Anda di halaman 1dari 25

KARBOHIDRAT

Disusun Oleh :

kelompok 14

1. Akhmad Maulidin (050218A013)

2. Atmim Nurona (050218A029)

3. Diyas Riyantika (050218A059)

4. Hana Fadillah (050218A084)

5. Maslidah (050218A119)
Karbohidrat
 Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton
 Mempunyai dua gugus fungsional yang penting yaitu gugus
aldehid dan gugus keton
Klasifikasi Karbohidrat
 Monosakarida :
Karbohidrat yang paling sederhana dan tidak dapat
dihidrolisis lebih lanjut
 Disakarida
Karbohidrat yang mengandung 2 satuan monosakarida
 Oligosakarida
Karbohidrat yang jika dihidrolisis menghasilkan 3 – 8
satuan monosakarida
 Polisakarida
Karbohidrat yang jika dihidrolisis menghasilkan banyak
satuan monosakarida
MONOSAKARIDA
Disakarida
Oligosakarida
Polisakarida
Proyeksi Fischer
Emil Fischer (1852-1919)  Rumus proyeksi yang
penggambaran konfiguras molekul 3 dimensi
kedalam 2 dimensi
 garis horizontal menunjukkan ikatan yang
mengarah ke depan bidang kertas,
 garis vertikal menandakan garis ikatan yang
mengarah ke belakang bidang kertas
Atom C Kiral (Chiral)
 Karbon kiral: Suatu atom karbon yang mengikat 4 gugus
atom yang berbeda, dan memiliki dua bayang cermin
yang tidak bertindih (superimposibel)
 Apabila suatu molekul memiliki n karbon kiral, isomer
yang dimiliki 2n

www.themegallery.com
Proyeksi Fischer
 C nomor dua pada gliseraldehid
berbentuk chiral  gliseraldehid
berbentuk sepasang enansiomer.

 Biasanya senyawa ini ditunjukkan


dengan nama klasikalnya, D-
gliseraldehid digambarkan dengan
gugus hidroksil pada karbon chiral
diproyeksikan ke kanan sedangkan
dari L-gliseraldehid digambarkan
dengan gugus hidroksil diproyeksikan
kekiri
Proyeksi Haworth
 Proyeksi Haworth : cara umum menggambarkan struktur lingkar
monosakarida dengan perspektif tiga dimensi sederhana.
 Sir Walter Norman Haworth (1883 1950),berpendapat bahwa pada
molekul glukosa kelima atom karbon yang pertama dengan atom oksigen
dapat membentuk cincin segienam. Oleh karena itu, ia mengusulkan
penulisan rumus struktur karbohidrat sebagai bentuk cincin furan dan
piran.
 Pyran yaitu senyawa turunan yang terbentuk karena adanya reaksi
antara gugus aldehiddengan alkohol dan merupakan cincin segienam
(Reaksi antara C-1 dan C-5).
 Furan yaitu senyawa turunan yang terbentuk karena adanya reaksi
antara gugus keton dengan alkohol dan merupakan cincin segienam
(Reaksi antara C-1 dan C-4).
 Piranosa  cincin sakarida 6 anggota
 Furanosa  cincin sakarida 5 anggota

Gugus hidroksil anomerik Cincin 5-anggota hemiketal


diproyeksikan di atas cincin
dalam rumus Haworth

ß-D-Fruktofuranosa

Seri D
Gugus hidroksil disebelah kanan pada proyeksi Fischer terletak dibawah pada proyeksi Haworth
(dan sebaliknya,gugus hidroksil disebelah kiri pada proyeksi fischer terletak diatas pada proyeksi
Haworth)
Untuk gula D,gugus –CH2OH ujung terletak diatas pada proyeksi Haworth; sedangkan untuk gula
D pada proyeksi fischer letaknya dibawah.
Pembentukkan Cincin Furanosa
Stereoisomer
Stereoisomer : senyawa yang memiliki rumus bangun sama
tetapi berbeda dalam konfigurasi ruang

Stereoisomer Enantiomer
Diastereomer
Enantiomer
Enantiomer:pasangan strereoisomer yang
merupakan refleksi cermin satu sama
lain

D- erythrose L- erythrose
Diastereomer
Diastereomer: pasangan Stereoisomer yang bukan enantiomer
(bukan merupakan bayangan cermin satu sama
lain ), memiliki nama, sifat fisika dan kimia yang
berbeda
Epimer
Epimer : Diastereomer yang konfigurasinya berbeda
hanya pada satu pusat carbon kiral
Anomer
 Anomer : sejenis epimer yang berbeda dalam konfigurasi terutama
pada karbon hemiasetal atau hemiketal.
 Hemiasetal adalah gugus hidroksil pada karbon 5 dari glukosa yang
menyerang karbon aldehid, yaitu karbon 1. Sedangkan Hemiketal
adalah gugus hidroksil pada karbon 5 dari glukosa yang menyerang
karbon keton, yaitu karbon 1.
 Dalam rumus haworth suatu D-gula, struktur dimana OH anomerik
diproyeksikan kebawah disebut α-anomer, sedangkan struktur
dimana OH diproyeksikan ke atas disebut β-anomer
Mutarotasi
 Perubahan bentuk dari isomer α ke β jika dilarukan didalam air.

 Terjadi karena ( dalam larutan ) baik α maupun β D glukosa mengalami


suatu penyetimbangan lambat dalam bentuk rantai terbuka dan dengan
anomer lainnya.

 Anomer apapun yang dilarutkan hasilnya adalah campuran


kesetimbangan 64% β D glukosa, 36% α D glukosa dan 0,02% aldehid di
glukosa.

 Pemasukan 100% α D glukosa (padat) ke dalam air, daya putar optiknya


mulai berubah ketika bentuk α rantai terbuka dan β menuju keadaan
setimbang (dari +112° menjadi +52,6°)
Senyawa Meso
 Suatu stereoisomer yang mengandung karbon kiral tetapi dapat
diimpitkan pada bayangan cermin disebut dengan bentuk MESO
 Banyangan cermin bisa diimpitkan karena setidaknya pada satu
konformasi molekul mempunyai sati bidang simetri dalam, separuh
atas dari molekul itu adalah bayangan cermin dari separuh bawah
molekul, sedhingga dapat dikatakan kedua paruhan molekul itu
saling mengimpitkan
 Sebuah pusat kiral dalam satu molekul akan memberikan 2
stereoisomer atau sepasang enantiomer
 Dua pusat kiral akan memberikan maksimal 4 stereoisomer atau
2 pasang enantiomer
 Secara umum, sebuah molekul dengan n pusat kiral mempunyai
maksimum 2N stereoisomer atau 2 n-1 pasang enantiomer,
walaupun mungkin bisa kurang karena mungkin beberapa
stereoisomer adalah senyawa meso
www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai