Anda di halaman 1dari 32

Hipertensi dalam kehamilan

Ilustrasi kasus
Patient Identity :
• Nama :NY. DP
• umur : 35 tahun
• Alamat : bekasi
• pekerjaan :ibu rumah tangga
• Status pernikahan : menikah
• agama : potestan
• Ras : jawa
• No. CM : 13778345
Keuhan utama US & Lab
Rujukan dari bidan karena tekanan darah tinggi sejak 12 jam USG :. JPKTH, puki, gerak janin aktif, BPD : 9.4 cm/ HC
SMRS 31.27/ AC 35.31/ FL 7.38/ TBJ 3524/ ICA 8 , plasenta
corpus posterior.
RPS
Lab :
Pasien mengaku hamil 9 bulan. HPHT : 24 desember 2012. Leukosit : 12.680 ribu/mm3
TP : 31 september 2012. ANC di bidan sejak 3 bulan Hb : 13, 9 g/dl
kehamilan, teratur, USG (+) 2 hari SMRS dikatakan janin Hematokrit : 40
dalam keadaan baik. Gerak janin aktif (+). Mules2(+), keluar Trombosit : 349.000 ribu/mm3
air-air (-), lendir darah (-). Riwayat tekanan darah tinggi BT/CT : 3’/6’
sebelumnya (-), sakit kepala (-), pandangan kabur (-), nyeri AST/ALT : 32/22 U/L
ulu hati (-), mual (+), muntah (-) cr : 1,3 mg/dL
Asam urat : 8,3 mg/DL
RPD LDH : 220 U/L
Ht (-), dm (-), penyakit jantung (-), asma(-), alergi (-) Protein urin : +2
Diagnosis
Riwayat obstetri
G1 Hamil 38 minggu JPKTH, PEB, belum inpartu
G1POAO Plans
Dx/ obs TTV, HIS, DJJ/jam, suhu/4 jam
Pemeriksaan fisik
Obs perburukan PEB
TTV: TD 180/100 mmHg HR 96 x.m R : 18 x/m T 36,7 Cek DPL, UL, GDS, BT/CT, UR/CR, SGOT/SGPT, LDH,
General State: wnl albumin, asam urat
CTG, USG
Status obstetri :
-rth/ bila CTG reasurring  rencana awal terminasi
TFU 33 cm, presentasi kepala, puki, 0 4/5, TBJ : 3100 gram,
kehamilan dgn partus pervaginam
HIS (-), DJJ : 136 dpm
Induksi pematangan serviks dgn misoprostol 25
I : V/U tenang
mcq/6 jam
Io : portio licin, ostium terbuka, fl (-), flx (-), ket (+), ps 3,
Bila perburukan PEB dan CTG non reassuring  SC
kepala HI-II
• Tatalaksana PEB :
- MgSO4 (40%) bolus 4 gr (IV)  lanjut dengan
maintanance 1 gr/jam
- Nifedipin 4x 10 mg p.o
- natrium diclofenac 3 x 600 mg p.o
-Vitamin C 2x 400 mg IV
-- elevasi kepala 30˚
-Balance seimbang
• Setelah pemberian misoprostol ke IV, tidak
terjadi pematangan seviks, tekanan darah
pasien masih tinggi 170/80 mmHg, dan pasien
merupakan primigravida tua  SC CITO
• Lahir bayi perempuan, BL 3700 gram, PB 50
cm, AS 8/9 , air ketuban jernih jumlah cukup.
Hipertensi dalam kehamilan

hipertensi yang dipicu oleh kehamilan


(pregnancy induced hypertension),
menekankan hubungan sebab akibat
antara kehamilan dan suatu bentuk
unik hipertensi yang bermanifestasi
pada wanita hanya selama reproduksi.
Di indonesia eklampsia,
Penting diagnosis dini
di samping perdarahan
preeklampsia, serta
dan infeksi, masih
penanganannya perlu
merupakan sebab utama
segera dilaksanakan
kematian ibu, dan sebab
untuk menurunkan
kematian perinatal yang
angka kematian ibu
tinggi.
dan anak.
American comunittee on maternal welfare
merumuskan batasan hipertensi pada wanita
hamil sebagai berikut:
 Peningkatan tekanan darah di atas 30/20
mmHg, dari nilai sebelum hamil/nilai
trisemester pertama.
 Nilai tekanan darah absolut lebih dari 140/90
mmHg pada setiap stadium kehamilan.
Faktor resiko :
Insiden : 146.320 wanita atau 3,7 1. Usia : Hipertensi
persen di antara semua kehamilan Gestasional sering terjadi
yang berakhir dengan kelahiran pada pasien nulipara dan
hidup. Eklampsia didiagnosis pada usia “tua”
12.345 diantaranya. 2. Kehamilan
multipel/kembar
4. Riwayat hipertensi kronik
5. Riwayat keluarga pernah
preeklampsia/eklampsia.
6. Obesitas
7. Ras : sering terjadi pada
etnis Amerika- Afrika
8. Predisposisi genetik
9. Faktor lingkungan :
kebiasaan hidup
etiologi
• Mereka yang terpapar pada villi chorialis untuk
pertama kalinya ( pada nulipara )
• Mereka yang terpapar dengan villi chorialis yang
berlimpah ( pada kehamilan kembar atau mola )
 Mereka yang sudah menderita penyakit sebelum
kehamilan (Penyakit ginjal menahun, penyakit
renovaskular, Penyakit endokrin (tiroid, ovarium,
adrenal), Feokromositoma)
• Penderita dengan predisposisi genetik hipertensi .
Pre Eklampsia
super imposed
pada Hipertensi
Kronis

Hipertensi
eklampsia klasifikasi gestasional

preeklampsia
Hipertensi gestasional preeklampsia eklampsia

• TD 140/90 mmHg • Kriteria min • Kejang yg tdk dpt


• Proteinuria (-) • TD 140/90 mmHg , usia dikaitkan dengan
• TD normal kembali < 12 kehamilan > 20 mg penyebab lain pd wanita
mg PP • Proteinuria 300 mg/24 dgn preeklampsia
• Diagnosis akhir hanya dpt jam atau +1 dipstick • Gejala PE
dibuat PP • Preeklampsia berat
• Dpt memiliki tanda2 • TD 160/110 mmH
gejala preeklampsia • Proteinuria > +2 dipstick
• Serum kreatinin > 1,2
mg/Dl
• Trombositopenia <
100.000/mm3
• Peningkatan AST – ALT
• LDH meningkat
• Sakit kepala, pandangan
kabur, nyeri epigasrium,
• Oliguria < 400 mm/24
jam
• sianosis
Superimposed
Hipertensi kronik
preeklampsia
• Proteinuria “ new onset” > • TD ≥ 140/90 mmHg sblm
300 mg/24 jam dgn kehamilan atau di
hipertensi tp tdk ada/ diagnosis < 20 mg
tanpa proteinuria sblm kehamilan, tidak
usia 20 mg kehamilan disebebkan o/ penyakit
• Peningkatan mendadak gestasional trofoblas
proteinuria dan TD, • Hipertensi pertama kali
trombosit < 100.000/mm3 didiagnosis setelah usia
pd wanita dengan kehamilan 20 mg dan
hipertensi dan proteinuria persisten setelah 12 mg pp
sblm usia kehamilan 20
mg
Derajat preeklampsia
kelainan Ringan berat
Tekanan darah diastolik < 110 mmHg ≥ 110 mmHg
Tekanan darah sistolik < 160 mmHg ≥ 160 mmHg
Proteinuria ≤ +2 ≥ +3
Sakit kepala - +
Penglihatan kabur - +
Nyeri epigastrium - +
Oliguria - +
Kejang (eklampsia) - +
Serum kreatinin Normal Meningkat
Trombositopenia - +
Peningkatan serum Minimal Jelas meningkat
transaminase
Fetal-growth restriction - Jelas
Edema paru - +
patogenesis
• Vasospasme
• Aktivasi sel endotel
- perubahan morfologi endotel kapiler
glomerulus
- peningkatan permeabilitas kapiler
- peningkatan kadar bahan bahan yang terkait
dgn aktivasi ( trombosit, endothelin)
patofisiologi
• Teori kelainan vaskularisasi plasenta
• Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan
disfungsi endotel
• Teori intoleransi imunologik antara ibu dan
janin
• Teori adaptasi kardiovaskular genetik
• Teori defisiensi gizi
• Teori inflamasi
INVASI TROFOBLAST ABNORMAL
Perubahan dini pada PE :
• Kerusakan endothelium.
• Insudasi bahan dalam plasma kedalam dinding
pembuluh darah.
• Proliferasi sel miointima dan nekrosis bagian
medial.
patologi
1) Sistem kardiovaskular
- peningkatan after load jantung
- aktivasi endotel  ekstravasasi kedlm ruang
ekstraseluler  terutama ke dlm paru
• Perubahan hemodinamik
- pd HG : curah jantung tetap tinggi
- Pd PE : penurunan curah jantung dan kenaikan tahanan
perifer
• Volume darah : hemokonsentrasi akibat vasokonstriksi
generalisata, disfungsi endotel dgn meningkatnya
permeabilitas kapiler
2. Darah dan pembekuan darah
- trombositopenia akibat aktivasi platetlet, agregasi platelet,
konsumsi meningkat
3. Volume hemostasis
- peningkatan cairan dan elektrolit, manifestasi peningkatan
cairan ekstraselular berupa edema akibat cedera endotel
4. Ginjal
- proteinuria
- albuminuria
5. Hepar
6.Otak
7. Kebutaan
8. Perfusi ueroplasenta
penanganan
• Preeklampsia ringan
- nilai ulang tekanan darah setiap 15 menit
(saat diantara kontraksi atau meneran)
- baringkan miring kiri, cukup istirahat
- bila gejala bertambah berat  tatalaksana
PEB
• Preeklampsia berat
- Baringkan miring kiri
- Pasang infus menggunakan jarum diameter besar (16/18)
dan berikan RL atau NS 125 cc/jam
- Berikan MGSO4 (40%)  dosis awal 4 g MgSO4 iv selama
15 menit dengan kecepatan 1 g/mnt  dosis
pemeliharaan infus 6 gr MgSO4 dalam 500 cc RL 1 g/jam.
- Nifedipin 4x 10 mg p.o
- Natrium diclofenac 3 x 600 mg p.o
- Vitamin C 2x 400 mg IV
- elevasi kepala 30˚
-Balance seimbang
• Eklampsia
- suportif u/stabilitas fungsi vital CAB
- pasang alat penekan lidah
- berikan oksigen oksigen
- miringkan tubuh ke kiri
- injeksi MGSO4
- dirawat di kamar isolasi cukup terang, tidak
di kamar gelap
MgSO4
• Antikonvulsan yang efektif tanpa penekanan
pada SSP ibu dan janin
• Dosis untuk PEB berat sama dengan untuk
eklampsia
• Berikan 24 jam pasca persalinan
• Tidak di maksudkan untuk menurunkan
tekanan darah
• Eksresi melalui ginjal
MgSO4
• Syarat pemberian MgSO4 :
- refleks patella positif kuat
- respirasi > 16 x/mnt
- diuresis > 30 cc/jam
• Antidotum MgSO4 :
ca glukonas 10% 10 cc IV ( pemberian dlm 3
menit)
MgSO4
• refleks patella positif kuat
Syarat • respirasi > 16 x/mnt
pemberian • diuresis > 30 cc/jam
• Tersedia antidotum
MgSo4 • Hematuria (-)

• ca glukonas 10% 10 cc IV (
Antidotum pemberian dlm 3 menit)
MgSO4

• Ada tanda intoksikasi


Stop pemberian • 12-24 jam postpartum
MgSO4 • 6 jam tensi normal
antihipertensi
• Antihipertensi lini pertama
- nifedipin. Dosis 0,25 mg p.o, di ulang setelah
30 mnt, maks 120 mg dlm 24 jam
• Antihipetensi lini kedua
- sodium nitroprusside : 0,25 mg µg
iv/kg/menit, infus ditingkatkan 0,25 µg
iv/kg/5 menit
prognosis
• Bila penderita tidak terlambat dalam pemberian
pengobatan, maka prognosis nya baik

• Kematian maternal akibat PE atau E umumnya


disebabkan oleh :
- cerebral hemorrage
- pneumonia aspirasi
- hipoksiak enselopati
- tromboemboli
- ruptura hepar
- gagal ginjal
Pembahasan
 Pasien datang dirujuk dari bidan karena tekanan
darah tinggi (200/110)
 HPHT : 24 des 2011. TP : 31 sep 2012. uk : 38
minggu.mules(-), keluar air2(-), lendir darah (-)
Pasien mengeluh mual (+)
 pemeriksaan fisik.
 Tekanan darah : 180/100 mmHg. N : 96x/mnt
Pasien tidak pernah mengalami penyakit
hipertensi . Edema (+)
 Px lab : proteinuria +2
• Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami PEB,
dan dilakukan tatalaksana PEB :
- MgSO4 bolus 4 gr  maintanance 1 gr/jam
- nifedipine 4 x 10 mg p.o
- NAC 3 x 600 mg
- Vit C 2 x 400 mg (IV)

• Pasien di dagnosis
G1 Hamil 38 minggu, JPKTH,PEB, blm inpartu
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai