Anda di halaman 1dari 20

KUALITAS SISTEM

INFORMASI MANAJEMEN
KESEHATAN UNTUK
PELAYANAN KESEHATAN
IBU DAN ANAK
DI HARYANA, INDIA
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada
tahun 2007 diidentifikasi Sistem Informasi
Manajemen Kesehatan sebagai sebuah
blok bangunan utama dari sistem
kesehatan. Di India, penekanan telah
diletakkan pada penciptaan dan
pemanfaatan sistem kesehatan yang
merupakan program unggulan kesehatan di
bawah Departemen Kesehatan dan
Kesejahteraan Keluarga.
 Sangat diperlukannya peningkatan pada penggunaan
data rutin untuk pengambilan keputusan di India,
setelah dilaporkan penuh dengan masalah. Bukti
menunjukkan kurangnya kualitas dalam sistem
informasi manajemen kesehatan, namun tidak ada
analisis yang kuat untuk menilai sejauh mana
ketidaktepatan nya. Penelitian ini bertujuan untuk
menjembatani kesenjangan ini dalam bukti dengan
menilai sejauh mana kelengkapan dan kualitas
Sistem Informasi Manajemen Kesehatan di negara
bagian Haryana India.
DESAIN PENELITIAN

 Untuk informasi dari masyarakat, data diambil dari survei


rumah tangga secara cross-sectional yang lebih besar yang
saat ini dilakukan di negara Haryana sebagai bagian dari
Evaluasi serentak Misi Kesehatan Nasional. Di bawah survei
ini, tiga puluh peneliti melakukan wawancara pengumpulan
data berbagai manfaat di daerah yang dipilih secara acak.
Yaitu: wanita yang pernah melahirkan dalam 1 tahun yang
lalu, anak-anak usia antara 12 sampai 23 bulan, dan
pasangan usia subur. Sebanyak 23 perempuan yang dipilih di
setiap wilayah untuk menilai cakupan pelayanan KIA yang
diterima selama antenatal, persalinan dan periode postnatal.
METODE PENELITIAN

Data pemanfaatan layanan utama


kesehatan ibu dan anak (KIA)
dikumpulkan dengan menggunakan
survei rumah tangga cross-sectional dari
4807 perempuan di 209 daerah - Pusat
pada 21 kabupaten dari negara Haryana.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data dikumpulkan selama periode


12 bulan, dimulai pada bulan
Oktober 2012 sampai September
2013. Kualitas langkah-langkah
jaminan yang dilakukan untuk
mencegah pengaruh dari
fungsionaris lokal atau Bias penyidik
selama pengumpulan data.
HASIL PENELITIAN

 Kelengkapan catatan ANM untuk berbagai pelayanan KIA


berkisar antara 73% untuk tanggal vaksinasi DPT1 ke 94,6%
untuk tanggal pengiriman. Tingkat kelengkapan rata-rata
untuk informasi disimpan di Sistem Informasi Manajemen
Kesehatan adalah 88,5%. Tingkat pelayanan suplementasi zat
besi dan asam folat, 3 atau lebih perawatan dilihat (ANC)
ante-natal adalah 41% dan 16% masing-masing. Dalam 48,2%
kasus. responden dari masyarakat serta catatan Sistem
Informasi Manajemen Kesehatan melaporkan setidaknya satu
perawatan pasca-natal (PNC) kunjungan rumah oleh petugas.
Hasil yang rendah berkisar antara 1 ,6% sampai 6%. Angka-
angka ini tertinggi untuk jumlah perempuan yang
menyelesaikan suplementasi IFA, kontrasepsi intra-uterine
device penyisipan dan pemberian injeksi TT 2 selama ANC.
DISKUSI

 Secara keseluruhan, catatan Sistem Informasi


Manajemen Kesehatan untuh berbagai layanan di
beberapa wilayah di Haryana didapatkan hasil yang
memuaskan pada pelayanan KIA yaitu pemberian
vaksin pada bayi dna balita, pemberian suplemen zat
besi dan asam folat. Didapatkan hasil yang cukup
rendah untuk pemeriksaan ANC secara rutin,
minimal 3 kali pemeriksaan dan pemeriksaan PNC
minimal 1 kali. Dan didapatkan hasil yang sangat
kurang untuk konsumsi suplemen IFA, konsepsi IUD
dan suntik TT pada kehamilan.
KESIMPULAN

Hasil penelitian ini terjadi peningkatan Sistem


Informasi Manajemen Kesehatan
dibandingkan dengan tahun 2013 (dari 65%
menjadi 80%). Masih perlu dilakukannya
peningkatan Sistem Informasi Manajemen
Kesehatan untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat khususnya pada
pelayanan KIA untuk mendapatkan hasil
pelaporan yang optimal.
PENERAPAN SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
Nadia Dian
KESEHATAN PADA Rosanti

PROGRAM KIA
 Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan
peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara
efektif dan efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada
kegiatan pokok:
a.Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas
pelayanan dengan mutu yang baik serta jangkauan yang
setinggi-tingginya.
b.Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan
kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga professional
secara berangsur.
c.Peningkatan deteksi dini resiko tinggi
ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan
maupun di masyarakat oleh kader dan
dukun bayi serta penanganan dan
pengamatannya secara terus menerus.
 d.Peningkatan pelayanan neonatal (bayi
berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu
yang baik dan jangkauan yang setinggi
tingginya.
I N D I K AT O R P E L AYA N A N K E S E H ATA N I B U DA N B AY I T E R DA PAT 6
I N D I K AT O R K I N E R J A P E N I L A I A N S TA N DA R P E L AYA N A N M I N I M A L
ATAU S P M U N T U K P E L AYA N A N K E S E H ATA N I B U DA N B AY I YA N G
WA J I B D I L A K S A N A K A N YA I T U :

 1 . Cakupan Kunjungan ibu hamil K4


 2.Cakupan Pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
 3.Ibu Hamil risiko tinggi yang dirujuk
 4.Cakupan kunjungan Neonatus
 5.Cakupan kunjungan bayi
 6.Cakupan BBLR yang ditangani
SISTEM INFORMASI PELAYANAN KESEHATAN
IBU DAN BAYI UNTUK MENDUKUNG
EVALUASI PROGRAM KIA DI PUSKESMAS
YANG SAAT BERJALAN MASIH TERDAPAT
KELEMAHAN YAITU :
 1. Pencatatan data tidak lengkap dan masih
menggunakan cara manual dengan menulis di buku
register yang jumlahnya cukup banyak dan data masih
berbentuk berkas kertas, sehingga file-file data masih
terpisah satu dengan yang lainnya.
 2. Proses pengolahan data belum berbasis komputer
atau belum mengunakan softwarekhusus untuk sistem
informasi pelayanan kesehatan ibu dan bayi untuk
mendukung evaluasi program KIA sehingga informasi
yang dihasilkan belum akurat.
 3. Laporan yang dihasilkan belum lengkap sehingga
belum dapat digunakan untuk mendukung evaluasi
program KIA
 Kelebihan dari sistem informasi pelayanan
kesehatan ibu dan bayi di puskesmas saat ini
adalah tersedianya format registrasi data KIA dan
format laporan yang seharusnya diisi oleh petugas
pengolah data untuk bahan evaluasi kepala
Puskesmas.
 Sistem informasi pelayanan kesehatan ibu dan bayi untuk
mendukung evaluasi program KIA di Puskesmas sebelum
pengembangan meliputi input data dan informasi yang
dihimpun dengan memanfaatkan register kohort ibu dan
bayi yang ditulis dengan manual, kemudian melalui proses
pengolahan data dengan melakukan rekapitulasi data dari
Puskesmas induk , Puskesmas pembantu, dan kegiatan
bidan di desa yang dilaksanakan oleh pengelola data KIA
dan bidan penananggung jawab program KIA. Kemudian
menghasilkan output berupa pelaporan bulanan yang
dimanfaatkan kepala Puskesmas untuk evaluasi program
KIA .
 Sistem inoformasi pelayanan kesehatan ibu dan bayi
yang didukung dengan adanya masukan (input) berupa
form pelayanan KIA, data pelayanan KIA dan data basis
meliputi file kecamatan, puskesmas, desa, proyeksi
penduduk, petugas, vitamin, imunisasi, tempat
pelayanan, dan file ibu atau calon ibu serta melalui
proses pencatatan dan pengolahan data sehingga
mengahsilkan output berupa informasi berupa
informasi laporan bulanan yaitu Laporan bulanan KIA,
Laporan bulanan PWS KIA, Laporan bulanan SPM,
Laporan bulanan kelahiran dan kematian, Laporan
bulanan penemuan kasus BBLR,dll
 pada sistem informasi Program KIA akan saling
berhubungan dan saling berpengaruh. .Disamping
itu sistem informasi pelayanan kesehatan ibu dan
bayi yang dikembangkan akan dipengaruhi oleh
kualitas informasi yang dihasilkan, untuk
selanjutnya dilakukan penerapan sistem melalui
tahapan uji coba sistem informasi dan dilakukan
evaluasi sistem yaitu sistem informasi pelayanan
kesehatan ibu dan bayi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai