengira atau menyangka ada orang lainyang
telah merugikannya, sedang mengambil keuntungan dari dirinya atau sedang
mencelakakannya
• Merasa dingin dalam bidang sexual: Acuh-tak-
acuh tentang hal sexual;kegairahan sexual berkurang secara umum
(hiposexualitas). Ini dibedakan dari gangguan potensi sexual dan dari
impotensia dan frigiditas.
• Rasa salah: Sering mengatakan bahwa ia telah bersalah. Ini bukanlah waham
dosa.
• Pesimisme: Mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak hal dalam
hidupnya.
• Sering curiga: Mengutarakan ketidakpercayaannya kepada orang lain. Ini bukan
waham curiga.
DEFINISI SKIZOFRENIA
Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang
luas,serta sejumlah
akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik,fisik dan sosial budaya. Scizofrenia
merupakan kelompok
gangguan psikis yang ditandai oleh distorsi-distorsi mengenai realitas adanya perilaku menarik diri dari
interaksi
sosial serta disorganisasi dan fragmentasi dalam hal persepsi,pikiran dan kognisi.

EPIDEMIOLOGI
Prevalensi seumur hidup, sekurang-kurangnya 1 orang dari 100 akan menderita Skizofrenia.

ETIOLOGI
Penyebab pasti dari skizofrenia masih belum jelas . Konsensus umum saat ini adalah bahwa gangguan
ini disebabkan
oleh interaksi yang kompleks antara berbagai faktor. Faktor- faktor yang diimplikasikan meliputi
predisposisi
genetika, abnormalitas perkembangan saraf,abnormalitas struktur otak dan proses psikososial dan
lingkungan.
FAKTOR RESIKO

• Riwayat skizofrenia dalam keluarga.


• Perilaku premorbid yang ditandai dengan kecurigaan,eksentrik,penarikan diri atau impulsivitas.
• Stress lingkungan.
• Status sosial ekonomi yang rendah sekurang-kurangnya sebagian adalah karena dideritanya gangguan ini.
KLASIFIKASI WAHAM
PENGERTIAN WAHAM
• Dalam ilmu kedokteran jiwa, dikatakan bahwa waham sering
dijumpai pada penderita gangguan mental yang merupakan salah
satu dari gejala gangguan isi pikir.
• Waham merupakan keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus
luar yang cukup dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tidak realistik
2. Tidak logis
3. Menetap
4. Egosentris
5. Diyakini kebenarannya oleh penderita
6. Tidak dapat dikoreksi
7. Dihayat oleh penderita sebagai hal yang nyata
8. Keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosio
kultural setempat
KLASIFIKASI WAHAM
Patofisiologi Skizofrenia

- Proses patofisiologi masih belum diketahui secara pasti


- Secara umum, penelitian menemukan skrizofenia dikaitkan dengan penurunan volume
otak, terutama bagian temporal & frontal
- Terdapat kelainan daerah hipokampus & parahipokampus
- Skizofrenia melibatkan system Dopaminergik & Seronergik
- Terjadi peningkatan aktivitas neurotransmitter dopaminergik
- Peningkatan ini mungkin merupakan akibat meningkatnya pelepasan dopamine,
turunnya nilai ambang, atau hipersensivitas reseptor dopamine, atau kombinasi faktor
tersebut
- Neurotransmitter asam amino inhibitory gamma-aminobutiryc acid GABA memiliki
efek regulatory pada aktivitas dopamine & pada skizofrenia akan terjadi kehilangan
Penegakkan Diagnosis
Skizofrenia
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
Melakukan pemeriksaan pada afek, mood dan emosi lainnya
- Menyatakan mood yang dialami pasien
- Menyatakan afek yang dialami pasien, menilai kesesuaian

Melakukan pemeriksaan pada proses pikir


- Mengobservasi gangguan bentuk pikiran pasien secara
umum dan spesifik
- Menanyakan gangguan spesifik isi pikiran pasien

Melakukan pemeriksaan pada persepsi


- Menanyakan gangguan persepsi yang dialami pasien

Melakukan pemeriksaan fungsi neuropsikiatri :


- Sensorium
- Orientasi
- Konsentrasi
- Pengetahuan umum
- Pikiran abstrak
- Insight
- Judgment
Pemeriksaan Penunjang
• Darah Lengkap
• CT-scan atau MRI untuk melihat apakah ada
kelainan di otak
Diagnosis Banding dan SKDI
Diagnosis Banding
Primary psychoses
Major depressive or bipolar disorder with psychotic features

Symptoms : ( at least 5)
• Depressed mood or anhedonia (patient must have at least 1; present most
of the day nearly every day for a minimum of 2 consecutive weeks)
• Sleep disturbance
• Change in appetite or weight
• Psychomotor problems
• Lack of energy
• Poor concentration
• Feelings of worthlessness or guilt
• Suicidal ideation
Symptoms cause clinically significant distress or
impairment in social, work, or other areas of
functioning
Episode is not attributable to the physiologic
effects of a substance or other medical
disorder
• Distinction depends on temporal relationship
of the mood disturbance and the psychosis

Bipolar disorder is a condition in which the


afflicted person experiences episodic mood
changes heterogeneous in type and frequency,
in combination with cognitive, behavioral, and
physiological changes
• Patient must experience at least 1 episode of
mania or hypomania to meet the diagnostic
criteria

Mania is characterized by a distinct period of


abnormal and persistently elevated, expansive, or
irritable mood and abnormally and persistently
increased goal-directed activity and energy
lasting at least 1 week; associated with 3 of the
following symptoms (4 if the mood is only
irritable):
• Distractibility
• Increased activity/psychomotor agitation
• Grandiosity or inflated self-esteem
• Flight of ideas or racing thoughts
• Excessive involvement in activities with potential
for painful consequences, such as sexual
indiscretions
• Decreased sleep
• Patient is talkative or has pressured speech
• Mania is distinguished from hypomania by
duration and severityDuration: 7 days (mania)
versus 4 days (hypomania); however, if patient
is hospitalized, 1 day is sufficient to diagnose
mania
• Severity: marked impairment and/or
psychosis, potentially resulting in
hospitalization
Symptoms in depressive phase
• Feelings of sadness or hopelessness
• Loss of interest in pleasurable or usual activities
• Insomnia or hypersomnia
• Sense of guilt or low self-esteem
• Difficulty concentrating
• Negative thoughts about the future
• Weight loss or gain
• Talk of suicide or death
• Suicidal ideation
• Schizoaffective disorder
Persists for the majority of the active phase
symptom duration
• Nonaffective psychoses
Brief psychotic disorder

Psychotic symptoms of sudden onset typically in


response to major stress with several days to
1-month duration (includes peripartum
psychosis)
Schizophreniform disorder
Psychotic symptoms that persist from 1 to 6
months. If symptoms persist beyond 6
months, majority of patients go on to meet
the DSM-5 criteria for schizophrenia
Delusional disorder
Delusions that are present for longer than 1
month without other criteria for schizophrenia
being met

Schizotypal personality disorder


Subthreshold symptoms representing an
intermediate schizophrenia-spectrum
phenotype that may be difficult to diagnose
Secondary psychoses
Psychosis occurring as part of a delirium

Delirium is primarily characterized by fluctuations in


mental status (from clear to an altered
sensorium) and by disorientation

Hallucinations and/or delusions are present in up to


40% of patients with delirium, which may initially
suggest a primary psychosis
• Visual hallucination is the most common type
of hallucination
• Paranoia is the most common type of delusion
• Likely to be a delirium rather than psychosis if
the patient is older and hospitalized
Primary psychoses and delirium
difference
• A. Disturbance in attention (ie, reduced ability
to direct, focus, sustain, and shift attention)
and awareness (reduced orientation to the
environment)
• B. The disturbance develops over a short
period of time (usually hours to a few days),
represents a change from baseline attention
and awareness, and tends to fluctuate in
severity during the course of the day
• C. An additional disturbance in cognition (eg, memory
deficit, disorientation, language, visuospatial ability,
perception)
• D. The disturbances in Criteria A and C are not better
explained by another preexisting, established, or evolving
neurocognitive disorder and do not occur in the context of
a severely reduced level of arousal, such as coma
• E. There is evidence from the history, physical examination,
or laboratory results that the disturbance is a direct
physiologic consequence of another medical condition,
substance intoxication or withdrawal (ie, due to a drug of
abuse or to a medication), exposure to a toxin, or is due to
multiple causes
Delirium can occur in a broad range of medical
conditions
• Systemic infection
• Central nervous system infection
• Fever
• Hypoxia
• Electrolyte dysregulation (eg, hyponatremia,
hypercalcemia, hypomagnesemia)
• Metabolic disorder (eg, renal or hepatic
failure, thyroid or adrenal dysfunction, glucose
dysregulation)
• Vitamin deficiency (eg, Wernicke
encephalopathy)
• Autoimmune conditions (eg, lupus cerebritis,
paraneoplastic anti–N-methyl-d-aspartate
receptor encephalopathy associated with
ovarian cancer and small cell lung cancer)
• Cerebral vasculitis
• Epilepsy
• Head injury
• Hypertensive encephalopathy
• Stroke
• Subarachnoid hemorrhage
• Space-occupying lesions and structural brain
abnormalities
• Substance intoxication (eg, digoxin, levodopa,
anticholinergics) or withdrawal (from alcohol and
sedative-hypnotics)
• Psychosis caused by substance intoxication

vital signs

• Stimulant intoxication
– Cocaine, amphetamines, amphetamine derivatives, and synthetic
cathinones (ie, bath salts)
– Cause sympathomimetic physical signs and symptoms (eg, tachycardia,
hypertension, sweating, mydriasis)
– May result in agitation, aggression, and sometimes psychosis
(paranoia, delirium, and hallucinations)
– If hallucinations occur, they are likely to be visual
– Tactile hallucinations may also occur (sensation of tiny insects crawling
on or under the skin)
• Synthetic cannabinoid intoxication
– Known by brand names Spice, K2, Cloud 9, and others 20
– High-potency direct agonists of the cannabinoid receptors
(tetrahydrocannabinol is a partial agonist)
– Can cause irritability, agitation, hallucinations, and delusions
• Phencyclidine intoxication
– Cause sympathomimetic signs and symptoms. Pupils may be
midsize and reactive, or miosis or mydriasis may be present
– Vertical and horizontal nystagmus are a hallmark of
phencyclidine intoxication
– Agitation, bizarre behaviors (sometimes violent); may
sometimes have catatonic stare
– May exhibit paranoia, auditory hallucinations, and disorganized
behavior and speech
• Skizopfrenia : 3A

Anda mungkin juga menyukai