Oleh: Fitri Yani 1210312001 Definisi Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) gangguan keseimbangan perifer yang datang tiba-tiba akibat perubahan posisi kepala, sering dijumpai terutama pada usia dewasa muda hingga usia lanjut.
BPPV termasuk vertigo perifer karena
kelainannya terdapat pada telinga dalam, yaitu pada sistem vestibularis perifer. Anatomi Organ Vestibular Epidemiologi • Prevalensi BPPV yaitu antara 11 sampai 64 per 100.000 penduduk. • Dari kunjungan 5,6 miliar orang ke rumah sakit dan klinik di Amerika Serikat dengan keluhan pusing didapatkan prevalensi 17% - 42% pasien didiagnosis BPPV. • Di Indonesia, BPPV merupakan vertigo perifer yang paling sering ditemui, yaitu sekitar 30%. Proporsi wanita dibandingkan dengan pria yaitu 2,2 : 1,5. • Usia penderita BPPV biasanya pada usia 50-70 tahun, paling banyak adalah diatas 51 tahun. Jarang ditemukan pada orang berusia kurang dari 35 tahun bila tidak didahului riwayat trauma kepala. Etiologi • >50% idiopatik • Trauma kepala (bilateral) • Neuritis vestibularis • Penyakit meniere • pasca operasi bed rest total lama. • Operasi telinga (pasca stapedectomi) Patofisiologi • Bagian melebar pada pangkal KSS ampula • Dalam ampula kupula deteksi gerakan cairan KSS akibat gerakan kepala • Debris di dalam makula utrikulus: kalsium karbonat memiliki berat 2 kali lebih padat dibanding endolimfe sehingga bergerak sebagai respon terhadap gravitasi. • Debris terlepas dari makula utrikulus lalu masuk ke KSS atau bergerak bebas dalam lumen salah satu kanal sensasi vertigo • 2 teori BPPV: - Teori kupulolitiasis: partikel melekat pada capula - Teori kanalitiasis :pertikel bergerak bebas dalam kanal Diagnosis • Anamnesis a. Pusing berputar yang dicetuskan perubahan posisi kepala, berlangsung 10-20 detik, kadang disertai mual b. Vertigo berkurang dan berhenti spontan dalam beberapa hari-tahun • Pemeriksaan Fisik a. Memprovokasi dan mengamati respon nistagmus yang abnormal b. Perasat Dix-Hallpike, Tes Kalori, Perasat Supine Roll Dix-Hallpike Supine Roll Respon Abnormal Pasien BPPV muncul nistagmus setelah provokasi, timbul lambat, ±40 detik, lalu hilang <1 menit jika kanalitiasis, >1 menit jika kupulolitiasis • Cepat ke atas, berputar ke kanan posterior kanan • Cepat ke atas, berputar ke kiri posterior kiri • Cepat ke bawah, berputar ke kanan anterior kanan. • Cepat ke bawah, berputar ke kiri anterior kiri Diagnosis Banding • Vestibular neuritis • Labirinitis • Penyakit meniere (distensi sistem endolimfatik/ hidrops endolimfe karena peningkatan volume endolimfe) Tatalaksana • Prinsip menuver reposisi pertikel dengan sederhana dikeluarkan dari KSS menuju makula utrikulus tidak timbul gejala • 3 macam manuver untuk BPPV: - Canalit Repositioning Treatment (CRT): kanal posterior - Liberatory: cupulolitiasis - Brandt-Daroff exercise CRT/Epley Maneuver • Kepala menoleh 45 derajat ke sisi yang sakit • Pasien berbaring dengan posisi kepala tergantung , tahan 1-2menit. Epley Maneuver • Rotate 90 degrees contralateral Epley Maneuver • Head and body rotated to 135 degrees from supine/ posisi supinasi berubah menjadi lateral dekubitus dan dipertahan 30-60 detik Epley Maneuver • Keep head turn and to sitting • Turn forward chin down 20 degrees CRT/Epley Manuever Manuever Semont/ liberatory • pasien diminta duduk tegak, lalu kepala dimiringkan 45o ke sisi yang sehat • secara cepat bergerak ke posisi berbaring dan dipertahankan selama 1-3 menit • Observasi nistagmus dan vertigo • Setelah itu pasien pindah ke posisi berbaring di sisi yang berlawanan tanpa kembali ke posisi duduk lagi. Liberatory/Manuver Semont Brandt-Daroff Exercises Tatalaksana farmakologi • Tidak rutin dilakukan • Mengatasi keluhan jangka pendek yang ditimbulkan seperti mual, muntah dan pusing berputar • Pemberian betahistin 48 mg/hari terbagi dalam 2 atau 3 dosis. Edukasi • Setelah tindakan reposisi, pertahankan kepala pada posisi tegak selama 24 jam, tidur dengan 2 bantal agar kanalith tidak kembali ke KSS Sleep semi-recumbent for the next two nights • Pembedahan dilakukan jika gagal dengan manuver reposisi • Risiko pembedahan gangguan pendengaran dan kerusakan saraf fasialis • Tindakan yang dapat dilakukan berupa oklusi KSS posterior, pemotongan nervus vestibuler / transeksi saraf ampula THANK YOU