Anda di halaman 1dari 23

TINEA KORPORIS

Disusun Sebagai Tugas Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior


(KKS)
SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Umum Haji Medan

Pembimbing:
dr. Satria Yanis Sp.KK, FINSDV

Disusun Oleh:

Priscillya Fitri (1808320083 - FK UMSU)


Nabila Hana Syaqila (1808320098 - FK UMSU)
Ilhamdy Ramadhan (1808320094 - FK UMSU)
Adelia Azis Nasution (1808320069 - FK UMSU)
M. Fadhil (1808320005 – FK UMSU)
TINEA
DEFINISI

Penyakit pada jaringan yang mengandung


zat tanduk, misalnya stratum korneum pada
epidermis, rambut, dan kuku, yang
disebabkan golongan jamur dermatofita.
Jamur ini dapat menginvasi seluruh lapisan
stratum korneum dan menghasilkan gejala
melalui aktivasi respons imun pejamu.
TINEA
EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia, data epidemiologi Tinea Korporis secara


nasional masih belum tersedia. Berdasarkan iklim,
prevalensi dermatofitosis di Indonesia, sebagai negara
tropis, seharusnya memiliki jumlah yang cukup tinggi. Di
Yogyakarta, insidensi dermatofitosis sebanyak 2,3% dari
seluruh kasus rawat jalan. Sedangkan di Denpasar,
insidensi mencapai 39,2%.

Di RS Dr. M Jamil, Padang, Tinea Korporis merupakan


dermatofitosis terbanyak kedua setelah Tinea Kruris.
Suatu penelitian di Medan, menunjukkan bahwa jumlah
pasien terbanyak yang menderita dermatofitosis adalah
pada usia 40-60 tahun.
TINEA
ETIOLOGI

Dermatofita yaitu golongan jamur yang


mempunyai sifat mencernakan keratin. Termasuk
dalam kelas Fungi imperfecti, yang terbagi dalam
3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan
Epidermophyton. Dikenal sekitar 40 spesies
dermatofita, masing-masing 2 spesies
Epidermophyton, 17 spesies Microsporum, dan
21 spesies Trichophyton.
TINEA
ETIOLOGI

Microsporum canis Epidermophyton floccosum

Trichophyton rubrum
TINEA
FAKTOR PREDISPOSISI

1. Laki-laki 5 : 1 Wanita
2. Kebersihan
3. Suhu Tinggi
4. Kelembaban kulit
5. Kebiasaan
TINEA
PATOGENESIS

CARA PENULARAN

Antropofilik
Zoofilik
Geofilik
Dermatophytes Invade Produce keratinase
(Microsporum,
Epidermophyton, Stratum enzyme and induce
inflammation
Tricophyton) Corneum
Hyphae develop
centrifugally

Central Healing Move away from


Classical ring lesion the site of infection

Non-Specific immune
response
Specific immune
response
TINEA
KLASIFIKASI
1. Tinea Kapitis : Dermatofitosis pada kulit rambut kepala.
2. Tinea Barbae : Dermatofitosis pada dagu dan jenggot.
3. Tinea Kruris : Dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar anus,
bokong, dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah.
4. Tinea Pedis et Manum : Dermatofitosis pada kaki dan tangan.
5. Tinea Unguium : Dermatofitosis pada kuku jari tangan dan kaki.
6. Tinea Korporis : Dermatofitosis pada pada kulit tubuh yang tidak
berambut (Glabrous skin).
7. Tinea Imbrikata : Dermatofitosis dengan susunan skuama yang konsentris
dan disebabkan Trichophyton concentricum.
8. Tinea Favosa : Dermatofitosis yang terutama disebabkan Trichophyton
schoenleini secara klinis antara lain terbentuk skutula
dan berbau seperti tikus (Mousy odor).
9. Tinea Fasialis et Aksilaris: Menunjukkan daerah kelainan.
10.Tinea Sirsinata, Arkuata: Deskriptif morfologis.
11.Tinea inkognito : Dermatofitosis dengan bentuk klinis tidak khas karena
telah diobati dengan steroid topikal.
TINEA
KORPORIS

Tinea korporis mengacu pada infeksi jamur superfisial


pada daerah kulit halus tanpa rambut, kecuali telapak tangan,
telapak kaki. Dinamakan Tinea korporis karena berdasarkan
bagian tubuh yang terkena, yaitu di badan dan anggota
badan. Masa inkubasinya sekitar 1-3 minggu. Tinea Korporis
merupakan infeksi yang umum terjadi pada daerah dengan
iklim hangat dan lembab, sekitar 47% disebabkan oleh
Trichophyton Rubrum.
TINEA
KORPORIS

• Lesi bulat atau lonjong berbatas tegas


terdiri atas eritema, skuama, kadang –
kadang dengan vesikel atau papul di tepi.
• Tepi bersifat aktif disbanding dengan
ditengah ( central healing ).
• Kadang – kadang terlihat erosi dan krusta
akibat garukan.
• Bisa terdapat lesi polisiklik.
TINEA
KORPORIS

Gambaran Klinis Lokalisasi

Makula / plak hiperpigmentasi Wajah

Poliksiklis, anular, geografis Ekstremitas atas

Papul / vesikel di tepi lesi Ekstremitas bawah

Erosi / krusta akibat garukan Dada

Daerah tengah lebih tenang Punggung

Berbatas tegas

Likenifikasi (kronik)
TINEA
KORPORIS
TINEA
KORPORIS
TINEA
PEMERIKSAAN

Kerokan kulit daerah lesi dengan KOH 10%-20% :


tampak elemen jamur seperti hifa, spora dan
miselium.
TINEA
DIAGNOSA BANDING

Tinea korporis :
1. Dermatitis numular
2. Ptiriasis rosea
3. Neurodermatitis sirkumskripta
TINEA
PENATALAKSANAAN

Umum :
1.Menjaga kebersihan diri
2.Menggunakan pakaian yang tidak ketat & menyerap keringat
3.Pastikan kulit dalam keadaan kering sebelum menutup area
yang rentan terinfeksi jamur.
4.Hindari penggunaan handuk atau pakaian bergantian
dengan orang lain.
5.Mematuhi pengobatan yang diberikan untuk mencegah
TINEA
PENATALAKSANAAN
Khusus :
1.Topikal :
• Lini pertama
Gol. Allylamines (Terbinafine, Naftifine, Butenafine)
Krim 1 kali oles / hari selama 1-2 minggu.
• Alternatif
Gol. Imidazole (Ketokonazole, Itrakonazole,
Flukonazole) Krim 2 kali oles / hari selama 2-8
minggu.
TINEA
PENATALAKSANAAN

2. Sistemik :
Diberikan jika lesi kronik, luas atau sesuai indikasi.
• Lini pertama
Terbinafine 250mg 1 tab / hari selama 2 minggu.
• Alternatif
-Itrakonazole 100mg 2 tab / hari selama 2 minggu.
-Griseofulvin 500mg 1 tab / hari selama 2-4 minggu.
-Ketokonazole 200mg 1 tab / hari selama 1 minggu.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai