Anda di halaman 1dari 71

Mekanika Fluida II

Capaian pembelajaran (kompetensi) :


■ Memahami sifat-sifat aliran fluida di dalam saluran dan di permukaan
luar

Fenomena aliran yang rumit

Sistem perpipaan air Gaya angkat pada sayap 1


Bahan kajian (pokok-pokok bahasan)
 Analisis dimensional
 Aliran di dalam saliran (pipa)
 Aliran di permukaan luar
 Aliran kompresibel

Penilaian :
1. Tugas/kuis
2. Kehadiran ≥75 %
3. UTS
4. UAS

Dosen pengampu: endang achdi

Referensi:
White, Frank M., Fluid Mechanics, 7th Edition, McGraw Hill

2
Analisis Dimensional

■ Sebuah metode untuk mengurangi jumlah dan


kompleksitas variabel eksperimnetal yang
mempengaruhi suatu fenomena fisik yang diamati dengan
teknik pemadatan
Apabila suatu fenomena bergantung pada n varibel, maka
analisis dimensional akan mengurangi permasalahan
menjadi k variabel tak bersatuan (dimensionless), dan n - k
= 1, 2, 3, atau 4 bergantung pada kompleksitas
permasalahan. Secara umum n – k = jumlah dimensi dasar
berbeda yang mengendalikan permasalahan. Dalam
mekanika fluida terdapat 4 dimensi dasar yaitu massa (M),
panjang (L), waktu (T), dan temperatur (θ), disingkat MLTθ.

Prinsip keseragaman dimensional:


“Apabila sebuah persamaan dengan benar menyatakan
hubungan yang tepat antara variabel dalam suatu proses
fisik, maka secara keseragaman dimensional, masing-
masing bagian persamaan akan memiliki dimensi yang
sama”
3
Perhatikan persamaan perpindahan (gerak) benda jatuh pada
persamaan (5.5) di bawah ini.

Masing - masing bagian pada pesamaan (5.5) adalah perpindahan atau


panjang, memiliki dimensi L. Secara dimensional, persamaan (5.5) adalah
seragam.
Perhatikan persamaan Bernoulli aliran inkompresibel pada persamaan (5.6)
di bawah ini, masing-msing bagian memiliki dimensi kecepatan kuadrat
atau M²/L².

Variabel dan konstanta:


Persamaan (5.5) dan (5.6) menggambarkan beberapa faktor yang sering
masuk ke dalam analisis dimensional:
 Vaiabel dimensional : besaran-besaran yang secara aktual berubah
untuk sebuah kasus yang diketahui. Persamaan (5.5) yaitu S dan t, dan
pada persamaan (5.6), yaitu p, V, dan z.
 Konstanta dimensional: besaran yang dijaga konstan untuk sebuah
kasus yang diketahui. Pada persamaan (5.5) yaitu So, Vo, dan g; dan
pada persamaan (5.6), yaitu ρ, g, dan c
 Konstanta murni: konstanta yg tak bersatuan, pada persamaan (5.5) dan
persamaan (5.6) yaitu masing-masing ½ dan pangkat 2.
4
Teorema Pi
Teorema Pi (π) dikemukakan oleh Buckingham pada 1914, dikenal
juga sebagai Teorema Pi Buckingham.
Penjelesan teorema Pi :
Apabila sebuah proses fisik memenuhi prinsip keseragaman
dimensional (PDH) dan meliputi n variabel dimensional, maka dapat
dikurangi menjadi k variabel tak bersatuan atau πs. Pengurangan j =
n - k ≤ jumlah variabel yang tidak membentuk sebuah π dan selalu ≤
jumlah dimensi pada variabel. Misalkan pada sebuah kasus
mengandung 5 variabel, yaitu F, L, U, ρ, dan μ yang diuraikan dengan
dimensi MLT, dengan demikian n = 5 dan j ≤ 3. Oleh karena itu
permasalahan kasus ini dapat dikurangi menjadi k gruf π, k = n – j ≥
5 – 3 = 2. Gruf π ini, yaitu π1 dan π2.
Mencari pengurangan j, kemudian memilih j variabel yang tidak
membentuk di antara π itu sendiri. Masing-masing gruf π akan
merupakan perkalian pangkat dari j variabel ditambah satu variabel
tambahan. Misalkan suatu proses meliputi 5 variabel :

Misalkan terdapat tiga dimensi MLT, dengan demikian n – j = 2. Dari


teorema π berarti terdapat 2 gruf π. Tiga variabel dipilih tidak
membentuk sebuah π, diperkirakan v2, v3, dan v4. Dua gruf dibentuk
oleh perkalan pangkat dari 3 variabel ini, ditambah satu variabel v1
atau v2 :
5
Tabel dimensi sifat-sifat fluida

6
Contoh soal 5.2
5.2

7
Contoh soal 5.2 (lanjutan)

8
Contoh soal 5.3

9
Contoh soal 5.3 (lanjutan)

10
Contoh soal 5.3 (lanjutan)

11
Aliran viskos di dalam saluran

Viskositas : besaran - sifat fluida yang menunjukkan hambatan


(tahanan) suatu fluida terhadap aliran
Aliran viskos : aliran fluida yang mempunyai atau
memperhitungkan hambatan
Salah satu permasalahan penting penerapan fluida dalam
rekayasa (engineering) adalah aliran dalam saluran dengan
kecepatan yang berbeda, fluida yang berbeda, dan bentuk
saluran yang berbeda. Permasalahan dasar aliran di dalam
saluran adalah sistem perpipaan (piping system) yang
komponennya terdiri dari pompa, pipa, katup, sambungan,
belokan, dan difusor. Contoh, misalkan untuk penurunan
tekanan (pressure drop) tertentu yang diketahui pada pompa,
berapa debit (laju aliran volume) air yang dialirkan.
Rejim aliran : daerah - kondisi aliran fluida
 Laminer (laminar): kondisi aliran yang teratur (halus) dan
stedi.
 Transisi (transition) : kondisi aliran peralihan dari laminer ke
turbulen.
 Turbulen (turbulent) : kondisi aliran yang berubah - ubah dan
bercampur.
12
Visualisasi rejim aliran

Rejim aliran laminer (a), transisi (b), dan turbulen (c)

Formasi aliran turbulen di dalam pipa Gambar skets Reynold - aliran transisi
daerah sisi masuk (a dan b) dan hilir (c dan d) laminer (a), turbulen (b), dan foto (c)

13
Bilangan Reynold
Hasil analisis dimensional, bilangan Reynold untuk aliran
dalam saluran :

𝑹𝒆 = 𝝆𝑽𝒅 = 𝑽𝒅
𝝁 𝒗
ρ = massa jenis, V = kecepatan rata-rata, d = diameter saluran,
μ = viskositas dinamik, v = viskositas kinematik
Bilangan Reynold kritis untuk perancangan aliran dalam pipa:
𝑹𝒆𝒌𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔 = 𝟐𝟑𝟎𝟎
Pada Re = 2300 terjadi transisi rejim aliran dari laminer ke
turbulen.

14
Aliran di dalam saluran panjang

Ganbar di samping kiri memperlihatkan


aliran di dalam saluran panjang.
Daerah masuk (entrance region)
merupakan aliran tanpa hambatan di
dekat bagian hulu saluran yang menyatu
mengalir masuk ke dalam pipa.
Lapisan batas (boundary layer)
terbentuk semakin tebal ke arah hilir.
Di dinding saluran aliran tertahan dan
ke arah pusat penampang saluran
mengalami percepatan untuk
mempertahankam persamaan
kontinuitas (kekekalan massa).
Pada jarak tertentu lapisan batas
bersatu dan aliran tanpa hambatan
menghilang,
Jarak tertentu ini dinamakan panjang daerah sisi masuk (Le). Hasil analisis
dimensional:

Untuk aliran laminer:

d = diameter saluran
15
Untuk aliran turbulen :

16
Head loss
Volume atur aliran stedi dalam pipa yang telah berkembang penuh
diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Persamaan kontinuitas antara
penempang 1 dan 2 untuk aliran inkompresibel

Persamaan energi antara penampang 1 dan 2

Volume atur aliran stedi dalam


potongan pipa miring

17
Head loss pipa

Head loss pipa sama dengan jumlah perubahan head


tekanan dan head gravitasi atau merupakan perubahan HGL
(hydraulic grade line)
Berdasarkan persamaan momentum pada volume atur yang
ditunjukkan oleh gambar sebelumnya, gaya dalam arah x
akibat tekanan, gravitasi, dan tegangan geser adalah sbb:

Subtitusi pers (6.9a) ke pers (6.8) diperoleh

Dari Yulius Weisbach (Jerman, 1850) yang sesuai seperti


data dari G. H. L. Hagen (Jerman, 1839) tentang rejim aliran :

18
Penggabungan pers (6.9) dan pers (6.10):

Aliran laminer dalam pipa


Poiseuille, faktor gesekan aliran laminer yang telah berkembang penuh
dalam pipa

19
Contoh soal 6.3 (lanjutan)

20
Contoh soal 6.3 (lanjutan)

Konsep rata-rata waktu Reynold


Pada aliran turbulen, kecepatan (u) dan tekanan (p) secara cepat
berubah acak terhadap waktu (t) seperti diperlihatkan pada gbr di
bwh ini.
Kecepatan rata – rata waktu
untuk kecepatan u (x, y, z, t)
didefinisikan :

21
Contoh soal 6.4

22
Contoh soal 6.4 (lanjutan)

23
Aliran turbulen dalam pipa
Gambar di bawah ini memperlihatkan tegangan geser laminer dan
tegangan geser turbulen dalam aliran turbulen di lapisan dekat dinding.
Tegangan geser laminer mendominasi di lapisan dinding (wall layer), dan
tegangan geser turbulen mendominasi di lapisan luar (outer layer).
Lapisan antara lapisan dinding dengan lapisan luar dinamakan lapisan
tumpang tindih (overlap layer).
Gambar distribusi tegangan
geser (a) dan kecepatan (b)
dalam aliran turbulen.
C. B. Millikan (1937), di
lapisan tumpang tindih,
kecepatan berubah dengan
logaritma y:

Pers (6-28)
Faktor gesekan Darcy:

Analisis dimensional, kecepatan gesekan (friction velocity)

24
Faktor gesekan
Untuk aliran turbulen penuh dalam pipa dinding halus diperoleh konstanta
tak bersatuan k = 0,4 dan B = 5, persamaam logaritma lapisan tumpang
tindih (6-28) menjadi

Logaritma peramaan (6.34) di atas dapat dituliskan sbb:

Subtitusi persamaan (6.35) dan persamaan (6.36) ke persamaan (6.34):

Prandtl pada 1937 telah menurunkan persamaan (6.37) dan mengoreksi


konstanta:

Alternatif faktor gesekan:

25
Penurunan tekanan

Penurunan tekanan (pressure drop)

𝜋𝑑 2
Subtitusi debit 𝑄 = 𝑉 ke persmaan (6.40)
4

Untuk pipa yang mempunyai permukaan kasar sepenuhnya

Digram Moody
Colebrook (1939) menggabungkan persamaan (6.38) untuk dinding
pipa halus dan persamaan (6.47) untuk dinding pipa kasar

Moody pada 1944 membuat diagram persamaan (6.48) dan dikenal


sebagai diagram Moody

26
Diagram Moody

27
28
Contoh soal

Aliran dalam saluran tidak sirkular


Apabila penampang saluran tidak bundar (sirkular), maka analisis
aliran yang telah berkembang penuh mengikuti pipa sirkular dengan
diameter pipa sirkular diganti diameter hidrolis atau jari-jari hidrolis:
4𝐴
𝐷𝑕 =
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔
 =
Bilangan Reynold
𝑇𝑒𝑟𝑏𝑎𝑠𝑎𝑕𝑖 4𝑅 𝑕
𝑅𝑒𝑑= 𝜌𝑉𝐷 ℎ = 𝑉𝐷 ℎ
𝜇 𝑣
 Head loss major (utama)
𝐿 𝑉2
ℎ𝑓 = 𝑓
𝐷 ℎ 2𝑔

29
30
31
Rugi-rugi minor

Dalam sistem perpipaan, selain terdapat head loss major yang dihitung
dengan menggunakan diagram Moody juga terdapat tambahan rugi-rugi
yang dikenal sebagai rugi-rugi minor atau rugi-rugi lokal yang
disebabkan oleh:
 Sisi masuk atau keluar pipa
 Ekspansi dan kontraksi mendadak
Bengkokan, belokan, dan sambungan
Head loss minor:
2
ℎ𝑚 = 𝐾 𝑉
2𝑔
koefisien rugi-rugi K tidak bersatuan.
Head loss total sistem perpipaan:

32
Koefisien rugi katup

a. Gate valve
b. Globe valve
c. Angle valve
d. Swing – check valve
e. Disk – type gate valve

33
Koefesien rugi-rugi sambungan

34
Koefisien rugi-rugi sambungan

35
Contoh soal

36
Contoh soal (lanjutan)

37
Sistem Pipa

Jaringan pipa

(a) Pipa seri


(b) Pipa paralel
(c) Tiga reservoir yg terhubung

38
 Pipa seri
Laju volume (debit):

Rugi - rugi head:

 Pipa paralel:
Rugi-rugi head (penurunan tekanan pada masing-masing
pipa sama) dan total laju volune sama dengan jumlah laju
volume masing-masing pipa

39
Contoh soal

40
Contoh soal

41
Contoh soal (lanjutan)

 Tiga reservoir yang terhubung:


Ketiga laju volume dianggap menuju ke pertemuan ketiga pipa dan
diberi tanda positif:

Kenyataannya sebagian laju volume harus ada yang keluar menjauh


dari pertemuan.
42
Elevasi (ketinggian) HGL di pertemuan ketiga ppa:

pj tekanan gage di pertemuan pipa dan zj ketinggian pertemuan pipa.


Rugi-rugi head masing – masing pipa reservoir pipa:

 Jaringan pipa
Penggunaan jaringan pipa (pipe network) di antaranya digunakan
untuk sistem penyedian air ke apartemen di perkotaan.
Perhitungan jaringan pipa sangat rumit tapi mengikuti aturan dasar
berikut :
1) Jumlah laju volume neto menuju setiap pertemuan pipa sama
dengan nol
2) Jumlah penurunan tekanan (rugi head) pada setiap loop
tertutup sama dengan nol
43
3) Semua perubahan tekanan memenuhi persamaan diagram Moody
dan koefisien rugi-rugi minor

Penyelesaian secara iterasi dari langkah langkah aturan dasar di atas


pertama kali dikembangkan oleh Prof Hardy Cross pada 1936.

Pengukuran fluida

44
Jenis pengukuran aliran
 Mengukur sifat-sifat lokal: kecepatan, tekanan, temperatur, massa
jenis, viskositas, intensitas turbulen)
 Mengukur sifat-sifat gabungan: laju massa, laju volume
 Mengukur sifat-sifat global: visualisasi medan aliran keseluruhan
Pengkuran kecepatan lokal:

45
Pitot tube statik

Rumus Pitot (Henri de Pitot, 1732, Insinyur Perancis)

46
Contoh soal

47
Pengukuran Debit

Pengukuran debit (laju volume) berdasarkan tiga obstraksi (hambatan)


utama Bernoulli: (a) nosel radius panjang, (b) orifis pelat tipis, dan (c)
nosel venturi
48
Persamaan pengukuran debit

Persamaan kontinuitas dan persmaan Bernulli

Persamaan debit:

Perbandingan obstraksi (penyempitan) β = D2/D dan koefisien discharge


(kalibrasi) Cd:

Cd dicari dari persamaan dan grafik.

49
Koefisien discharge

Nosel dan Venturi

Pelat orifis

50
Contoh soal

Penyelesaian: Kondisi teoritis ideal

51
Rota Meter

Wnet berat pelampung, Aa = Atube – Afloat, dan


Cd koefisien discharge

52
Aliran Melewati Permukaan Luar Benda

Aliran melewati pelat datar


pada bilangan Reynold rendah (a)
dan pada bilangan Reynold tinggi
(b) yang pertama kali
dikemukakan oleh Prandtl
pada 1904

Bilangan Reynold:
𝑅𝑒𝐿 = 𝜌𝑈𝐿 = 𝑈𝐿
𝜇 𝑣

Tebal lapisan batas pada jarak x:

53
 Aliran melintasi benda tumpul

Skets aliran ideal (a)


dan aliran aktual (b)

Pada kondisi aliran ideal terbentuk lapisan batas tipis dan di bagian
belakang menebal. Pada kondisi aliran aktual terbentuk lapisan
batas tipis di permukaan depan dan tekanan turun tetapi di
permukaan belakang tekanan naik dan aliran terpisah semakin
luas.

Foto lintasan pusaran (vortex)


di belakang silinder (gbr 5.2a)

54
 Aliran melewati pelat datar

Gambar di atas (gambar 7.3) memperlihatkan aliran fluida


melewati permukaan pelat datar. Tegangan geser (geseran) di
permukaan pelat menahan aliran fluida sehingga terbentuk daerah
lapisan batas (boundary layer) dengan profil distribusi kecepatan
u(x, y). Tebal lapisan batas pada jarak x disimbolkan dengan δ(x).
Daerah airan di atas (di luar) lapisan batas dinamakan aliran bebas
yang tidak terpengaruh oleh tegangan geser permukaan τw(x, y)
dengan distribudi kecepatan U seragam, sama dengan kecepatan
aliran bebas.
Tegangan geser pada pelat datar yang diturunkan T. von Karman
pada 1921 (persamaan integral momentum) berlaku untuk laminer
dan turbulen:

(7.5)

Θ = tebal momentum 55
Contoh soal

56
Lapisan batas pada pelat datar

 Laminer
Persamaan Prandtl pada lapisan batas:

Profil kecepatan Blasius

57
Tebal lapisan batas
 Jarak tegak lurus dari permukaan pelat ke titik yang memiliki
kecepatan u = 0.99U pada jarak x dari tepi hulu

Koefisien geseran (friksi) dan perubahan tebal lapisan batas di


permukaan pelat datar

Tegangan geser pada permukaan pelat

Geseran pada permukaan pelat menimbulkan gaya hambatan total

Koefisien drag (hambatan) pada permukaan pelat

58
Contoh soal

59
Contoh soal (lanjutan)

60
Gradien tekanan pada lapisan batas

Gambar (a) aliran laminer, gradien


kecepatan positif dan gradien
tekanan negatif, dan tidak ada
separasi aliran. Gambar (b) gradien
kecepatan dan gradien tekanan
sama dengan nol, aliran mengalami
transisi. Gambar (c), (d) dan (e)
terjadi titik balik (point of inflection)
di dalam lapisan batas. Gambar (c)
gradien tekanan rendah, belum
terjadi separasi tetapi terjadi
tarnsisi ke turbulen. Gambar (d)
kondisi aliran kritis, tegangan geser
dinding nol, 𝜕𝑢 𝜕𝑦 = 0. Tegangan
geser dinding 𝜏 𝑤 = 0 dinamakan titik
separasi (separation point).Gambar
(e) gradien tekanan yang lebih besar
menyebabkan aliran balik (backflow)

61
Drag gesekan dan drag tekanan

Gaya-gaya dan momen


pada benda dalam aliran seragam

Hanya gaya drag untuk aliran yang sejajar


dengan bidang-bidang simetris
62
Koefisien drag :

Drag tekanan (pressure drag) ditimbulkan oleh adanya


perbedaan tekanan stagnasi yang besar di sisi depan
benda dengan tekanan yang rendah di sisi belakang
benda di daerah separasi, sedangkan drag gesekan
(friction drag) ditimbulakn oleh tegangan geser di
permukaan benda. Kontribusi drag tekanan lebih besar
dari drag gesekan.
Gambar kurva di bawah ini memperlihatkan data drag
untuk sebuah silinder dalam garis arus (streamline).
Gambar kurva (a) menunjukkan pada perbandingan tebal
(mendekati) nol maka benda sebagai pelat rata, 100 %
drag gesekan. Pada pebandingan tebal dengan chord
(t/c) sama dengan 1 (satu) maka benda sebagai silinder,
drag gesekan sekitar 3 %. Pada t/c = 0,25, drag tekanan
dan drag gesekan sama. Gambar kurva (b)
memperlihatkan perbedaan cukup besar apabila drag
berdasarkan pada luas prontal dibandingkan pada luas
bidang rata, biasanya yang dipilih luas bidang rata.

63
Pengaruh perbandingan t/c terhadap gaya drag

Kurva pengaruh t/c tehadap keafisien drag pada 𝑅𝑒𝑐 = 106

64
Pengaruh separasi aliran pada silinder

Gambar di samping ini memperlihatkan


pengaruh separasi aliran pada silinder.
Gambar (c) memperlihatkan teori
inviscid (tanpa viskositas) distribusi
tekanan pada silinder:

p distribusi tekanan, p~ dan V


merupakan tekanan dan kecepatan
aliran bebas.
Gambar (c) memperlihatkan perbedaaan
tekanan aktual untuk aliran laminer dan
turbulen pada lapisan batas dengan
teori inviscid.

Perbedaan separasi aliran laminer (a)


dan turbulen (b) benda bowling 8,5 in
dalam air 25 ft/s pada gambar
di samping kanan.
65
Tabel 7-2 Koefisien drag benda dua dimensi pada Re ≥ 10⁴

66
Koefisien drag silinder elips

Soal 7-91
Buat grafik variasi kecepatan putar
anemometer terhadap kecepatan
angin untuk kecepatan
angin 0 < U < 25 m/s
apabila tahanan torsi
bantalan 0,004 n.m

67
Contoh soal

68
Gaya angkat pada benda
Benda-benda terangkat seperti airfoil, hydrofoil, dan vane digunakan
untuk membangkitkan gaya sebesar mungkin yang tegak lurus
tehadap aliran bebas dan hambatan sekecil mungkin. Benda-benda
terangkat mempunyai bentuk seperti sayap burung yang tipis (t/c ≤
0,24) dan secara skets diperlihatkan oleh gambar di bawah ini.

Koefisien gaya angkat dan gaya drag:

69
Luas bidang rata (planform area) Ap = bc
Koefisien lift (CL) dan koefisien drag (CD) berubah terhadap
sudut serang (α) dan bilangan Reynold (Re).
Bilangan Reynold:
𝑉𝑐
𝑅𝑒 =
𝑣
Gambar di vawah ini merupakan visualisasi aliran asap pada
sudut serang besar (15 sampai 20º) yang memperlihatkan
pemisahan aliran sepenuhnya pada permukaan atas yang
dinamakan stall, gaya angkat turun drastis, gaya drag naik
drastis.

Visualisasi stall
70
Koefisien lift airfoil NACA

Contoh soal:

71

Anda mungkin juga menyukai