Berkat jasanya pula, teori oksidasi-reduksi yang begitu terkenal dalam ilmu kimia terungkap.
Senyawa atau zat penting seperti asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, dan asam asetat lahir
dari hasil penelitian dan pemikiran Jabir. Ia pun sukses melakukan distilasi alkohol. Salah satu
pencapaian penting lainnya dalam merevolusi kimia adalah mendirikan industri parfum. Dalam
bidang kimia, karya Jabir ibnu Hayyan mencapai lebih 500 buah, tapi hanya beberapa yang
sampai pada zaman Renaissance. Salah satu yang terkenal adalah Al Hikmah Al Falsafiyah,
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin berjudul Summa Perfectionis. Ide-ide eksperimen Jabir
sekarang lebih dikenal sebagai dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, utamanya
pada bahan metal, nonmetal dan penguraian zat kimia.
Abu Zakariyya al-Razi
Ilmuwan Muslim lainnya yang berjasa melakukan
revolusi dalam ilmu kimia adalah Al-Razi yaitu Abu
Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali sebagai
Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran
yang lahir tahun 865 berhasil menghasilkan Kitab al-Asrar dan
kitab Sirr al-Asrar serta al-Madkhal al-Thalim yang masih
digunakan oleh para ahli kimia. Dalam karyanya berjudul, Secret
of Secret/Sirr al-Asrar, Al-Razi mampu membuat klasifikasi zat
alam yang sangat bermanfaat. Ia membagi zat yang ada di alam
menjadi tiga, yakni zat keduniawian, tumbuhan, dan zat binatang.
Soda serta oksida timah merupakan hasil kreasinya.
Al-Biruni
Sejarah peradaban Islam pun merekam kontribusi Al-Biruni (wafat 1051 M)
dalam bidang kimia dan farmakologi. Dalam Kitab Al-Saydalah (Kitab Obat-
obatan), dia menjelaskan secara detail pengetahuan tentang obat-obatan. Selain
itu, ia juga menegaskan pentingnya peran farmasi dan fungsinya.