Anda di halaman 1dari 10

BAGIAN OBSETRI DAN GINEKOLOGI JURNAL

FAKULTAS KEDOKTERAN AGUSTUS 2019


UNIVERSITAS PATTIMURA

HASIL AKHIR KEHAMILAN SETELAH ABORTUS SPONTAN

Disusun oleh:

ESTI Y S MASBAIT
2011-83-016
Abstrak
 Latar belakang: Tujuan penelitian ini yaitu untuk mempelajari hasil akhir
kehamilan pada pasien-pasien dengan riwayat aborsi spontan sebelumnya.
 Metode: Penelitian ini merupakan penelitian prospektif yang melibatkan pasien-
pasien dengan riwayat aborsi spontan sebelumnya yang mendaftar pada
Department of Obstetrics and Gynaecology, GR Medical College and Kamla
Raja Hospital, Gwalior antara bulan september 2008 sampai februari 2009.
Pasien-pasien yang terlibat merupakan pasien yang telah dibooking (minimal 3
kali kunjungan di klinik antenatal) atau yang baru pertama kali mendaftar
sebagai pasien emergensi. Riwayat rinci tentang aborsi sebelumnya telah
diambil dan telah diinvestigasi tentang kemungkinan etiologinya. Kasus dengan
riwayat aborsi pada pertengahan trimester telah diperiksa apakah ada
inkompetensi serviks. Semua pasien telah diobservasi untuk komplikasi yang
dialami selama kehamilan saat ini, yaitu ancaman aborsi, pre eklampsia,
persalinan prematur, kematian intra uterin dan hasil akhirnya.
PENDAHULUAN
Kematian janin spontan atau keguguran (abortus
sebelum usia kehamilan 24 minggu) terjadi pada 15%
kehamilan. Di India, kejadian abortus spontan di area
perkotaan sama tingginya bila dibandingkan dengan
area pinggiran. Risiko keguguran berulang (3 kali).
Penyebab utama abortus spontan sebelumnya tidak
dapat diketahui pada separuh kasus dalam investigasi ini.
Penyebab utama aborsi berulang yaitu kelainan anatomi,
abnormalitas hormonal, anomali genetik dan trombofilia.

Penelitian telah melaporkan


hasil akhir yang baik pada 70-
80% kelahiran hidup bila
melakukan konseling dan
layanan suportif pada pasien
dengan riwayat abortus.
METODE
Penelitian ini melibatkan 70 pasien yang datang di Department of Obstetric
and Gynaecology, GR Medical College and Kamla Raja Hospital dari
september 2008 sampai februari 2009. Pasien-pasien dengan riwayat
abortus spontan sebelum kehamilan saat ini tanpa melihat usia kehamilan,
kunjungan pertama atau telah melakukan pembukuan akan dimasukan
secara acak ke dalam penelitian. Riwayat rinci mengenai abortus
sebelumnya akan diambil dan diperiksa serta lebih berfokus pada informasi
tentang abortus sebelumnya.

Selain melakukan pemeriksaan rutin seperti


pemeriksaan Hb, ESR, TORCH, urin rutin dan
mikroskopis, pemeriksaan spesifik seperti VDRL,
urea darah, dan gula darah puasa juga
diperiksa. Setiap pasien antenatal diberikan
vaksinasi tetanus toksoid pada trimester kedua
PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hasil akhir kehamilan pada 70 pasien
dengan riwayat abortus spontan sebelumnya. Total 30 pasien (42.8%) datang
pertama kali di rumah sakit sebagai kasus emergensi untuk persalinan dan kasus-
kasus tersebut dapat membandingkan hasil akhir dengan pasien yang telah
terdaftar dalam pembukuan sebelumnya (40 pasien). Kebanyakan pasien masuk
dalam kelompok usia 20-19 tahun, dan merupakan periode maksimum reproduksi.
Status pendidikan asien menunjukan bahwa 43 pasien (61.4%) tidak memiliki
pendidikan formal atau hanya mencapai tingkat primer yang serupa dengan
temuan penelitian Hemminki dkk yang menunjukan bahwa abortus spontan lebih
sering terjadi pada pasien dengan status pendidikan yang rendah.
Dari 70 pasien, 55.5% pasien memiliki Hb ≥10 gm/dl yang berkaitan
dengan alasan hasila akhir persalinan dan kesehatan yang baik. Hasil
serupa juga situnjukan oleh penelitian Alizadeh, dkk.

Telah diketahui bahwa risiko abortus berulang meningkat dengan


semakin bertambahnya kematian janin sebelumnya. Insidensi
keguguran yaitu 9.4%, 14.8%, 20% dan 100% setelah terjadi 1, 2, 3 dan 4
kali abortus sebelumnya, temuan ini sedikit lebih tinggi dibandingkan
dengan temuan oleh Clifford, dkk yang melaporkan bahwa angka
keguguran setelah 3 dan 4 kali abortus yaitu 29% dan 27%.

Sheiner, dkk dalam penelitian pada 7503 pasien dengan abortus


berulang menunjukan adanya risiko komplikasi yang lebih tinggi,
seperti solusio plasenta, gangguan hipertensi dan operasi sesar. Dalam
penelitian lain pada wanita dengan 3 atau lebih keguguran, Reginald,
dkk melaporkan adanya angka bayi kecil masa kehamilan, persalinan
prematur dan mortalitas perinatal yang lebih tinggi.
Penelitian telah menunjukan hubungan yang signifikan
antara abortus berulang dengan operasi sesar bahkan
setelah melakukan kontrol pada faktor perancu. Dalam
penelitian ini, operasi sesar dilakukan pada 23.3% pasien
untuk berbagai indikasi. Insidensi persalinan operatif dan
persalinan dengan instrumen cukup tinggi untuk
mengurangi kelelahan maternal, kala II memanjang dan
distress pada janin.

Telah diketahui bahwa layanan suportif


dan checkup antenatal dapat
memperbaiki hasil akhir kehamilan.
KESIMPULAN

Kesimpulanya, pasien-pasien dengan riwayat


aborsi spontan sebelumnya berhubungan
dengan hasil akhir kehamilan yang tidak
diinginkan. Komplikasi dan kematian janin dapat
dikurangi dengan cara melakukan pembukuan
pada pasien dan melakukan antenatal care.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai