Anda di halaman 1dari 18

MENAMPILKAN SIKAP YANG

SESUAI DENGAN HUKUM


Disusun oleh :
Nasikhin
Donny Kurniawan Kusuma Atmaja
PETA KONSEP
Menampilkan sikap yang sesuai
dengan Hukum

Kesadaran Hukum

Perilaku yang sesuai dengan Perilaku yang bertentangan dengan


Hukum Hukum dan sanksinya
Hukum yang berlaku pada suatu Negara hendaknya
disesuaikan dengan kepribadian Bangsa dan cara pandang
masyarakat terhadap hukum itu sendiri. Hukum adalah
bagian penting dalam upaya pengaturan kepribadian
Bangsa.
Upaya menegakkan hukum pada suatu Negara tidak
terlepas dari peran masyarakat sebagai penyusun hukum
itu sendiri. Hukum bersifat mengikat, maka setiap warga
Negara wajib mematuhi hukum yang telah dibuat dan
diberlakukan. Hukum juga mempunyai sanksi hukum bagi
Tujuan Hukum dan Manfaat Patuh
Terhadap Hukum
Hukum mempunyai tujuan untuk menjaga dan
memelihara ketertiban masyarakat, sekaligus
memenuhi rasa keadilan manusia. Semua masyarakat
tidak terkecuali harus tunduk, taat, dan bersikap
positif terhadap hukum.
Manfaat patuh kepada hukum adalah agar tidak
terjadi tindakan sewenang-wenang, adanya
keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan
terciptanya masyarakat yang aman, tertib, dan damai.
A. Kesadaran Hukum
Menurut Soerjono Soekanto, kesadaran hukum
sebenarnya merupakan kesadaran atau nilai-nilai
yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum
yang ada atau tentang hukum yang diharapkan ada.
Kesadaran hukum dipengaruhi oleh beberapa hal,
diantaranya :
1. Pengetahuan tentang hukum yang berlaku
2. Pemahaman terhadap isi hukum yang berlaku
3. Sikap terhadap hukum yang berlaku
4. Pola perilaku menurut hukum yang berlaku.
1. Perilaku yang Sesuai dengan Hukum

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, kita tidak


akan dapat mengabaikan semua aturan atau hukum yang berlaku.
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan
konsep nyata dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku
yang sesuai dengan sistem hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan
yang diperlihatkan oleh seorang warga negara secara langsung
menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya. Kepatuhan
hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran:
■ Memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku
■ Mempertahankan tertib hukum yang ada
■ Menegakkan kepastian hukum.
Ciri-ciri Perilaku yang Sesuai dengan Hukum
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum
yang berlaku dapat dilihat dari perilaku yang diperbuatnya seperti:
■ Disenangi oleh masyarakat pada umumnya
■ Tidak menimbulkan kerugian pada diri sendiri dan orang lain
■ Tidak menyinggung perasaan orang lain
■ Menciptakan keselarasan
■ Mencerminkan sikap sadar hukum
■ Mencerminkan kepatuhan terhadap hukum
Contoh Perilaku yang Mencerminkan
Sikap Patuh Terhadap Hukum

Perilaku yang mencerminkan sikap patuh


terhadap hukum harus kita tampilkan dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.

NEXT
Berikut diantaranya :

• Di lingkungan keluarga: • Di lingkungan sekolah


1. Patuh terhadap orang tua 1. Memakai seragam sekolah sesuai
2. Menjaga nama baik keluarga jadwal/hari.
3. Menghormati anggota keluarga 2. Datang dan pulang tepat waktu
4. Menaati aturan yang telah diputuskan 3. Memperhatikan guru ketika
bersama mengajar/menjelaskan
5. Mendengarkan nasihat terutama dari orang 4. Tidak mencontek ketika sedang ulangan
tua 5. Belajar dengan tertib dikelas

• Di lingkungan masyarakat: • Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara:


1. Ikut serta dalam kegiatan di masyarakat. 1. Menjaga nama baik Bangsa dan Negara.
2. Menjaga nama baik lingkungan masyarakat. 2. Membuat/memiliki kartu tanda penduduk (KTP)
jika sudah cukup umur.
3. Tidak atau menghindari perbuatan yang bisa
3. Mempunyai surat ijin mengemudi (SIM) ketika
membuat warga resah. sedang mengendarai kendaraan.
4. Taat dan patuh terhadap aturan yang ada. 4. Ikut serta dalam kegiatan Pemilihan Umum jika
5. Selalu berusaha menjaga ketertiban, sudah cukup umur.
keamanan, dan ketentraman. 5. Membayar pajak.
2. Perilaku yang Bertentangan dengan
Hukum Beserta Sanksinya
A. Perilaku yang Bertentangan dengan Hukum
Perbuatan yang bertentangan dengan hukum dapat diartikan perbuatan melanggar
hukum. Perbuatan melanggar hukum dapat diartikan suatu perbuatan atau kelalaian yang
melanggar hak-hak orang lain atau bertentangan dengan kesusilaan dalam pergaulan
masyarakat, terhadap pribadi atau orang lain, yaitu perbuatan yang bertentangan dengan
undang-undang.
Kurangnya kesadaran hukum menjadi sebab perilaku menentang hukum muncul. Perilaku
menentang hukum bisa disebabkan oleh 2 hal, yaitu:
1. Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap kebiasaan bahkan kebutuhan.
2. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntunan kehidupan.
Contoh Perilaku yang Bertentangan
dengan Hukum
Tindakan atau perilaku yang bertentangan dengan
hukum dapat menciptakan ketidaknyamanan
dalam lingkungan masyarakat, keluarga, sekolah,
maupun Negara. Perilaku ini sangat berlawanan
dengan perilaku yang sesuai dengan hukum yang
telah kita bahas tadi. Perilaku yang bertentangan
dengan hukum ini harus kalian hindari dalam
kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah contoh-contoh perilaku yang bertentangan
dengan Hukum :
• Dalam lingkungan keluarga : • Dalam lingkungan sekolah :
1. Mengabaikan perintah orang tua 1. Tidak jujur (mencontek) ketika ulangan
2. Mengganggu adik atau kakak yang sedang 2. Datang terlambat ke sekolah
belajar 3. Bolos sekolah
3. Mengabaikan nasihat anggota keluarga 4. Tidak memperhatikan ketika guru
4. Tidak menghormati anggota keluarga menjelaskan
5. Mencemarkan nama baik keluarga 5. Tidak memakai pakaian sesuai jadwal

