ATAU
– SESEORANG YANG MENINGGAL KARENA PENYAKIT
SALURAN PERNAFASAN YANG TIDAK JELAS
PENYEBABNYA DAN PADA PEMERIKSAAN AUTOPSI
DITEMUKAN TANDA PATOLOGIS BERUPA “
RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME “ YANG TIDAK
JELAS PENYEBABNYA
KARAKTERISTIK VIRUS
• Coronavirus agen penyebab SARS. Virus ini
stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama
1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada
penderita diare.
• Virus SARS kehilangan infektivitasnya terhadap
berbagai disinfektan dan bahan-bahan fiksasi.
• Metode penularannya melalui udara serta kontak
langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien.
Misalnya terkena ludah saat pasien bersin dan
batuk bahkan bisa melalui barang-barang yang
terkontaminasi atau barang yang digunakan oleh
pasien SARS.
Faktor Predisposisi
Patofisiologi
- Bila dirontgen
(pneumonia) &
gagal pernafasan =
probable SARS/
terkena SARS.
- Limfosit menurut
- Trombosit menurut
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Radiologis : air bronchogram :
streptococcus pneumonia
• Pada pemeriksaan fisik : dengan
menggunakan stetoskop, terdengar bunyi
pernafasan abnormal ( seperti ronchi atau
wheezing ). Tekanan darah seringkali
rendah dan kulit, bibir serta kuku
penderita tampak kebiruan ( sianosis,
karena kekurangan oksigen )
• Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk
mendiagnosis SARS
• Pemeriksaan laboratorium : Leukosit
• Pemeriksaan bakteriologis : sputum, darah,
aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal,
aspirasi jarum transtorakal, torakosintesis,
bronkoskopi dan biopsy
• Test DNA sequencing bagi coronavirus
yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8 jam
dan sangat akurat. Test yang lama hanya
mampu mendeteksi antibody.
Penatalaksanaan
1. Isolasi
2. Therapi suportif
umum (Terapi
oksigen,
nebulisasi,
Fisioterapi,
Pengaturan cairan,
kortokosteroid
pada fase sepsis
berat, Obat
inotropik,
Cont’
• Ventilasi mekanis
• Drainase empiema
• Bila terdapat gagal nafas,
diberikan nutrisi dengan
kalori cukup)
Terapi Antibiotik
MERS Cov
Manifestasi Klinis
ISPA
Seperti infeksi pernapasan akut berat
(severe acute respiratory infection/SARI
Pneumonia
Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS), disertai gagal ginjal, perikarditis
dan Disseminated Intravascular
Coagulation (DIC).
Pada pasien immunocompromise ditemukan
gejala awal demam dan diare.
Kasus dalam penyelidikan/suspek
A. Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
dengan tiga gejala di bawah ini: Demam (≥38°C) atau ada riwayat
demam, Batuk, Pneumonia, ARDS berdasarkan gejala klinis atau gambaran
radiologis yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Perlu waspada pada pasien dengan gangguan system kekebalan
tubuh (immunocompromised) karena gejala dan tanda tidak
jelas.
Pneumonia berat
Pasien remaja atau dewasa dengan demam, batuk,
frekuensi pernapasan > 30 kali/ menit, gangguan
pernapasan berat, saturasi oksigen (SpO2) <90%
Perjalanan penyakit
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Onset: akut dalam waktu 1 minggu dari timbulnya
gejala klinis atau perburukan gejala respirasi,
atau timbul gejala baru
Gambaran radiologis (misalnya foto toraks atau
CT scan): opasitas bilateral, yang belum dapat
dibedakan apakah karena efusi, kolaps paru /
kolaps lobar atau nodul.
Edema paru: kegagalan pernafasan yang belum
diketahui penyebabnya, apakah karena gagal
jantung atau overload cairan
Tingkat hipoksemia:
ARDS ringan : 200 mm Hg
<PaO2/FiO2 ≤ 300 mm Hg
ARDS
dengan PEEP atau CPAP≥ 5
cm H2O;
ARDS sedang : 100 mm Hg
<PaO2/FiO2 ≤ 200 mm Hg
dengan PEEP ≥ 5 cm H2O
ARDS berat : PaO2/FiO2 ≤
100 mm Hg dengan PEEP ≥ 5
cm H2O