Anda di halaman 1dari 11

KEBIJAKAN MONETER

Wiqaya Azmi
Isyana Tungga Dewi
Masri Late
Kebijakan moneter?

kebijakan moneter adalah suatu kebijaksanaan yang dilakukan


untuk mengontrol penawaran dan permintaan uang (uang yang
beredar di masyarakat), persediaan uang yang ada, stabilitas nilai
mata uang dan arah kemana uang akan dialokasikan dengan
menggunakan alat-alat atau piranti moneter yang tepat supaya
dapat dicapai tujuan dari kebijakan moneter itu sendiri.
JENIS KEBIJAKAN MONETER
EKSPANSIF KONTRAKTIF

*
SEJARAH
KEBIJAKAN
MONETER ISLAM
Permintaan Uang
● Teori Klasik
Dengan sederhana, Irving Fisher merumuskan
teori kuantitas uang sebagai berikut:
Pengertian
MV=PT
Permintan Uang
sejumlah uang yg ● Teori Permintaan Uang Keynes
diminta atau yang Menurut Keynes besarnya permintaan uang
diinginkan oleh dapat dikelompokkan dalam tiga motif, yaitu:
masyarakat untuk a. Motif transaksi
tujuan tertentu b. Motif berjaga-jaga
c. Motif spekulasi
Permintaan Uang dalam Perspektif Islam
• Madzhab Iqtishaduna
Pada masa Rasulullah, permintaan uang hanya ada
dua yaitu untuk transaksi dan berjaga-jaga.
• Madzhab Mainstream
“Dues of idle
Islam mengarahkan sumber-sumber daya yang ada cash”
untuk dialokasikan secara maksimum dan efisien.
• Madzhab Alternatif
Permintaan dan penawaran uang dipenggaruhi oleh
besarnya profit sharing atau expected rate of profit
Manajemen Moneter Konvensional:
• Uang pasif
Agregat demand,
Suku bunga
Instrumen Moneter kesenjangan
(suku bunga)
jangka pendek
dan nilai tukar
output, dan INFLASI
ekspektasi inflasi

• Uang aktif

Instrumen
Target
moneter Target Antara INFLASI
Operasional
(besaran JUB)
Manajemen Moneter Islam

Dasar pemikiran dari manajemen moneter dalam konsep Islam


adalah terciptanya stabilitas permintaan uang dan mengarahkan
permintaan uang tersebut kepada tujuan yang penting dan produktif
Manajemen Moneter Islam
berdasarkan:
- Madzhab Iqtishaduna:
Penghapusan suku bunga dan adanya kewajiban pembayaran pajak atas biaya produktif yang
menggangur, menghilangkan insentif orang untuk memegang uang idle sehingga mendorong orang
untuk bermudharabah dan qard (meminjamkan harta kepada orang lain)
- Madzhab Mainstream:
1. Tidak adanya suku bunga sebagai biaya dari capital (cost of capital) dan dikenakannya pajak bagi
asset produktif yang menganggur (dues on idle fund)
2. Adanya mekanisme sistem bagi hasil dalam transaksi akan memberikan kesempatan yang luas bagi
masyarakat untuk secara bersama- sama ikut serta dalam roda perekonomian, yang pada akhirnya
terjadi pemerataan kesempatan kerja dapat tercapai
3. Terciptanya kepastian berusaha yang didukung dengan tidak adanya suku bunga yang ditentukan di
muka dalam transaksi pinjam-meminjam.
- Madzhab Alternatif
1. Keseimbangan Antara permintaan uang dan penawaran uang selalu terjaga
2. Penentuan besarnya penawaran uang yang merupakan refleksi dari permintaan uang ditentukan
melalui proses musyawarah yang melibatkan para pelaku ekonomi di sektor riil
Konsep Uang beredar dalam
Islam
MADZHAB IQTISHADUNA MADZHAB MAINSTREAM MADZHAB ALTERNATIF
“ JUB merupakan elastis “ penawaran uang “ pergerakan
sempurna, di mana dalam Islam penawaran uang
pemerintah sebagai sepenuhnya dikontrol merupakan derivasi dari
otoritas moneter tidak oleh negara sebagai kondisi riil
mampu untuk pemegang monopoli perekonomian itu
memengaruhi JUB ” dari penerbitan uang sendiri, dan bukannya
yang sah “ fungsi dari suku bunga ”
Hubungan antara sektor moneter dan sektor riil
Dalam sistem keuangan islam, hasil dari investasi dan pembiayaan yang dilakukan bank di
sektor riil akan menentukan besar kecilnya pembagian keuntungan di sektor moneter.
Artinya, sektor moneter memiliki ketergantungan pada sektor rill. Jika investasi dan
produksi di sektor rill berjalan dengan lancar, maka return pada sektor moneter akan
meningkat. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa kondisi sektor moneter merupakan
cerminan kondisi sektor rill. Sistem keuangan Islam mengedepankan pada produksi dan
perdagangan atau dikenal dengan istilah sektor riil. Kegiatan yang tinggi didalam bidang
produksi dan perdagangan akan mempertinggi jumlah uang yang beredar, sedangkan
apabila kegiatan ekonomi sedang lesu maka akan menurunkan jumlah uang yang beredar.
Dengan kata lain, permintaan terhadap uang akan lahir terutama dari motif transaksi dan
tindakan berjaga-jaga yang ditentukan pada tingkat pendapatan uang dan distribusinya.
Makin merata distribusi pendapatan, maka semakin besar permintaan akan uang untuk
peningkatan agregat tertentu. Didalam perekonomian islam, keseimbangan antara
aktivitas ekonomi rill dengan tinggi rendahnya jumlah uang beredar akan selalu dijaga.

Anda mungkin juga menyukai