Anda di halaman 1dari 67

ASKEP MCI

Oleh : Ns Sarti Purba, SKep


PENGERTIAN
• Miokardium Infark (MCI) adalah proses
rusaknya jaringan jantung akibat suplai
darah yang tidak adekuat, sehingga
aliran darah ke koroner berkurang
(Brunner&Suddarth, 2002)

• Miokardium Infark (MCI) adalah nekrosis


miokard akibat aliran darah ke otot
jantung terganggu (IPD,2006)
Lanjutan …..

• Miocardium Infark (MCI) adalah penyakit


arteri koroner yang disertai kerusakan
jaringan dan nekrosis. Kerusakan arteri
koroner dapat ditandai oleh adanya
trombosis, arterisklerosis atau spasme.
Jaringan Jantung yang terganggu pada
aliran darah dari arteri yang sakit akan
menjadi iskemik dan nekrotik
mengakibatkan infark (Hudak&Gallo,1997)
INSIDEN
Ø IM merupakan 15-20 % dari penyebab
kematian
Ø Pada pria biasanya 2 kali lebih banyak
kematian dari pada wanita
Ø Sering ditemukan pada pria antara 35-55
tahun, dengan serangan mendadak, tanpa ada
gejala pendahuluan
PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada luasnya
infark, umur penderita dan
cadangan tenaga myocardium.
15-25% meninggal dalam waktu 6
minggu, tetapi biasanya meninggal
dalam waktu 48 jam setelah
serangan .
Kematian biasanya oleh :
1. Fibrilasi ventrikel
2. Syok akibat kerusakan myokardium
yang berat (9%)
3. Payah jantung (40%)
4. Ruptur jantung (5-10%)
5. Embolus trombus, sangat berbahaya bila
tersangkut pada alat vital seperti otak
dan ginjal
ANATOMI JANTUNG
 Jantung merupakan organ utama
dalam system kardiovaskuler.
 Jantung dibentuk oleh organ-organ
muscular, apex dan basis cordis,
atrium kanan dan kiri serta ventrikel
kanan dan kiri.
Ukuran jantung kira-kira panjang 12
cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira
6 cm.
•Berat jantung sekitar 7-15 ons atau
200 sampai 425 gram dan sedikit
lebih besar dari kepalan tangan.
Setiap harinya jantung berdetak
100.000 kali dan dalam masa
periode itu jantung memompa
2000 galon darah atau setara
dengan 7.571 liter darah
LAPISAN JANTUNG
• 3 lapisan jantung:
– Endocardium (jaringan endothelium)
– Myocardium (serat otot untuk pompa)
– Epicardium ( bagian luar)
• Pericardium ( pembungkus jantung) :
– Viseral – melekat pada pericardium
– Parietas – jaringan fibrosa yang kuat, melekat
pada pembuluh darah, diafragma, sternum dan
columna vertebralis
• Ruang diantara keduanya berisi cairan
sejumlah 30cc (cairan pelumas untuk
mengurangi friksi / gesekan saat systole)
RUANGAN JANTUNG
Ada 4 ruangan dalam jantung dimana
dua dari ruang itu disebut atrium dan
sisanya adalah ventrikel.
Diantara atrium kanan dan ventrikel
kana nada katup yang memisahkan
keduanya yaitu ktup TRIKUSPIDALIS
(kanan)
• Sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel
kiri juga mempunyai katup yang disebut
dengan katup BICUSPID / MITRAL (kiri)
Kedua katup ini berfungsi sebagai
pembatas yang dapat terbuka dan
tertutup pada saat darah masuk dari
atrium ke ventrikel.
• Semilunar
 PULMONALIS (ventrikel kanan – arteri
pulmonalis)
 AORTA (ventrikel kiri – aorta)
FUNGSI KATUP JANTUNG

16
• Dinding atrium lebih tipis dari ventrikel karena
darah yang kembali ke atrium bertekanan
rendah sedangkan ventrikel perlu pompa lebih
kuat saat systole
• Dinding ventrikel kanan lebih tipis dari
ventrikel kiri sebab ventrikel kanan melawan
tekanan vaskuler pulmonal yang kecil
(rendah) sedangkan ventrikel kiri melawan
tekanan sistemik yang tinggi (lebih besar).
• Dinding ventrikel kiri 2 x lebih berotot dari
ventrikel kanan.
SIRKULASI JANTUNG
Atrium & Ventrikel kanan (distribusi darah vena)

Arteri Pulmonalis
(sirkulasi pulmonal untuk oksigenasi)

Vena Pulmonalis

Atrium & Ventrikel kiri


(distribusi darah kaya oksigen)

Aorta
(Sirkulasi sistemik)
ETIOLOGI
• Merokok
• Hipertensi (tekanan darah tinggi): 140/90 atau
sedang dalam pengobatan antihipertensi
• Usia Pria > 45 tahun, dan wanita > 65 tahun
• Adanya riwayat keluarga langsung/sedarah yang
menderita penyakit jantung/stroke:
– Jika Pria : < 55 tahun
– Jika Wanita : < 65 tahun
•Kegemukan
•Malas berolah raga
•Kadar trigliserida tinggi
•Steroid pria (androgen)
PATOFLOW
Terlampir :
TANDA DAN GEJALA
• Keluhan utama adalah nyeri dada yang
tiba-tiba dan berlangsung terus menerus
dan menetap > 30 menit
• Rasa nyeri yang tajam dan berat seperti
diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas,
seperti rasa ditindih barang berat, nyeri
menjalar umumnya ke lengan kiri, bahu,
leher, rahang, punggung dan daerah
epigastrium
Lanjutan …..

• Mual • Berdebar-debar
• Muntah • Takikardia
• Sesak nafas • Kulit pucat
• Pusing • Kulit dingin
• Keringat dingin • Hipotensi
Lanjutan …..

• Pada infark yang berat, terdapat duypneu dan


cyanosis akibat payah jantung.
• Denyut jantung bisanya bertambah tetapi dapat
pula berkurang.
• Sering terjadi arytmia seperti ekstrasistole dan
fibrilasi atrium.
• Pada auskultasi di paru-paru terdengar ronchi
basah akibat kongesti paruparu dan edema.
Friction rub “bising gesekan” pericardium ada
hari kedua atau ketiga.
• Kelainan EKG lebih penting dari
pada pemeriksaan fisik. Didapatkan
gelombang Q abnormal, elevasi
segmen ST dan gelombang T terbalik
TES DIAGNOSTIK
• EKG  gelombang Q lebar (> 0,04 detik) atau dalam
(>25% dari gelombang QRS). Gelombang ST elevasi pada
lead sesuai dengan area infark.
(anteroseptal ventrikel kiri  V1-V4, inferior 
lead II, III, aVF, lateral ventrikel kiri  I, aVL, V5,V6
• Gelombang P berubah (dapat terjadi cepat, beberapa
jam hingga beberapa minggu setelah infark). Pada awal
infark gelombang T dalam beberapa jam sampai dengan
beberapa hari gelombang T menjadi inverted.
A. Gelombang T puncak tinggi yang dikenal sebagai
gelombang T hiperkuat
B. Inversi gelombang T simetris
C. Elevasi segmen ST
D. Perkembangan gelombang Q
• Ekokardiograpi
• Laboratorium : Creatinin Fosfokinase
(CPK) atau CK (Kreatinkinase)
menigkat dalam 4-8 jam, kemudian
kembali normal setelah 48-72 jam.
• CKMB mencapai puncak 20 jam
setelah infark
• SGOT-SGPT meningkat dalam 12 jam
pertama
• LDH meningkat dalam 24 jam pertama
• Leukosit mencapai 12.000-15.000 dalam
beberapa jam dan bertahan 3-7 hari
• Peningkatan LED terjadi lambat, mencapai
puncaknya dalam 1 minggu dan dapat
bertahan 1 – 2 minggu
•Pemeriksaan Radiologi :
Berguna bila ditemukan adanya
bendungan jantung (gagal
jantung) atau Cardiomegali
•MRI (Magnetik Resonance
Imaging).
PENATALAKSANAAN
1. Rawat ICCU, puasa 8 jam
2. Tirah baring, posisi semi fowler.
3. Monitor EKG
4. Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit
5. Oksigen 2 – 4 lt/menit
6. Analgesik : Morphin 5 mg atau Petidin 25
– 50 mg
7. Obat sedatif : Diazepam 2 – 5 mg
8. Bowel care : Laksadin
9. Antikoagulan : Heparin tiap 4 – 6 jam
/infus
10. Diet rendah kalori dan mudah dicerna
11. Psikoterapi untuk mengurangi cemas
12. AKTP (Angioplasti Koroner Transluminal
Perkutan Primer)
KOMPLIKASI
• Gagal jantung kongestif
• Syok kardiogenik
• Infark miokard yang meluas
• Emboli pulmonal
• Perikarditis
• Ruptur ventrikular
• Aneurisma ventrikular.
PENGKAJIAN
PRIMER
Air way :
• Kaji adanya sumbatan jalan nafas oleh lidah
karena kesadaran menurun
Breathing
• Pernafasan cepat dan dangkal Sesak nafas
(dyspneu)  Sesak dengan aktifitas ringan atau
istirahat rhonci (akumulasi cairan di paru),
Penggunaan otot bantu nafas
Circulation
• Nadi lemah , tidak teratur
• Takikardi
• TD meningkat / menurun
• Edema
• Gelisah
• Kaji ekstremitas/akral dingin
• Kaji adanya sianosis
• Kaji capillary refill > 3 detik
 Faktor-faktor pencetus, seperti saat
marah, emosi yang hebat, pada saat
istirahat
 Kaji faktor-faktor yang menghilangkan
atau tidak akan hilang dengan istirahat,
rebah posisi tidur atau obat Nitrigliserin.
 Kaji tanda dan gejala pendukung lainnya
seperti pusing, lemah, perasaan akan
pingsan/Sinscop.
•Kaji nyeri dada :
 Persepsi pasien tentang sakit dada
 Lokasi nyeri akan menjalar ke dua
lengan bagian dalam
 Kaji kualitas nyeri dengan skala 0–10
 Kaji serangan dan lamanya sakit,
serangan apakah secara tiba-tiba
berangsur-angsur setelah beberapa
menit atau setelah beberapa jam.
• Kaji peningkatan suhu tubuh dan adanya
keringat dingin dan pucat
• TD turun(hipotensi), HR meningkat
(takikardia), nadi cepat dan halus,
Aritmia (ekstra sistole), friction rub,
palpitasi, penurunan nadi perifer,, distensi
vena leher
• Peningkatan kolesterol, enzym jantung,
fungsi lever dan elektrolit
Disability
• Kaji tingkat kesadaran
Eksposure
• Adanya edema ekstremitas
• Apakah ada hematom dan tanda
perdarahan nyata
Folley Cateter
• Pemasangan cateter urine
• Jumlah urine perjam dan warnanya
Gastric Tube
• Muntah dan mual
• NGT dipasang bila pasien mengalami
penurunan tingkat kesadaran
• Kaji faktor-faktor resiko lainnya seperti
Perokok berat, hipertensi, diabetesmelitus,
stres fisik dan mental, kurang berolah
raga, hiper kolesterol dll.
• Adakah gelisah atau seperti ketakutan,
Riwayat penyakit sekarang
Ø Alasan MRS
Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami adalah
pasien mengeluh sesak dan nyeri dada, sesak bertambah
jika aktifitas, keadaan lemah dan nafsu makana
menurun
Riwayat kesehatan Dahulu
Ø Mempunyai riwayat vaskuler : hipertensi, jantung
koroner, miokarditis, jantung kongenital, aritmia
Ø Mempunyai riwayat penyakit DM
Riwayat kesehatan keluarga
Terdapat riwayat pada keluarga dengan penyakit
vaskuler : HT, penyakit metabolik :DM
DIAGNOSA KEPERWATAN
1. Nyeri dada b.d iskemik miokard, ketidak seimbangan antara suplai
oksigen dengan kebutuhan miocard dan penurunan aliran darah
koroner.
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan frekueunsi, irama,
penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler sistemik, otot
infark dan kerusakan struktural
3. Perubahan perfusi jaringan cardiopulmonal b. d penurunan atau
penyumbatan aliran darah akibat vasokontriksi, hipovolemia,
kebocoran dan pembentukan tromboemboli
4. Cemas b.d penyakit kritis, takut mati
5. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan suplai oksigen miokard
dan kebutuhan, adanya iskemia atau nekrotik jaringan miocard
6. Potensial tidak efektifnya mekanisme koping dan penyesuaian
individu dan keluarga s/d perubahan status kesehatan.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri dada b.d iskemik miokard, ketidak
seimbangan antara suplai oksigen dengan
kebutuhan miocard dan penurunan aliran
darah koroner

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ½ jam klien
merasa berangsur-angsur berkurang sampai
dengan hilang
Kriteria Evaluasi
• Klien mengungkapkan rasa nyeri
berkurang sampai hilang
• Klien mampu mendemonstrasikan
penggunaan teknik relaksasi
• Klien menunjukkan menurunnya
tegangan, rileks, mudah bergerak
• TTV dbn
•Klien tampak tenang (perilaku
tidak gelisah)
•skala nyeri 1-3
•Klien dapat bekerja sama dalam
tindakan dan pengobatan
•Klien dapat menceritakan letak,
faktor pencetus, gambaran nyeri
Rencana tindakan :
1. Kaji dan catat tingkat nyeri serta faktor yang
memperberat rasa nyeri, lokasi, intensitas,lamanya,
kualitas dan penyebarannya
2. Observasi TTV dengan ketat terutama selama nyeri
berlangsung
3. Anjurkan pasien istirahat baring 24 – 30 jam pertama serta
beri posisi aman dan nyaman
4. Beri lingkungan yang tenang dan nyaman
5. Jelaskan kepada pasien dan keluarga penyebab timbulnya
nyeri dada.
6. Libatkan keluarga dalam tindakan keperawatan
e. Jelaskan penyebab dan kemungkinan faktor
pencetus (fisik dan emosional)
g. Jelaskan dan bantu dalam penghilangan nyeri
seperi :
- Perubahan posisi
- Distraksi (aktivitas dan latihan pernafasan)
- Masage
- Latihan relaksasi
Kolaborasi
1. Monitor EKG
2. Pemberian O2
3. Pemberian Petidin ataupun Morfin.
RASIONAL :
a.Intervensi yang cepat dapat mencegah
iskemia atau cedera lebih berat
b.Nyeri berat, menetap, tidak menghilang
dengan pemberian analgetik dapat
mengidentifikasikan infark menetap.
c. Aktivitas meningkatkan kebutuhan
oksigen yang dapat menimbulkan nyeri.
lanjutan …

d. Stimulasi lingkungan dapat


meningkatkan frekuensi jantung dan
dapat menimbulkan hipoksia jarigan
miokard, nyeri.
e. Penejelasan dengan tenang dapat
mengurangi stres yang berhubungan
dengan takut dan ketidaktahuan
lanjutan ….
f. Pemantauan jantung dapat membantu
membedakan varian angina akibat meluasnya
infark
g. Tindakan ini dapat membantu mencegah
rangsang nyeri dari pusat otak yang lebih tinggi
dengan menggantikan rasangsang nyeri dengan
rangsangan lain, relaksasi menurunkan
ketegangan otot, menurunkan frekuensi jantung,
dapat memperbaiki isi sekuncup, dan
meningkatkan indera kontrol klien terhadap
nyeri.
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan
frekueunsi, irama, penurunan
preload/peningkatan tahanan vaskuler sistemik,
otot infark dan kerusakan struktural
Tujuan :
Setelah dirawat selama 3X 24 jam klien mampu
mempertahankan stabilitas hemodinamik
Kriteria Evaluasi :
• T : 120/80, N : 88X/mnt, Urine 40-50 cc/jam
• Pusing hilang
• Suhu Akral hangat, merah dan kering
• Kapilary refill < 3 detik
• Klien mampu menunjukkan penurunan episode dispnea dan angina
• Tekanan darah, curah jantung dalam batas normal
• Klien mampu mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap
aktivitas
Rencana Tindakan :
• Kaji adanya hipotensi tiba-tiba
• Kaji parameter hemodinamik, curah jantung
• Observasi vital sign (N : T : S ) dan kapilarri refill setiap jam
• Monitor irama jantung, Sat O2
• Observasi produksi urin dan balance cairan
• Observasi tanda-tanda syok
• Berikan tirah baring
• Berikan lingkungan yang tenang
Kolaborasi:
1. Pemberian infus, Obat-obatan
2. pemberian oksigenasi
3. Foto thoraks
4. EKG
5. Periksan DL
Rasional :
1. Memenuhi kebutuhan perfusi otak dan
jaringan
2. Untuk mengetahui fungsi jantung dalam
upaya mengetahui lebih awal jika
terjadi ganguan perfusi
3. Infus untuk memenuhi kebutuhan cairan
intra vaskuler, mengatasi jika terjadi
asidosis mencegah kolaps vena.
 Meningkatkan perfusi ginjal dan
mengurangi udem
 Melihat tingkat perfusi dengan menilai
optimalisasi fungsi ginjal.
 Untuk melihat faktor-faktor predisposisi
peningkatan fungsi metabolisme
kllien sehingga terjadi peningkatan kerja
jantung.
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidak
seimbangan suplai oksigen miokard dan
kebutuhan, adanya iskemia atau nekrotik
jaringan miocard
Tujuan :
• Pasien dapat toleransi dalam beraktivitas
Kriteria Evaluasi :
• Frekuensi jantung atau irama jantung
dan tekanan darah dbn
• Kulit hangat dan kering
• Nyeri dada tidak ada
Rencana tindakan :
1.Kaji ulang tanda dan gejala yang menunjukkan tidak
tolerasi terhadap aktivitas
2.Catat dan dokumentasikan frekuensi jantung, irama
dan perubahan TD
3.Batasi aktivitas, batasi pengunjung dan tingkatkan
istirahat
4.Anjurkan klien menghindari peningkatan tekanan
abdomen dengan tidak mengedan saat defekasi
5.Monitor adanya tachicardi, disritmia, dyspnoe setelah
beraktivitas
6.Bantu klien dalam perawatan sehari-hari dan beri
periode istirahat terutama setelah makan
7.Beri oksigen selama berkativitas
8.Rencanakan aktivitas secara bertahap
PELAKSANAAN
Pelaksanaan merupakan realisasi dari
rencana keperawatan yang merupakan
bentuk riil yang dinamakan implementasi,
dalam implementasi ini haruslah dicatat
semua tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap klien dan setiap
melakukan tindakan harus
didokumentasikan sebagai data yang
menentukan saat evaluasi.
EVALUASI
Evaluasi adalah merupakan tahap akhir
dari pelaksaan proses keperawatan dan
asuhan keperawatan evaluasi ini dicatat
dalam kolom evaluasi dengan
membandingkan data terakhir dengan
data awal yang juga kita harus mencatat
perkembangan pasien dalam kolom
catatan perkembangan (SOAP)
PENKES
• Terlampir

Anda mungkin juga menyukai