ULKUS PEPTIKUM
Oleh
dr Muh Adiyath. S
Pembimbing
Kesadaran : Composmentis
GCS : 456
Tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit/Reguler/Lemah
Suhu : 36,7 0C
Respiratory Rate : 20 x/ menit
Status Generalis
Kepala dan Leher
Kulit : Sawo matang, suhu raba hangat, hiperpigmentasi (-), ptechie (-), pucat (+), ikterik (-)
Kepala : Normocephal , rambut berwarna kehitaman, uban (+), mudah rontok (-), luka/bekas
Perkusi: timpani (+), asites (-), shifting dullness (-), undulasi (-)
Helicobacter pylori
95 % ulkus duodeni
80% ulkus gaster
NSAIDs 10-30%
ETIOLOGI
Diketahui ada dua faktor utama penyebab dari ulkus peptikum, yaitu,
infeksi Helicobacter pylori, dan penggunaan NSAID (Askandar et al, 2015).
Hal tersebut sejalan dengan kasus yang didapatkan pada pasien, dimana
pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan seperti bodrex dan
oskadon apabila nyeri kepala timbul yang sudah sering dikonsumsi sejak 5
tahun lamanya. Kedua obat tersebut mengandung obat golongan NSAID
berupa Paracetamol yang merupakan turunan dari Salisilat.
JENIS ULKUS GASTER
Tipe I (50%); merupakan tipe yang paling sering
terjadi pada bagian korpus, biasanya sepanjang
kurvatura minor, pada incisura angularis.
Tipe II (25%): juga terjadi pada korpus gaster yang
disertai dengan ulkus pada duodenum aktif atau
skar pada duodenum (post ulserasi)
Tipe III (20%): lokasi ulkus di prepilorik. Baik tipe II
maupun tipe III merupakan ulkus yang
berhubungan dengan hipersekresi asam
Tipe IV (<10%): terjadi sepanjang kurvatura minor
bagian atas dekat dengan esophagogastric
junction dan merupakan jenis ulkus dengan low
acid secretion.
PATOFISIOLOGI
Dari kebiasaan pasien mengkonsumsi obat golongan NSAID adalah
merupakan faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya gangguan
fisiokimia pertahanan dari mukosa lambung dan menyebabkan kerusakan
mukosa akan terus berlanjut, hingga memudahkan terjadinya proses
inflamasi. Sejak usia 35 th pasien mengaku telah memiliki keluhan
dispepsia (nyeri ulu hati, mual, muntah) tetapi tidak sampai muntah
bewarna seperti kopi atau buang air besar bewarna kehitaman. Atas dasar
teori yang didapatkan pada kasus ini telah terjadi gangguan pada lambung
yang terjadi sejak lama, kemudian di perparah dengan penggunaan NSAID,
dimana NSAID memiliki mekanisme kerja menghambat enzim
siklooksigenase (COX) yang mengubah asam arakidonat (AA) menjadi
prostaglandin (PG) yang merupakan suatu mediator nyeri.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Asimptomatik
Nyeri ulu hati,
Dipengaruhi oleh intake makanan
Komplikasi : Hematemesis / melena, nyeri seluruh
perut
Pemeriksaan fisik
Nyeri tekan di epigastrium (tidak selalu)
Tanda-tanda anemia, perforasi, atau
obstruksi
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang :
Uji darah samar di feses
Barium meal
Endoskopi + biopsi
TERAPI
Pengelolaan dasar pada pasien dengan kasus perdarahan saluran cerna atas
sama seperti perdarahan pada umumnya, yakni meliputi pemeriksaan awal,
resusitasi, diagnosis, dan terapi. Tujuan pokoknya adalah mempertahankan
stabilitas hemodinamik, menghentikan perdarahan, dan mencegah
perdarahan ulang. Sedangkan pada ulkus peptikum terapi ditujukan untuk
menghilangkan keluhan ataupun gejala, menyembuhkan ulkus, mencegah
kekambuhan serta mencegah timbulnya komplikasi.
•
•
•
•
1. Stres berkurang Mengonsumsi makanan yang
3. Kefein
PEMBEDAHAN
Indikasi :
8-12 minggu terapi medikamentosa gagal
ulkus rekuren
komplikasi
perdarahan (20%)
perforasi (7%)
obstruksi (2-4%)