terjadinya kelainan congenital (cacat bawaan) dan pertumbuhan abnormal (abnormal development).
• Dalam definisi ini mencakup mengenai klasifikasi,
frekuensi, sebab, maupun mekanisme terjadinya cacat bawaan. • Mengenai definisi kelainan congenital ini, sangat erat hubungannya dengan angka insiden yang terjadi dalam kelompok masyarakat, oleh karena itu perlu penyeragaman definisi cacat bawaan agar angka insidens yang terjadi dapat dibandingkan antara kelompok masyarakat satu dengan yang lainnya. Dalam definisinya yang klasik,
Teratologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari kelainan bentuk yang terjadi semasa petumbuhan embrional (“congenital”), yang demikian menyolok-nya, sehingga dianggap sebagai monstruesitas- monstruesitas (makhluk aneh). • Secara arti sempit cacat bawaan didefinisikan sebagai cacat/kelainan struktural makroskopis yang terdapat pada saat lahir.
• Sedangkan pengertian lebih luas yaitu ; kelainan
congenital atau anomaly congenital adalah cacat structural (makroskopik/mikroskopik/molekuler) dan gangguan metabolisme atau gangguan fisiologik yang terdapat waktu lahir. • Hal ini perlu dipertimbangkan terutama bila dikemudian hari ternyata terdapat hubungan antara kelainan makroskopis dengan kelainan mikroskopik maupun dengan gangguan gangguan metabo-lisme. • Cacat bawaan dapat ditemukan pada permukaan tubuh atau di dalam tubuh baik tunggal maupun multiple, terdapat sporadic atau familial (menurun). Selain itu, perlu ditegaskan bahwa istilah kelainan congenital tidak bergantung pada faktor etiologi (penyebab). • Teratogen adalah agens yang menyebabkan cacat janin bila diberikan atau dipakai wanita yang sedang hamil.
• Kelainan pertumbuhan dapat mengenai fisik
maupun mental.
• Cacat bawaan dapat tunggal atau multiple, dapat
masih memungkinkan anak untuk hidup (compatible with life) atau tidak (incompatible with life). • Ilmu kedokteran pertama berkembang mempelajari faktor-faktor lingkungan patogen yang mempengaruhi kehidupan manusia setelah lahir (post natal), termasuk gisi, infeksi dan kebersihan lingkungan.
• Masalah baru muncul yang perlu dipikirkan adalah
mempelajari faktor-faktor patogen yang mempengaruhi perkembangan manusia sebelum lahir.
• Oleh karena itu kelainan congenital terutama di
negara maju, merupakan salah satu masalah penting di bidang kedokteran yang harus dihadapai serta ditanggulangi. • Semula diperkirakan bahwa janin tumbuh terlindung dengan aman di dalam kantong janin di dalam rahim, dan penyebab utama cacat anak adalah kelainan genetic.
• Namun ternyata, faktor lingkungan
pertumbuhan dapat berpengaruh khususnya pada tahap germinal dan embrional pertumbuhan, sebagai contoh infeksi virus (rubella) atau obat-obatan tertentu (thalidomide) yang dapat menembus masuk dalam sirkulasi foeto placental. Insidens • Insidens kelainan congenital masih belum pasti, karena sangat besar variasinya baik di negara yang maju maupun berkembang seperti Indonesia. • Besarnya variasi angka insidens disebabkan oleh karena belum ada definisi baku mengenai apa yang dianggap kelainan congenital, di samping itu adanya ketidak seragaman dalam cara pemeriksaan mengenai kasus kelainan congenital. • Misalnya angka insidens didasarkan atas surat kelahiran sedang yang lain dari hasil penelitian yang cermat oleh para ahli di rumah sakit. • Ada pula angka insidens kelainan congenital diperoleh dari cacat yang kelihatan dari luar, sedang yang lain didapat dari pemeriksaan dengan sinar X, pembedahan dan otopsi.
• Ada data yang diperoleh dari pemeriksaan waktu
lahir, dan ada pula yang merupakan hasil pemeriksaan anak sudah berumur beberapa tahun. • Di samping itu ada penyebab lain dari besarnya angka insidens kelainan congenital, misalnya : • Perbedaan tempat (letak geografis), • Perbedaan suku bangsa (faktor suku bangsa) • Perbedaan saat dan jangka waktu pemeriksaan. • Umumnya angka insidens kelainan kongenital didapat dari dua sumber, yaitu : • Surat keterangan kelahiran (birth certificate) • Catatan kelahiran di rumah sakit dari daerah geografik tertentu dan dalam jangka tertentu pula.
• Sehingga angka insidens kelainan congenital yang
diperoleh dari surat keterangan kelahiran akan lebih rendah bila dibandingkan dengan angka yang didapat dari catatan rumah sakit. TABEL INSIDENS KELAINAN KONGENITAL
Tempat Tahun Insidens (0/00)
Zurich, Swiss 1948 14,3 Dublin, Irlandia 1955 16,3 Liverpool, Inggris 1956 30,2 New York, U.S.A 1958 19,9 Afrika 1961 54,2 Philadelphia, U.S.A 1963 34,5 Praha, Cekoslowakia 1975 30,1 Atlanta, U.S.A 1978 33,0 Jakarta, Indonesia 1978 3,8 Surabaya, Indonesia 1978 5,4 • Adanya perbedaan angka insidens dalam tabel 1, mungkin bisa disebabkan oleh perbedaan dalam penentuan batas mana yang termasuk dan mana yang tidak termasuk kelainan congenital.
• Misalnya kelainan congenital yang ringan tidak
dimasukkan dalam angka insidens, sehingga hanya kelainan congenital yang berat (memerlukan perawatan di rumah sakit segera setelah lahir) dimasukkan dalam angka insidens kelainan congenital. • Perbedaan angka insidens dapat pula disebabkan oleh perbedaan yang sesungguhnya karena daerah geografik tertentu dan suku bangsa. • Contoh: • Irlandia (Dublin) tahun 1955, Insiden anencephaly sangat tinggi yaitu 1 : 196 • Perancis frekuensinya hanya 1 : 10.000 kelahiran. • Perbedaan suku bangsa :
• Afrika frekuensi kelainan pada jari (polydactyla)
sangat tinggi sehingga insiden secara keseluruhan menjadi sangat tinggi pula. PENYEBAB • Penyebab kelainan congenital sebagian besar masih belum diketahui dengan pasti. • Pada umumnya dikelompokkan sbb: • Kelainan genetic, • Kelainan kromosom, • Pengaruh lingkungan, dan • Interaksi bbrp faktor yang komplek, Penyebab Cacat Bawaan Pada Manusia Transmisi genetic 20% Kromosom 3 – 5% Lingkungan: Radiasi 1% Infeksi (TORCH, syphilis) 2 – 3% Metabolisme Ibu 1 – 2% Zat-zat kimia (obat-obatan) 4 – 5% Kombinasi dan interaksi ? Tidak diketahui 60 – 70% • Kelainan Genetik • Kelainan dapat diturunkan oleh gen atau beberapa gen dari orang tuanya. • Dapat karena proses mutasi pada gen. Gen penyebab dapat bersifat dominan atau resesif. Contoh : • Oleh gen yang dominan : Osteogenesis imperfecta, achondroplasia, polydactyl, syndactyl, arachondactyly (Marfan’s syndrome), retinoblastoma (glioma retinae), polycystic kidney, dsb • Kelainan oleh gen yang resesif : • Chondrodystrophia, infantile polycystic kidney, fibrosis pada pancreas, ichthyosis congenital dan hydrocephalus karena aquaeductus (sex linked), dsb.
• Diturunkan oleh interaksi antara genetic dan
pengaruh lingkungan : • Misalnya anencephaly, cheiloschisis, palatoschisis, spina bifida apertura, pylorus stenosis, hydrocephalus, patent ductus arteriosus, situs invertus, kelainan pada jantung dsb. • Kelainan Kromosom • Misalnya pada Down’s Syndrome (Mongolism), terdapat kromosom tambahan yang kecil (21 – 22 G trisomy atau translocation trisomy).
• Gejala Down’s Syndrome
• Retardasi mental (kelemahan mental), raut muka yang khas dan kelainan pada jantung, mata, usus, dsb. • Turner Syndrome (digenesis gonad): kekurangan pada jumlah kromosom (45 buah), tidak adanya satu sex kromosom (44 buah autosom dan 1 X kromosom).
• Ada Turner’s syndrome yang bukan disebabkan
oleh faktor kekurangan sex kromosom, tetapi oleh faktor yang belum diketahui. • Kelainan sex, true hermaphroditism dan pseudo- hermaphrodite, baik dengan sex kromosom abnormal ataupun normal.
• Kelainan autosom misalnya kelainan D 13-15
trisomy syndrome, gejala : • Microphtalmia, cheilo-palatoscisis, polidactyly, kelainan jantung, kelemahan mental, tuli dsb. • Umumnya kelainan autosom (trisomy) disertai adanya kelainan mental, contoh lain : E atau 16 – 18 trisomy. PENGARUH LINGKUNGAN • Penyakit infeksi : • Rubella : (tahun 1940), diketahui Rubella (German measles) pada ibu sewaktu hamil muda dapat menimbulkan kelainan congenital pada anaknya; berupa kelainan pada jantung, mata, microcephaly, kelemahan mental dsb.
• Hasil penelitian retrospektif maupun
prospektif menunjukkan penyakit virus lainnya misalnya: cacar air, polio, cytomegalic inclusion virus dll. Diduga juga bersifat teratogenik. • Penyakit Syphilis (lues) : meyebabkan abortus dan lahir mati, maupun kelainan penglihatan, pendengaran dan kelemahan mental.
• Penyakit Toxoplasmosis : Infeksi Toxoplasma gondii
pada ibu, menyebabkan hydrocephalus, microcephalus, kelianan mata, kelemahan mental, sampai abortus. • Obat-obatan dan bahan kimia : • Obat-obatan, hormon, antimetabolit, bahan sitostatik telah dikenal sebagai teratogen, khususnya pada kehamilan trimester pertama.
• Thalidomide : (1961) ditemukan bukti bahwa
thalidomide menimbulkan cacat pada bayi yang ibunya menggunakannya sebagai obat penenang dan anti muntah, yaitu: • Kelainan pada ekstremitas: pocomelia, Amelia, dsb., dan kelainan pada telinga, mata, jantung, usus dsb. • Bahan anti metabolit : aminopterin (misal untuk bahan abortivum) sebagai antagonis folic acid, menimbulkan kelianan pada system syaraf.
• Bahan antimitotik (sitostatik) seperti nitrogen
mustard, mylleran, dipakai untuk pengobatan kanker, menimbulkan kelainan pada system syaraf.
• Bahan antibiotik misalnya : actinomycin, tetracycline,
aureomysin dapat menimbulkan kelainan pada tulang, hydrocephalus.
• Hormon-hormon misalnya : androgen, stilbestrol,
progestrin sintetik. • Obat-obat tradisional, misalnya Super Heporin dan sejenisnya, walaupun penelitian pada manusia hasilnya belum jelas.
• Obat-obat penenang dan obat anti-konvulsi
misalnya : luminal, diazepam, diphenylhyldantoin dapat mneyebabkan kelainan seperti : anencephaly hydroephalus, palatoscisis dsb. • Kekurangan / defisiensi bahan makanan : • Defisiensi bahan makanan dan vitamin, puasa yang lama dan kekurangan makanan yang berat menimbulkan terganggunya metabolisme secara umum terutama karbohidrat, sehingga mengganggu supply energi untuk pertumbuhan, mengakibatkan bayi lahir premature, berat badan bayi kurang, abortus dsb.
• Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan
kerusakan pada kornea pada keturunannya.
• Kekurangan mineral seperti jodium menimbulkan
kurangnya berat, dan pertumbuhanya terhambat (kretinisme). Faktor fisik : • Hiperthermia (panas yang tinggi) diketahui penyebab kelainan congenital. • Kekurangan atau kelebihan oksigen dapat menimbulkan berat badan bayi kurang atau kelainan lensa.
• Sinar Reontgen (X-ray) dapat mematikan sel embrio
sehingga pertumbuhan organ embrio terganggu, yang akhirnya memunculkan kelainan, misal pada otak dan beberapa organ. • Pada jaringan gonad menimbulkan mutasi gen dan kromosom sehingga menyebabkan kelainan pada keturunannya. • Sinar radioaktif yang lain seperti ledakan nuklir, sinar cobalt 60 (sebagai radio terapi), Sinar reontgen dan bom atom (Nagasaki dan Hiroshima), yaitu menyebabkan kelainan pada otak, gangguan mental, abortus dsb • Faktor-faktor biologik umum : • Umur orang tua, umur terlalu muda (kurang dari 15 tahun) dan terlalu tua (lebih dari 40 tahun) kemungkinan yang lebih besar untuk medapatkan keturunan dengan kelainan congenital, dan abortus.
• Pada umur tua lebih banyak terjadi mutasi gen ,
termasuk Rhesus faktor yang menimbulkan kelainan erythroblastosis foetalis pada anak dengan ayah Rh positif dan ibu Rh negatif. • Faktor Biologik Lokal : • Yaitu alat kelamin dalam wanita : misalnya implantasi yang abnormal dan bentuk uterus yang abnormal dapat menjebabkan ectopic pregnancy.
• Penyakit diabetes mellitus, diduga juga meyebabkan
kelainan pada anak. TUGAS • Jelaskan pengertian toksikologi dan teratologi • Berikan contoh sumber toksikan dan teratogen terhadap perkembangan hewan meliputi obat pestisida, bahan makanan hormon, logam berat, zat bioaktif, infeksi penyakit, kimia industri, polusi lingkungan dan fisik • Temukan insidens kelainan kongenital di beberapa provinsi dan negara • (cantumkan link jurnal nasional dan internasional) • Email novalusiana@gmail.com