• Dalam lingkungan masyarakat : • Dalam kehidupan berbangsa dan


1. Tidak ikut serta dalam kerja bakti tanpa alasan bernegara
yang jelas 1. Tidak mempunyai KTP padahal usia sudah
2. Melecehkan tetangga sekitar
mencukupi.
3. Tidak membayar iuran yang telah disepakati
4. Tidak patuh terhadap peraturan yang telah 2. Tidak memiliki SIM ketika berkendara
ditetapkan 3. Melakukan tindak pidana
5. Tidak menjaga ketertiban, keamanan, dan 4. Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas
ketentraman 5. Tidak membayar pajak
B. Sanksi
Perilaku yang bertentangan dengan hukum menimbulkan
dampak negatif bagi kehidupan pribadi maupun kehidupan
bermasyarakat. Ketidaknyamanan dan ketidakteraturan tentu
saja akan selalu meliputi kehidupan kita jika hukum sering
dilanggar atau tidak ditaati. Untuk mencegah terjadinya
tindakan pelanggaran terhadap norma atau hukum, maka
dibuatlah sanksi dalam setiap norma atau hukum tersebut.
Hal ini dilakukan agar si pelaku pelanggaran jera dan tidak
akan mengulangi perbuatannya lagi. Sanksi sendiri ialah
tindakan-tindakan (hukuman) untuk memaksa seseorang
menaati aturan atau menaati ketentuan undang-undang.
Sanksi dari Norma-Norma yang Berlaku
di Masyarakat
Sanksi terhadap pelanggaran itu amat
banyak ragamnya, misalnya sanksi hukum,
sanksi sosial, dan sanksi psikologis. Sifat dan
jenis sanksi dari setiap norma atau hukum
berbeda satu sama lain. Akan tetapi dari segi
tujuannya sama, yaitu untuk mewujudkan
ketertiban dalam masyarakat.
Berikut ini sanksi dari norma-norma yang berlaku di masyarakat.

• Norma Agama • Norma Kesusilaan


Norma Agama adalah petunjuk hidup yang bersumber dari Norma Kesusilaan adalah pedoman pergaulan hidup yang
Tuhan yang disampaikan melalui utusan-utusanNya bersumber dari hati nurani manusia tentang baik-buruknya
(Rasul/Nabi) yang berisi perintah, larangan atau anjuran- suatu perbuatan.
anjuran. Contoh: berlaku jujur, menghargai orang lain
Contoh: Beribadah, tidak berjudi, suka beramal Sanksi:
Sanksi : Tidak tegas, karena hanya diri sendiri yang merasakan
Tidak langsung karena akan diperoleh setelah meninggal (merasa bersalah, menyesal, malu dan sebagainya)
dunia (pahala atau dosa).

• Norma Hukum
• Norma Kesopanan Norma Hukum adalah pedoman hidup yang dibuat oleh
Norma Kesopanan adalah pedoman hidup yang timbul dari badan yang berwenang mengatur manusia dalam
hasil pergaulan manusia di dalam masyarakat. kehidupan berbangsa dan bernegara (berisi perintah dan
Contoh: menghormati orang yang lebih tua, tidak berkata larangan)
kasar, menerima dengan tangan kanan Contoh: harus tertib, harus sesuai prosedur, dilarang
Sanksi: mencuri
Tidak tegas, tapi dapat diberikan oleh masyarakat dalam Sanksi:
bentuk celaan, cemoohan atau pengucilan dalam pergaulan Tegas dan nyata serta mengikat dan memaksa bagi setiap
orang tanpa kecuali.
*Tambahan :
■ Sanksi norma hukum adalah tegas dan nyata. Hal tersebut mengandung
pengertian sebagai berikut:
- Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material telah di atur.
- nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar
hukuman berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya.

■ Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah orang
dari perbuatan melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni sanksi
psikologis. Sanksi psikologis dirasakan dalam batin kita sendiri. Jika seseorang
melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tentu saja di dalam batinnya ia
merasa bersalah. Selama hidupnya ia akan dibayang-bayangi oleh
kesalahannya itu. Hal ini akan sangat membebani jiwa dan pikiran kita. Sanksi
inilah yang merupakan gerbang terakhir yang dapat mencegah seseorang
melakukan pelanggaran terhadap aturan.
KESIMPULAN
Sikap taat terhadap hukum dapat dibiasakan dalam
kehidupan sehari-hari apabila ditanamkan dalam diri
bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama. Tidak
ada satupun manusia yang boleh melanggar hak orang
lain. Selain itu, setiap manusia harus yakin bahwa hukum
diciptakan demi terjadinya keteraturan dan kebaikan bagi
manusia itu sendiri, bukan untuk menghukum setiap
pelanggaran yang dilakukan manusia. Hukum ditegakkan
juga untuk kebaikan manusia itu sendiri karena dengan
adanya hukum hidup manusia akan lebih terarah dan
memiliki pedoman hidup yang akan mengatur segala
tingkah laku manusia agar menuju kebaikan bukan untuk
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai