1. Fasilitas
Penyediaan serta pengaturan yang baik terhadap fasilitas/perlengkapan/peralatan
yang dibutuhkan dalam gudang
Pemakaian ruang seefektif mungkin
Memungkinkan pemeliharaan yang baik dan mudah untuk semua fasilitas gudang
Fleksibilitas terhadap perubahan
2. Tenaga Kerja
Penggunaan tenaga kerja seefektif mungkin
Mengurangi resiko kecelakaan kerja
Memungkinkan pengawasan yang baik
3. Barang
Menghindari kerusakan barang ataupun yang mempengaruhi kualitasnya
Menghindari terjadinya kehilangan barang
Mengatur letak agar hemat tempat/ruang
Pengaturan aliran keluar – masuknya barang
Pedagang Besar Farmasi adalah suatu usaha berbentuk badan hukum yang
memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran, perbekalan farmasi
dalam jumlah besar sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Menurut SK Mentri Kesehatan
no:243/MENKES/SK/V/1990 tentang PBF sudah tidak sesuai lagi dengan
keadaan kefarmasian dewasa ini, maka ditetapkan :
peraturan Kementrian Kesehatan
no:918/MANKES/PER/X/1993 bahwa PBF adalah badan hukum berbentuk
persoraan terbatas atau koperasi yang memiliki izin mengadakan penyimpanan
dan penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam Peraturan tersebut juga memberikan batasan
terhadap beberapa hal yang berkaitan dengan kegiatan
Pedagang Besar Farmasi yaitu batasan mengenai :
c. PBF wajib
melaksanakan b. Gudang dan kantor
dokumentasi dapat di pisah asal
pengadaan, pengawasan intern
penyimpanan direksi dan penanggung
dan penyaluran secara jawab tetap efektif
tertib
Peringatan dan Pembekuan Izin Usaha
Setiap PBF atau PBF cabang wajib membuat laporan setiap 3 bulan
sekali yang ditujukan kepada dirjen dengan tembusan kepala badan
POM, Ka. Dinkes Provinsi, Kepala Balai POM. Kecuali untuk PBF atau
PBF cabang yang menyalurkan Narkotika dan psikotropika wajib
membuat laporan bulanan penyaluran Narkotika dan Psikotropika sesuai
peraturan perundang-undangan
2. pelaporan dinamika
(all produk) dilakukan
setiap 3 bulan sekali ke
Dines Kesehatan
setempat
1.pelaporan psikotropik 3. Pelaporan alat alat
dan precursor kesehatan dilakukan
dilakukan setiap 1 setiap 1 tahun sekali ke
(satu) bulan sekali ke Dinas Kesehatan
Balai Pengawas Obat
setempat.
dan Makanan (BPOM)
Ada tiga
laporan
,yaitu:
Pencabutan izin PBF